Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

MEKANIKA FLUIDA
PENGENALAN ALAT-ALAT KLIMATOLOGI

Disusun Oleh:
Iftita Anugraini Akasi
17101104022

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengadakan pengamatan terus-menerus mengenai
keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer). Tugas BMKG adalah melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sasaran BMKG dalam menyebarkan informasi yaitu
penanggulangan atau antisipasi bencana meliputi banjir, angin kencang, kekeringan, tsunami dan
gempa. Alat-alat yang ada di stasiun BMKG memiliki fungsi masing-masing seperti alat untuk
mengukur radiasi matahari, pengukur lama penyinaran matahari, pengukur suhu dan kelembaban udara,
pengukur suhu dan kelembaban tanah, pengukur tekanan udara, pengukur arah dan kecepatan angin,
pengukur curah hujan, pengukur tingkat penguapan air dan pengukur tingkat kualitas udara.

Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya dapat memanfaatkan
keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah
yang subur sehingga dapat ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis
lain dalam pembangunan fisik kota. Pertanian merupakan salah satu bidang pembangunan yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu
tercatat kemampuannya dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar
mereka.

Cuaca dan iklim merupakan hasil akhir dari proses interaksi atau hubungan timbal balik dari
unsur-unsur atau perubahan fisik atmosfer (unsur-unsur cuaca/iklim). Proses tersebut berlangsung
setiap saat dan berlangsung terus menerus yang disebabkan atau dipicu oleh beberapa faktor yang
disebut sebagai weater and climatic controls. proses interaksi dari unsur-unsur cuaca atau iklim dengan
faktor pengendalinya pada suatu tempat atau wilayah akan menghasilkan distribusi dan tipe iklim. Tipe
iklim yang terjadi pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan refleksi dan karakteristik fisik daerah
atau wilayah tersebut.

Perubahan iklim tersebut berdampak pada perubahan unsur-unsur iklim antara lain curah hujan,
suhu, dan kelembaban udara, maupun intensitas radiasi yang dirasakan semakin bergeser dari kondisi
alami. Perubahan tersebut seharusnya dijadikan sebagai bentuk keprihatinan dan kewaspadaan bagi
setiap manusia yang mendiami bumi ini, namun, sebaliknya kebanyakan orang kurang memandang
iklim sebagai sumberdaya melainkan sebagai faktor penghambat. Faktor antara lain kurangnya
aspresiasi atau pemahaman iklim sebagai sumberdaya melainkan sebagai sumberdaya, masih
terbatasnya kemampuan mengaplikasikan unsur iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, serta munculnya kejadian-kejadian iklim di luar kemampuan mengaplikasikan
unsure iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta munculnya
kejadian-kejadian iklim diluar kemampuan manusia.
B. Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahuhi tugas-tugas BMKG, mengetahui alat-alat apa saja yang ada
di BMKG beserta fungsinya dan dapat menganalisis pentingnya BMKG bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Perkembangan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama


Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen
Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika. Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala
Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin
diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda
diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium
(Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada masa pendudukan
Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika tersebut
diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
instansi tersebut dipecah menjadi dua yakni: Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas
Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia, Yogyakarta, khusus untuk melayani kepentingan Angkatan
Udara. Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang berada di Jakarta dibawah Kementerian Pekerjaan
Umum dan Tenaga. Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh
Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara
itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda,
Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah
Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi
masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau
WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of
Indonesia with WMO. Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi
Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960
namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan Udara. Namun 10 tahun kemudian diubah lagi menjadi Direktorat Meteorologi dan
Geofisika.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat
Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan,
yang pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama
Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada dibawah Departemen
Perhubungan. Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur
organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap
Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadi Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non
Departemen.
a. Tugas, fungsi dan kewenangan
Tugas dan fungsi
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan
dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Kewenangan
penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya perumusan kebijakan di bidangnya untuk
mendukung pembangunan secara makro penetapan sistem informasi di bidangnya penetapan standar
teknis peralatan serta pelayanan meteorologi penerbangan dan maritime pengaturan sistem jaringan
pengamatan meteorologi dan klimatologi pemberian jasa meteorologi dan klimatologi pengamatan
dan pemberian jasa geofisika. pengamatan dan pemberian jasa kualitas udara pengaturan sistem
jaringan pengamatan geofisika penetapan standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
Alat Klimatologi

1. Piche Evaporimeter
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
2

1
3
Piche berfungsi, untuk mengukur besarnya penguapan yang terjadi pada permukaan basah
(kertas saring).

