Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah Perdaganan dan Pembayaran
Internasional dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan salam tetap
terlimpahkan kepada-Nya yang telah membawa manusia kejalan yang benar.
Tidak lupa kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi terwujudnya makalah yang lebih baik lagi semakin bertambah.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada
di dalam lingkup nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian
empat sektor yang melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak
menuju kesalingtergantungan ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi
suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih
besar, yaitu sistem ekonomi internasional.
d. Pembaca dapat mengetahui transaksi apa saja yang ada di dalam neraca
pembayangyaran.
e. Pembaca dapat mengetahui bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran.
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi seputar perdagangan dan
neraca pembayaran serta bagaimana kondisinya di Indonesia.
b. Manfaat Praktis
Wawasan yang ada di dalam makalah ini dapat diterapkan dalam kehidupan nyata
serta dapat digunakan untuk membandingkan teori tentang neraca pembayaran
yang didapatkan di kampus dengan kondisi real neraca pembayaran di Indonesia
seraca garis besar.
BAB II
PEMBAHASAN
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
f. Cadangan Devisa
Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila
mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya 3 bulan. Jika
cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk 3 bulan impor,
maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat
menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja
negara tersebut akan mengalami kesulitan mengimpor barang-barang yang
dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga bisa memerosotkan kredibilitas mata
uangnya. Kurs mata uang di pasar valuta asing mengalami depresiasi. Apabila
posisi cadangan devisa itu terus menipis dan semakin tipis, maka dapat terjadi
“serbuan (rush) terhadap valuta asing di dalam negeri. Menghadapi keadaan
demikian, sering terjadi pemerintah negara yang bersangkutan akhirnya terpaksa
melakukan devaluasi.
Devaluasi memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam jangka pendek mekanisme harga dan mekanisme mneter penting. Dari segi
mekanisme harga, posisi neraca pembayaran membaik (ekpor naik dan impor
turun) apabila penawaran ekspr dan permintaan impor cukup elastis. Dari segi
mekanisme moneter ( a la monetarist), devaluasi menaikkan harga-harga di dalam
negeri sehinga menurunkan real balance masyarakat dan selanjutnya menurunkan
impor. Dari segi ini pun neraca pembayaran cenderung mambaik. Tetapi
penurunan real balance selalu di ikuti oleh kelesuan usaha dan keluhan likuiditas
di sektor perusahaan. Dalam jangka panjang sebagian atau seluruh perbaikan
neraca pembayaran tersebut bisa hilang. Bila cost inflation terjadi dan stok uang
di naikkan, maka impor cenderung meningkat kembali dan ekspor menurun.
Devaluasi adalah salah satu cara untuk mengoreksi overvalued exchange
rate, tetap tidak mengobati penyebab keadaan tersebut, yang sering kali adalah
ketidakmampuan mengendalikan inflasi dalam negeri.
a. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif, yaitu transaksi
yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa, atau dengan kata
lain transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya kewajiban bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk
mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Transaksi debit yang
tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya: impor barang dan jasa,
pembayaran atau hasil investasi, berkurangnya hutang, dan bertambahnya aset-
aset keuangan. Transaksi debet adalah transaksi yang dapat menimbulkan
bertambahnya kewajiban Negara dalam melakukan pembayaran kepada Negara
lain.
a. Mekanisme Harga
Mekanisme harga bekerja lewat pengaruh perubahan harga-harga terhadap
ekspor dan impor. Mekanisme hume dalam sisitem standar emas penuh adalah
contoh terbaik untuk menggambarkan bekerjanya mekanisme harga. Bila surplus
neraca pembayaran terjadi, stok uang dalam negeri meningkat, harga dalam negeri
meningkat, dan penduduk negara tersebut akan meningkatkan impornya dan
menurunkan ekspornya. Selama surplus belum hilang impor akan terus meningkat
dan ekspor menurun. Akhirnya neraca pembayaran akan kembali seimbang.
Dalam sistem moneter lainpun mekanisme harga masih bekerja, meskipun tidak
sesempurna dalam sisitem standard emas penuh. Elastisitas harga dari penawaran
ekspor dan permintaan impor sangan menentukan efektifitas mekanisme harga
dalam membawa kembali neraca pembayaran kearah keseimbangan. Karena
berbagai faktor penghambat, sekarang para ekonom berangapan bahwa
mekanisme harga saja tidak bisa di andalkanuntuk mengobati ketimpangan neraca
pembayaran yang besar.
b. Mekanisme Pendapatan
Mekanisme pendapatan bekerja melalui proses pelipat (multiplier).
Kenaikan ekspor, melalui proses pelipat menimbulkan kenaikan pendapatan
nasional. Selanjutnya kenaikan pendapatan nasional meningkatkan impor melalui
kecenderungan mengimpor (prospensity to import). Kenaikan impor ini tidak akan
sebesar kenaikan ekspor yang mengakibatkannya. Ini berarti bahwa mekanisme
pendapatan saja tidak bisa membawa neraca pembayaran ke posisi keseimbangan
kembali secara penuh.
c. Mekanisme Moneter
Mekanisme moneter bekerja lewat stok uang di dalam negeri sebagai
akibat perubahan keadaan atau kebijaksanaan. Bila ekspor naik dan surplus neraca
pembayaran terjadi, stok uang dalam negeri meningkat, tingkat bunga menurun
pengeluaran investasi meningkat, pendapatan nasional meningkat dan akhirnya
impor meningkat. Ini adalah mekanisme moneter menurut Keynes. Mekanisme
moneter menurut golongan moneterist memberi tekenan pada apa yang terjadi
dengan stok uang riil atau real balance. Bila real balance meningkat, pengeluaran
meningkat, dan impor meningkat. Bila kenaikan stok uang di imbangi dengan
kenaikannharga, real balance bisa meningkat atau turun, sehinga imporpun tetap
atau turun. Mekanisme moneter tidak bisa membawa neraca pembayaran ke posisi
keseimbangan yang penuh.
a. Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak
mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui
pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
d. Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan
investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak
yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.
2.6. Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a. Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan
yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan
dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh:
investasi di luar negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena
menyebabkan terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut,
investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau
lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah
defisit neraca pembayaran, padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara
maju) berupa bantuan dalam bentuk uang yang dibelanjakan di dalam negeri
ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan tersebut digunakan untuk membeli
barang-barang yang dihasilkan oleh negara pemberi bantuan.
Peran WTO Dalam Penyelesaian Sengketa Rokok Kretek Impor antara Indonesia
dan Amerika Serikat. Namun proses konsultasi tersebut berlangsung sangat
panjang tanpa diakhiri katakesepakatan dan tidak ada itikad baik dari pihak AS.
1. Kesimpulan
Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki catatan dalam
neraca pembayaran adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan membatasi
impor dan memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di
perdagangan internasional maupun harganya menjadi lebih mahal. Selain itu,
masyarakat perlu memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar negeri yang
lebih unggul dibandingkan dengan produk dalam negeri agar impor terkurangi
demi tercapainya keseimbangan neraca pembayaran mengingat masalah neraca
pembayaran di Indonesia sering tidak seimbang akibat defisit dari nilai impor
yang terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA