PENDAHULUAN
1
7. Untuk Mengetahui Apa Itu Pendapatan Dan Beban
8. Untuk Mengetahui Apa Itu Exposure Darf Akuntansi Transaksi
Asuransi Syariah Menurut PSAK NO. 108
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Dasar Hukum
Perintah Allah untuk persiapan hari depan (Qsal-Hasyr: 18)
4
tabarru dan dana
investasi
Peran perusahaan Perusahaan hanya Perusahaan jadi
sebagai pengelola pemilik dana peserta
Desain produk Terhindar dari riba, Produknya sering
maysir dan gharar melibatkan unsur riba,
maysir dan gharar
Objek wisata Dana investasi asuransi Tidak ada larangan
disertakan ke investasi untuk itu, bisa
yang sesuai dengan diinvestasikan pada apa
hukum syariah saja
Pola marketing Terikat dengan etika Tidak
ekonomi dan bisnis
islam
Pembayaran klaim Berasal dari Berasal dari rekening
dana tabarru perusahaan
Surplus under writing Dibagikan kembali Menjadi milik
kepada peserta perusahaan
Kebijakan Dana Tidak Ada Ada
Hangus
Budaya perusahaan Berdasarkan budaya Berdasarkan nilai
kerja islami universal dan
kemanusiaan
GCG GCG mengacu pada GCG hanya mengacu
hukum syariah dan pada hukum positif
positif
Kewajiban lain Dibebani beban pajak Tidak ada kewajiban
pajak
5
4. Amanah ( trustworthy / al-amanah )
Prinsip amanah dalam organisasi perusahan dapat terwujud dalam
nilai-nilai akuntabilitas (pertanggungjawaban) perusahaan melalui
penyajian laporan keuangan tiap periode.
5. Kerelaan ( al-ridha )
Dalam bisnis asuransi, kerelaan (al-ridha) dapat diterapkan pada
setiap anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal
untuk merelakan sejumlah dana (premi) yang disetorkan ke perusahan
asuransi, yang difungsikan sebagai dana sosial (tabarru).
6. Larangan riba
8. Larangan gharar
Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida’ yaitu suatu
tindakan yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.
6
3. Wakalah
Berbeda dengan akad mudharabah, yaitu akad wakalah , Takaful
berfungsi sebagai wakil peserta dimana dalam menjalankan fungsinya
(sebagai wakil), Takaful berhak mendapatkan biaya jasa (fee) dalam
mengolah keuangan mereka. Dalam konteks yang ideal , Takaful tidak
lagi mendapatkan bagi hasil karena seluruh dana beserta hasil
investasinya menjadi hak penuh peserta, namun pihak pengelola
berhak mengenakan biaya manajemen atau biaya Operasional.
2.6 Penyajian Laporan Keuangan
1. Neraca
Dalam penyajian Neraca, Aktiva, dan Kewajiban tidak
dikelompokan berdasarkan lancar dan tidak lancar ( unclassfield ) tetapi
mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban
kepada tertanggung. Dengan demikian laopran keuangan menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada
tertanggung. Aktiva disajikan dengan menempatkan akun investasi pada
urutan pertama diikuti akun akun aktiva yang lain disajikan berdasarkan
urutan likuiditas. Kewajiban disajikan dengan menetapkan akun kewajiban
kepada tertanggung pada urutan pertama dan diikuti oleh akun – akun
kewajiban yang lain dan sebelum ekuitas
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi disajikan dalam bentuk multi step. Pendapatan
permi disajian sedemikian rupa, sehingga menunjukan permi bruto, permi
asuransi dan kenaikan ( penurunan) permi yang belum merupakan
pendapatan. Permi asuransi disajikan sebagai pengurangan permi bruto.
Bagian reasedur atas klaim yang akan disetujui atau dibayar dan
estimasi reasedur atas klaim yang terjadi namun belum dilaporkan,
disajikan pengurangan beban klaim.
Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi merupakan
pengurangan beban komisi. Dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih
besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai
pendapatan dalam laporan laba rugi.
3. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi pengungkapan seperti
ditentukan pleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali
dinyatakan lain seperti yang ditentukan dalam paragraph 45 PSAK No.
36 yaitu :
Kebijakan akuntansi
Biaya Akusisi Ditangguhkan
Kewajiban Kepada Pemegang Polis
7
Hutang Subordinasi
Ekuitas Asuransi Jiwa Bersama
Pendapatan Permi Bruto
Klaim dan Manfaat
2) Pengakuan Beban
a. Beban Klaim
Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugiaan
terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim
yang disetujui ( settled claim ) kali dalam proses penyelsaian (
outstanding claim ), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan
dan beban penyelsaian klaim ( claim settlement expenses ) diakui
sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk
memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban
klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam penyelsaian
termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan
berdasarkan estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses
penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi
kalim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba
rugi pada periode terjadinya perubahan.
b. Beban Akuisisi
Biaya akuisisi dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria
karena kewajiban manfaat polis masa depan menggunakan
metode tingkat permi murni ( Net Level Premium Method)
8
Akad asuransi syariah jangka pendek adalah akad asuransi
sariah yang memberikan periode sampai dengan dua belas
bulan.