Bagian-bagian piche evaporimeter:


1. Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas
terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah
pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat
menggantungkan alat tersebut.
2. Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah
menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
3. Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat
disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.

Cara Kerja Piche Evaporimeter


Secara garis besar cara pengamatan evapotranspirometer yaitu memegang gelas pada posisi
terbalik (lubangnya di atas), kemudian mengisi pipa gelas tersebut dengan air suling atau air
hujan. Air tersebut diisikan sampai kira-kira 1,5 cm dari mulut pipa. Selanjutnya yaitu
menyisipkan kertas filter antara mulut pipa dengan penjepit sedemikian rupa sehingga letaknya
konsentris. Lalu kertas filter dijepit agar letaknya stabil. Setelah pemasangan kertas filter
selesai, kedudukan pipa dibalik sehingga mulutnya menjadi di bawah. Keadaan ini membuat
air merembes kedalam pori-pori keras filter sehingga kertas menjadi basah. Setelah kertas filter
basah seluruhnya, alat tersebut kemudian digantung pada standarnya yang terdapat dalam
sangkar meteorology

2. Sangkar Meteorologi
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
5
1
2
3
4

Pemasangan alat meteorologi dalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat
dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu alat yang berada didalamnya terlind ung
dari radiasi matahari secara langsung, hujan dan debu.

Bagian-bagian sangkar meteorologi:


1. termometer bola kering(kiri),
2. termometer bola basah(kanan),
3. termometer maximum(atas),
4. termometer minimum(bawah), dan ;
5. evaporimeter jenis piche.

Cara kerja Sangkar Meteorologi


Sangkar dengan tinggi 120 cm dipasang diatas tanah berumput pendek yang terletak
paling dekat dua kali (sebaiknya 4 kali) tinggi benda yang berada disekitarnya. Pada dinding
sangkar dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga temperatur dan
kelembaban dalam sangkar mendekati atau sama dengan temperatur dan kelembaban diluar
sangkar. Sangkar dipasang degan pintu yang menghadap utara selatan, sehingga alat yang ada
didalamnya tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Jika matahari berada di utara
katulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang dibuka.

3. Penakar Hujan Observatorium (OBS)

Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas


1
2
3
5
4

Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan
tanah dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah hujan yang terukur dinyatakan dalam satuan
mm. Panakar hujan OBS, pada pengamatan Agroklimat diamati tiap jam 07.00 waktu setempat,
sedangkan untuk pengamatan sinoptik diamati tiap jam. Pancatatan data curah hujan hasil
pengukuran dinyatakan dalam bilangan bulat. Apabila tidak ada hujan ditulis strip (-). Bila
curah hujan yang terukur kurang dari 0.5 mm maka ditulis 0, jika lebih dari 0.5 ditulis 1.

Panakar hujan OBS terdiri dari lima bagian utama yaitu:


1. Corong penakar yang berbentuk lingkaran yang dapat dilepas dengan luas 100 cm persegi.
2. Tabung panampung air hujan.
3. Kran untuk mengeluarkan air
4. Penyangga
5. Gelas ukur dengan skala 0 – 25 mm.

Cara Kerja Penakar Hujan Observatorium (OBS)


Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk
dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam
pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila
jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka
pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.

4. Penakar hujan Otomatis Type Hellman

Gambar Tampak Atas Gambar Tampak Depan


1
5
2
3
6
4
Data yang dihasilkan hujan dengan alat ini adalah waktu (saat) terjadinya hujan (jam), periode
hujan (jam), intensitas curah hujan (mm/menit atau mm/jam) dan jumlah curah hujan (mm) .

Penakar hujan otomatis type Helllman terdiri dari beberapa bagian utama yaitu;
1. Corong penakar dengan luas 200 cm persegi.
2. Tabung dengan pelampung yang dihubungkan dengan pena.
3. Jam pemutar dan kertas pias.
4. Pipa siphon untuk menentukan batas ketinggian air pada tabung pelampung 10 mm.
5. Panci penampung air hujan
6. Body penakar.

