Anda di halaman 1dari 26

Perdagangan dan Pembayaran Intenasional

DISUSUN OLEH KELOMPOK VI :

- Herlin Hanly (183304010517)


- Melvi Amelia Putri (183304010520)
- Anjeli Saraswati (183304010518)
- Erni (183304010507)
- Wilda Afriany (193304010386)

Kelas : III Sore-D

Dosen : Lasma Ria Tampubolon, S.P, M. Si.

Fakultas Ekonomi Akuntansi


Universitas Prima Indonesia
Medan
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah Perdaganan dan Pembayaran
Internasional dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan salam tetap
terlimpahkan kepada-Nya yang telah membawa manusia kejalan yang benar.

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian


Indonesia fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia

Diharapkan dengan penyusunan makalah ini pemahaman kami


tentang Perdagangan Internasional dapat menambah wawasan kita semuanya.

Tidak lupa kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi terwujudnya makalah yang lebih baik lagi semakin bertambah.

Medan, 6 November 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan adanya sistem ekonomi terbuka, perekonomian tidak hanya berada
di dalam lingkup nasional saja. Perekonomian kini merambah pada perekonomian
empat sektor yang melibatkan luar negeri dalam suatu negara yang bergerak
menuju kesalingtergantungan ekonomi antarbangsa. Hubungan aktivitas ekonomi
suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih
besar, yaitu sistem ekonomi internasional.

Berlakunya sistem ekonomi internasional dalam setiap negara, suatu


negara tentu ingin memiliki keuangan yang tinggi di tengah semakin ketatnya
persaingan di dalam dunia bisnis dan perdagangan tingkat internasional. Hal ini
terjadi karena dengan adanya persaingan bisnis dan perdagangan tingkat
internasional dapat mengakibatkan persaingan antara penduduk negara satu
dengan negara lain untuk menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara
lain agar lebih tinggi jika dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.

Untuk meningkatkan keuangan yang tinggi, pemerintah pasti


membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-
informasi tersebut seperti tentang posisi keuangan negara tersebut sampai
kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghubungkan antarnegara. Oleh karena sangat
diperlukan informasi-informasi tersebut, maka pemerintah di suatu negara
membuat suatu ikhtisar yang memuat banyak informasi keuangan yang disebut
dengan Neraca Pembayaran.

Neraca pembayaran dapat dijadikan ukuran untuk mengukur seberapa


besar arus dana internasional yang masuk dan keluar ke dan dari suatu
negara. Hal tersebut menjadikan semakin pentingnya neraca pembayaran bagi
suatu negara, dimana dana yang masuk dan keluar dapat dihitung dengan
seimbang karena sifatnya yang sebagai monitor keuangan atau kinerja keuangan
yang dapat menggamarkan transaksi ekonomi penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain pada periode tertentu.

Makalah ini akan membahas tentang perdagangan internasional dan neraca


pembayaran sebagai instrumen sistem perekonomian internasional dan kondisinya
di Indonesia.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari perdagangan internasional dan neraca pembayaran?
b. Apa saja faktor-faktor pendorong perdagangan internasional?
c. Apa saja komponen-komponen neraca pembayaran?
d. Transaksi apa saja yang ada di dalam neraca pembayaran?
e. Bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran?
f. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam neraca pembayaran?
g. Bagaimana manfaat perdagangan internasional dan neraca pembayaran?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

a. Pembaca dapat mengetahui perngertian perdagangan internasional dan neraca


pembayaran.
b. Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor pendorong perdagangan internasional.

c. Pembaca dapat mengetahui komponen-komponen yang ada di dalam neraca


pembayaran.

d. Pembaca dapat mengetahui transaksi apa saja yang ada di dalam neraca
pembayangyaran.
e. Pembaca dapat mengetahui bagaimana tahapan dalam neraca pembayaran.

f. Pembaca dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menganalisis


neraca pembayaran.
g. Pembaca dapat mengetahui manfaat perdagangan internasional dan neraca
pembayaran.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis

Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi seputar perdagangan dan
neraca pembayaran serta bagaimana kondisinya di Indonesia.
b. Manfaat Praktis

Wawasan yang ada di dalam makalah ini dapat diterapkan dalam kehidupan nyata
serta dapat digunakan untuk membandingkan teori tentang neraca pembayaran
yang didapatkan di kampus dengan kondisi real neraca pembayaran di Indonesia
seraca garis besar.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran

Perdagangan di artikan khusus dalam ilmu ekonomi yaitu suatu proses


tawar menawar yang di dasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing
pihak. Kehendak sukarela merupakan hal yang terpenting dalam perdagangan
dalam arti kusus karena mempunyai implikasi yang fundmental, yaitu bahwa
perdagangan hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu pihak yang
memperoleh keuntungan atau manfaat dan tidak ada (pihak lain) yang merasa
dirugikan (Boediono, 1997 : 10)
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor
utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi,
kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional
Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua
atau lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang
mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari
negara lain. Begitu pula, suatu negara yang memiliki surplus dapat mengekspor
produknya ke luar negeri. Dalam sistem perdagangan internasional, biasanya
suatu negara yang melakukan impor barang ke luar negeri tidak terorientasi
kepada laba atau keuntungan, akan tetapi pemenuhan kebutuhan akan barang
terhadap masyarakat negara tersebut.
Contoh dari perdagangan internasional misalnya Jepang, sebagai negara
yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid natural
gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang modal dari
Amerika untuk keperluan pembangunan industri.

