B. Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang di
sebut HIV dari kelompok virus yang di kenal retrovirus yang disebut
lymphadenopathy associated virus (LAV) atau human T-cell leukemia virus
(HTL-III yang juga disebut human T-cell lymphotropic virus (retrovirus).
retrovirus mengubah asamrebonokleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu. penularan virus
ditularkan melalui:
1
C. Komplikasi
1. Oral Lesi
Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim
dalam rongga mulut, jika tidak di obati, kandidiasis oral akan berlanjut
mengenai esofagus dan lambung. Tanda dan gejala yang menyertai
mencakup keluhan menelan yang sulit dan terasa sakit di balik
sternum (nyeri retrosternal). Karena kandidia, herpes simplek,
carkoma kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis human immuno
deficiency virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan
berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi sosial.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia,
hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis. Dengan
efek: sakit kepala, malaise, demam, paralise total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi
sistemik, dan maranik endokarditis.
d. Neuropati karena inflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora
normal, limpoma, dan sarcoma kaposi. Dengan efek penurunan
BB anoreksia, demam, malabsorbsi dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma kaposi
obat illegal, alkoholik dengan anoreksia, mual muntah, nyeri
abdomen, kriterik, demam artitris.
2
c. Penyakit anoretal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi , dengan efek inflamasi sulit
dan sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare.
4. Respirasi
Pneumocystic gejala napas yang pendek, sesak nafas (dispnea),
batuk-batuk, dan nyeri dada, keletihan dan demam akan menyertai
berbagai infeksi oportunis seperti yang di sebabkan oleh
mycobacterium intracellulare (MAI) cytomegalovirus.
5. Dermatologik
Lesi kulit stefilokokus virus herpes simpleks dan zoster
dermatitus karena xerosis,reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar, infeksi sekunder dan
sepsis.penderita AIDS juga dapat memperlihatkan folikulitis
menyeluruh yang di sertai dengan kulit yang kering dan mengelupas
atau dengan dermatitik atopik seperti ekzema dan psoriasi.
6. Sensorik
a.Pandangan :sarkoma kaposi pada konjungtiva atau kelopak
mata retinitissitomegalovirus berefek kebutaan.
b. Pendengaran: otitis eksternal akut dan otitis media ,
kehilangan pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan
dengan mielopati meningtis,sitomegalovirus dan reaksi-reaksi
obat.
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
a.ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
b. Western blot
c.P24 antigen test
d. Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun :
a.Hematokrit
b. LED
c.CD4 limfosit
d. Rasio CD4/CD limfosit
e.Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin
3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama, usia, jenis kelamin, agama, suku, status, pendidikan, pekerjaan,
alamat, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nomor CM, diagnosa
medis.
2. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama : biasanya pada pasien HIV/AIDS akan
merasakan demam dan diare terus menerus.(Katiandagho, 2015)
b. Alasan masuk rumah sakit : Pasien diare terus menerus
(Katiandagho, 2015)
c. Riwayat penyakit sekarang :Biasanya pasien mengeluh
hipoksia, sesak nafas, jari tabuh, limfadenopati (Jauhar & Bararah,
2013)
3. Riwayat kesehatan terdahulu
a. Riwayat penyakit sebelumnya : Sebelumnya pasien mengeluh
mengalami penurunan BB lebih dari 10%,demam,dan batuk dengan
waktu yang cukup lama.
b. Riwayat penyakit keluarga : Biasanya penyakit HIV di tularkan
dari ibu ke anaknya.
c. Riwayat pengobatan : Pemberian obat ARV terdiri atas
beberapa golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor,
nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non nucleoside reverse
transcriptase inhibitor, dan inhibitor protease.
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Kesadaran Pasien melemah.
b. Tanda tanda vital :
1) GSC 4 6 5, T = 150/100 mmhg
2) S = 38 ℃
3) RR = 25x/mnt
4) N = 95 /mnt
2. Body System
4
a. Sistem pernafasan
1) Hidung :simetris, pernafasan, cuping hidung
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
lymfe di sub mandibula.
3) Dada :bentuk dada normal
4) Gerakan dada : simetris, tidak terdapat reaksi
5) Suara nafas :ronki
b. System kardiovaskuler
1) Conjungtiva: tidak anemia, bibir pucat/ cyanosis, arteri carotis:
berisi regular tekanan vena jugularis tidak meninggi.
2) Ukuran jantung : tidak ada pembesaran.
c. System perkemihan
1) Urin produksi oliguria sampai anuria ( 200-400 ml/24 jam )
frekuensi berkurang
2) Tidak di temukan odema
3) Tidak di temukan adanya nokturia, disuria, dan kencing
batu`(Yulrina & Lusiana, 2015, p. 134)
d. System pencernaan
1) Mulut : terjadi peradangan pada mukosa mulut
2) Abdomen : distensi abdomen, peristalticmeningkat >25x/mnt
akibat adanya virus yang menyerang usus.
3) Gaster : nafsu makan menurun, mules, mual muntah, minum
normal
4) Anus : meradang gatal dan terdapat bintik (Jauhar & Bararah,
2013, p. 302)
e. System integument
1) Warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan rasa gatal,
turgor menurun
2) Suhu meningkat 39⁰c,akral hangat,akral hangat,akral dingin
(waspada syok ),capillary refill time memanjang >2 dl, kemerahan
pada daerah perianal.
C. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan: penurunan
energi, kelelahan, infeksi respirasi, sekresi trakheobronkhial, keganasan
paru, pneumothoraks
5
2. Volume cairan: kurang berhubungan dengan: asupan cairan yang tidak
adekuat sekunder terhadap lesi oral, diare.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kesulitan mengunyah, kehilangan nafsu makan, lesi oral dan
esofagus, malabsorbsi gastro intestinal, infeksi oportunistik (kandidiasis,
herpes).
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan: kelemahan, kelelahan, efek
samping pengobatan, demam, malnutrisi, gangguan pertukaran gas
(sekunder terhadap infeksi paru atau keganasan).
5. Kecemasan berhubungan dengan: prognosis yang tidak jelas, persepsi
tentang efek penyakit dan pengobatan terhadap gaya hidup.
D. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA
No KEPERAWATAN TUJUAN DAN INTERVENSI (NIC)
KRITERIA HASIL
(NOC)
6
paru, Batuk tidak jika diperlukan
muncul f. Buka jalan nafas dengan
pneumothoraks
3. menggunakan maneuver chin lift
Tingkat
atau jaw thrust, dengan tepat
pernafasan dalam g. Kolaborasikan dengan dokter
batas normal untuk pemberian terapi oksigen
7
berhubungan Dengan kriteria hasil makan dan aktivitas akhir – akhir
dengan kesulitan : ini
1. d. Indetifikasi ketidaknormalan
mengunyah,
Asupan gizi dalam rongga mulut
kehilangan
e. Tentukan pola makan pasien
tercukupi
nafsu makan, f. Berikan dukungan terhadap
2.
lesi oral dan peningkatan berat badan dan
Tidak terdapat
esofagus, perilaku yang meningkatkan berat
lesi
malabsorbsi 3. badan
g. Ajarkan dan dukung konsep
gastro intestinal, Berat badan
nutrisi yang baik dengan klien
infeksi stabil
h. Kolaborasikan dengan tim
oportunistik
kesehatan lain untuk
(kandidiasis,
mengembangkan rencana
herpes)
perawatan dengan melibatkan
pasien dan keluarganya
8
(sekunder 3. Tidak ada f. Kolaborasikan dengan terapis
terhadap infeksi gangguan yang fisik, okupasi, dan terapis
paru atau muncul saat rekreasional dalam perencanaan
keganasan) beraktivitas dan pemantauan program
aktivitas, jika memang diperlukan
9
DAFTAR PUSTAKA
10