Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
“GESEKAN STATIS DAN GESEKAN KINETIS”

TANGGAL PENGUMPULAN : 24 SEPTEMBER 2017


TANGGAL PRAKTIKUM : 19 SEPTEMBER 2017
WAKTU PRAKTIKUM : 07.30-10.00 WIB

NAMA : RESTU MIFTAHUL JANNAH


NIM : 11170163000069
KELOMPOK / KLOTER : 2 (DUA) / 1 (SATU)
NAMA ANGGOTA :
1. NOFITA ABDILAH (11170163000061)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 1B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
“GESEKAN STATIS DAN GESEKAN KINETIS”

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat lebih memahami tentang Hukum Newton
2. Menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis
3. Dapat menentukan percepatan benda yang bergerak diatas bidang miring
4. Dapat lebih memahami konsep materi dinamika dalam perkuliahan Fisika Dasar
5. Menentukan variable bebas dan variable terikat

B. DASAR TEORI
Gaya yang ada dikehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk dorongan atau
tarikan terhadap sebuah benda. Misalnya ketika kita menimba air disumur, mendorong
meja, menarik koper, berate kita telah memberikan gaya terhadap benda tersebut. Tetapi
gaya tidak selalu menyebabkan benda bergerak, seperti apel yang jatuh dari pohon, atau
suatu benda yang jatuh dari suatu ketinggian tertentu karena gaya gravitasi.
Sebuah gaya memiliki arah dan besaran, sehingga merupakan vector yang
mengikuti aturan-aturan penjumlahan vector. Kita dapat menyatakan gaya apapun pada
sebuah diagram dengan sebuah tanda panah. Arah tanda panah tersebut merupakan arah
gaya dorongan atau tarikan., dan panjangnya digambarkan sebanding dengan besar gaya.
(Gancoli, 2012).
1. Hukum I Newton
Pada tahun 384-322 SM, seorang ilmuan yang bernama Aristoteles meyakini
bahwa benda akan tetap bergerak selama ada gaya yang mempengaruhinya. Menurutnya,
diam adalah keadaan alami sebuah benda. Maka dari itu, diperlukan gaya untuk
mempertahankan sebuah benda agar tetap bergerak .
Lalu setelah datangnya ilmuan baru yang bernama Galileo setelah 2000 tahun
kemudian, ia menanggapi penemuan Aristoteles ini dengan pandangan yang berbeda.
Menurutnya, sama alaminya sebuah benda untuk bergerak untuk sebuah benda bergerak
dengan kecepatan tetap ataupun diam.
Berdasarkan penemuan ini, Isaac Newton membangun teor geraknya yang
terkenal. Analisis Newton tentang gerak dirangkum dalam “tiga hokum gerak”nya yang
terkenal. Dalam karya besarnya, Principia (diterbitkan tahun 1687). Newton menyatakan
terima kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya, hukum gerak Newton pertama
sangat dekat dengan kesimpulan Galileo. (Giancoli, 2012).
“Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan terus bergerak denag
kecepatan tetap.”
Ini berarti bena cenderung untuk mempertahankan keadaannya atau bersifat
lembam. Oleh Karena itu hukum newton disebut juga hukum kelembamam.

∑𝐹 = 0

a=0
2. Hukum II Newton
Bagaimana pengaruh luar mempengaruhi perubahan kondisi gerak suatu benda?
Hal ini dijawab dengan hukum II Newton. Karena keadaan alami suatu benda adalah
bergerak dengan kecepatan tertentu (diam adalah bergerak dengan ~v = 0), maka masuk
akal bila dikatakan pengaruh luar akan menyebabkan perubahan kecepatan ∆~v. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa pengaruh luar tersebut akan menyebabkan percepatan
“Benda yang yang mendapat gaya akan mengalami percepatan yang besarnya
sebanding dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah resultan gaya.”
Dari bunyi hukum tersebut sudah jelas bahwa hukum II newton menggunakan
konsep massa. Lebih tepat lagi dapat dikatakan bahwa massa adalah ukuran inersia suatu
benda. Makin besar massa yang dimiliki suatu benda, makin sulit merubah geadaan
geraknya. Lebih sulit menggerakkan dari keadaan diam, atau memberhentikannya ketika
sedang bergerak, atau merubah gerakannya keluar dari lintasan yang lurus.
pada benda.

