Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan meningkatnya jumlah proyek dan rencana infrastruktur di dalam
negeri, meningkatnya jumlah kecelakaan harus menjadi peringatan bagi pemerintah
dan mitra untuk berhati-hati dalam mengevaluasi proyek, dimulai pada tahap
perancangan dan pelaksanaan melalui tahap implementasi dan pemeliharaan.
Secara umum, kecelakaan kerja atau kegagalan struktural dalam tahap
konstruksi sebagian besar disebabkan oleh kurangnya disiplin pekerja. Keinginan
untuk mempercepat proyek adalah salah satu alasan mengapa tahapan tertentu
dilalui tanpa perawatan yang memadai.
Menurut Handbook of Occupational Health and Safety, keselamatan
konstruksi diukur dengan kepatuhan pelaksana proyek terhadap berbagai tahap,
mulai dari perencanaan dan kelanjutan melalui keseluruhan siklus proyek. Desain
harus dilengkapi dengan jaminan kualitas dalam metode pelaksanaan, peralatan
kerja yang tepat dan bahan yang sesuai dengan standar keselamatan. Kontraktor
yang dipilih dalam proses penawaran bertanggung jawab atas keselamatan dan
mencegah kecelakaan—sehingga meninjau riwayat keselamatan perusahaan harus
menjadi bagian dari pemilihan kontraktor. Seperti halnya kasus robohnya tiang
LRT yang tiba-tiba roboh di daerah Jalan Kayu Putih Raya, Pulogadung, Jakarta
Timur.
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengerahkan upaya dan
sumber daya untuk memperbaiki infrastrukturnya; ini telah menjadi bagian dari
program utama yang disorot oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi, dalam
agenda pembangunan nasionalnya, yang dikenal dengan nama Nawa Cita.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan
sepuluh kecelakaan kerja dalam rentang waktu hanya enam bulan, termasuk
jatuhnya girder di proyek jalan raya Pemalang-Batang, runtuhnya sebuah balok di
pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo, dan jatuhnya jembatan di jalan tol
Bogor-Ciawi-Sukabumi di Bogor. Bahkan Badan Manajemen Jamsostek (BPJS)
mencatat bahwa kecelakaan kerja pada proyek konstruksi meningkat sebesar 10
persen pada 2017.

1
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan masalah yang terjadi
antara lain:
1. Maraknya kecelakaan kerja dalam proyek pembangunan infrastruktur di
Indonesia
2. Meninngkatnya jumlah proyek berbanding lurus dengan banyaknya
kecelakaan dalam bekerja
3. Penyebab robohnya tiang (balok girder) LRT di daerah pulo gadung

1.3 Rumusan Masalah


1. Mengapa marak terjadi kecelakaan kerja di Indonesia?
2. Apa penyebab robohnya tiang (balok girder) LRT di daerah Pulogadung?

1.4 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui penyebab banyak terjadinya kecelakaan kerja di
Indonesia
2. Untuk mengetahui penyebab robohnya tiang (balok girder) proyek LRT di
daerah Pulogadung.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian teori
Konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana
maupun prasarana. Sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Konstruksi bangunan adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan seluruh
tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Pekerjaan proyek konstruksi bangunan
melibatkan beberapa aspek diantaranya adalah bahan bangunan, pesawat/ bahan
bangunan instalasi/ bahan bangunan peralatan, tenaga kerja, dan penerapan
teknologi. Semua aspek tersebut dapat merupakan sumber kecelakaan kerja yang
bahkan dapat mengakibatkan kematian atau kerugian material.
Dulu para ahli beranggapan suatu kecelakaan dikarenakan oleh tindakan pekerja
yang salah. Namun sekarang anggapan itu telah berbeda padnangan, yaitu bahwa
kecelakaan kerja bukan hanya disebabkan oleh tindakan pekerjanya saja, tetapi juga
faktor-faktor organisasi dan manajemen. Para pekerja dan pegawai seharusnya
dapat diarahkan dan dikontrol oleh pihak manajemen guna terciptanya suatu
kegiatan kerja yang aman. Berdasarkan teori-teori penyebab kecelakaan terbaru,
maka pihak manajemen harus bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja para
pekerjanya.
Menurut pengamat kebijakan publim Agus Pambagio, ada beberapa faktor yang
menyebabkan kasus kecelakaan kerja terus terulang. Pertama, kasus kecelakaan
yang terjadi tidak diinvestigasi dengan baik, lalu muncul siapa orang yang paling
bertanggung jawab. Dan tidak ada sanksi (tegas), Faktor kedua, yaitu tidak
maksimalnya kinerja konsultan pengawas yang disewa untuk mengawasi proyek.
Terutama untuk konsultan dalam negeri. Padahal, mereka telah dibayar untuk
mengawasi pekerjaan konstruksi dengan benar. Terakhir, proyek infrastruktur
digarap terburu-buru seakan mengejar target. Hal ini pula dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dalam pekerjaan.

