Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus dan Telaah Jurnal

PSORIASIS VULGARIS

Oleh:

Heny Nurvita Sari 1807101030018


Wina Sri Utama 1807101030020

Pembimbing:
Sitti Hajar

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Shalawat beserta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah, serta kepada sahabat
dan keluarga beliau.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Sitti Hajar Sp.KK,
FINSDV, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam penyusunan laporan kasus yang berjudul “Psoriasis Vulgaris”, serta para
dokter di bagian/ SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin yang telah memberikan
arahan serta bimbingan hingga terselesaikannya laporan kasus ini.
Tidak ada kata sempurna dalam pembuatan sebuah laporan kasus.
Keterbatasan waktu dalam penulisan maupun kajian yang dibahas merupakan
beberapa penyebabnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan
terhadap laporan kasus ini demi perbaikan di masa yang akan datang.

Banda Aceh, Desember 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
LAPORAN KASUS ........................................................................................ 3
Identitas Pasien ..................................................................................... 2
Anamnesis ............................................................................................ 2
Riwayat Penyakit Sekarang .................................................................. 2
Riwayat Penyakit Dahulu ..................................................................... 3
Riwayat Penyakit Keluarga .................................................................. 3
Riwayat Pemakaian Obat ..................................................................... 3
Riwayat Alergi ..................................................................................... 3
Riwayat Sosio-ekonomi ....................................................................... 3
Pemeriksaan Vital Sign. ....................................................................... 3
Pemeriksaan Fisik Kulit........................................................... ............ 4
Pemeriksaan Khusus ............................................................................ 4
Diagnosis Banding ........................................................... ................... 5
Resume ............................................................................................. 5
Pemeriksaan Penunjang. ....................................................................... 6
Diagnosis Klinis. .................................................................................. 6
Rencana Pemeriksaan ........................................................................... 6
Tatalaksana. .......................................................................................... 6
Edukasi…. ............................................................................................ 6
Prognosis. ............................................................................................. 7

ANALISIS KASUS ........................................................................................ 8


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.Tabel Diagnosis Banding .................................................................... 10

iv
PENDAHULUAN

Psoriasis merupakan penyakit peradangan kulit kronik akibat proses


imunologi dan peran genetik dengan karakteristik terjadinya perubahan
pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis yang dapat menyebabkan kormobiditas
kardiovaskular, arthritis serta psikososial.(1,2) Prevalensi penyakit ini di seluruh
dunia yaitu sekitar 2-3%, dan lebih sering ditemukan pada populasi Kaukasia serta
Skandinavia.(3,4) Faktor risiko terjadinya Psoriasis terbagi dua, yaitu faktor
ekstrinsik dan intrinsik. Faktor risiko ekstrinsik termasuk trauma fisik, polusi udara,
obat-obatan, vaksinasi, infeksi dan gaya hidup. Sedangkan faktor risiko intrinsik
termasuk obesitas, penyakit metabolik, dan stres.(5) Manifestasi klinis yang paling
sering ditemukan ialah adanya plak eritematosa diliputi skuama putih disertai
dengan titik-titik perdarahan bila skuama dilepas, berukuran dari seujung jarum
sampai dengan plakat menutupi sebagian besar area tubuh, umumnya simetris.
Penyakit ini dapat menyerang kuku, kulit, mukosa, sendi tetapi tidak mengganggu
rambut.(2)
Etiologi psoriasis belum sepenuhnya diketahui, namun beberapa penelitian
mengatakan bahwa terjadinya psoriasis berhubungan erat dengan faktor genetik.
Suatu lokus kromosom, yaitu kromosom 6p21 atau yang kini disebut sebagai
Psoriasis Susceptibility Locus 1 (PSORS1) dipercayai berkaitan dengan risiko
terjadinya psoriasis, alel yang berkaitan dengan lokus ini yaitu alel HLA-Cw6.(6)
Penelitian terbaru lainnya menyatakan bahwa psoriasis merupakan penyakit
multifaktorial yang mana 70% disebabkan oleh genetik dan 30% lainnya
diakibatkan oleh lingkungan. Penemuan ini mengindikasikan bahwa psoriasis
bukan saja suatu penyakit akibat keturunan, akan tetapi juga faktor lingkungan
seperti mikrobiota kulit, paparan sinar matahari dan hal lainnya ikut berperan dalam
perkembangan penyakit.(7)

1
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SA
Usia : 52 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Pidie
Tanggal Pemeriksaan : 17 Desember 2019
Jaminan : JKN
Nomor CM : 1-19-99-02