Akad asuransi syariah jangka panjang adalah akad asuransi
selain akad asuransi syariah jangka pendek
Dana peserta adalah semua dana milik peserta secara individual
dan kolektif berupa dana tabarru dan dana investasi.
Kontribusi peserta adalah jumlah bruto yang menjadi kewajiban
peserta untuk porsi resiko dan ujrah
Alokasi surplus/defisit underwriting
2. Karakteristik
Karakteristik dari transaksi asuransi syariah itu sendiri memiliki
perbedaan dengan asuransi konvensional yaitu :
3. Definisi
Cadangan dana tabarru’ adalah cadangan yang dibentuk dari
surplus underwriting yang tidak dibagikan kepada peserta dan entitas
pengelola.
Dana peserta adalah semua dana baik berupa dana tabarru’ maupun
dana investasi.
Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (claim incurred but not
reported) adalah jumlah penyisihan untuk klaim yang terjadi, tetapi belum
dilaporkan sampai akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut termasuk
9
beban penanganan dikurangi beban klaim yang menjadi kewajiban
reasuransi.
4. Pengakuan Awal
Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dari dana tabarru’
dalam dana peserta.
Bagian pembayaran dari peserta untuk investasi diakui sebagai:
a. dana syirkah temporer jika menggunakan akad mudharabah
atau mudharabah musytarakah; dan atau
b. kewajiban jika menggunakan akad wakalah.
Pada saat entitas asuransi menyalurkan dana investasi yang
menggunakan akad wakalah bil ujrah, entitas mengurangi
kewajiban dan melaporkan penyaluran tersebut dalam laporan
perubahan dana investasi terikat.
Bagian kontribusi untuk ujrah/fee diakui sebagai pendapatan
dalam laporan laba rugi dan menjadi beban dalam laporan surplus
defisit underwriting dana tabarru’.
10
sebagian sebagai cadangan dana tabarru’ dan sebagian lainnya
didistribusikan kepada peserta; atau
sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, sebagian
didistribusikan kepada peserta, dan sebagian lainnya
didistribusikan kepada entitas asuransi syariah.
Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepada peserta dan bagian surplus underwriting
dana tabarru’ yang didistribusikan kepada entitas pengelola diakui
sebagai pengurang surplus dalam laporan perubahan dana tabarru’.
11
dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan.
Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan dikurangi
beban klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.
Penyisihan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan
sebagai beban dalam laporan surplus defisit underwriting dana
tabarru’. Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:
6. Penyajian
Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepada peserta disajikan secara terpisah pada pos
12
“bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan
kepada peserta” dan bagian surplus yang didistribusikan kepada
entitas asuransi syariah disajikan secara terpisah pada pos “bagian
surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepada
pengelola” dalam laporan perubahan dana tabarru’.
Penyisihan teknis disajikan secara terpisah pada kewajiban
dalam neraca. Dana tabarru’ disajikan sebagai dana peserta yang
terpisah dari kewajiban dan ekuitas dalam neraca. Cadangan dana
tabarru’ disajikan secara terpisah pada laporan perubahan dana
tabarru’.
7. Pengungkapan
Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait kontribusi,
tetapi tidak terbatas pada:
13
Jenis penyisihan teknis (saldo awal, jumlah yang
ditambahkan dan digunakan selama periode
berjalan, dan saldo akhir);
Dasar yang digunakan dalam penentuan jumlah
untuk setiap penyisihan teknis dan perubahan basis
yang digunakan.
Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait cadangan
dana tabarru’, tetapi tidak terbatas pada:
14
BAB III
STUDY KASUS
15
melanjutkan sidang kasus ini kemarin (18/10) setelah sebelumnya proses
mediasi menemui jalan buntu. Pada sidang hari itu acara yang
dilaksanakan adalah Jawaban dari Prudential atas Gugatan Victor. Inti
jawaban Prudential adalah membantah seluruh tuduhan Victor yang
menyatakan Prudential telah melanggar perjanjian Polis Asuransi dengan
Eva. Justru sebaliknya Prudential menuduh Eva telah berbohong karena
ketika mengajukan asuransi pokok dan tambahan, ia tidak mengaku kalau
mengidap penyakit jantung. Itu lah yang menjadi dasar bagi penolakan
klaim Victor ketika istrinya meninggal dunia. Itu lah intinya. Oke. Detail
perkara dan proses persidangan itu biarlah berjalan. Adu dalil atau
bantahan biarlah menjadi jatah para kuasa hukum (pengacara) mereka.