∑ 𝐹 = 𝑚. 𝑎

Hukum II newton menghubungkan antara deskripsi gerak dengan penyebabnya


yaitu gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika. Dari hukum II
kedua kita bias menyimpulkan yang lebih tepat tentang gaya sebagai sebuah aksi yang
bias mempercepat sebuah benda.
3. Hukum III Newton
Hukum Newton ketiga memberikan informasi tentang sifat gaya. Gaya yang
bekerja pada sebuah benda berasal dari benda lain yang ada di lingkungannya. Dari fakta
serta eksperimen diketahui bahwa ketika sebuah benda memberi gaya pada benda kedua,
banda kedua juga akan memberi gaya pada benda pertama tadi. Walaupun secara prinsip,
sifat gaya-gaya tadi tidak dapat dipastikan kecuali lewat eksperimen, tetapi kita dapat
memahaminya melalui pengandaian berikut ini. Ditinjau suatu sistem yang terdiri dari
dua partikel. Bila tidak ada gaya dari luar sistem yang mempengaruhinya, sistem tadi
sebagai satu kesatuan, tampak tidak mengalami pengaruh luar, sehingga seharusnya
sistem tersebut akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, sesuai hukum
newton kedua. Kita dapat memilih suatu kerangka acuan di mana sistem dalam keadaan
diam. Sekarang seandainya antara benda pertama dan benda kedua dalam sistem saling
memberi gaya pada yang lain, maka semua total gaya seharusnya nol, karena sistem tidak
berubah keadaan geraknya. Jadi gaya yang diberikan benda pertama pada benda kedua ~
F21 ditambah dengan gaya yang diberikan benda kedua pada benda pertama F12 harus
sama dengan nol, yang berarti :
F21 = − F12
“Ketika sebuah benda memberikan gaya (aksi) kepada benda kedua, makan
benda kedua tersebut memberikan gaya (reaksi) sama besar terhadap benda pertama
tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.”
Gaya gesek ada gaya yang timbul akibat gesekan dua benda yang saling
bersentuhan secara langsung dan arah gaya gesek berlawanan dengan arah gerak benda.
Semakin kasar permukaan benda yang salng beserntuhan, makan semakin besar gaya
gesek yang ditimbulkan. Gaya gesekan dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Gaya gesekan statis (fs)
Yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda dalam keadaan diam yang nilainya
dimulai dari 0 sampai nilai maksimum.
fs = µs . N
Nilai fs antara 0 sampai maksimum. fs bernilai apabila tidak ada gaya luar yang
bekerja pada benda dan nilainya maksimum pada saat akan bergerak.
2. Gaya gesekan kinetis (fk)
Yaitu gaya gesekan yang bekerja ketka benda dalam keadaan bergerak
Fk = µk . N
Pada umumnya gaya gesek statis lebh besar dari gaya gesek kinetis.
fs > fk => µs > µk
3. Hubungan gaya gesek dengan gaya normal

Dengan :
N : Gaya normal benda, yaitu gaya yang diberikan bidang pada benda, tegak lurus
dengan bidang
Fx : Komponen gaya menarik atau mendorong yang sejajar bidang yang
menyebabkan akan pergeseran benda
4. Konsep mencari gaya gesek
Jika F < fs, maka benda dalam keadaan diam sehingga fg = F
Jka F = fs, maka benda tepat akan bergerak sehingga fg = fs
Jika F > fs, maka benda akan bergerak sehingga fg = fk
C. ALAT DAN BAHAN

NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN


1

Balok
(untuk percobaan gaya gesek statis)

Balok permukaan licin

Balok permukaan kasar

Balok bermassa yang berbeda


(untuk percobaan gaya gesek
kinetis)
5

Penyangga
6

Mistar

Papan inklinasi
8

Stopwatch

D. LANGKAH KERJA
1. Koefisien Gesek Statis
a.) Variable bebas : Permukaan balok
b.) Variable terikat : Pamjang lintasan (x)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1 Siapkan papan, satu buah balok dengan
sebelah permukaan kasar dan sebelah
lagi permukaan licin, juga besi
penyangga. Letakkan balok diujung
atas bidang miring papan secara
mendatar dan letakkan besi penyangga
diujung papap yang diatasnya terdapat
balok seperti gambar disamping.
Ukur ketinggian tinggi besi penyangga
menggunakan mistar.