Neraca pembayaran meliputi semua nilai barang dan jasa, transfer-transfer


(hadiah, hibah, bantuan asing), transaksi modal (pinjaman dan utang) dan semua
transfer keyataan resmi serta tabungan internasional yang dilaksanakan selama
kurun waktu tertentu. Jadi neraca pembayaran adalah suatu catatan sistemmatis
yang mampu memberikan informasi mengenai tarnsaksi-transaksi ekonomi
internasional yang sudah dan sedang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara
lain, dinilai dengan mata uang pada setiap periodenya (biasanya setaun sekali).
Transaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran meliputi
transaksi kredit dan transaksi debet. Transaksi kredit adalah transaksi yang
menimbulkan atau menambah hak bagi penduduk suatu Negara untuk menerima
pembayaran dari penduduk Negara lain. Taransaksi debet adalah transaksi yang
menimbulkan atau menambah kewajiban penduduk suatu Negara untuk
melakukan pembayaran kepada penduduk lain.
Neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah negara dengan
negara lain, yang meliputi transaksi internasional sebuah negara pada suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. Surplus/defisitnya dapat dilihat melalui lalu
lintas moneter/cadangan devisa. Surplus: saldo neto neraca pembayaran bertanda
negatif-kenaikan cadangan devisa. Defisit : Saldo neto neraca pembayaran bertnda
positif-penurunan cadangan devisa.
Neraca pembayaran atau yang sering disebut balance of payment (BOP)
merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun) termasuk apa yang ada di dalam transaksi perdagangan internasional
suatu negara. Sedangkan menurut IMF (1993), Neraca pembayaran adalah suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang
meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain untuk suatu periode waktu
tertentu.
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya
neraca pembayaran terbagi; neraca transaksi berjalan; neraca lalu lintas modal dan
finansial; dan item-item finansial. Akan tetapi, yang termasuk dalam neraca
pembayaran internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja,
sedangkan transaksi bantuan militer tidak termasuk di dalamnya.
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian integral dari
kebijaksanaan pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan
stabilitas di bidang ekonomi. Di samping itu, juga diusahakan tercapainya
perubahan fundamental dalam struktur produksi dan perdagangan luar negeri
sehingga dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tantangan-
tantangan di dalam negeri dan keguncangan-keguncangan ekonomi dunia, seperti
yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan neraca pembayaran ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri dalam negeri, menunjang
pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan
barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha
yang makin menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman
luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri dan
diarahkan untuk menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara
keseluruhan. Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor
nonmigas dan mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.

2. Faktor-Faktor Pendorong Adanya Perdagangan Internasional

Setiap negara di penjuru dunia sudah tentu melakuakan ekspor-impor


barang ke dan dari negara lain sebagai bagian dari transaksi perdagangan
internasional dalam negara tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendorong
adanya perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
a. Keanekaragaman Kondisi Produksi

Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi


yang dimiliki suatu negara. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara
dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
b. Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang
dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya
produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi
semakin besar.
c. Perbedaan Selera

Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.

3. Teori Perdagangan Internasional


a. Teori keunggulan mutlak (absolute advantage theory)
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, yang menurutnya dengan
melakukan spesialisasi pada produksi barang yang produktifitasnya lebih tinggi
dibandingkan negara lain, negara tersebut akan memperoleh keunggulan dalam
perdagangan internasional.
Negara yang melakukan perdagangan internasional, yang dapat
memproduksi suatu barang dengan sangat murah karena spesialisasi dan
menjualnya ke negara lain dengan harga mahal,memiliki keunggulan mutlak.
Menurut Adam Smith, penggagas teori keunggulan mutlak,perdagangan
internasional terjadi kalau masing - masing negara memiliki keunggulan mutlak.

b. Teori keunggulan komparatif (comparative adventage theory)


Teori ini merupakan turunan dari teori sebelumnya yaitu teori keunggulan
mutlak. Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo murid dari Adam Smith yang
melengkapi teori gurunya dengan mengatakan bahwa perbedaan keunggulan
komparatif juga dapat memberi keuntungan. Menurut David Ricardo,
perdagangan internasional bukan hanya terjadi jika setiap negara memiliki
keunggulan mutlak.Keunggulan komparatif dapat menguntunkan jika setiap
negara melakukan spesialisasi dalam berproduksi,dengan syarat memiliki
keunggulan yang paling besar atau memiliki kekurangan yang paling kecil

4. Kebijakan perdangangan internasional


Rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau
masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan
nasional
a. Jenis Kebijakan internasional di bidang Impor
1) Kuota : Pembatasan jumlah barang yang diimpor suatu Negara
Akibatnya:
a) Naiknya harga barang impor dalam negeri
b) Mempertinggi daya saing produksi dalam negri dipasar dalam negri
c) Produksi dalam negri meningkat
2) Tarif bea masuk : Menaikkan tarif barang impor
Akibatnya:
a) Naiknya barang impor di pasar dalam negri
b) Membatasi impor
c) Mempertinggi daya saing barang-barang di pasar dalam negri
3) Larangan impor : Melarang produksi luar negri masuk ke dalam negri
Akibatnya:
a) Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan
b) Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran
4) Subsidi : Pemerintah memberikan bantuan baik berupa barang maupun dana
Akibatnya:
a) Harga produksi dalam negri menjadi murah
b) Mempertinggi daya saing produksi dalam negri di pasar dalam negri

b. Jenis Kebijakan internasional di bidang Ekspor


1) Premi : Tindakan pemerintah dengan membayar kelebihan harga untuk tiap
unit hasil produksi atau tiap barang yang diekspor
Akibatnya:
a) Produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri
2) Dumping : Menjual produksi dalam negri di luar negri lebih murah daripada
dalam negri
Akibatnya:
a) Pemasaran lebih luas
b) Menghabiskan stok barang
3) Politik dagang bebas : Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor
Akibatnya :
a) Mutu barang tinggi
b) Harga relatif murah
4) Larangan ekspor : Melarang ekspor ke luar negri untuk jenis barang tertentu
Contoh: kayu gelondongan

5. Manfaat Perdagangan Internasional


a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi,iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat
memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang
tersebut dari luar negeri.
c. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara
maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
d. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajement yang lebih modern.