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gatal-gatal di seluruh tubuh

Keluhan Tambahan
Kulit bersisik

Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan rasa gatal di
seluruh tubuh. Keluhan sudah dirasakan sejak 20 tahun ini. Awalnya ia merasakan
gatal hanya di punggung, namun lama kelamaan menyebar ke seluruh tubuh. Selain
itu ditemukan bercak yang disertai dengan kulit bersisik. Menurutnya, awalnya
bercak tumbuh berwarna kemerahan, namun semakin lama semakin menebal
disertai dengan sisik berwarna putih dan mengelupas. Rasa gatal dirasakan semakin
memberat saat ia berkeringat dan berkurang setelah ia mandi.

Riwayat penyakit dahulu

2
Pasien sudah mengeluhkan rasa gatal sejak 20 tahun ini dan pada November
2018 ia didiagnosis dengan penyakit gagal jantung.

Riwayat penyakit keluarga


Anak pasien juga mengeluhkan rasa gatal seperti ini.

Riwayat pemakaian obat


Pasien sudah pernah berobat di Sigli sebelumnya terkait dengan keluhan
ini, namun gatal-gatal tidak berkurang. Pasien tidak tahu nama obatnya.

Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi

Riwayat kebiasaan sosial yang terkait


Pasien merupakan seorang PNS dan sudah menikah. Sebelum bulan
November 2018, pasien mengaku sering merokok sehari 3 bungkus, namun
sekarang sudah tidak lagi.

Pemeriksaan Vital Sign


Vital sign
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Heart Rate : 87 x/menit
Respiratory Rate : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °C

PEMERIKSAAN FISIK KULIT

3
Gambar 1.

Gambar 2.
Regio thorakolumbal posterior dan thorakalis anterior: tampak plak
eritematous dengan skuama berwarna putih keperakan di atasnya, berbatas
tegas, tepi ireguler, ukuran numular hingga plakat, jumlah multipel,
distribusi generalisata.

4
Gambar 3.
Regio cruris dextra: tampak patch eritematous dengan skuama di
atasnya, berbatas tidak tegas, tepi ireguler, ukuran numular distribusi
generalisata.

DIAGNOSIS BANDING
1. Psoriasis Vulgaris
2. Tinea Korporis
3. Dermatitis Numularis
4. Pitiriasis Rubra Pilaris

RESUME
Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien laki-laki berusia 52 tahun dengan
keluhan rasa gatal di seluruh tubuh. Rasa gatal disertai dengan kulit yang bersisik
dan mengelupas. Keluhan ini sudah berlangsung selama 20 tahun ini. Pasien sudah
berobat sebelumnya namun keluhan tidak berkurang. Dari keluarga pasien, anak
pasien juga mengeluhkan hal yang sama. Pasien merupakan seorang PNS yang
sebelumnya merokok 3 bungkus per hari namun sudah berhenti sejak tahun 2018.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada regio thorakolumbal posterior dan torakalis
anterior didapatkan adanya plak eritematous dengan skuama berwarna putih
keperakan di atasnya, berbatas tegas, tepi ireguler, ukuran numular hingga plakat,

5
jumlah multipel, distribusi generalisata. Dari hasil pemeriksaan fisik di regio cruris
dextra tampak adanya patch eritematous dengan skuama di atasnya, berbatas tidak
tegas, tepi ireguler, ukuran numular, distribusi generalisata.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Fenomena Kaarsvlek (Hasil: tampak adanya bercak lilin)
- Tanda Auspitz (Tidak dilakukan)
- Fenomena Koebner (Tidak dilakukan)

DIAGNOSIS KLINIS
Psoriasis Vulgaris

RENCANA PEMERIKSAAN
Tidak ada

TATALAKSANA
a) Farmakoterapi
- Sistemik :
Cetirizine tablet 1x10 mg
- Topikal :
Asam Salisilat 3% + Liquor Carbonis Detergens 5% + Clobetasol
propionate 0.05% oint 1x1 (malam)
Asam Salisilat 3% + Liquor Carbonis Detergens 5% + Desoximetasone oint
1x1 (pagi)

b) Edukasi
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa psoriasis merupakan penyakit kronis
yang tidak menular pada orang lain sehingga pasien tidak perlu malu dan
menghindar dari keluarga maupun orang sekitar

6
2. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini dapat kambuh namun bisa
dikontrol dengan cara menghindari stres, merokok, sinar matahari maupun
trauma
3. Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
yang bertujan untuk mencegah keparahan dan meningkatkan kualitas hidup
pasien
4. Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggaruk atau membuat trauma
pada kulit yang sehat untuk mencegah timbulnya bercak baru

PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

7
ANALISA KASUS

Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien laki-laki atas nama Tn. SA


berusia 52 tahun pada tanggal 17 Desember 2019 dengan keluhan utama rasan
gatal di seluruh tubuh. Keluhan sudah dirasakan sejak 20 tahun ini. Awalnya pasien
merasakan rasa gatal hanya di punggung, namun lama kelamaan rasa gatal
dirasakan di seluruh tubuh. Selain itu ditemukan bercak yang awalnya berwarna
merah, namun lama kelamaan menebal disertai dengan sisik yang mengelupas.
Gatal dirasakan memberat saat pasien berkeringat dan berkurang setelah mandi.
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 52 tahun, di mana berdasarkan
teori, tidak terdapat perbedaan prevalensi terhadap terjadinya psoriasis menurut
jenis kelamin, namun beberapa penelitian menyatakan bahwa psoriasis yang
diderita oleh laki-laki cenderung lebih berat dibandingkan dengan perempuan. Hal
ini diduga terjadi akibat perbedaan gaya hidup seperti merokok, perawatan badan
atau hygiene, intensitas terkena paparan matahari dan stres.(8) Menurut teori,
psoriasis terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe I yang mana merupakan tipe psoriasis
dengan onset usia sebelum 40 tahun dan berhubungan dengan HLA (Human
Leukocyte Antigen) sedangkan tipe II merupakan tipe psoriasis yang terjadi pada
onset usia di atas 40 tahun.(1) Pasien saat ini berusia 52 tahun, namun pasien
mengaku bahwa penyakit ini sudah muncul sejak 20 tahun lalu atau ketika pasien
berusia 32 tahun, maka dari itu psoriasis yang terjadi pada pasien ini termasuk ke
dalam Psoriasis Tipe I.
Dari hasil anamnesis, pasien mengeluhkan adanya rasa gatal di seluruh
tubuh. Rasa gatal ini awalnya hanya dirasakan di bagian punggung saja, namun
lama kelamaan rasa gatal mulai menyebar ke bagian tubuh lain. Berdasarkan
penelitian, rasa gatal atau pruritus merupakan salah satu keluhan terbanyak dari
pasien psoriasis. Pruritus ini tidak hanya terjadi pada lesi saja, namun juga
menyebar ke bagian tubuh lainnya meskipun pada bagian tubuh tersebut tidak ada
lesi. Pruritus ini biasanya akan membuat pasien menggaruk yang berujung pada
timbulnya lesi baru, atau yang lebih dikenal dengan fenomena koebner.(9)

8
Patofisiologi pruritus pada psoriasis belum sepenuhnya dimengerti, namun
Interleukin-17A dipercayai berperan penting sebagai penyebab terjadinya pruritus.
Stres dan fatigue sering dilaporkan sebagai pencetus awal eksaserbasi pruritus pada
psoriasis.(10)
Dari hasil anamnesis, pasien juga mengeluhkan munculnya bercak yang
awalnya berwarna merah, namun lama kelamaan bercak tersebut menebal dan
disertai dengan sisik yang terkelupas. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa lesi psoriasis awalnya dimulai dengan makula eritematosa berukuran kurang
dari satu sentimeter. Seiring dengan berjalannya waktu, lesi ini melebar dengan
bentuk beragam, dapat berbentuk kurva linier, lesi mirip cincin, maupun lesi berupa
plak hiperkeratotik berbentuk cembung menyerupai kulit tiram atau plak
ostraseus.(2) Pasien juga mengatakan gatal-gatal berkurang setelah mandi dan
memberat ketika berkeringat. Penelitian di Swedia menyatakan bahwa 35% faktor
yang memperberat rasa gatal pada pasien psoriasis ialah keringat.(11)
Dari hasil anamnesis kebiasaan sosial, diketahui bahwa pasien sebelumnya
merupakan seorang perokok aktif. Pasien mulai merokok saat usia 20 tahun dan
berhenti pada tahun 2018. Dahulu pasien merokok sebanyak 3 bungkus per hari.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa reseptor nikotin kolinergik ditemukan pada
keratinosit dan nikotin diketahui mempercepat diferensiasi keratinosit. Lebih
lanjut, nikotin mengaktivasi sel dendritik dan meningkatkan kemampuannya untuk
menstimulasi proliferasi sel T serta menskresi sitokin yang mana hal ini akan
berujung pada pengaktivan sel imun adaptif.(12,13)
Pada pemeriksaan fisik dermatologis pada regio thorakolumbal posterior
dan torakalis anterior didapatkan adanya plak eritematous dengan skuama berwarna
putih keperakan di atasnya, berbatas tegas, tepi iregular, ukuran numular hingga
plakat, jumlah multipel dan distribusi generalisata. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa bentuk lesi psoriasis vulgaris berupa plak eritematous yang
berbatas tegas dengan skuama putih yang menutupinya. Ukuran lesi bervariasi
mulai dari papul pin point hingga plak yang menutupi bagian tubuh yang luas. Di
bawah lapisan skuama, kulit berbentuk eritema homogen yang berkilat, dan pin