Lalu gerakkan besi penyangga secara


perlahan kearah dalam papan (sudut
papan terkecil). Ketika balok sudah
mulai bergerak turun, hentikan
penyangga.
Ukur panjang lintasan dimana balok
sudah mulai bergerak.

Catat hasil panjang lintasan dan tinggi


besi penyangga

Lakukan berulang dengan permukaan


halus 10 kali dan permukaan kasar 10
kali.
2. Koefisien Gesek Kinetis
a.) Variable bebas : Panjang lintasan (x)
b.) Variable terikat : Waktu (t)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1 Siapkan papan inklinasi, dua buah
balok dengan massa yang berbeda (m2
> m1) dengan massa yang lebih ringan
(m1) terdapat permukaan kasar dan
licin, dan stopwatch. Hubungkan dua
buah balok menggunakan benang nilon.
Letakkan balok (m1) diatas papan
mendatar dan tahan balok dengan
keaadaan diam, dan gantungkan balok
(m2) menggantung bebas seperti
gambar disamping.
Ukur panjang lintasan balok (m1)
terhadap ujung katrol papan inkilnasi.

Lepaskan balok (m1) dan nyalakan


stopwatch, lalu catat waktu yang
dibutuhkan untuk balok (m1) sampai
keujung katrol.

Catat hasil percobaan


Lakukan berulang dengan permukaan
halus 10 kali dan permukaan kasar 10
kali.

E. DATA PERCOBAAN
Percobaan I (pengukuran koefisien gesek statis)
1. Gesek Statis
a.) Permukaan Licin
Ulangan x (m) y (m) µs
1 2,52 x 10-1 1 x 10-1 0,39
2 3,53 x 10-1 1 x 10-1 0,28
3 2,48 x 10-1 1 x 10-1 0,40
4 2,21 x 10-1 1 x 10-1 0,45
5 3,18 x 10-1 1 x 10-1 0,31
6 2,20 x 10-1 1 x 10-1 0,45
7 3,48 x 10-1 1 x 10-1 0,28
8 2,98 x 10-1 1 x 10-1 0,33
9 2,45 x 10-1 1 x 10-1 0,41
10 3,13 x 10-1 1 x 10-1 0,32
Rerata 2,90 x 10-1 1 x 10-1 0,36

b.) Permukaan Kasar


Ulangan x (m) y (m) µs
1 2,10 x 10-1 1 x 10-1 0,47
2 2,88 x 10-1 1 x 10-1 0,34
3 3,14 x 10-1 1 x 10-1 0,31
4 3,34 x 10-1 1 x 10-1 0,29
5 3,15 x 10-1 1 x 10-1 0,31
6 2,99 x 10-1 1 x 10-1 0,33
7 3,02 x 10-1 1 x 10-1 0,33
8 2,78 x 10-1 1 x 10-1 0,35
9 3,40 x 10-1 1 x 10-1 0,29
10 2,53 x 10-1 1 x 10-1 0,39
Rerata 2,93 x 10-1 1 x 10-1 0,34

Percobaan II (pengukuran koefisien gesek kinetis)


2. Gesek Kinetis
a.) Permukaan Licin
M1 = 0,0692 kg
M2 = 0,1335 kg
g = 9,8 m/s2
Ulangan Jarak tempuh Waktu Percepatan µk
x (m) t (s) a (m/s2)
1 5,5 x 10-1 0,49 2,29 1,24
2 5,0 x 10-1 0,45 2,47 1,19
3 4,5 x 10-1 0,40 2,81 1,09
4 4,0 x 10-1 0,36 3,08 1.00
5 3,5 x 10-1 0,33 3,21 0,96
6 3,0 x 10-1 0,31 3,12 0,99
7 2,5 x 10-1 0,20 6,25 0,06
8 2,0 x 10-1 0,17 6,92 -0,13
9 1,5 x 10-1 0,14 7,65 -0,35
10 1,0 x 10-1 0,14 5,10 0,40
Rerata 3,25 x 10-1 0,299 4,29 0,65
b.) Permukaan Kasar
M1 = 0,0692 kg
M2 = 0,1335 kg
g = 9,8 m/s2
Ulangan Jarak tempuh Waktu Percepatan µk
x (m) t (s) a (m/s2)
1 5,5 x 10-1 0,56 1,75 1,40
2 5,0 x 10-1 0,45 2,47 1,19
3 4,5 x 10-1 0,40 2,81 1,08
4 4,0 x 10-1 0,39 2,62 1,14
5 3,5 x 10-1 0,32 3,41 0,90
6 3,0 x 10-1 0,30 3,33 0,93
7 2,5 x 10-1 0,26 3,69 0,82
8 2,0 x 10-1 0,26 2,95 1,04
9 1,5 x 10-1 0,20 3,75 0,80
10 1,0 x 10-1 0,19 2,77 1,10
Rerata 3,25 x 10-1 0,333 2,96 1,04

c.) Tegangan Tali


M1 = 0,0692 kg
M2 = 0,1335 kg
g = 9,8 m/s2
Ulangan µk Tegangan tali
1 1,24 1,00
2 1,19 0,98
3 1,09 0,94
4 1.00 0,90
5 0,96 0,88
6 0,99 0,89
7 0,06 0,47
8 -0,13 0,39
9 -0,35 0,29
10 0,40 0,63
Rerata 0,65 0,737

F. PENGOLAHAN DATA
1. Permukaan Licin
Koefisien Gesek Kinetis
Diket. SD
𝑛
x = 32,5 cm = 3,25 x 10-1 m
∑ = ±4,26
t = 0,3 s
𝑖=1
a = 4,29 m/s²
g = 9,8 m/s2
m1 = 0,0692 kg
m2 = 0,1335 kg
Dit. 𝜇𝑘 ?
Jawab :
𝑚2 𝑎 𝑚1+𝑚2
𝜇𝑘 = 𝑚1 - 𝑔 [ ]
𝑚1
0,1335 4,29 0.0692 + 0,1335
= 0,0692 - [ ]
9,8 0,0692

= 4,26
2. Permukaan kasar
Koefisien Gesek Kinetis
Diket. SD
𝑛
x = 32,5 cm = 3,25 x 10-1 m
∑ = ±11,15 𝘹 10−2
t = 0,3 s
𝑖=1
a = 2,96 m/s²
g = 9,8 m/s2
m1 = 0,0692 kg
m2 = 0,1335 kg
Dit. 𝜇𝑘 ?
Jawab :
𝑚2 𝑎 𝑚1+𝑚2
𝜇𝑘 = 𝑚1 - 𝑔 [ ]
𝑚1
0,1335 2,955 0.0692 + 0,1335
= 0,0692 - [ ]
9,8 0,0692

= 1,044
= 1,0
Tegangan Tali
Rerata SD
µk = 0,65
𝑛
a = 4,29 m/s²
∑ = ± 7,4 𝘹 10−1
g = 9,8 m/s2
𝑖=1
m1 = 0,0692 kg
m2 = 0,1335 kg
Jawab :
𝑚1. 𝑚2. 𝑔 (1 + 𝜇𝑘 )
𝑇=
𝑚1 + 𝑚2
0,0692 𝑥 0,1335 𝑥 9,8 (1 + 0,65)
𝑇=
0,0692 + 0,1335

T = 0,74

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum kali ini, kami mengukur koefisien gaya gesek statis,
koefisieb gesek kinetis, dan tegangan tali. Sebelum memulai praktikum, seperti biasa
kami menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu seperti ; papan
inklinasi, balok, tali, mistar, dan stopwatch
Pada praktikum percobaan pertama, kami akan mencari koefisien gesek statis.
Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada permukaan licin dan 10 kali pada permukan
kasar, kami mencari jarak tempuh (x) pada papan inklinasi setelah balok mulai bergerak..
Setelah melakukan percobaan, didapatkan hasil dari reratanya yaitu, pada gaya gesek
statis pada permukaan licin sebesar 0,36 dan pada permukaan kasar sebesar 0,34. Dan
koefisien gesek kinetis pada permukaan licin sebesar 0,65 dan pada permukaan kasar
sebesar 1,04
Pada percobaan kedua kami mencari waktu tempuh dan percepatan pada balok
dengan menggunakan variable bebas yaitu jarak tempuh. Dan didapatkan hasilnya yaitu
koefisien gesek kinetis pada permukaan licin sebesar 0,65 dan pada permukaan kasar
sebesar 1,04.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
Soal :
1. Buatlah grafik antara jarak terhadap percepatan pada percobaan gesekan kinetis!
2. Dari percobaan yang dilakukan, apakah ada perbedaan atara koefisien gesek statis
pada permukaan balok yang licn dan kasar ?
3. Dari percobaan yang dilakukan, apakah ada perbedaan atara koefisien gesek kinetis
pada permukaan balok yang licn dan kasar ?
4. Dari percobaan yang dilakukan manakah nilai koefisien terbesar antara koefisien
statis dan koefisien gesek kinetis ?
5. Sebuah benda 20 kg berada diatas bidang miring yang membentuk sudut 30o terhadap
horizontal. Tentukan percepatan yang dialami benda itu sewaktu bergeser kebawah (g
= 9.8 m/s2) !

Jawab !
1.

Chart Title
70

60

50
Axis Title

40

30

20 Series2, 10.204

10 Series1, 10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan grafik yang diperoleh, semakin kecil jarak benda maka percepatannya
semakin besar.
Gesek Kinetis Pada Benda Kasar
60

50
jarak tempuh x(cm)
40

30
Series1
20
Series2
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Percepatan

Berdasarkan grafik gaya gesek kinetis benda kasar, semakin kecil jarak tempuh benda
maka semakin besar percepatannya. Percepatannya juga terlihat tidak jauh berbeda
pada setiap perubahan jaraknya.

2. Ada. Berdasarkan dari data yang diperoleh, koefiisen gesek statis lebih besar
pada permukaan kasar dari pada permukaan yang licin.
3. Ada. Semakin kasar suatu permukaan benda maka nilai koefisiennya semakin
besar.
4. Nilai koefisien terbesar terdapat pada gaya gesek statis. karena bahwa gaya
gesekan statis membesar mulai dari nol sampai suatu harga maksimum sedangkan
gaya kinetis cenderung tetap besarnya.
Atau gaya gesekan statis mulai dari nol dan membesar sesuai dengan gaya dorong
sampai mencapai maksimum, lalu gaya gesekan turun sampai mencapai nilai tetap
yaitu gaya gesekan kinetis.
5.

Diketahui :

- m balok = 20 kg
- 𝜃 = 30º
- 𝜇𝑘 = 0,30
- 𝑔 = 9,8 m/s²

Ditanya :

percepatan ( a )

Jawab :

𝐹
Rumus a=𝑚

𝜇𝑘 .𝑁
a= 𝑚

𝜇𝑘 𝑚 𝑔 sin 𝜃
a= 𝑚

0,3 .20.9,8.sin 30º


a= 20

1
a = 2,74 . 2

a = 1,37 m/s²
I. KESIMPULAN
Dari percobaan kali ini, hasil perhitungan yang didapat tidak sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa koefisien gesek statis lebih besar dibandingkan dengan koefisien
gesek kinetis.

J. KRITIK DAN SARAN


Pada percobaan kali ini tidak terlalu akurat dalam mengambil data, karena terlalu
lama dalam mempersiapkan alat dan bahan. Sebaiknya ketika melakukan percobaan
harus benar-benar teliti dan dilakukan dengan cepat, agar mendapakan hasil yang akurat
dan sesuai dengan teori yang sudah ada.

K. DAFTAR PUSTAKA
Fisdas Book 1 pdf. Diambil dari: mirza.staff.ugm.ac.id/fisdas/. Diakses pada tanggal 22
September 2017 pukul 22.5 WIB.
Pembuatan sistem penentuan koefisien gesek pdf dari : ejurnal.unp.ac.id.Diakses pada
tanggal 24 September 2017 pukul 11.22 WIB

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh; Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Haliday Resnick, 1983, Fisika, Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.


L. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai