Anda di halaman 1dari 12

BANGUNAN PEMBAWA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan yang
diampu oleh :
Drs. Sukadi, M.Pd, M.T

Oleh :

Aken Hadena
1604064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Irigasi dan Bangunan Keairan
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun segi penyusunan kalimat serta
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, September
2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam
tanah yang merupakan tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadia
pabilaada air, baik bertindak sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media
(objek).
Proses-proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya
yang mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila terdapat
kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber
kehidupan.
Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Dengan demikian
tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman
pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bias tumbuh secara normal. Pemberian
air irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tata cara aplikasi, juga ditentukan
oleh kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan irigasi dan saluran irigasi ?
2. Apa saja bangunan – bangunan irigasi ?
3. Apa yang dimaksud bangunan pembawa ?
4. Apa fungsi dari bangunan pembawa ?
5. Apa saja jenis-jenis bangunan pembawa ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jaringan irigasi dan saluran irigasi.
2. Mengetahui Bangunan – bangunan Irigasi
3. Mengetahui Bangunan Pembawa
4. Mengetahui Fungsi Bangunan Pembawa
5. Mengetahui Jenis – jenis Bangunan Pembawa
1.4 Manfaat Penulisn
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
tentang bangunan irigasi dan bangunan penunjang yaitu bangunan pembawa.
Sehingga sebagai sarjana pendidikan teknik sipil kita dapat mengawasi
memahami bangunan irigasi.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
3.1 Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari
surnbemya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan
pembawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran
primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya.
Sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang
terletak pada petak sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang
ada dalam suatu sistem irigasi.
3.2 Saluran Bangunan Pembawa
a. Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan
ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakhir.
b. Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir
c. Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir
d. Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas
akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter terakhir
3.3 Contoh Bangunan Pembawa
1. Siphon
Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain
(biasanya pembuang) atau jalan. Siphon adalah saluran bertekanan atau tertutup.
Perencanaan hidrolis siphon harus memperhatikan perhitungan kecepatan aliran
dan kehilangan energi.
Diameter minimum siphon adalah 0,60 m untuk memungkinkan
pembersihan dan inspeksi. Kecepatan yang tinggi berfungsi meminimalisi
sedimentasi, akan tetapi head loss juga besar. Kecepatan aliran dalam siphon
harus dua kali lebih tinggi dari kecepatan normal aliran dalam saluran, dan tidak
boleh kurang dari 1 m/dt, lebih baik lagi apabila nilainya lebih dari 1,5 m/dt, tetapi
kecepatan maksimum aliran sebaiknya tidak melebihi 3 m/dt Bila panjang siphon
>100 m, sangat dianjurkan untuk memasang lubang periksa (manhole), pintu
pembuang, dan khususnya jembatan siphon. Terkadang, sangat menguntungkan
untuk membuat jembatan-sipon. Bangunan ini membentang di atas lembah yang
lebar dan dalam. Talang bertekanan atau talang tertutup ini juga cukup ekonomis
dan stabil. Kehilangan tinggi energi pada siphon terdiri dari :
- Kehilangan masuk
- kehilangan akibat gesekan
- kehilangan pada siku
- kehilangan keluar
Gambar 1. Siphon
2.Bangunan Terjun
Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaann
tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan.
Mempunyai empat bagian fungsional:
a. Bagian hulu pengontrol, yaitu bagian di mana aliran
menjadi superkritis
b. Bagian di mana air dialirkan ke elevasi yang lebih rendah
c. Bagian tepat di sebelah hilir potongan U dalam, yaitu
tempat di mana energi diredam
d. Bagian peralihan saluran memerlukan lindungan untuk
mencegah erosi
3. Bangunan terjunan tegak
Bangunan terjunan tegak terdapat pada saluran induk dan saluran sekunder.
Tinggi terjun pada Bangunan terjunan tegak dibatasi maks 1,50 meter untuk debit
aliran kurang dari 2,50 m3/detik. Sedangkan untuk debit lebih dari 2,50 m3/detik,
tinggi terjun maksimum adalah 0,75 meter.

Gambar 2. Bangunan Terjun Tegak


4. Bangunan terjunan miring
Pada Bangunan terjunan miring kedalaman air tidak boleh kurang dari 0,4
kali kedalaman kritis. Apabila kecepatan aliran di dalam bangunan terjunan miring
lebih dari 9 meter/detik maka dinding saluran terjunan harus ditinggikan.

Gambar 3. Bangunan Terjun Miring


5. Gorong-Gorong
Bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan
air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api Gorong-gorong mempunyai
potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun
hilir.

Gambar 4. Gorong-gorong
Pada gorong-gorong aliran bebas, benda - benda yang hanyut dapat lewat
dengan mudah, tetapi biaya pembuatannya umumnya lebih mahal dibanding
gorong-gorong tenggelam. Dalam hal gorong-gorong tenggelam, seluruh
potongan melintang berada dibawah permukaan air. Biaya pelaksanaan lebih
murah, tetapi bahaya tersumbat lebih besar.
Konstruksi gorong –gorong dapat menggunakan bahan:
a. Baja (Corrugated Steel Pipe)
Bahan baja dapat tahan lama dan tidak mudah berkarat serta sangat ringan
sehingga sangat baik digunakan untuk tempat-tempat pekerjaan yang jauh atau di
tanah-tanah pegunungan karena pengangkutannya yang mudah.
Keuntungan :
1) Harga murah
2) Waktu pengerjaan cepat
3) Instalasi yang mudah
4) Memiliki umur pakai yang panjang (25 tahun)
5) Mudah dalam pengangkutan
6) Bisa dipindahkan dari satu titik ke titik lainnya apabila sudah tidak
digunakan.

Gambar 5.Gorong-gorong PVC


Gorong – gorong PVC biasanya digunakan untuk gorong-gorong dengan
ukuran kecil.
Gambar 6. Gorong-gorong Beton
Gorong – gorong Beton (box culvert) adalah gorong-gorong cor di pabrik
(precast) ataupun dicor ditempat, dimensi tergantung kepada debit air yang akan
dialirkan melalui gorong-gorong.
6. Talang
Bangunan ini dibuat untuk perlintasan saluran irigasi (sudetan sungai)
dengan sungai alam.
Bahan yang dipergunakan :
1) Dapat dari beton cor
2) Dapat dari baja / besi
3) Dapat dari kayu
Kecepatan yang diizinkan :
kayu V = 1,50 s/d 2,00 m/dt beton V
= 2,50 s/d 3,00 m/dt besi V = 2,50 s/d
3,00 m/dt
Persyaratan tinggi elevasi dasar talang : harus cukup tinggi dari muka air
banjir maximum pada sungai, lebih-lebih sungai tersebut membawa pokok-pokok
kayu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangunan pembawa mempunyai fungsi mernbawa / mengalirkan air dari
surnbemya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer,
saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter. Termasuk dalam bangunan
pembawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, tedunan dan got miring. Saluran
primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya.

Anda mungkin juga menyukai