Cara Kerja Penakar hujan Otomatis Type Hellman


Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam
corong penakar dialirkan masuk dalam tabung pelampung. Pergerakan pena akan membentuk
grafik pada pias yang diputar oleh jam pemutar, dimana sumbu X adalah waktu antara jam
07.00 hari ini sampai jam 07.00 hari esok dan sumbu Y adalah jumlah curah hujan dengan nilai
0 – 10 mm. Setelah mencapai nilai 10 mm pada pias, air yang tertampung dalam tabung
pelampung dikeluarkan melalui pipa siphon dan pena turun hingga nilai 0 pada pias. Air yang
dikeluarkan dari tabung pelampung kemudian tertampung dalam penci penampung dan pada
saat penggantian pias, air yang tertampung ditakar dengan gelas ukur dan dicatat pada pias.

5. Psychrometer
Gambar Tampak Depan Gambar Tampak Atas
1

Psychrometer adalah alat untuk mengukur kelembaban relatif udara. Alat ini menggunakan dua
termometer, yaitu termometer bola kering dan termometer bola basah. Dan dinyatakan dalam
derajat celcius.
Bagian-bagian psychrometer:
1. Termometer Bola Kering, yang digunakan untuk mengukur suhu udara biasa
2. Termometer Bola Basah, yang digunakan untuk mengukur suhu udara jenuh atau lembab.
3. Kain
4. Air suling

Cara kerja Psychrometer:


Pada termometer bola basah tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu
saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Suhu
termometer bola basah lebih dingin dibandingkan dengan termometer bola kering. Perbedaan
suhu antara termometer bola kering dan termometer bola basah dapat digunakan untuk
mneghitung jumlah uap air di udara.

6. Bak Oven

Bak open (alat evaporasi terbuka)


Bak open atau Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur penguapan. Makin luas
permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya
terjadi. Cara kerja alat ini adalah setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook
menempel pada awal air. Nilai selisih awal dan akhir akibat evaporasi. Bak open memilik i
diameter 122,5 cm dan tinggi 25,4 cm. diletakkan pada tempat yang rata sebaiknya memakai
alas kayu 15-20 cm ketinggian dari tanah. Didalam bak oven terdapat Thermome ter
apung/thermometer air untuk mengukur suhu air.
BAB III
PENUTUP
Dari hasil Field Trip yang telah dilakukan, dapat mengetahui bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika
yang ada di Bitung dan Tondano berfungsi sebagai pengamat cuaca guna kepentingan penerbangan keberbagai
daerah. Dengan berbagai peralatanyang cukup memadai, Meteorologi berasal dari dua kata yang
mempunyai makna /arti yaitu : Meteoros (benda yang ada di dalam udara) dan
Logos(ilmu/kajian). Jadi Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala
cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) sedangkan Klimatologi berasal dari kata
Klima kemiringan bumi (lintang tempat) dan logos ilmu. Jadi klimatologi adalah ilmu yang
mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas
manusia. Ilmu ini di dalam nya mempelajari Atmosfer bumi yang terdiri dari beberapa lapisan
yaitu troposfer lapisan paling bawah dari atmosfer, stratosfer, mesosfer , termosfer dan
eksofer.
Dalam mempelajari hal tersebut ada satu badan yang bertugas memberikan informasi
keadaan dari lapisan – lapisan tersebut, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(disingkat BMKG), sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG)
adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika
Dengan alat-alat yang terdapat di BMKG antara lain:
Thermohigrograph , Open Pan Evaporimeter , Piche , Gun Bellani , Penakar Hujan Obs ,
Actinograph Bimetal , Penakar Hujan Tipe Helman , Campbell Stokes , Automatic Rain
Sampler , Thermometer Bola Basah (Bb) , High Volume Sampler , Thermometer Bola
Kering (Bk) , Lightning Detector , Thermometer Maximum , Synergie (Meteo France
International Weather) , Thermometer Minimum , Display Radar Cuaca , Piche
Evaporimeter , Automatic Weather Station (Aws) , Thermometer Tanah Gundul &
Berumput , Very Small Aparture Terminal , Internet Protocol (Vsat-Ip) , Barometer.
DAFTAR PUSTAKA

Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Bandung. Graha Pustaka.


Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya
Tanaman. Bandung: Alfa Beta.
Soejitno, 1976. Dasar-Dasar Pengamatan Meteorologi Permukaan.Akademi Meteorologi
dan Geofisika, Jakarta. Grafika Pustaka
Tjasjono,B. 1999. Klimatologi Umum. Bandung. Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai