Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat praktisi keluarga dan anak merupakan area spelisasi keempat yang
di identifikasi dan berfokus pada keluarga. Asuhan perawat praktisi keluarga
diberikan untuk seluruh keluarga, tetapi fokus utama para perawat praktisi ini
adalah memandang keluarga sebagai suatu kumpulan dari anggotanya. Baik
perawat praktisi keluarga maupun anak memandang keluarga sebagai konteks klien
individu. Akan tetapi hal ini tengah mengalami perubahan karena beberapa progam
perawat praktisi memasukan materi keperawatan keluarga lanjut kedalam
kurikulum nya guna mengupayakan layanan yang lebih luas dan untuk membantu
mahasiswa.(Wright & Leahey)

Masalah kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada transisi


epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit kronis serta degeneratif. Kondisi
tersebut disebabkan oleh perubahan struktur pendidikan dan gaya hidup
masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan pola perawatan jangka panjang
sangat dibutuhkan. Seiringing dengan itu, konsep pelayanan kesehatan pun
berubah. Konsep yang tadinya masyarakat mendatangin institusi palayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas menjadi pelayanan kesehatan yang
mendatangi masyarakat. Oleh karena itu, paradigma bahwa rumah sakit adalah
tempat paling penting dalam penyembuhan dan perawatan klien sudah mulai
berubah menjadi perawatan dirumah. Tidak hanya memberikan perawatan yang
lebih murah, home care juga merupakan langkah kunci utnuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal untuk banyak klien. Konsep home care dapat meningkatkan
kalitas pelayanan dan menghindari rawat inap dipelayanan ksehatan karena kondisi
kronis atau efek samping. (Keperawatan Komunitas dan Pendekatan Praktis,2014)

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep keperawatan
keluarga khususnya home care
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui pengertian, pelayanan keperawatan
dirumah/home care
b. Untuk mengetahui sejarah keperawatan keluarga,Trend, dan issue
keperawtan keluarga

C. Rumusan Masalah
1. Pengertian, pelayanan keperawatan dirumah/home care
2. Sejarah keperawatan keluarga
3. Trend, dan issue keperawatan keluarga

2
BAB II

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Konsep Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi
yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik
keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang
menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota anggotanya
dalam situasi sehat dan sakit.
Home care merupakan penyediaan layanan dan peralatan professional
perawat bagi klien dan keluarganya di rumah untuk mnjaga kesehatan,
edukasi, pencegahan penyakit, diagnosis dan penanganan penyakit, tetapi
paliatif, dan rehabilitatif. (Depkes,2002) menyebutkan bahwa home care
merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambunhan dan komprehensif
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
untuk meningkatkan,mempertahankan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit. Menurut Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan Depeartemen Kesehatan RI dalam makalahnya
pada seminal nasional 2007 tentang”Home Care; bukti kemandirian
perawat”. Home Care merupakan sintesis dari pelayanan keperawatan
kesehatan komunitas dan keterampilan teknis perawatan klinik yang berasal
dari spesialisasi keperawatan tertentu.(Falsalado candra widyanto,2014)

2. Tujuan Home Care


Home care mencakup upaya untuk
menyembuhkan,mempertahankan,memelihara, dan meningkatkan
kesehatan fisik, mental atau emosi klien. Pelayanan diberikan dirumah
dengan melibatkan klien dan keluarganya atau pemberi pelayanan yang lain.
Tujuan khusus home care antara lain :
a. Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi klien secara bio, psiko, sosio, spiritual.

3
b. Meningkatnya kemandrian klien dan keluarga dalam pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
c. Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan
klien.
Home care merupakan salah satu jenis perawtan jangka
panjang(long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional
maupun tenaga non profesional yang telah mendapat pelatihan. Home care
merupakan lanjutan dari asuhan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit
termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat
dilaksanakan oleh perawat rumah sakit semula, oleh perawat komunitas
dimana klien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani klien di
rumah. Pelayanan home care merupakan suatu komponen tentang
keperawatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka. (Falsalado candra
widyanto,2014)

3. Manfaat Home Care


Manfaat dari pelayann home care bagi klien menurut Triwibowo (2012)
ntara lain :
a. Pelayanan akan lebih sempurna,holistik, dan komprehensif
b. Pelayanan lebih professional
c. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah
naungan legal dan etik keperawatan
d. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman
dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional. (Falsalado
candra widyanto,2014)

4. Prinsip Home Care


Prinsip-prinsip home care menurut Triwibowo (2012) adalah sebagai
berikut :

4
a. Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
dilaksanakan oleh perawat/ TIM yang memiliki keahlian khusus
bidang tersebut.
b. Mengaplkasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam
praktik.
c. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat, dan
komprehensif secara terus menerus.
d. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa
keperawatan
e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan,
terapi dan pemulihan.
f. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga
kenyamanan, penyembuhan, peningkatan kesehatan dan mencegah
komplikasi.
g. Mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarganya
terhadap intervensi keperawatan.
h. Bertanggung jawab terhadap klien dan keluarganya akan pelayanan
yang bermutu melalui manajemen kasus,rencana penghentian
asuhan keperawatan (discharge planning), dan koordinasi dengan
sumber-sumber di komunitas.
i. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik
keperawatan. (Falsalado candra widyanto,2014)

5. Faktor pendorong perkembangan Home Care


Bentuk pelayanan kesehatan yang saat ini dikenal masyarakat dalam
sistem pelayanan kesehatan adalah rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit di berbagai pertimbangan
terpaksa di rawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan
kesehatan. Faktor- fator yang mendorong perkembangan home care
menurut Triwibowo (2012) adalah :

5
a. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien
apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya klien
kanker stadium akhir secara medis belum ada upaya yang dapat
dilakuka untuk mencapai kesembuhan. Contoh lain pada klien dengan
gagal ginjal kroni yang harus mejalani terapi hemodialisa, kini sudah
berkembang pelayanan hemodialisa dengan Continous Ambulatory
Peritoneal Dialysis (CAPD) yang memungkinkan klien dapat
melakukan cuci darah sendir dirumah.
b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada
kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang
relatif lama. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus
yang memerlukan tindak lanjut perawatan di rumah. Misalnya klien
pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan
memerlukan pelayanan rehabilitasi waktu yang relatif lama. Contoh
lain klien dengan ulkus diabetikum yang memerlukan perawatan luka
kronis yang relatif lama.
c. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan
bahwa perawatan klien yang lama (lebih dari 1 minggu ) tidak
menguntungkan dan menjadi ebeban manajemen.
d. Banyak orang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan
kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak
menikmati kehidupan secara optimal karena terkait denfan aturan-
aturan yang ditetapkan.
e. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian
klien dibandingkan denganperawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat kesembuhan.
(Falsalado candra widyanto,2014)

6. Sejarah Keperawatan Keluarga


Konsep keperawatan keluarga selalu ada dalam keperawatan
(ford,1979,hlm 4) akan tetapi keperawatan keluarga tampak mengalami

6
pasang surut.Pada era sebelum masa industri dan kolonial saat anggota
keluarga bekerja di rumah dalam industri rakyat atau perkebunan,
perawatan keluarga tampak menonjol.Kemudian datang era
industrialisasi,saat anggota keluarga berpindah bekerja di pabrik. Pelayanan
kesehatan secara bertahap berpindah dari rumah ke rumah sakit.
Di inggris, Florance Nightingale menyadari betapa pentingnya
keluarga dan lingkungan rumah dalam perawatan individu yang sakit.
Nightingale menyatakan adanya kebutuhan akan anggota keluarga dalam
kamp militer dan kebutuhan untuk menjaga seluruh keluarga agar terhindar
dari kemiskinan dengan cara memberikan perawatan kepada pencari nafkah
agar kembali sehat (Beard,1915, seperti yang dikutip dalam Whall,19861,
hlm 242-243)
Selama tahun 1800-an dan awal 1900-an di Amerika Serikat,
perawat kesehatan masyarakat dan petugas kesehatan di inggris melayani
keluarga di rumah. Dengan adanya birokrasi di dalam
masyarakat,spesialisai dan praktik kedokteran keluarga serta keperawatan
yang berorientasi pada keluarga tidak lagi digunakan. Keterbatasan cakupan
asuransi,kebijakan perujukkan dan pembayaran lembaga pemerintah
maupun swasta, dan kurangnya pendanaan untuk hal yang bersifat preventif
juga merupakan kebijakan yang kemudian mengurangi perawatan yang
berfokus pada keluarga (Ford,1979).
Keperawatan kesehatan masyarakat, keshatan ibu dan anak, dan
kebidanan berusaha untuk menjembatani kesenjangan dalam beberapa hal
dan berdiri sebagai contoh, baik perawatan yang berpusat pada keluarga
maupun perawatan fraksional. Sebagai contoh, obstetri membatasi
perawatanya hanya pada ibu , perawatan bayi diserahkan kepada penyedia
perawatan yang lain, dan hanya sedikit perhatian yang diberikan kepada
anggotta keluarga yang lain, dan layanan kesehatan masyarakat untuk
penyakit menular biasanya melibatkan keluarga berkelanjutan adalah
Frontier Nursing service. Di sini, Frontier Nursing Service menyediakan

7
layanan, baik layanan kebidanan maupun layanan kesehatan masyarakat
bagi keluarga.
Keempat kelompok spesialisasi keperawatan yang paling
bersemangat memfokuskan diri pada keluarga adalah pelayanan kesehatan
komunitas yang memandang keluarga sebagai klien, keperawatan orang tua
– anak, yang menilai keluarga sebagai konteks dan klien, pelaynan
kesehatan jiwa psikiatri, yang memandang keterlibatan keluarga yang luas
tercakup dalam spesialisasi terapi keluarga, dan keperawatn primer keluarga
atau perawat praktisi spesialisasi, yang kadang memandang keluarga
sebagai kumpulan dari anggotanya, tetapi juga memandang keluarga
sebagai konteks.
Selain pengaruh spesifik yang dilami oleh area spesialisasi ini,
beberapa faktor umum tertentu telah meningkatkan pertumbuhan
keparawatan keluarga. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Peningkatan pemahaman dalam keperawatan dan masyarakat terhadap
kebutuhan akan promosi kesehatan dan fokus kesehatan, tidak hanya
berorientasi pada penyakit
b. Populasi lansia yang ada dalam komunitas kita dan petumbuhan
penyakit kronik, menyebabkan tingginya biaya perawatan diri dan
kebutuhan akan penyedia perawatan bagi keluarga.
c. Adanya kesadaran yang luas akan banyakanya keluarga yang bermsaalh
dalam komunitas kita
d. Penyebaran dan penerimaan umum teori interpersonal dan teori yang
berbasis keluarga tertentu, seperti teori bonding and attachment dan
teori sistem umum, serta teori stress dan koping keluarga.
e. Gerakan terapi pernikahan dan keluarga, perkembangan pedoman
membesarkan anak, pernikahan, serta pelayanan dan klinik keluarga.
(M.Friedman, 2014.)

8
7. Trend Keperawatan Keluarga
Berdasarkan buku M.Friedman tahun 2014 terdapat beberapa trend
dalam keperawatan keluarga saat ini yaitu :
a. Perubahan Bidang Profesi Keperawatan
1. Perubahan ekonomi
Perubahan ekonomi membawa dampak terhadap pengurangan
berbagai anggaran untuk pelayanan kesehatan, sehingga berdampak
terhadap orientasi manajemen kesehatan atau keperawatan dari
lembaga sosial ke orientasi bisnis.

2. Kependudukan
Sedangkan perubahan kependudukan dengan bertambahnya jumlah
penduduk di Indonesia dan bertambahnya umur harapan hidup,
maka akan membawa dampak terhadap lingkup dari praktik
keperawatan. Pergeseran tersebut terjadi yang dulunya lebih
menekankan pada pemberian pelayanan kesehatan atau perawatan
pada “hospital-based” ke “comunity based”.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Atau Keperawatan
Era kesejagatan identik dengan era komputerisasi, sehingga perawat
di tuntut untuk menguasai teknolgi komputer di daam
melaksanakan MIS (Manajemen Information System) baik di
tatanan pelayanan maupun pendidikan keperawatan
b. Tuntutan Profesi
Keperawatan Karakteristik
Profesi yaitu:
1. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetehuan (body of knowledge)
melalui penelitian
2. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain
3. Pendidikan yang memenuhi standar
4. Terdapat pengendalian terhadap praktik

9
5. Bertanggungjawab dan bertanggung gugat (Accounttable) terhadap
tindakan keperawatan yang dilakukan gabung
6. Merupakan karier seumur hidup
7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi

c. Dampak Perubahan Praktik keperawatan


1. Pengurangan anggaran
Perawat indonesia saat ini di hadapkan pada suatu
dilema,di satu sisi dia harus terus mengupayakan peningkatan
kualitas layanan kesehatan, dilain pihak pemerintah memotong
alokasi anggaran untuk pelayan keperawatan. Keadaan ini dipicu
dengan menjadikan rumah sakit swadan dimana juga berdampak
terhadap kinerja perawat. Dalam melaksanakn tugasnya perawat
sering jarang mengadakan hubungan interpersonal yang baik
karena mereka harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh
waktu.
2. Otonomi dan akuntabilitas
Dengan melibatkan perawat dalam pengambilan suatu
keputusan di pemerintahan, merupakan hal yang sangat positif
dalam meningkatkan otonomi dan akuntabilitas perawat indonesia.
Peran serta tesebut perlu di tingkatkan terus dan di pertahankan.
Kemandirian perawat dalam melaksanakan perannya sebagai suatu
tantangan. Semakin meningkatnya otonomi perawat semakin
tingginya tuntutan kemampuan yang harus di persiapkan.
3. Teknologi
Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan IPTEK
dalam praktek keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan
suatu keharusan.
4. Tempat praktik
Tempat praktik keperawatan di masa depan meliputi pada
tatanan klinik(RS); komunitas; dan praktik mandiri di

10
rumah/berkelompok (sesuai SK MENKES R.I.647/2000 tentang
registrasi dan praktik keperawatan).
a) Perbedaan batas kewenangan praktik
b) Belum jelasnya batas kewenangan praktik keperawatan pada
setiap jenjang pendidikan, sebagai suatu tantangan bagi profesi
keperawatan.

8. Isu Keperawatan Keluarga


Menurut M. Friedman terdapat beberapa isu keperawatan keluarga,
diantaranya:
a. Isu praktik: kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta
praktik klinis. Kesenjangan antara pengetahuan yang ada dan
penerapan pengetahuan ininjelas merupakan masalah di semua bidang
dan spesialisasi di keperawatan, meskipun kesenjangan ini lebih tinggi
di keperawatan keluarga.
b. Isu praktik :kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga lebih
mudah untuk diintegrasikan ke dalam praktik. dalam beberapa tahun
belakangan ini, terjadi restrukturisasi pelayanan kesehatan besar-
besaran, yang mencakup perkembangan pesat sistem pengelolaan
perawatan berupa sistem pemberian layanan kesehatan yang
kompleks, multiunit, dan multilevel sedang dibentuk.
c. Isu praktik : peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan
kesehatan kepada keluarga. Berdsarkan perbincangan dengan perawat
dan tulisan yang disusun oleh perawat keluarga terdapat kesepakatan
umum bahwa peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia layanan
kesehatan ke pasien/keluarga perlu dilakukan.
d. Isu praktik : globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan
kesempatan baru yang menarik bagi pegawai keluarga. Dengan makin
kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai globalisasi perawat
keluarga disuguhkan dengna kesempatan baru dan menarik untuk