6. Komponen-Komponen Neraca Pembayaran


Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang
(neraca perdagangan) dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan
(current account) dan neraca modal.
a. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan
impor barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini
tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data
ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran
bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau
penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang
yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir.
Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus
dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan
menambah penawaran akan mata uang negara importir.
Neraca perdagangan adalah suatu catatan atau ikhtisar yang memuat atau
mencatat semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang-barang. Ekspor
barang-barang dicatat sebelah kredit, sedangakn import barang-barang dicatat
dalam pos debet.
Surplus: Nilai Ekspor>Nilai Impor
Defisit: Nilai Impor>Nilai Ekspor
b. Current account (neraca berjalan)
Terdiri dari transaksi impor dan ekspor barang dan jasa. Pada current
account, ekspor dicatat sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi negara.
Sedangkan impor dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkan
devisa dari negara. Selain ekspor dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam
current account adalah pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral
transfers.
Neraca barang disebut juga neraca transaksi berjalan (current account).
Ekspor barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak
untuk menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana
masuk ke dalam negeri). Impor barang merupakan transaksi debet karena
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada negara lain
(menyebabkan aliran dana atau uang ke luar negeri).
Neraca pembayaran meliputi semua transaksi tahun berjalan, yaitu ekspor,
perdagangan barang dan bukan barang. Ekspor barang merupakan taransaksi
kredit yang menyebabkan terjadinya aliran uang masuk ke dalam negeri.
Surplus: Neraca perdagangan & jasa positif
Surplus : Neraca perdagangan>defisit neraca jasa
Defisit : Neraca perdagangan & jasa negatif
Surplus neraca perdagangan<defisit neraca jasa
c. Capital Account (neraca transaksi modal)
Neraca transaksi modal meliputi pemberian pinjaman (pours) dan utang
(borrowing) berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Transaksi modal
tersebut dapat berupa hal-hal berikut:
1) Kredit untuk kegiatan perdagangan dari Negara lain.
2) Deposito yang dimiliki penduduk kita di luar negeri, atau deposito yang
dimiliki penduduk luar negeri di dalam negeri.
3) Pembelian surat-surat berharga jangka pendek oleh penduduk luar negeri, atau
penjualan surat-surat berharga jangka pendek kepada penduduk luar negeri di
dalam negeri.
4) Adanya investasi di luar negeri, atau investasi asing di dalam negeri.
5) Pembelian surat-surat berjangka panjang oleh penduduk luar negeri, atau
penjualan surat-surat berharga jangka panjang kepada penduduk luar negeri di
dalam negri.
6) Pinjaman jangka panjang dari penduduk Negara lain kepada Indonesia, atau
pinjaman jangka panjang dari penduduk Indonesia kepada Negara lain.
d. Financial account
Mencatat transaksi aset finansial, transfer pembayaran, piutang maupun
utang internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct investment
atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga
atau utang, pembelian surat berharga, saham, dan lain sebagainya. Financial
account mengukur devisa masuk dan keluar seperti pada current account, dimana
transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow).
Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatu negara dicatat
sebagai debit (capital outflow).
Capital inflow merupakan dana/modal yang masuk ke dalam suatu negara
(dicatat sebagai kredit), misalnya melalui investasi asing (FDI), pembelian
saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Capital inflow yang berkontribusi
baik bagi perekonomian adalah yang dalam jangka panjang, misalnya melalui
investasi modal riil (FDI) berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin baru,
dls. Sedangkan capital inflow jangka pendek sering juga disebut “hot
money”, merupakan dana yang hanya singgah sebentar di suatu negara dan
tidak berkontribusi langsung ke peningkatan output (GDP).
Hot money biasanya hanya mencari keuntungan jangka pendek, misalnya
dari pembelian saham. Capital outflow. Ini merupakan dana/modal yang keluar
dari suatu negara (dicatat sebagai debit), misalnya ada swasta/masyarakat yang
melakukan investasi (baik FDI maupun pembelian saham dan surat berharga
lainnya) di luar negeri, pembayaran cicilan hutang luar negeri, pembayaran bunga
atas hutang luar negeri, dll.
Contoh transaksi yang menghasilkan devisa (kredit) pada financial account
adalah : hutang luar negeri, FDI, pembelian saham maupun obligasi dalam negeri
oleh investor asing, dll. Semua transaksi ini mendatangkan devisa bagi negara.
Misalnya transaksi berlangsung antara Indonesia-Amerika, maka cadangan dolar
(devisa) Indonesia akan bertambah akibatnya adanya transaksi-transaksi diatas.
Contoh transaksi yang mengurangi devisa (debit) pada financial account
adalah pembayaran cicilan hutang luar negeri, pembayaran bunga dari hutang
luar negeri, pembayaran dividen atas saham dalam negeri yang dimiliki investor
asing, pembayaran bunga dan hutang obligasi yang jatuh tempo, pengiriman laba
dari FDI atau investasi asing yang ditanamkan di dalam negeri, dll. Semua
transaksi ini mengurangi devisa suatu negara.
e. Neraca Jasa
Dumairy (1996 : 101) menyatakan Neraca jasa Indonesia senantiasa defisit
sepanjang era PJP I. Pengeluaran untuk jasa selalu lebih besar daripada
penerimaannya, baik dari sektor migas maupun sektor non migas. Pengeluaran
jasa didominasi oleh pembayaran bunga utang luar negeri serta biaya angkutan
laut.
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi
penjualan jasa angkutan, turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan
modal di luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi
pembelian jasa dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen
atau keuntungan modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.

Neraca meliputi transportasi dan asuransi, pengeluaran para wisatawan,


laba perorangan yang dibagiakan, kiriman uang, hibah, jasa-jasa yang diterima
dari dan yang diberikan ke Negara lain.
Unsur: Penerimaan dan Pengeluaran Jasa
Negatif: Penerimaan jasa<Pembayaran jasa ke luar negeri

f. Cadangan Devisa
Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila
mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya 3 bulan. Jika
cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk 3 bulan impor,
maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat
menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja
negara tersebut akan mengalami kesulitan mengimpor barang-barang yang
dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga bisa memerosotkan kredibilitas mata
uangnya. Kurs mata uang di pasar valuta asing mengalami depresiasi. Apabila
posisi cadangan devisa itu terus menipis dan semakin tipis, maka dapat terjadi
“serbuan (rush) terhadap valuta asing di dalam negeri. Menghadapi keadaan
demikian, sering terjadi pemerintah negara yang bersangkutan akhirnya terpaksa
melakukan devaluasi.
Devaluasi memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam jangka pendek mekanisme harga dan mekanisme mneter penting. Dari segi
mekanisme harga, posisi neraca pembayaran membaik (ekpor naik dan impor
turun) apabila penawaran ekspr dan permintaan impor cukup elastis. Dari segi
mekanisme moneter ( a la monetarist), devaluasi menaikkan harga-harga di dalam
negeri sehinga menurunkan real balance masyarakat dan selanjutnya menurunkan
impor. Dari segi ini pun neraca pembayaran cenderung mambaik. Tetapi
penurunan real balance selalu di ikuti oleh kelesuan usaha dan keluhan likuiditas
di sektor perusahaan. Dalam jangka panjang sebagian atau seluruh perbaikan
neraca pembayaran tersebut bisa hilang. Bila cost inflation terjadi dan stok uang
di naikkan, maka impor cenderung meningkat kembali dan ekspor menurun.
Devaluasi adalah salah satu cara untuk mengoreksi overvalued exchange
rate, tetap tidak mengobati penyebab keadaan tersebut, yang sering kali adalah
ketidakmampuan mengendalikan inflasi dalam negeri.