Yang hendak penulis garis bawahi adalah preseden apa dari kasus ini
ditinjau dari sisipengaruhnya terhadap masyarakat. Memang jika dilihat
dari argumen-argumen kedua pihak yang berperkara ini sama-sama punya
alasan. Yang satunya menggugat wanprestasi dan menuntut klaimnya
dibayar, sedangkan lawannya menolak karena merasa nasabah
menyembunyikan penyakitnya. Ini memang debatable. Sepengetahuan
penulis, selama ini memang calon nasabah yang hendak mengikuti
program asuransi dilarang menyembunyikan riwayat penyakitnya. Yang
menjadi masalah di sini adalah sangat jarang, bahkan mungkin belum
pernah ditemui adanya syarat formal sebuah medical check up kesehatan
calon nasabah. Hal ini akan menjadi masalah besar jika ternyata“nasabah
sendiri tidak mengetahui bahwa ia mengidap suatupenyakit”Ada sebuah
lubang besar persengketaan disini. Yang bisa menjadi penghambat
kepastian berasuransiitu. Di sadari atau tidak ini akan sangat “menakut”
kan nasabah. Bisa terjadi kekhawatiran yangberalasan bagi nasabah lain.
Tentu saja mengenai kepastian pembayaran klaim itu. Terhadap kasus ini.
Mengingat mediasi yang diharapkan menjadi penyelesaian terbaik ternyata
gagal. Yang akan sangat berperan nantinya adalah bukti. Sebuah
pembuktian bahwa :
Apakah benar Almarhumah Eva menyembunyikan riwayat
penyakit jantungnya?
Apakah benar Prudential telah wanprestasi (ingkar janji) terhadap
perjanjian yang telah tercantum di polis asuransi?
Untuk bukti yang pertama jelas adalah kewajiban Prudential
untukmembuktikannya. Jika ia bisa membuktikan secara tertulis,
diantaranya hasil medical check up nasabah sebelum perjanjian polis yang
jelas menyatakan bahwa Almarhumah Eva mengidap penyakit jantung.
Dan riwayat ini tidak diserahkan oleh calon nasabah. Maka jelas
penolakan klaim oleh prudential itu layak diterima secara hukum. Namun
jika tidak ada, atau bukti yang diajukan adalah hasil pemeriksaan setelah
yang bersangkutan meninggal. Maka bukti itu akan sangat lemah. Apalagi
16
jika dalam syarat penandatanganan polis asuransi tidak di perjanjikan
adanya medical check up. Terkecuali pihak Prudential menganggap
memiliki bukti lain yang cukup untuk itu. Untuk bukti yang kedua tentu
saja masih sangat terkait dengan bukti pertama. Yakni polis asuransi itu
sendiri. Bukti ini menjadi penguat saat kebohongan/penyembunyian
riwayat penyakit nasabah ini terbukti atau tidak terbukti. Di luar itu
semua. Penulis sangat menyayangkan kegagalan proses mediasi itu.
Karena jikaPrudential berpikir panjang dengan menimbang masih adanya
“lubang-lubang” persengketaan itu. Yang tentu saja nantinya harus
diperbaiki secara profesional. Maka langkah yang paling bijak
sesungguhnya adalah membayar saja klaim itu. Almarhumah Eva menurut
riwayatnya telahmenjadi nasabah perusahaan asuransi ini sejak tahun 2007
dan meninggal pada tahun 2009. Dapatlah dianggap cukup loyal. Apalagi
diketahui bahwa kubu Victor ternyata dalam proses mediasi bersedia
menurunkan tuntutan klaim asuransi menjadi sebesar Rp.80 juta saja.
Suatu jumlah yang “kecil” untuk perusahaan asuransi semapan Prudential.
Belum lagi jika Prudential mau mempertimbangkan efek positif terhadap
pembayaran klaim itu. Yaitu kepercayaan masyarakat yang semakin
meningkat dalam hal sadar berasuransi. Dengan memandang kepastian
dalam asuransi itu. Wacana ini tentu saja bukan untuk Prudential saja. Tapi
secara umum untuk perusahaan lain para pelaku bisnis asuransi. Harap
diingat, tren menanjakknya jumlah nasabah bukan semata karena tawaran
perlindungannya namun cenderung adalah karenabumbu pemikat
investasinya yaitu“unit link” misalnya. Maka kepercayaan dan kepastian
perlindungan itu haruslah diperhatikan kembali dengan seksama. Saya
berkeyakinan jika produk tambahan seperti unit link ini tidak ditawarkan.
Jumlah peminat asuransi (jiwa) akan jalan di tempat. Mudah-mudahan
sengketa ini dapat diselesaikan dengan baik. Perdamaian tetap dapat
dilaksanakan meskipun proses beracara itu tetap berjalan. Yang jelas
komitmen untuk menjadikan masyarakat sadar dan yakin berasuransi
haruslah tetap dikedepankan.Tak terlalu penting sebuah kemenangan atau
pun kekalahan jika telah berproses secara mati-matian di pengadilan.
Tidak terlalu nyata/ada untungnya. Menang jadi arang kalah jadi abu.
Berdamailah. Carilah jalan terbaik untuk semua.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum
sempurna. Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifat nya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan penyusun juga berharap
pembaca dapat mengambil manfaat dan meningkatkan wawasan serta
pengetahuan tentang asuransi syariah.
18