11
belajar mengenai intervensi serta pogram yang telah ditetapkan oleh
negara lain.
e. Isu pendidikan : muatan apa yang harus diajarkan dalam kurikulum
keperawatan keluarga dan bagaimana cara menyajikannya?. Menurut
Hanson dan Heins (1997) yang melaporkan sebuah survei pada sekolah
keperawatan di Amerika Serikat yang mereka lakukan terkait cakupan
keperawatn keluarga di sekolah tersebut, terdapat perkembangan
pemaduan muatan keperawatan keluaraga dan keterampilan klinis ke
dalam prgram keperawatan keluarga.

B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Konsep Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi
yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik
keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang
menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota
anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Salvacion G.Bailon dan Araceles Maglaja (1978) perawatan
kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang dipusatkan pada “keluarga” sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat dengan sehat sebagai tujuannya dan perawatan sebagai
sasarannya (Suprajitno, 2004).
Dapat disimpulkan bahwa keperwatan keluarga adalah :
1. Suatu bidang yang terspesialisasi yang mana diidalamnya terdapat
berbagai bidang perawatan.
2. Sebuah upaya pemberian perawatan dengan memanfaatkan proses-
proses keperawatan pada setiap anggota keluarga dalam situasi
sehat maupun sakit.
3. Suatu tingkatan dari pemberian layanan kesehatan dalam
masyarakat yang di pusatkan kepada keluarga yang bertujuan untuk
menyehatkan keluarga tersebut.

12
(Depkes,2002) menyebutkan bahwa home care merupakan pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk
meningkatkan,mempertahankan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat penyakit.

Dalam penyelenggaraannya, salah satu upaya peningkatan kesehatan


pada keperawatan keluarga salah satunya adalah home care. Home care
merupakan sebuah pelayanan kesehatan yang memiliki tenaga kerja
yang profesional yang mana diberikan kepada keluarga atau individu
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemandirian
dan meminimalkan terjadinya penyakit. Home juga merupakan salah
satu layanan kesehatan yang digunakan terutama bagi keluarga pasien
yang memang memiliki kesibukan berlebih, sehingga keluarga pasien
tidak memiliki waktu untuk memberikan perawatan untuk pasien.
Disinilah perawat dibutuhkan untuk memberikan perawatan dan
pendampingan untuk pasien dalam keperawatan keluarga.

b. Tujuan Home Care


Tujuan khusus home care antara lain :
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi klien secara bio, psiko,
sosio, spiritual.
Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pasien secara bio-psiko-
sosio-spiritual diharapkan dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup dari kesehatan pasien.
2. Meningkatnya kemandrian klien dan keluarga dalam
pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang memiliki
masalah kesehatan.
Selain memberikan perawatan kepada pasien home care di
keperawatan keluarga juga melatih kemandirian dan
pemeliharaan kesehatan dari anggota keluarga maupun pasien.

13
3. Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai
kebutuhan klien.
Dalam pelayanan keperawatan sangat memerhatikan kepuasan
dan terpenuhinya perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien saat itu.
c. Manfaat Home Care
Manfaat dari pelayanan home care, diantaranya:
1. Pelayanan akan lebih sempurna, holistik, dan komprehensif
Dengan adanya home care pelayanan yang diberikan bisa lebih
maksimal dan terkhusus atau tertuju hanya untuk 1 orang pasien.
Sehingga kecil kemungkinan untuk terjadinya hal yang tidak
diinginkan.
2. Pelayanan lebih professional
Pemberian pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik yang
deiberikan oleh tenanga keperawatan yang sudah professional.
3. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah
naungan legal dan etik keperawatan
4. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih
nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional.

d. Prinsip Home Care

Prinsip-prinsip home care menurut Triwibowo (2012) adalah sebagai


berikut :

1. Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah


dilaksanakan oleh perawat/ TIM yang memiliki keahlian khusus
bidang tersebut.
2. Mengaplkasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam
praktik.
3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat, dan
komprehensif secara terus menerus.