7. Transakasi Neraca Pembayaran


Dalam neraca pembayaran terdapat beberapa transaksi yang akan
berpengaruh terhadap neraca pembayaran itu sendiri. Transaksi-transaksi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Transaksi Barang
Transaksi barang adalah semua transaksi yang menyangkut kegiatan ekspor dan
impor barang yang terjadi antara dua Negara atau lebih. Kegiatan ekspor dan
impor ini dicatat di neraca perdagangan.
b. Transaksi Jasa
Tarnsaksi ini adalah meliputi pemberian atau penerimaan jasa yang terjadi antara
dua Negara atau lebih. Transaksi yang termasuk transaksi jasa antara lain jasa
transportasi, parawisata, premi asuransi, dan sebagainya.
c. Transaksi Modal
Transaksi modal adalah transaksi penerimaan atau pembayaran yang terjadi antara
penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain sehubungan adanya
peminjaman dan penanaman modal. Tarnsaksi hasil modal bisa berupa bunga
(interest) dan bagi keuntungan laba usaha (deviden).
d. Transaksi Unilateral/Hadiah (Grant)
Transaksi unilateral adalah transaksi pemindahan hak antara penduduk suatu
Negara kepada penduduk Negara lain yang tidak menimbulkan kewajiban, baik
masa sekarang maupun masa yang akan datang. Misalnya hadiah yang diterima
dari Negara lain, kiriman uang untuk keluarga di luar negeri, dan sebagainya.
e. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
nvestasi modal untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang dilakukan oleh
penduduk suatu Negara di Negara lain (luar negeri). Misalnya membeli saham
atau obligasi untuk tujuan investasi jangka panjang di luar negeri.
f. Investasi Jangka Pendek (Short Term Investment)
Investasi jangka pendek (kurang dari satu tahun) adalah transaksi yang dilakukan
oleh penduduk suatu Negara di Negara lain (luar negeri). Misalnya untuk membeli
saham atau obligasi dengan tujuan untuk memperoleh capital gain (keuntungan
naiknya nilai kurs) dari perusahaan di luar negeri.
g Transaksi Pemindahan Emas (Gold Movement)
Transaksi pemindahan emas adalah transaksi pemindahan hak pemilikan emas
yang dilakukan penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain.
h. Transaksi Pengangkutan Mata Uang (Currency Shipment)
Transaksi ini terjadi apabila seorang penduduk menabungkan uangnya di bank
luar negeri.

8. Ikhtisar Neraca Pembayaran


Transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran terbagi menjai dua, yakni transaksi
debit dan transaksi kredit. Berikut pemaparannya:

a. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang dari
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif, yaitu transaksi
yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa, atau dengan kata
lain transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya kewajiban bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk
mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Transaksi debit yang
tercatat dalam neraca pembayaran di antaranya: impor barang dan jasa,
pembayaran atau hasil investasi, berkurangnya hutang, dan bertambahnya aset-
aset keuangan. Transaksi debet adalah transaksi yang dapat menimbulkan
bertambahnya kewajiban Negara dalam melakukan pembayaran kepada Negara
lain.

b. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang


dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif, yaitu
transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara, atau
dengan kata lain transaksi tersebut mengakibatkan timbul dan bertambahnya hak
bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut
untuk menerima pembayaran dari negara lain. Transaksi kredit yang tercatat
dalam neraca pembayaran di antaranya: ekspor barang dan jasa, penerimaan dari
hasil investasi, bertambahnya hutang negara atau swasta, dan berkurangnya aset-
aset keuangan. Transaksi Kredit adalah transaksi yang dapat mengakibatkan
bertambahnya hak suatu Negara untuk menerima pembayaran dari Negara lain.
Debet Kredit
(Mengalirnya Uang ke Luar Negeri) (Mengalirnya Uang dari Luar Negeri)
1. Neraca Barang (current account) Impor barang- 1. Neraca Barang (current account)
barang Ekspor barang
2. Neraca Jasa (errors dan omission) 2. Neraca Jasa (errors dan omission)
a. Bunga dan deviden dibayar kepada luar negeri a. Bunga dan deviden dari luar negeri
b. Biaya pariwisata di luar negeri b. Biaya pariwisata orang asing di dalam
c. Biaya taransportasi yang dilakukan oleh luar negeri
negeri c. Biaya taransportasi dari luar negeri
d. Pembeyaran untuk jasa-jasa yang dilakukan d. Pembayaran untuk jasa-jasa yang dilakukan
oleh Bank, Asuransi, Telekomunikasi untuk oleh Bank, Asuransi, Telekomunikasi dari luar
luar negeri negeri
e. Pemberian hadiah dan pengiriman uang kepada e. Penerimaan hadiah, dan kiriman uang dari
penduduk Negara lain penduduk Negara lain
3. Neraca kapital (capital account) 3. Neraca kapital (capital account)
a. Investasi jangka panjang yang ditanamkan a. Investasi jangka panjang yang ditanamkan
penduduk di Negara lain oleh penduduk Negara lain di dalam negeri
b. Investasi jangka pendek yang ditanamkan b. Investasi jangka pendek yang ditanamkan
penduduk di Negara lain oleh penduduk Negara lian di dalam negeri
c. Penduduk yang menabungkan uangnya di bank c. Penduduk Negara lain yang menabungkan
luar negeri Pelunasan utang uangnya di bank dalam negeri
d. Pengambilan utang
4. Neraca Emas (gold account) 4. Neraca Emas (gold account)
Impor emas Ekspor emas

