JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
NIM : 17101104022
Jurusan : Fisika
Waktu :
Yang bersangkutan telah layak untuk melaksanakan seminar usul pada tanggal 19
Maret 2021.
Menyetujui:
Komisi Pembimbing,
Studi literatur sebaran sesar dari kenampakan permukaan peta geologi menyatakan
bahwa kawasan Kelurahan Airmadidi Atas Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
merupakan daerah yang dilalui sesar utama yang beroreintasi pada arah strike Barat Laut-
Tenggara. Dengan Kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan
sesar - sesar ini menjadi potensi bencana dan menjadi daerah rawan bencana yang justru
dijadikan masyarakat sebagai tempat pemukiman sehingga meningkatkan resiko terjadinya
bencana. Maka untuk itu diperlukan investigasi untuk mengetahui persebaran nilai resistivitas
di sekitar jalur sesar utama di Kelurahan Airmadidi Atas Kecamatan Airmadidi Kabupaten
Minahasa Utara dan mengidentifikasi struktur Sesar serta menvalidasi keberadaan sesar di
lokasi penelitian dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipol-dipol.
1.3 Batasan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu bentuk edukasi
masyarakat supaya lebih waspada terhadap ancaman bencana gempabumi yang bersumber
dari sesar yang belum teridentifikasi dengan baik namun berpotensi untuk menjadi sesar yang
aktif dimasa yang akan datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil penelitian yang dilakukan Fuji-ta & Ikuta (2000) di daerah sesar aktif Yamasaki
(Yamasaki fault) barat daya Jepang, menunjukkan adanya pola sesar berarah barat laut-
tenggara berdasarkan analisis data resistivitas anomali. Struktur sesar ditandai dengan zona
yang sangat konduktif sepanjang bidang sesar.
Wilayah lengan utara Sulawesi merupakan salah satu wilayah yang mempunyai
tingkat seismisitas yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di
Pulau Sulawesi. Gempa terbesar terakhir di Sulawesi Utara terjadi pada tanggal 15
November 2014 pukul 10.31 WITA dengan magnitudo 7,3. Gempa yang terletak di bagian
tengah Laut Maluku sekitar 132 km barat laut Halmahera Barat ini dirasakan kuat hampir di
seluruh wilayah Sulawesi Utara dan menyebabkan tsunami di Teluk Manado setinggi 0.03
meter.
Sumber-sumber gempa di wilayah Sulawesi Utara berasal dari beberapa
penunjaman seperti subduksi Laut Sulawesi, tumbukan ganda laut Maluku, penunjaman
lempeng laut Filipina, dan beberapa sesar aktif di daratan lengan utara Sulawesi. Oleh
karena itu wilayah ini termasuk wilayah yang sangat rawan terhadap bencana gempa-
gempa tektonik (Harmsen, 2007).
Gambar 2.1 Peta seismisitas wilayah Sulawesi Utara (BMKG, 2018)
Sejumlah gempa bumi dengan kedalaman menengah juga banyak terjadi di wilayah
Sulawesi Utara akibat sistem subduksi ganda Laut Maluku, subduksi Laut Sulawesi, dan
subduksi Lempeng Filipina di bawah Halmahera. Untuk gempa-gempa dengan kategori
dalam dengan kedalaman lebih dari 300 km tersebar di Laut Sulawesi. Pola sebaran gempa-
gempa dalam ini membentuk garis memanjang dari selatan ke utara yang dapat diasosiasikan
dengan tunjaman lempeng Laut Maluku ke arah barat ke bawah busur Sangihe. Pola
tunjaman lempeng Laut Maluku dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang memperlihatkan
penampang melintang sepanjang garis A-B dan garis C-D.
Tatanan tektonik di bagian utara pulau Sulawesi dan kawasan Laut Maluku
merupakan salah satu tatanan tektonik yang cukup kompleks dan rumit karena adanya
penunjaman dan pertemuan antara beberapa lempeng. Wilayah ini merupakan pusat
pertemuan tiga lempeng konvergen, karena interaksi tiga kerak bumi utama (lempeng) di
masa Neogen (Simandjuntak, 1992). Konvergensi ini menimbulkan pengembangan semua
jenis struktur di semua skala, termasuk subduksi dan zona tumbukan, sesar dan thrust. Saat
ini sebagian besar struktur Neogen dan beberapa struktur pra-Neogen masih tetap aktif atau
aktif kembali (Pasau dan Tanauma, 2011). Struktur utama termasuk Subduksi Laut Sulawesi,
Sesar Gorontalo, Sulu Thrust, dan tumbukan ganda laut Maluku (Molluca sea collition).
Tumbukan (subduksi) ganda tersebut diakibatkan oleh penunjaman lempeng Pasifik terhadap
lempeng Eurasia sehingga menimbulkan dua busur melengkung yang arahnya berbeda, yaitu
busur Halmahera dan busur Sangihe. Busur Sangihe menunjam ke arah timur Laut Maluku,
sedangkan busur Halmahera menunjam ke barat mengarah ke Filipina dan perairan Maluku,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Penampang tiga dimensi subduksi ganda Lempeng Laut Maluku
(Hall dan Wilson, 2000)
Gambar 2.4 Kecepatan pergerakan lempeng yang diukur dengan GPS dalam mm/tahun
2.4 Sesar
Sesar (fault) adalah suatu rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran sehingga
terjadi perpindahan antara bagian – bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan
bidang Sesar (Asikin, 1979 dalam Syamsuddin, 2012). Menurut Lutfinur (2015) Sesar juga
merupakan suatu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yang menyebabkan satu blok
batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan bisa relatif turun, relatif naik,
ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yang lain. Pergerakan yang tiba-tiba dari
suatu sesar bisa mengakibatkan gempa bumi. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sesar adalah rekahan pada batuan yang memperlihatkan gejala
pergeseran. Secara umum, sesar diklasifikasikan berdasarkan atas dip bidang sesar dan arah
gerak relatifnya yaitu :
Sesar mendatar adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif
bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Berdasarkan arah
pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi 2 jenis sesar yaitu Sesar Mendatar
Dextral (sesar mendatar menganan) dan Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri).
Pada Gambar 2.6 dapat dilihat bahwa pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan
permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip/oblique).
Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang
horizontal.
Metode geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, salah satunya adalah konfigurasi
dipole-dipole. Konfigurasi dipole-dipole sering digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan
susunan jarak antar elektroda sama panjang seperti terlihat pada Gambar 2.9. Pada prinsipnya
konfigurasi dipole-dipole menggunakan 4 buah elektroda, yaitu pasangan elektroda arus yang
disebut current dipole C1C2 dan pasangan elektroda potensial yang disebut potential dipole
P1P2. Pada konfigurasi dipole-dipole, elektroda arus dan elektroda potensial bisa terletak
tidak segaris dan tidak simetris
Untuk tiap konfigurasi dalam metode resistivitas memiliki faktor geometri dan tiap
konfigurasi memiliki faktor geometri yang berbeda. Merujuk pada persamaan (1) dan (2),
faktor geometri konfigurasi dipole-dipole adalah:
1 1 1 1 −1
k =2 π ⌊ ( )(
− − −
r1 r2 r3 r4 )
⌋ … … … … .(1)
atau
Dengan nilai a adalah besar spasi antar elektroda dan n adalah bilangan pengali.
Batuan tersusun dari berbagai mineral dan mempunyai sifat kelistrikan. Beberapa
batuan tersusun dari satu jenis mineral saja, sebagian kecil lagi dibentuk oleh gabungan
mineral, dan bahan organik serta bahan-bahan vulkanik. Sifat kelistrikan batuan adalah
karakteristik dari batuan dalam menghantarkan arus listrik. Batuan dapat dianggap sebagai
medium listrik seperti pada kawat penghantar listrik, sehingga mempunyai tahanan jenis
(resistivitas). Resistivitas batuan adalah hambatan dari batuan terhadap aliran listrik.
Resistivitas batuan dipengaruhi oleh porositas, kadar air, dan mineral. Menurut Telford
(1982) aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
(a)
(b)
Gambar 3.1 (a) Peta lokasi penelitian dalam skala besar. (b) Peta lokasi penelitian Kelurahan
Airmadidi Atas, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara
3.1.2 Waktu
Secara umum penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya sebagai
berikut: Studi pendahuluan, Perencanaan, Akuisisi data, Pengolahan data dan Interpretasi.
Studi pendahuluan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum
objek penelitian. Tahapan ini meliputi penggalian informasi mengenai keberadaan sesar
seperti kondisi geologi dan singkapan batuan dipermukaan, serta mencari rencana lokasi
penelitian. Pada penelitian ini, studi pendahuluan dilakukan melalui studi literatur dan survei
lapangan. Studi Literatur menggunakan lembaran peta sebaran sesar yang dikelurkan oleh
Badan Survey geologi pada tahun 2007.
Gambar 3.2 Peta Sebaran Sesar di lokasi peneltian (Badan Geologi Indonesia ,2007)
Garis kotak hitam merupakan daerah penelitian
3.3.2 Perencanaan
Perencanaan dilakukan agar penelitian berjalan dengan efektif, efisien, dan tepat
sasaran. Perencanaan diawali dengan menentukan metode geofisika yang tepat untuk
memperoleh objek target sesuai dengan hasil studi pendahuluan. Berdasarkan target yang
diinginkan, yaitu bidang sesar yang kemungkinan dicirikan dengan batas perbedaan litologi
secara lateral sehingga mengakibatkan kontras nilai parameter fisis pada kedalaman tertentu,
maka pengukuran metode geolistrik cocok untuk dilakukan.
Untuk mendeteksi bidang sesar perlu dilakukan pengukuran secara mapping dan
sounding. Metode tersebut dikenal juga dengan Geolistrik Konfigurasi dipol -dipol.
3.3.3 Akuisisi data
Akuisisi data adalah tahap pengambilan data di lapangan. Akuisisi data dilakukan
sesuai dengan desain survei yang telah direncanakan sebelumnya. Pada penelitian ini
pengukuran dilakukan dengan menggunakan desain survei seperti pada gambar 3.3
Setelah diperoleh data nilai resistivitas hasil pengukuran di lapangan, selanjutnya data
diolah agar kemudian dapat diinterpretasi data pengukuran mapping (2D) diolah
menggunakan software Res2Dinv.
3.3.5 Interpretasi
Interpretasi dilakukan untuk membaca mendefinisikan arti dari hasil data yang
diperoleh dari hasil akuisisi dan pengolahan ke dalam ke dalam bahasa geologi. Interpretasi
dari hasil penelitian ini akan dibahas lebih lengkap pada bagian selanjutnya.
3.4 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi
Pendahuluan
Akuisisi data
lapangan
Pemodelan RES2DINV
Penampang Resisitivitas
Lintasan
Interpretasi hasil
Analisis hasil
pengolahan data
Kesimpulan
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
As’ari., Seni H.J Tongkukut., 2016. Metode Geolistrik Konfigurasi Dipol-dipol untuk
Identifikasi Daerah Sesar Manado di Keamatan Singkil Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Sains. 5(2) 99–102
BMKG, 2018 Peta seismisitas wilayah Sulawesi Utara, Stasun Geofisika Manado
Effendi,A.C., dan S.S. Bawono. 1997. Peta Geologi Lembar Manado Sulawesi utara, Edisi
ke-2 pusat penelitian dan pengembangan Geologi, Bandung
Fuji-ta, Ikuta, 2000. Resistivity structure of the central part of the Yamasaki fault studied by
the multiple electrodes resistivity method, Japan
Hall, R. & Wilson, M. E. J., 2000, Neogene sutures in eastern Indonesia. Journal of Asian
Earth Sciences,18, 781–808
https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/dokumen-perencanaan-dan-
pelaksanaan/dokumen-rencana-pembangunan-nasional/rpjp-2005-2025/rpjmn-2015-
2019.
Ismi Lutfinur., Khumaedi., dan Hadi Susanto., 2015. Identifikasi Sesar Bawah Permukaan
Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger (Studi Kasus Sungai Opak
Yogyakarta), Jurnal Sains dan Teknologi. Vol.5 No.2 Oktober 2015. Halaman 10.
Universitas Negeri Semarang
Mamonto , dkk (2015) Identifikasi Sesar Manado Dengan Menggunakan Metode Geolistrik
Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger Di Desa Watutumou Kecamatan
Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Univesitas Samratulangi Manado.
Pasau, Tanauma. 2011. Pemodelan Sumber Gempa Di Wilayah Sulawesi Utara Sebagai
Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi.
Pusat Survei Geologi Bandung, (2007) Peta Seismotektonik daerah Manado dan Sekitarnya
Telford, L.P. Geldart, R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics 2nd ed. Cambridge Universiti
Press.
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys, D.A. (1982). Applied Geophysics.
Cambridge: Cambridge University Press
Utiya, J., As’ari, Seni HJ T., 2015. Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
WennerSchlumberger dan Konfigurasi Dipole-dipole untuk Identifikasi Sesar Manado
di Kecamatan Paaldua Kota Manado, Manado
Biaya Penelitian
Jadwal Penelitian