Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Anak-anak merupakan kelompok penduduk usia muda yang
memiliki banyak potensi untuk dikembangkan dan memiliki peran besar
dalam memajukan pembangunan dan meningkatkan eksistensi bangsa dan
negara di masa depan. Hasil sensus penduduk pada tahun 2018 menunjukkan
266.910.000 orang di Indonesia, sekitar 34,74% adalah anak-anak usia 0-18
tahun (Badan Pusat Statistik, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa berinvestasi
pada anak merupakan investasi untuk sepertiga penduduk di Indonesia,
sehingga anak perlu dilindungi dan dipenuhi hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, dan berkembang dalam suatu lingkungan yang layak, termasuk hak
untuk hidup sehat.
Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui
mata manusia menyerap informasi visual yang digunakan untuk
melaksanakan berbagai kegiatan. Namun gangguan terhadap penglihatan
banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan hingga gangguan yang berat yang
dapat mengakibatkan kebutaan. Upaya mencegah dan menanggulangi
gangguan penglihatan dan kebutaan perlu mendapatkan perhatian. Untuk
menangani permasalahan kebutaan dan gangguan penglihatan, WHO
membuat program Vision 2020 yang direkomendasikan untuk diadaptasi oleh
negara-negara anggotanya. Vision 2020 adalah suatu inisiatif global untuk
penanganan kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia. Di
Indonesia, Vision 2020 telah dicanangkan pada tanggal 15 Februari. Dalam
upaya mencapai Vision 2020 ini WHO telah menetapkan setiap hari Kamis
minggu kedua di bulan Oktober sebagai Hari Penglihatan Sedunia (World
Sight Day/WSD) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2000.
Estimasi jumlah orang dengan gangguan penglihatan di seluruh
dunia pada tahun 2010 adalah 285 juta orang atau 4,24% populasi, sebesar
0,58% atau 39 juta orang menderita kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang

1
mengalami low vision. Penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh
dunia adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan
glaukoma. Sebesar 18% tidak dapat ditentukan dan 1% adalah gangguan
penglihatan sejak masa kanak-kanak.
Di Indonesia, prevalensi kebutaan pada usia 5-14 tahun sebesar
0,03% (4.802 jiwa) dan prevalensi severe low vision sebesar 0,06% (14.407
jiwa). Sedangkan di Jawa Timur, prevalensi kebutaan pada usia ≥ 5 tahun
adalah 0,4% (141.132 jiwa) dan prevalensi severe low vision pada usia ≥ 5
tahun adalah 1% (352.829 jiwa). Provinsi ini menempati urutan kebutaan
kedua terbanyak di Indonesia dengan angka tertinggi ada di provinsi Jawa
Tengah dan menempati urutan tertinggi jumlah severe low vision di Indonesia
pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).
Kota Pasuruan sebagai kota dengan populasi anak yang cukup
banyak memiliki angka low vision sebanyak 53 jiwa yang sudah terkoreksi
dengan pemberian kaca mata gratis oleh Puskesmas Kandangsapi kota
Pasuruan pada tahun 2018 (Data Primer, 2018). Namun tidak menutup
kemungkinan angka kejadian low vision ini akan meningkat karena deteksi
dini baru dilakukan oleh tenaga dari fasilitas kesehatan selama sekali dalam
setahun.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan kegiatan “Deteksi Dini Low Vision oleh Guru di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Kandangsapi Kota Pasuruan”.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Tidak semua anak sekolah dengan low vision terdeteksi.

b. Belum terlatihnya guru untuk dapat melakukan program deteksi dini low
vision pada anak.

2
1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Terlaksananya program deteksi dini low vision pada anak
sekolah di wilayah kerja UPT Puskesmas Kandangsapi untuk
menurunkan angka kejadian severe low vision.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Melaksanakan deteksi dini low vision pada anak sekolah.
b. Memberdayakan guru dalam deteksi dini kasus low vision pada
anak sekolah di wilayah kerja UPT Puskesmas Kandangsapi.
c. Mendapatkan intervensi lebih dini dengan kacamata.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam melaksanakan penelitian, khususnya yang
terkait dengan usaha pengendalian penyakit katastropik
mengenai kejadian low vision pada anak di wilayah kerja UPT
Puskesmas Kandangsapi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Aplikatif


a. Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran
informasi data mengenai kejadian low vision pada anak sekolah
dan dapat digunakan agai bahan pertimbangan dan evaluasi
dalam salah satu usaha pengendalian penyakit katastropik
khususnya di wilayah kerja UPT Puskesmas Kandangsapi kota
Pasuruan.

3
b. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang
diperoleh mengenai pentingnya deteksi dini low vision pada anak
sekolah.
c. Bagi Masyarakat dan Instansi Pemerintahan
Mewujudkan Puskesmas Kandangsapi sebagai Puskesmas
Ramah Anak dan dapat berpartisipasi dalam menciptakan
Pasuruan Kota Layak Anak.

Anda mungkin juga menyukai

  • Skripsi
    Skripsi
    Dokumen59 halaman
    Skripsi
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Presentasi 1
    Presentasi 1
    Dokumen7 halaman
    Presentasi 1
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Minipro Dinda
    BAB IV Minipro Dinda
    Dokumen13 halaman
    BAB IV Minipro Dinda
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Data Minipro
    Data Minipro
    Dokumen13 halaman
    Data Minipro
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • BAB III Minipro
    BAB III Minipro
    Dokumen9 halaman
    BAB III Minipro
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Ipeh 2
    Bab Iv Ipeh 2
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv Ipeh 2
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Presentasi 1
    Presentasi 1
    Dokumen24 halaman
    Presentasi 1
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • KB Promotif IKM
    KB Promotif IKM
    Dokumen7 halaman
    KB Promotif IKM
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • F2 Odf
    F2 Odf
    Dokumen9 halaman
    F2 Odf
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • Oa
    Oa
    Dokumen17 halaman
    Oa
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • TTH
    TTH
    Dokumen25 halaman
    TTH
    syaripah
    Belum ada peringkat
  • TTH
    TTH
    Dokumen28 halaman
    TTH
    syaripah
    Belum ada peringkat