3
Pekerja proyek harus di lengakapi alat keselamatan kerja yang memadai dengan
standarisasi nasional agar kecelakaan pada saat bekerja dapat berkurang. Alat
Pelindung Diri untuk para pekerja proyek bangunan harus benar-benar
berkualitas guna terciptanya rasa aman dan nyaman saat bekerja. Alat Pelindung
Diri (APD) seperti: Safety Helmet, Safety Belt, Safety Shoes, Sepatu Karet,
Sarung Tangan, Masker (Respirator) dan lain-lain sesuai standar nasional.

Gambar 1. Alat – alat keselamatan kerja


Pemerintah sejak lama sudah mempertimbangkan terkait masalah
perlindungan tenaga kerja, yaitu melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada tahun 2003,
pemerintah mengeluarkan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang
undang ini mencakup berbagai hal dalam perlindungan pekerja yaitu upah,
kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja, dan termasuk juga masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.
Kesalahan dalam metode konstruksi akan berakibat yang sangat fatal,
yaitu korban jiwa tenaga kerjanya. Contoh : robohnya balok girder dalam
pembangunan LRT di daerah Pulogadung, Jakarta.

4
Gambar 2. Robohnya balok girder, LRT Pulogadung

2.2 Penyebab Runtuhnya Box Girder LRT


Beton pembangunan Light Rail Transit atau Kereta Api Ringan di
Pulogadung, Jakarta Timur, roboh, Senin (22/1/2018) sekitar pukul 00.20 WIB.
Proyek LRT di Jakarta ditargetkan beroperasi Agustus 2018. Hal ini agar moda
transportasi tersebut bisa dipakai saat perhelatan Asian Games 2018 pada 18
Agustus-2 September 2018. Jalur LRT yang memiliki panjang 5,8 kilometer ini
nantinya akan menghubungkan enam stasiun, yakni Depo Kelapa Gading, Stasiun
Mal Kelapa Gading, Stasiun Boulevard, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, dan
Stasiun Velodrome. Proyek transportasi massal yang menghabiskan anggaran
Rp57 miliar itu sudah mulai dikerjakan sejak pertengahan 2016.
Menurut Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi, insiden itu terjadi
ketika para pekerja selesai melakukan stressing atau penarikan kabel baja
(termasuk kabel tendon) untuk menyatukan box girder menjadi kesatuan span
girder. Pada pukul 24.00 WIB, stressing selesai dilakukan dan konstruksi diyakini
telah dipasang dengan baik. Namun, 10 menit kemudian, petugas mendengar
suara retakan. Sejumlah petugas kemudian memeriksa kondisi span box yang
telah dipasang tersebut. Namun, tiba-tiba span tersebut roboh.
Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta
mengatakan bahwa setidaknya ada dua kemungkinan yang bisa menyebabkan
insiden itu terjadi. Pertama, yakni pemasangannya yang tidak sempurna. Kedua,

5
material pembuat box girder kurang baik. Sedangkan Wakil Ketua Umum Kadin
Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa menyampaikan, penyebab
maraknya kecelakaan kerja dalam konstruksi infrastruktur, termasuk robohnya
box girder LRT Jakarta, yakni minimnya pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Hal itu tidak terlepas dari sikap pekerja konstruksi sendiri
yang acap kali menganggap remeh prosedur operasional standar (SOP).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyebab kasus kecelakaan dalam pekerjaan konstruksi, antara lain dapat
terjadi karena tidak diinvestigasi dengan baik dan juga dapat terjadi karena
kelalaian pekerja atau kesalahan bahan bangunan yang tidak diperhitungan dengan
baik dan benar, dengan kata lain dapat terjadi karena penyelewengan bahan
bangunan dalam konstruksi. Selain itu, dapat juga terjadi karena proyek infrastuktur
dikerjakan dengan terburu-buru. Pekerja proyek dapat meminimalisasi kecelakaan
kerja yang terjadi dengan dilengkapi alat keselamatan kerja yang sesuai dengan
standar nasional dan berkualitas.

3.2 Saran
Meningkatkan kesadaran pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja
yang sesuai dengan standar dan meningkatkan kinerja pengawasan yang
seharusnya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Clara Maria Tjandra dan M Julnis Firmansyah ; Kronologi Konstruksi LRT Kelapa
Gading Ambruk [Online] diakses dari:
https://metro.tempo.co/read/1052719/kronologi-konstruksi-lrt-kelapa-gading-
ambruk (diakses tanggal 25 Maret 2018)
Safety Shoe, Dr. OSHA ; Kecelakaan Kerja Konstruksi Bangunan [online] diakses dari:
http://www.safetyshoe.com/kecelakaan-kerja-konstruksi-bangunan/ (diakses
tanggal 25 Maret 2018)
Rakhmat, Muhammad Zulfikar ; Masalah Besar Dalam Proyek Infrastruktur Indonesia
[Online] diakses dari:
https://www.matamatapolitik.com/masalah-besar-dalam-proyek-proyek-
infrastruktur-indonesia/ (diakses tanggal 25 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai