Anda di halaman 1dari 3

NAMA : OKTAGHINA JENNISYA

NIM : 173110259

KELAS: 3C

Pemeriksaan Fisik Kegawatdaruratan Kardiovaskuler

1. Pemeriksaan Fisik Umum


a. Status Generalis:
 Klien tampak sakit berat / sakit sedang / sakit ringan
 Kesadaran : composmentis / apastis / samnolen / stupor / koma
 Status gizi klien: baik / gizi kurang / obesitas
b. Pemeriksaan tanda vital
Pemeriksaan tanda vital meliputi :
 Tekanan Darah : nilai apakah normal atau tidaknya tekanan darah

Tekanan Darah Tekanan Darah


Klasifikasi
Sistolik Diastolik
Normal <120 mmHg (dan) <80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 ≥160 mmHg (atau) ≥ 100 mmHg

 Nadi : nilai frekuensi nadi, kualitas nadi, irama nadi, tekanan nadi, apakah nadi
dikiri sama dengan dikanan, dll
Frekuensi nadi :
 Nomal : 60-100x/menit
 Bradikardi : <60x/menit
 Takikardi : >100x/menit
Irama nadi :
 Irama nadi teratur : pulsus reguler
 Irama nadi tidak teratur : pulsus irreguler
Amplitudo (besarnya pengisian nadi) :
 Amplitudo besar : pulsus magnus
 Amplitudo kecil : pulsus parvus
 Amplitudo sama dengan nadi denyut berikutnya : pulsus equal
 Amplitudo nadi berbeda dengan denyut nadi berikutnys : pulsus
inequal
Kualitas nadi :
 Kualitas nadi tergantung dari tekanan nadi
 Bila tekanan nadi (selisish tekanan sistolik dan diastolik) besar : pulsus
celler
 Bila tekanan nadi (selisish tekanan sistolik dan diastolik) kecil : pulsus
tardus
Keadaan lain :
 Pulsus dikrotik : pada perabaan arteri radialis didapatkan 2 pulsasi.
 Pulsus paradoksus : pada saat inspirasi denyut nadi melemah /
menghilang dan kembali mengeras saat ekspirasi
 Pulsus alternans : denyut nadi lemah dan kuat silih berganti
 Pulsus deficiens : frekuensi denyut nadi berbeda dengan denyut jantung
(terutama pada fibrilasi atrium)
 Pulsus bigeminus : terjadi dua denyut berturut-turut kemudian disusun
oleh pause (berhenti sesaat) yang lebih lama.
 Pernapasan
 Frekuensi pernapasan normal : 16-24x/menit
 Bradipneu : <16x/menit
 Takipneu : >24x/menit

 Suhu
Suhu normal : 36,5 – 37,5 °C

2. Pemeriksaan Fisik Sitematis


Sebelum melakukan pemeriksaan jantung. Sebaiknya pemeriksaan tetap dimulai
secara sistematis.
a. Keadaan umum
Klien sianosis, klien tampak sesak, berkeringat
b. Tangan
Clubing finger, splinter hemorrhage, suhu kulit, tremor
c. Denyut nadi dan Tekanan darah

d. Leher
Tekanan vena jugularis, denyut arteri karotis, pembesaran tiroid
e. Wajah
Anemis / pucat, sianosis central
f. Mata
Retinopati hipertensi, retinopati diabetik
g. Jantung
 Inpeksi : ictus cordis tampak/tidak
 Palpasi : ictus cordis kuat angkat/ tidak
 Auskultasi : bunyi jantung normal/ atau
h. Paru / Dada
Ronkhi, efusi pleura
i. Abdomen
Hepatomegali, asites, aneurisma aorta
j. Tungkai
Edema, ulkus
Ekstremistas:
 Nilai adanya sianosis (central atau perifer), clubbing fingers, edema
perifer, varikositis, gelombang nadi arterial yang anormal.
 Membandingkan denyut nadi ekstremitas kiri dan kanan apakah simetris
atau tidak, dan membandingkan ekstremitas atas dan bawah apakah
simetris atau tidak.
 Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis (JVP)
Penentuan tekanan vana jugularis interna dilakukan dengan melihat ketinggian
pulsasi dari vena jugularis interna. Berikut perbedaan anatar pulsasi vena
jugularis dan pulsasi arteri carotis:

Pulsasi Vena Jugularis Interna Pulsasi Arteri Carotis


Sulit untuk diraba Dapat diraab
Kualitas gelombang lemah, biasanya Memiliki daya dorong yang kuat
dengan 2 elevasi dan 2 palung dengan satu komponen yang keluar
Eliminasi denyut oleh tekanan yang Denyut tidak disingkirkan oleh
ringan dari pembuluh darah diatas tekanan yang ringan
klavikula
Derajat dan denyutan biasanya Derajat dari denyutan tidak
menurun dengan ekspirasi terpengaruh dari ekspirasi
Derajat dari denyutan dapat berubah Derajat dari denyutan tidak dapat
sesuai posisi berubah sesuai posisi

Anda mungkin juga menyukai