9
point bleeding muncul ketika skuama dilepaskan, hal ini terjadi akibat adanya
trauma pada kapiler pembuluh darah di bawahnya atau yang lebih dikenal sebagai
Tanda Auspitz.(1)
Pada pemeriksaan penunjang, untuk mendiagnosis psoriasis dapat
dilakukan uji klinis berupa Fenomena Karsvlek, Tanda Auspitz dan Fenomena
Koebner. Pada pasien ini dilakukan Fenomena Karsvlek, yaitu dengan cara
menggoreskan lesi dengan menggunakan pinggiran kaca objek dan didapatkan
adanya bercak lilin. Penelitian menyebutkan bahwa ini merupakan tanda adanya
parakeratosis hiperkeratotik.(14)
Adapun diagnosis banding pada pasien ini ialah sebagai berikut :
Tabel 1. Diagnosis Banding
No Diagnosis Alasan Definisi Deskripsi Lesi Gambar
Diagnosis
1. Psoriasis Ditemukan Psoriasis Tampak adanya
lesi plak merupakan plak eritematous
Vulgaris
eritematous penyakit dengan skuama
dengan peradangan berwarna putih
skuama kulit kronik kperakan di
berwarna dengan dasar atasnya, berbatas
putih genetik yang tegas, tepi
keperakan kuat yang ireguler, ukuran
di atasnya. ditandai numular hingga
Pasien dengan adanya plakat, jumlah
sebelumnya perubahan multipel,
merupakan pertumbuhan distribusi
perokok dan generalisata.
aktif. Anak diferensiasi sel
pasien juga epidermis.(2)
mengalami
hal yang
sama.

10
2. Tinea Ditemukan Merupakan Tampak plak
lesi patch suatu infeksi eritematous
Korporis
eritematous jamur berbatas tegas
dengan dermatofita dengan skuama di
bagian pada kulit atasnya, tepi
tengah yang tidak berambut ireguler dan aktif,
lebih tenang di daerah ukuran plakat,
dan tepi muka, badan, jumlah multipel,
yang lengan ataupun distribusi
aktif.(2) gluteus.(1) generalisata.

(15)

3. Dermatitis Ditemukan Merupakan Tampak plak


lesi plak peradangan eritematous
Numularis
eritematous kulit yang dengan skuama di
berbentuk bersifat kronis, atasnya, berbatas
koin dengan ditandai tegas, tepi
batas dengan lesi reguler, ukuran
tegas.(2) berbentuk numular jumlah
mata uang atau soliter, distribusi
agak lonjong, regional.
berbatas tegas
dengan
efloresensi
berupa
papulovesikel
yang biasanya
mudah (16)
pecah.(2)

11
4. Pityriasis Ditemukan Merupakan Tampak plak
plak penyakit eritematous
Rubra Pilaris
berwarna dengan berbatas tegas
merah karakteristik dengan tepi
membentuk folikuler ireguler, bentuk
gambaran keratotif bervariasi dari
eritroderma. progresif numular hingga
(2)
berbentuk plak plakat, jumlah
atau bahkan multipel,
eritroderma distribusi
disertai dengan universal.
keratoderma
palmoplantar(2)
(17)

Pada pasien ini pengobatan sistemik yang diberikan ialah Cetirizine 1x10
mg. Penelitian yang dilakukan oleh Petersen et al. menemukan bahwa histamin
meningkat pada kulit pasien psoriasis dibandingkan dengan pasien kontrol dengan
kulit normal. Pada penelitian tersebut digunakan ranitidin sebagai tatalaksana
pruritus dan 6 bulan kemudia kadar histamin menurun serta gejala pruritus pada
pasien berkurang. Ini menandakan bahwa antihistamin diperlukan dalam
penatalaksanaan pruritus pada pasien psoriasis.(18) Obat topikal yang diberikan pada
pasien ini merupakan kombinasi Asam Salisilat 3% + Liquor Carbonis Detergens
5% + Klobetasol Propionate untuk malam hari dan kombinasi Asam Salisilat 3% +
Liquor Carbonis Detergens 5% + Desoksimetason 0,25%. Menurut teori,
tatalaksana pada psoriasis dapat dilakukan secara topikal, fototerapi, sistemik,
maupun agen biologik. Pada topikal dapat diberikan kortikosteroid, kalsipotriol
maupun retinoid topikal. Fototerapi dapat diberikan UVA atau UVB. Pada sistemik
dapat diberikan metotreksat. Sedangkan pada agen biologik dapat diberikan
alefacept, efalizumab atau infliximab.(2)

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis D, McMichael A, et


al. Fitzpatrick’s Dermatology (9th Edition). United States: McGraw-Hill;
2019.
2. Menaldi SL, Djuanda A, Suriadiredja A, Wiryadi BE, Daili E, Novianto E,
et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Edisi Ketujuh). Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2016.
3. Rendon A, Schäkel K. Psoriasis Pathogenesis and Treatment. Int J Mol Sci.
2019;20(6):1–28.
4. Dogra S, Mahajan R. Psoriasis: Epidemiology, Clinical Features, Co-
Morbidities, and Clinical Scoring. Indian Dermatol Online J. 2016;7(6):471.
5. Kamiya K, Kishimoto M, Sugai J, Komine M, Ohtsuki M. Risk factors for
the Development of Psoriasis. Int J Mol Sci. 2019;20(18):1–14.
6. Boehncke WH. Etiology and Pathogenesis of Psoriasis. RDC North Am.
2015;41(4):665–75.
7. Wolf M, Shnyra A. Autoimmune Mechanisms of Psoriasis: Pathogenic Role
of the IL-23/IL-17 Axis. J Autoimmune Disord. 2018;04(01):1–6.
8. Hägg D, Sundström A, Eriksson M, Schmitt-Egenolf M. Severity of
Psoriasis Differs Between Men and Women: A Study of the Clinical
Outcome Measure Psoriasis Area and Severity Index (PASI) in 5438
Swedish Register Patients. Am J Clin Dermatol. 2017;18(4):583–90.
9. Yu S, Li Y, Zhou Y, Follansbee T, Hwang ST. Immune Mediators and
Therapies for Pruritus in Atopic Dermatitis and Psoriasis. J Cutan Immunol
Allergy. 2019;2(1):4–14.
10. Dickison P, Swain G, Peek JJ, Smith SD. Itching for Answers: Prevalence
and Severity of pruritus in Psoriasis. Australas J Dermatol. 2017;59(3):206–
9.
11. Czarnecka-Operacz M, Polańska A, Klimańska M, Teresiak-Mikołajczak E,
Molińska-Glura M, Adamski Z, et al. Itching Sensation in Psoriatic Patients

13
and Its Relation to Body Mass Index and IL-17 and IL-31 Concentrations.
Postep Dermatologi Alergol. 2015;32(6):426–30.
12. Naldi L. Psoriasis and Smoking: Links and Risks. Psoriasis Targets Ther.
2016;6:65–71.
13. Lønnberg AS, Skov L, Skytthe A, Kyvik KO, Pedersen OB, Thomsen SF.
Smoking and Risk for Psoriasis: A Population-based Twin Study. Int J
Dermatol. 2016;55(2):e72–8.
14. Koca TT, Sarac G, Baglan T. A Brief Summary of Clinical Types of
Psoriasis. North Clin Istanbul. 2016;3(1):79–82.
15. Dogra S, Narang T. Emerging Atypical and Unusual Presentations of
Dermatophytosis in India. Clin Dermatology Rev. 2017;1(3):12.
16. Pugliarello S, Cozzi A, Gisondi P, Girolomoni G. Phenotypes of Atopic
Dermatitis. JDDG - J Ger Soc Dermatology. 2011;9(1):12–20.
17. Koch L, Schöffl C, Aberer W, Massone C. Methotrexate Treatment for
Pityriasis Rubra Pilaris: A Case Series and Literature Review. Acta Derm
Venereol. 2018;98(5):501–5.
18. Domagala A, Szepietowski J, Reich A. Antihistamines in the Treatment of
Pruritus in Psoriasis. Postep Dermatologi Alergol. 2017;34(5):457–63.

14

Anda mungkin juga menyukai