14
4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa
keperawatan
5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa
keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan,
terapi dan pemulihan.

Dengan adanya prinsip-prinsip yang diterapkan dalam home care


supaya dapat menjadi pedoman untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam bidang keperawatan keluarga. Sehingga tercapainya tujuan untuk
mewujudkan keluarga yang memiliki kualitas hidup yang baik.

e. Faktor Pendorong Perkembangan Home Care

Faktor- fator yang mendorong perkembangan home care menurut


Triwibowo (2012) adalah :

1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak


efisien apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya
klien kanker stadium akhir secara medis belum ada upaya yang dapat
dilakuka untuk mencapai kesembuhan. Contoh lain pada klien
dengan gagal ginjal kroni yang harus mejalani terapi hemodialisa,
kini sudah berkembang pelayanan hemodialisa dengan Continous
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) yang memungkinkan klien
dapat melakukan cuci darah sendir dirumah.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan
pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan
yang relatif lama. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-
kasus yang memerlukan tindak lanjut perawatan di rumah. Misalnya
klien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan
memerlukan pelayanan rehabilitasi waktu yang relatif lama. Contoh
lain klien dengan ulkus diabetikum yang memerlukan perawatan
luka kronis yang relatif lama.

15
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan
bahwa perawatan klien yang lama (lebih dari 1 minggu ) tidak
menguntungkan dan menjadi ebeban manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan
kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak
menikmati kehidupan secara optimal karena terkait denfan aturan-
aturan yang ditetapkan.
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian
klien dibandingkan denganperawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat kesembuhan.

f. Sejarah Keperawatan Keluarga


Selama tahun 1800-an dan awal 1900-an di Amerika Serikat,
perawat kesehatan masyarakat dan petugas kesehatan di inggris
melayani keluarga di rumah. Dengan adanya birokrasi di dalam
masyarakat,spesialisai dan praktik kedokteran keluarga serta
keperawatan yang berorientasi pada keluarga tidak lagi digunakan.
Keterbatasan cakupan asuransi,kebijakan perujukkan dan pembayaran
lembaga pemerintah maupun swasta, dan kurangnya pendanaan untuk
hal yang bersifat preventif juga merupakan kebijakan yang kemudian
mengurangi perawatan yang berfokus pada keluarga (Ford,1979).
Keperawatan kesehatan masyarakat, keshatan ibu dan anak, dan
kebidanan berusaha untuk menjembatani kesenjangan dalam beberapa
hal dan berdiri sebagai contoh, baik perawatan yang berpusat pada
keluarga maupun perawatan fraksional. Sebagai contoh, obstetri
membatasi perawatanya hanya pada ibu , perawatan bayi diserahkan
kepada penyedia perawatan yang lain, dan hanya sedikit perhatian yang
diberikan kepada anggotta keluarga yang lain, dan layanan kesehatan
masyarakat untuk penyakit menular biasanya melibatkan keluarga
berkelanjutan adalah Frontier Nursing service. Di sini, Frontier Nursing

16
Service menyediakan layanan, baik layanan kebidanan maupun layanan
kesehatan masyarakat bagi keluarga.
Keempat kelompok spesialisasi keperawatan yang paling
bersemangat memfokuskan diri pada keluarga adalah pelayanan
kesehatan komunitas yang memandang keluarga sebagai klien,
keperawatan orang tua – anak, yang menilai keluarga sebagai konteks
dan klien, pelaynan kesehatan jiwa psikiatri, yang memandang
keterlibatan keluarga yang luas tercakup dalam spesialisasi terapi
keluarga, dan keperawatn primer keluarga atau perawat praktisi
spesialisasi, yang kadang memandang keluarga sebagai kumpulan dari
anggotanya, tetapi juga memandang keluarga sebagai konteks.

g. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga


Terdapat beberapa trend dalam keperawatan keluarga saat ini yaitu :
1. Perubahan bidang profesi keperawatan, diantaranya:
a) Perubahan ekonomi
Perubahan ekonomi membawa dampak terhadap pengurangan
berbagai anggaran untuk pelayanan kesehatan, sehingga
berdampak terhadap orientasi manajemen kesehatan atau
keperawatan dari lembaga sosial ke orientasi bisnis.
b) Kependudukan
Dilihat dari kependudukan akan bertambahnya harapan hidup
masyarakat Indonesia.
c) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Atau
Keperawatan
Dalam hal ini perawat dituntut untuk bisa menguasai teknologi
computer dalam melaksanakan tatanan pelayanan maupun
pendidikan keperawatan yang baik.
Terdapat beberapa isu dalam keperawatan keluarga saat ini yaitu :

17
1. Isu praktik: kesenjangan bermakna antara teori dan penelitian serta
praktik klinis. Kesenjangan antara pengetahuan yang ada dan
penerapan pengetahuan ininjelas merupakan masalah di semua
bidang dan spesialisasi di keperawatan, meskipun kesenjangan ini
lebih tinggi di keperawatan keluarga.
2. Isu praktik :kebutuhan untuk membuat perawatan keluarga lebih
mudah untuk diintegrasikan ke dalam praktik. dalam beberapa tahun
belakangan ini, terjadi restrukturisasi pelayanan kesehatan besar-
besaran, yang mencakup perkembangan pesat sistem pengelolaan
perawatan berupa sistem pemberian layanan kesehatan yang
kompleks, multiunit, dan multilevel sedang dibentuk.
3. Isu praktik : peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia
pelayanan kesehatan kepada keluarga. Berdsarkan perbincangan
dengan perawat dan tulisan yang disusun oleh perawat keluarga
terdapat kesepakatan umum bahwa peralihan kekuasaan dan kendali
dari penyedia layanan kesehatan ke pasien/keluarga perlu dilakukan.
4. Isu praktik : globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan
kesempatan baru yang menarik bagi pegawai keluarga. Dengan
makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai globalisasi
perawat keluarga disuguhkan dengna kesempatan baru dan menarik
untuk belajar mengenai intervensi serta pogram yang telah
ditetapkan oleh negara lain.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi
yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik
keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang
menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota
anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Perawatan kesehatan keluarga
sebagai tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada
“keluarga” sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.
Dapat disimpulkan bahwa keperwatan keluarga adalah :
1. Suatu bidang yang terspesialisasi yang mana diidalamnya terdapat
berbagai bidang perawatan.
2. Sebuah upaya pemberian perawatan dengan memanfaatkan proses-
proses keperawatan pada setiap anggota keluarga dalam situasi
sehat maupun sakit.
3. Suatu tingkatan dari pemberian layanan kesehatan dalam
masyarakat yang di pusatkan kepada keluarga yang bertujuan untuk
menyehatkan keluarga tersebut.
Tujuan khusus home care antara lain: Terpenuhinya kebutuhan dasar
bagi klien secara bio, psiko, sosio, spiritual. Meningkatnya kemandrian
klien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga
yang memiliki masalah kesehatan. Terpenuhinya pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan klien.

19
B. SARAN
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui
pendalaman keluarga mengenai konsep dari keperawatan keluarga secara
home care dan juga trend dan issu dalam keperawatan keluarga dapat
mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini perlu
dikembangkan atau ditingkatkan, untuk itu perlu didukung oleh pihak-pihak
tenaga dari pelayanan kesehatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC

Candra Widyanto, Faisalado. 2014. Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan


Praktis. Yogyakarta: Nuha Medika

M. Friedman, Marilyn. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, teori &
Praktik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC

21

Anda mungkin juga menyukai