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah ikhtisar neraca pembayaran dalam tabel


berikut ini!
Selain itu, transaksi ekonomi dalam neraca pembayaran juga dibedakan
menjadi: transaksi berjalan (current account) dan transaksi modal (capital
account). Transaksi berjalan adalah transaksi yang meliputi barang-barang dan
jasa, dimana dalam transaksi ini terjadi transaksi antar negara yang perubahan
nilainya setiap saat atau setiap hari. Transaksi Modal (capital account) yaitu
transaksi yang menyangkut investasi modal dan emas.
Adapun istilah yang sering dipakai dalam transaksi di neraca pembayaran,
yakni surplus dan defisit neraca pembayaran. Neraca perdagangan dikatakan
surplus bila nilai ekspor barang lebih besar dari pada impornya. Kebijakan neraca
pembayaran ditujukan untuk lebih meningkatkan penerimaan devisa (uang) dari
ekspor guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut
ditujukan pula untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan
memanfaatkan sumber-sumber dana dari luar negeri, baik berupa pinjaman
maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan kesempatan kerja
dan pemerataan pembangunan. Begitu sebaliknya, suatu negara dikatakan defisit
apabila nilai impor lebih banyak dibandingkan nilai ekspornya.
Indonesia dikatakan sebagai negara yang sering mengalami defisit neraca
pembayaranan. Kenyataan yang ada, jumlah impor barang lebih banyak
dibandingkan dengan ekspornya. Dengan kata lain, ekspor netto memiliki nilai
negatif. Faktor terbesar adanya defisit di Indonesia disebabkan masyarakat
Indonesia yang konsumtif. Fakta membuktikan bahwa meningkatnya PDB di
Indonesia yang didorong oleh sektor konsumsi (C) sekitar 60% jika dibandingkan
dengan sektor lainnya. Selain itu, masyarakata Indonesia yang cenderung
menyukai poduk luar negeri dari pada produk dalam negeri.

9. Keseimbangan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran harus selalu berada pada keadaan seimbang dengan
saldo nol dimana penjumlahan di sebelah debit harus sama dengan di sebelah
kredit. Dalam mebahas keseimbangan neraca pembayaran, akan diuraikan
keseimbangan dari masing-masing komponen neraca pembayaran.
a. Keseimbangan Transaksi Berjalan
Keseimbangan transaksi berjalan adalah keseimbangan yang dihitung dari
transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral. Taransaksi berjalan
dinyatakan seimbang bila arus uang yang masuk sama besarnya dengan arus uang
yang keluar akibat transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral
yang terjadi antar negara. Namun demikian, transaksi berjalan dapat defisit atau
surplus.
b. Keseimbangan Transaksi Modal
Keseimbangan transaksi modal adalah keseimbangan yang dihitung dari transaksi
investasi jangka panjang, investasi jangka pendek, pemindahan emas, dan
transaksi pengangkutan mata uang. Neraca transaksi modal dinyatakan seimbang
bila arus uang keluar untuk investasi jangka panjang, investasi jangka pendek,
serta pemindahan asset dan tabungan sama besarnya dengan arus masuk dari
transaksi-transaksi tersebut yang terjadi antar Negara. Akan tetapi, transaksi
modal dapat mengalami defisit atau surplus.
c. Keseimbangan Neraca Pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran adalah keseimbangan yang terjadi akibat
transaksi berjalan dan transaksi modal. Keseimbangan neraca pembayaran akan
terjadi bilamana arus uang masuk yang terjadi akibat transaksi berjalan dan
transaksi modal sama besarnya dengan aru uang keluar dari transaksi tersebut di
atas yang terjadi antar Negara. Keseimbangan neraca pembayaran sebenarnya
dapat terliat dari perubahan cadangan devisa resmi.

10. Defisit Dan Surplus Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran dikatakan devisit bila nilai ekspor barang lebih kecil
dari importnya dan dikatakan surplus bila ekspor barang lebih besar dari
impornya. Pada umumnya neraca pembayaran akan dikatakan sehat jika
mengalami surplus, dan neraca penawaran akan dikarenakan kurang sehat jika
mengalami defisit. Akan tetapi, tidak selamanya bahwa defisit neraca pembayaran
berarti kurang sehat atau membahayakan. Hal ini harus dilihat pada komponen
mana yang mengalami defisit.
Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit
tersebut harus ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan
cara mencari pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan
modalnya di dalam negeri. Demikian pula jika penyebab devisit tersebut pada
komponen transaksi berjalan, maka untuk menyehatkan atau menutup defisit
tersebut harus diusahakan meningkatkan pada komponen transaksi berjalan,
misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan sebagainya.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan
kurang bearti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus
neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

11. Mekanisme neraca pembayaran


Ada tiga macam mekanisme berpengaruh terhadapneraca pembayaran
suatu negara dari suatu perubahan ekonomi atau suatu kebijaksanaan, yaitu:
mekanisme harga, mekanisme pendapatan, dan mekanisme moneter. Ketiganya
saling kait mengkait dan saling bekerja berdampingan.

a. Mekanisme Harga
Mekanisme harga bekerja lewat pengaruh perubahan harga-harga terhadap
ekspor dan impor. Mekanisme hume dalam sisitem standar emas penuh adalah
contoh terbaik untuk menggambarkan bekerjanya mekanisme harga. Bila surplus
neraca pembayaran terjadi, stok uang dalam negeri meningkat, harga dalam negeri
meningkat, dan penduduk negara tersebut akan meningkatkan impornya dan
menurunkan ekspornya. Selama surplus belum hilang impor akan terus meningkat
dan ekspor menurun. Akhirnya neraca pembayaran akan kembali seimbang.
Dalam sistem moneter lainpun mekanisme harga masih bekerja, meskipun tidak
sesempurna dalam sisitem standard emas penuh. Elastisitas harga dari penawaran
ekspor dan permintaan impor sangan menentukan efektifitas mekanisme harga
dalam membawa kembali neraca pembayaran kearah keseimbangan. Karena
berbagai faktor penghambat, sekarang para ekonom berangapan bahwa
mekanisme harga saja tidak bisa di andalkanuntuk mengobati ketimpangan neraca
pembayaran yang besar.
b. Mekanisme Pendapatan
Mekanisme pendapatan bekerja melalui proses pelipat (multiplier).
Kenaikan ekspor, melalui proses pelipat menimbulkan kenaikan pendapatan
nasional. Selanjutnya kenaikan pendapatan nasional meningkatkan impor melalui
kecenderungan mengimpor (prospensity to import). Kenaikan impor ini tidak akan
sebesar kenaikan ekspor yang mengakibatkannya. Ini berarti bahwa mekanisme
pendapatan saja tidak bisa membawa neraca pembayaran ke posisi keseimbangan
kembali secara penuh.
c. Mekanisme Moneter
Mekanisme moneter bekerja lewat stok uang di dalam negeri sebagai
akibat perubahan keadaan atau kebijaksanaan. Bila ekspor naik dan surplus neraca
pembayaran terjadi, stok uang dalam negeri meningkat, tingkat bunga menurun
pengeluaran investasi meningkat, pendapatan nasional meningkat dan akhirnya
impor meningkat. Ini adalah mekanisme moneter menurut Keynes. Mekanisme
moneter menurut golongan moneterist memberi tekenan pada apa yang terjadi
dengan stok uang riil atau real balance. Bila real balance meningkat, pengeluaran
meningkat, dan impor meningkat. Bila kenaikan stok uang di imbangi dengan
kenaikannharga, real balance bisa meningkat atau turun, sehinga imporpun tetap
atau turun. Mekanisme moneter tidak bisa membawa neraca pembayaran ke posisi
keseimbangan yang penuh.

12. Tahapan dalam Neraca Pembayaran

Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca


pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.

a. Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak
mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui
pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.

b. Negara debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan


suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus
dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang
seimbang.

c. Negara kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara


mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang
kepada negara-negara lain.

d. Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan
investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak
yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.
2.6. Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran
a. Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan
yang lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan
dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh:
investasi di luar negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena
menyebabkan terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut,
investasi ini nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau
lainnya. Demikian juga pemberian bantuan dari negara lain akan menambah
defisit neraca pembayaran, padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara
maju) berupa bantuan dalam bentuk uang yang dibelanjakan di dalam negeri
ataupun bantuan terikat yang artinya bantuan tersebut digunakan untuk membeli
barang-barang yang dihasilkan oleh negara pemberi bantuan.

b. Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik,


sebaliknya defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar.
Defisit ataupun surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu
dikhawatirkan selama defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal
masuk atau keluar dalam jumlah yang sama.

13. Tujuan dan Fungsi Neraca Pembayaran


Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di
perdagangan internasional,
b. Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
c. Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter
dan fiskal,
d. Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai
kewajiban perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta
produksi, dan
e. Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik
perdagangan dan urusan pembayarannya.
Neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Alat pembukuan anggaran dan alat pembayaran luar negeri,
b. Alat untuk menjalankan pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan
nasional,
c. Alat untuk mengukur keadaan perekonomian suatu Negara,
d. Alat untuk menetapkan kebijakan moneter dan fiskal, dan
e. Untuk mengetahui transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.

14. Manfaat Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran


Adapun manfaat perdagangan internasional antara lain:
a. Efisiensi penggunaan sumberdaya
b. Perluasan konsumsi dan produksi
c. Peningkatan produktifitas
d. Sumber penerimaan negara
Sementara itu, manfaat neraca pembayaran antara lain:

a. Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi


antara penduduk dalam negari dan penduduk luar negeri.

b. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional


suatu negara.

c. Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi


internasional
d. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.

e. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk


memberikan bantuan keuangan.

f. Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan


GNP dan sebagainya.

g. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-


langkah dibidang ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal;
mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan
nasional; mengambil kebijakan dibidang politik internasional.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. STUDI KASUS


Kretek atau rokok memang menjadi salah satu barang yang menjadi bahan
pembicaraan bagi masyarakat dunia bukan hanya bagi para perokok namun juga
bagi paraaktivis-aktivis, apabila membicarakan produk tembakau, Produk
tembakau yangdiperdagangkan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu daun
tembakau sebagai bahan baku industri olahan dan produk olahan tembakau.
Produk olahan tembakau utama adalahrokok sigaret dan jenis rokok lainnya
seperti Cigar, Tobacco, dan lainnya. Produk olahanrokok di setiap negara
berbeda-beda menurut jenis, kategori ukuran hingga mereknya.Peningkatan
produksi rokok di dunia terjadi pada tahun 1960-2007. Produksi rokokmeningkat
dengan laju 1,72 persen/tahun, peningkatan terbesar terjadi sampai tahun 1995-
an.Dari tahun 1995 hingga 2001 produksi rokok cenderung stagnan berfluktuatif
dan setelah itucenderung menurun. Laju peningkatan produksi rokok yang pada
tahun 1960-2007 mencapai1,72 persen pertahun lebih tinggi dibanding laju
pertumbuhan penduduk dunia yang hanyamencapai 1,69 persen/tahun. Tapi pada
dekade ini seiring dengan maraknya berbagai gerakananti rokok, maka produksi
rokok cenderung turun hingga -0,45 persen/tahun.

Di Indonesia sendiri Selama tahun 1961-2007 ekspor tembakau yang telah di


olahmenjadi tembakau konsumsi seperti rokok mengalami peningkatan sebesar
6,44% pertahun,ekspor sigaret meningkat 6,26% pertahun dan ekspor cerutu
meningkat hingga 4,58% pertahun. Peningkatan ekspor produk tembakau cukup
signifikan dan sangat didominasi oleh pergerakan volume ekspor sigaret, Bahkan
menurut perkirakan di dunia pada tahun 2030dapat mencapai 10 juta jiwa, dan
70% diantaranya berasal dari negara berkembang. Saat ini50% kematian akibat
rokok berada di negara berkembang. Bila hal ini terus terjadi makasekitar 650 juta
orang akan terbunuh oleh rokok, yang setengahnya berada pada berusia produktif
yaitu antara 20 sampai 25 tahun. Tak heran rokok atau kretek yang menjadi salah
satu komoditas penting diduniamemiliki atau menimbulkan permasalahan-
permasalahan di negara dunia yang melahirkansebuah sengketa dengan contoh
kasusnya melibatkan Indonesia dan Amerika Serikat, namun persengketaan ini
menimbulkan kecaman karena adanya upaya penyadapan dan Intelejen
AS.Terbongkarnya upaya penyadapan oleh Badan Keamanan Nasional AS (NSA)
dan Australiaterkait kretek dan udang terhadap Indonesia dikecam berbagai pihak.
Menurut penuturan Muchjidin Rachmat dan Sri Nuryanti, Dinamika Agribisnis
Tembakau Dunia dan Implikasinya Bagi Indonesia (Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2009), 76. kepala Badan Intelijen Negara
(BIN), Letjen Purnawirawan Marciano Norman, motifAmerika menyadap adalah
persaingan bisnis rokok kretek dan udang. Memang, selama iniada persaingan
dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat dan Australia, salah
satunyaadalah bisnis kretek. Lantas terjadinya sengketa dagang di bisnis rokok
antara Amerika dan Indonesia ini berawal ketika Amerika mulai khawatir dengan
perdagangan Kretek didalam negeri merekasendiri, mereka menilai bahwa rokok
asli buatan Indonesia, ini dinilai membahayakansejumlah produsen rokok putih di
Amerika. Akibatnya, industri rokok di negeri Paman Samingin menerapkan aturan
anti kretek. Keinginan ini difasilitasi oleh Negara. AkhirnyaAmerika melarang
penjualan rokok Kretek di Amerika. Konflik dagang antara Amerika danIndonesia
meruncing ketika Amerika Serikat melarang penjualan rokok kretek asal
Indonesiaselama beberapa tahun. Kretek di larang dengan alasan berbahaya bagi
kesehatan. Indonesia pun keberatan akan hal ini, dan mengadukan hal ini ke
Organisasi Perdagangan Dunia(WTO) dengan beralasan bahwa rokok mentol
sama saja dengan rokok kretek dan masihdijual bebas di AS.Ada sebuah alasan
mengapa Amerika serikat begitu khawatir dengan bisnis kretekdengan Indonesia
ini faktanya, Kretek sangat disukai oleh masyarakat Amerika. Tetapikarena bisa
mengancam industi rokok putih di sana, Amerika akhirnya berusaha menghambat
produk kretek. Namun semenjak diterapkannya UU anti kretek di Amerika pada
2010, ekspor petani dan pelaku industri kretek nasional langsung terhenti.
meskipun permintaan kretek diAmerika masih sangat tinggi. Amerika juga
mencari cara agar menang dalam persengketaandan tetap leluasa menjalankan
ketentuan anti kretek di negaranya. Salah satunya menggaliinformasi lewat
penyadapan.Amerika dibantu Australia melakukan penyadapan melalui firma-
firma hukum, pejabat eselon I dan eselon II pemerintahan, seperti di Kementerian
Perdagangan,Kementerian Luar Negeri, Kementrian Kelautan, dan Kemenko
Perekonomian. Salah satuyang disadap adalah biro hukum yang mewakili
pemerintah Indonesia dalam sengketa rokokdan udang dengan Negara Paman
Sam itu. Seolah-olah, bagi Amerika, pemanfaatan intelijenuntuk kepentingan
bisnis adalah sah untuk dilakukan. Karenanya Amerika menggunakanintelijen
untuk mengantisipasi langkah bisnis kompetitornya. Mereka berpendapat bahwa
penyadapan itu, bukan untuk tujuan komersil, tetapi untuk melindungi rakyat
dalam negerimereka dan rakyat negara lain.Dari rangkaian fragmen di atas ada
rasa kekhawatiran yang besar Amerika terhadap bisnis Kretek dari Indonesia,
karena bisa menghancurkan bisnis rokok putih di Amerika.Penyadapan oleh
Amerika ke Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu bentuk
usaha Amerika untuk menghancurkan sejumlah komoditas penting nasional agar
tidakmenguasai perdagangan. Disamping itu, untuk kepentingan bisnisnya,
Amerikamenggunakan standar ganda. Di negaranya, Amerika menerapkan
berbagai proteksi untukmelindungi rokok putih. Sementara di luar negaranya,
misalnya di Indonesia, Amerikamelarang proteksi kretek dan menuntut
berlakunya mekanisme pasar, agar rokok putih bisatersebar luas. Kasus ini telah
membuktikan, bahwa Kretek adalah sektor nasional yangsekarang masih sangat
menjanjikan.
3.2. PEMBAHASAN
Keberhasilan ekonomi dalam industri rokok telah membawa banyak
keberuntungan bagi para indutri kecil. Khususnya industri rokok di Indonesia,
dalam perkembangannyadimana telah merambah ke pasar dunia. Industri rokok
Indonesia telah sampai ke Malaysia,Singapore, Philipina, Amerika serikat. Akan
tetapi sejak tahun 2009 industri rokok kretekIndonesia mulai mengalami
keterpurukannya. Setelah Amerika serikat dibawahkepemimpinan Barack Obama
mengeluarkan suatu kebijakan baru mengenai pengendaliantembakau sehubungan
dengan regulasi AS mengenai ÒFamily Smoking Prevention andTobacco Control
ActÓ yang isinya melarang produksi dan penjualan rokok dengan ciri
aromaseperti kretek, Strawberry, anggur, jeruk, kopi, vanilla dan coklat.
Ketentuan baru inimembuat Indonesia mengalami kerugian kotor sebesar 200 juta
dolar yaitu jumlah imporrokok kretek Indonesia ke Amerika

Selain mengenai penurunan pemasukan yang drastis,hal yang menjadi ganjalan


besar bagi Indonesia yaitu mengenai kebijakan yang dibuat olehAS, dimana tidak
menyebutkan mengenai jenis aroma rokok menthol sebagai produksi darinegara
tersebut. Kebijakan baru AS ini dinilai tidak konsisten dalam realisasinya
denganmelindungi produk negaranya sendiri juga dianggap telah melakukan
terhadap diskriminasi produksi rokok kretek.Amerika mengatakan bahwa tujuan
utama dari disahkannya Tobacco Control Act tersebut adalah, untuk mengatasi
masalah kesehatan terkait dengan rokok yaitu denganmengurangi konsumsi rokok
pada anak muda. Menanggapi hal ini Indonesia melayangkankeberatannya kepada
WTO pada juni 2010 yang berisi protes terhadap kebijakan AS ataslarangan
terhadap produk-produk tembakau yang mengandung zat adiktif tambahan,
seperticengkeh yang dinilai Indonesia cukup diskriminatif. Pada tahap awal
sebenarnya Indonesiasudah menempuh jalur Konsultasi pada tanggal 7 Maret
2010 dalam upaya untuk mencarisolusi bersama atas undang-undang yang
dikeluarkan pemerintah AS. Pada tanggal 13 Mei2010, Indonesia dan AS telah
melakukan konsulasi formal dalam kerangka DSB WTO.

Peran WTO Dalam Penyelesaian Sengketa Rokok Kretek Impor antara Indonesia
dan Amerika Serikat. Namun proses konsultasi tersebut berlangsung sangat
panjang tanpa diakhiri katakesepakatan dan tidak ada itikad baik dari pihak AS.

Pada akhirnya tanggal 22 Juni 2010 Pemerintah Indonesia mengajukan suatu


pembentukan Panel ke Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body)
WTOatas dasar Amerika Serikat sebagai anggota WTO melanggar ketentuan
WTO mengenai prinsip National Treatment Obligation yang tercantum dalam
Technical Barrier to Trade Agreement (TBTA). Pada tanggal 24 Juli 2010 secara
resmi WTO menyetujui pembentukan panel yang diajukan Indonesia dimana
ditetapkan tiga orang yang akan menduduki anggota panel, yaitu Ronal Soborio
dari Costa Rica sebagai ketua, Mr. Ichiro Araki dari Jepang danMr. Hugo Cayrius
dari Uruguay sebagai anggota. Anggota panel tersebut dipilih berdasarkankualitas
dan pengalaman mereka dalam menangani kasus yang sama sebelumnya.
Adapunnegara yang dipilih untuk menjadi pihak ketiga, yaitu Brazil, Kolombia,
Republik Dominika,Uni Eropa , Guetamaa, Meksiko, Norwegia dan Turki.
Dibentuknya panel tersebut agar kasussengketa dapat terselesaikan dengan
objektif sesuai aturan yang berlaku dan menengakkankeadilan diantara negara
anggota WTO khususnya dalam hal ini Indonesia sebagia pihakyang
dirugikan.Panel telah menemukan pelanggaran Pasal 2.1 TBT Agreement , yaitu
bahwakebijakan Amerika Serikat tersebut tidak sesuai dengan ketentuan WTO
karena rokok kretekdan rokok mentol adalah produk sejenis dan keduanya
memiliki daya tarik yang sama bagikaum muda. Menurut WTO, kebijakan yang
membedakan perlakuan terhadap dua produksejenis merupakan tindakan yang
tidak adil, dalam Pasal 2.1 TBT Agreement jugamenetapkan prinsip non-
diskriminasi dimana tiap anggota harus memastikan bahwa dalamhal regulasi
teknis, produk import dari Negara lain harus diperlakukan sama dengan
produkdomestik dan produk yang disukai dari Negara lain. Pelanggaran terhadap
prinsip nondiskriminasi dapat terjadi jika adanya diksriminasi terhadap barang-
barang yang sejenis.Tetapi panel tidak mengabulkan gugatan kedua Indonesia
pada Pasal 2.2 tentang perlu atau tidaknya pelanggaran rokok kretek tersebut.
Panel menilai bahwa Indonesia tidak membawa bukti yang cukup bahwa
pelarangan rokok kretek olehAmerika Serikat lebih bersifat menghambat
perdagangan dari pada karena persaingan perdagangan dan tidak bertujuan untuk
mengurangi jumlah konsumen muda di AmerikaSerikat. Pada akhirnya, panel
mencatat bahwa pelarangan penjualan rokok beraromasebenarnya adalah salah
satu dari langkah-langkah yang telah direkomendasikan dalam Framework
Convention on Tobacco Control (FCTC) yang terkandung dalam Pedoman Partial
World Health Organization (WHO).WTO menilai Amerika Serikat telah
melakukan diskriminasi terhadap produkrokok kretek Indonesia yang merupakan
produk impor dan melanggar ketentuan WTO,sehingga WTO pun memenangkan
rokok kretek Indonesia dalam perselisihan sengketa perdagangan di Appellate
Body (AB). Pada tanggal 2 September 2011 WTO telahmemperkuat keputusan
Panel, hingga pada 5 Januari 2012 Amerika Serikat mengajukan banding ke
Appellate Body WTO. Sampai pada akhirnya AB memutuskan untuk
kembalimemperkuat keputusan Panel bahwa Amerika Serikat telah melanggar
prinsip nondiskriminasi dan mengeluarkan kebijakan yang tidak konsisten. Akibat
dari tindakan noncompliance Amerika Serikat tersebut, maka Indonesia juga
menanggung sebuah kerugianyang diperkirakan lebih dari $160 juta US Dollar
dalam kurun waktu tiga tahun, sejak ASmemberlakukan undang-undang anti
tembakau tersebut. Maka dari itu Indonesia berhakmendapatkan sebuah
konpensasi tersebut.
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa perdagangan


internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di
pasar dunia. Sedangkan, neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
selama jangka waktu tertentu. Jadi, perdagangan internasional merupakan bagian
yang tercatat di dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran digunakan oleh pemerintah untuk melihat kondisi
perekonomian di Indonesia terutama eksistensi-nya dalam sistem perekonomian
internasional serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk hal-hal
terkait praktek hubungan ekonomi dengan negara lain. Neraca pembayaran juga
dapat membantu dalam pengambilan keputusan bidang moneter, fisikal,
perdagangan dan pembayaran internasional, terutama dalam kegiatan ekspor-
impor.
2. Kritik dan Saran

Upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki catatan dalam
neraca pembayaran adalah terkait dengan ekspor-impor, yakni dengan membatasi
impor dan memperbaiki produk lokal yang diekspor agar tetap dapat bersaing di
perdagangan internasional maupun harganya menjadi lebih mahal. Selain itu,
masyarakat perlu memperbaiki mindset-nya tentang mutu produk luar negeri yang
lebih unggul dibandingkan dengan produk dalam negeri agar impor terkurangi
demi tercapainya keseimbangan neraca pembayaran mengingat masalah neraca
pembayaran di Indonesia sering tidak seimbang akibat defisit dari nilai impor
yang terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi


Kebangkitan Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga

Farida.2010. Neraca Pembayaran dan Perdagangan


Indonesia. http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-
perdagangan-indonesia.html.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional)
(http://yandra.web.id/index.php?proses=view&page=72).

Anda mungkin juga menyukai