Anda di halaman 1dari 10

Iritasi kulit, gangguan pernafasan, dan api adalah salah satu bahaya paling umum yang ditimbulkan

oleh pekerjaan pengecatan. Selain kontrol administratif dan teknik yang memadai, APD (alat
pelindung diri) yang tepat harus diberikan kepada pekerja untuk melindungi mereka dari
bahaya. Berikut adalah panduan dalam pemilihan dan penggunaan APD  yang tepat.

  1. Berbagai jenis APD mungkin diperlukan untuk aplikasi spray berbagai aplikasi tangan dalam
pekerjaan 
       pengecatan
  2. APD utama yang digunakan untuk pekerjaan pengecatan terdiri dari pakaian pelindung kimia
dengan 
      kerudung, perlindungan pernapasan, sarung tangan karet dan sepatu yang tahan terhadap
bahan kimia.
  3. APD yang dipilih harus melindungi karyawan dari segala bentuk bahan kimia (padatan, uap,
cairan, dan 
       kabut).
  4. APD harus melindungi kulit dari tumpahan, percikan dan semprotan.
  5. Ketika para pekerja berada pada risiko paparan leher dan  kepala, pakaian mereka harus
memiliki 
      kerudung .
  6. Bila pekerja menggunakan respirator, kerudung harus direngangkan diluar respirator untuk
mencegah 
       ganguan pada pelindung wajah.
  7. Jenis-jenis  respirator berikut harus diberikan kepada karyawan sesuai lingkungan
kerjanya :*Air-line respirator   - pengecatan di ruang terbatas* Air-purifying respirator-
pengecatan di ruang terbatas di mana ventilasi cukup untuk mengurangi 
    konsentrasi atmosfer* Air-line respirator - pengecatan di kompartemen*Air-purifying
respirator - pengecatan di kompartemen untuk waktu yang singkat*Air-purifying respirator-
pengecatan di ruang terbatas tanpa ventilasi yang memadai

http://belajar-k3.blogspot.co.id/2012/09/alat-pelindung-diri-apd-yang-tepat-pada.html

angga
Tangga masuk dan atau cara menggunakan tangga yang salah sering
menimbulkan kecelakaan. Tangga perlu diperiksa dengan teratur dan
anak tangga yang rusak diganti. Tangga tidak boleh dicat. Lapisan cat
sangat berbahaya karena bisa membuat pekerja yang membawa beban
berat terjatuh. Tangga Sebaiknya diletakkan di atas dasar dengan
perbandingan sudut 1 : 4 terhadap dinding, seperti contoh pada
gambar. Lebih baik lagi bila kaki tangga ditahan dengan pasak dan
meletakkan bagian atas tangga dengan aman tanpa bahaya slip.
Bagian atas tangga sekurang – kurangnya disisihkan 1 meter dan
hendaknya tidak menggunakan drum, timba, atau tumpuan bata
sebagai tumpuan untuk menjangkau tempat yang lebih tinggi.

Pekerjaan Sementara dan Perancah


Arsitek dan ahli teknik bertanggungjawab terhadap rancangan
bangunan dan struktur utamanya, sedangkan kontraktor
bertanggungjawab menyediakan rancangan untuk pekerjaan –
pekerjaan sementara. Meskipun nantinya pehitungan akan diuji oleh
konsultan, kontraktor tetap bertanggungjawab akan kekurangan –
kekurangan bila pekerjaan sementara tersebut gagal. Pekerjaan
sementara seperti perancah dan acuan membutuhkan cara yang
khusus. Beban berat akibat penuangan dan pemadatan adukan beton
dapat mengakibatkan rusak atau runtuhnya acuan. Penempatan
perancah hendaknya dilakukan oleh ahli bukan oleh tukang dan
perancah yang sudah jadi harus diperiksa sebelum digunakan. Seperti
pada masalah tangga, perancah kayu tidak boleh dicat. Perhatian
penuh diperlukan pada sambungan dan tempat mematikan ke dinding
penahan dan angker atau jangkar. Pagar pengaman perlu dibuat
sepanjang tempat pejalan kaki, demikian pula papan penahan kaki
hendaknya disediakan agar perancah tidak tersandung kaki.

https://volume08.wordpress.com/2009/09/04/k3/

Keselamatan kerja adalah kata-kata yang kerapkali kita dengar, terutama bagi apara
pekerja di proyek-proyek bangunan gedung, baik yang berlantai rendah (low rise building)
atau yang berlantai tinggi (high rise building).
Tetapi mengapa seringkali pula kita mendengar atau membaca dari berita di media-media
cetak atau elektronik, adanya kecelakaan kerja pada suatu proyek, korban sampai ada yang
terluka bahkan ada yang meninggal dunia.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami dan juga bukan bermaksud menggurui, kami
ingin berbagi pengalaman kepada anda semua sesama pekerja, terutama yangbekerja di
proyek-proyek bangunan, yang saat ini sedang marak dibangun terutama di kota Jakarta
tercinta ini.
Ada ungkapan “tak ada gading yang tak retak”, begitu juga isi tulisan ini yang jauh dari
sempurna, ada kesalahan disana-sini dan mungkin ada juga tulisan yang menyinggung rasa
seseorang, hal tersebut bukanlah kesengajaan dan dengan rendah hati, kami memohon
ma’af yang sedalam-dalamnya.
Akhir kata kami ucapkan terim kasih atas waktu yang anda sediakan untuk membaca
tulisan ini
Jakarta , 25 September 2008
Yahya Sumanta
Di dalam bekerja kita sering mendengar motto “safety first” pada setiap proyek-proyek
bangunan di Jakarta ini, juga dimana saja. Hal tersebut sangatlah penting untuk
diperhatikan, karena tujuan kita bekerja adalah untuk diri kita dan keluarga kita untuk
menjadi lebih sejahtera kehidupannya dan ketika usai bekerja, kita pasti sangat rindu
dengan kekasih dan buah hati kita di rumah yang dengan penuh harap menanti kita pulang
dengan tetap sehat walafiat tanpa kekurangan sesuatu apapun dalam diri kita. Oleh karena
itu kita dituntut supaya dalam melaksanakan pekerjaan, kita harus selalu hati-hati dan
waspada, terutama bila kita bekerja pada proyek-proyek bangunan/gedung yang
mempunyai lantai tinggi.
Kewaspadaan dan kehati-hatian belumlah cukup jika tanpa menggunakan alat bantu untuk
menjaga keselamatan kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Tetapi kadang kala para
pekerja menganggap sepele dan mengabaikan terhadap alat bantu ini, mereka masih
berfikir bahwa alat bantu tersebut mengganggu gerak mereka ketika melaksanakan
pekerjaannya dan menganggap bahwa selama ini aman-aman saja. Justru karena anggapan
inilah yang pada akhirnya dapat megakibatkan mereka harus menaggung resiko kecelakaan
kerja yang berakibat fatal bagi dirinya, ada yang terluka bahkan sampai meninggal dunia.
Seringkali kita mendengar ada kejadian kecelakaan kerja di proyek-proyek (di lapangan)
misalnya kita mendengar ada pekerja yang sedang mengecat di gedung yang tinggi atau
petugas pembersih kaca bagian luar gedung dengan menggunakan gondolamendapat
kecelakaan karena gondola macet pada salah satu tali slingnya, sehingga gondola menjadi
terbalik dan menumpahkan isi gondola tersebut termasuk pekerjanya, atau tali slingnya
lepas dari ikatannya, sehingga gondola tersebut terjatuh berikut dengan penumpangnya,
yang mengakibatkan mereka harus kehilangan nyawanya dan ternyata para pekerja
tersebut tidak memakai safety belt dan tali pengaman yang terikat terpisah dari gondola,
juga setelah diselidiki diketahui ternyata bahwa operator yang menjalankan mesin gondola
bukan petugas khusus yang dilatih, ternyata hanya tukang cat biasa yang belum begitu
paham mengoperasikan gondola.
Adajuga kita mendengar seorang pekerja yang sedang memotong keramik tewas tersengat
aliran listrik, setelah diselidiki ternyata ada kabel di dalam mesin potong keramiknya yang
terkelupas isolatornya dan menempel pada body mesin itu, ternyata pekerja tersebut tidak
menggunakan sarung tangan.
Juga kita mendengar ada pekerja yang sedang bekerja di lantai basement di bawah tangga
kedapatan terluka cukup serius karena kepalanya bocor terbentur dak bawah tangga yang
masih ada besi cornya, ternyata dia tidak menggunakan helm keselamatan (safety helmet).
Inilah akibat kurang pedulinya pekerja terhadap keselamatan kerja yang sepatutnya
mereka ikuti dan pahami.
Seperti telah disinggung di atas, ada beberapa macam alat bantu keselamatan yang bisa
kita pergunakan sesuai dengan kondisi dan jenis pekerjaan yang kita jalani. Alat-alat ini
mudah kita tmukan pada toko-toko yang menjual alat-alat tukang atau peralatan teknik.
Memang kelihatannya alat bantu tersebut sangat bersahaja tetapi alat itulah yang telah
menyelamatkan begitu banyak pekerja di proyek-proyek bangunan dari kecelakaan kerja
yang berakibat fatal.
Disini kami menyampaikan (sharing) pengalaman sebatas yang kami pahami dan ketahui
dan tidak terlalu mendetail pembahasannya mengenai fungsi dan kegunaan alat-alat bantu
tersebut dan beberapa alat-alat tersebut yang kami ketahui adalah sebagai berikut :
1. Helm keselamatan (Safety Helmet)
2. Sepatu keselamatan ( Safety Shoes)
3. Sarung tangan
4. Sabuk keselamatan (safety belt)
5. Kaca mata ( safety Glasses)
6. Masker
7. Tambang besar
Kegunaan alat-alat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Helm Keselamatan
Helm terbuat dari plastik khusus yang didalamnya ada ‘ cangkang’ yang mempunyai jarak
dengan dinding bagian dalam helm, hal ini dimaksudkan supaya bila terjadi benturan
terhadap helm tersebut dengan benda keras, maka hyal tersebut tidak berdampak langsung
ke kepala sipemakai. Juga pada helm tersebut ada tali khusus yang terikat pada sisi kanan-
kirinya, jika helm tersebut digunakan maka tali tersebut dilekatkan pada dagu sipemakai
karena dibagaian tengah tali ada plastik cekung dibuat sedemikian rupa pas untuk didagu
pemakai,  tali ini berfungsi untuk menjaga supaya helm tidak muda lepas dari kepala
sipemakai
2. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
Sepatu keselamatan ini adalah yang sering dianggap sepele oleh para pekerja dilapangan,
tetapi justu karena sepatu inilah kaki para pekerja terluput dari hujaman paku-paku yang
kerap kali ada disekeliling proyek atau kaki mereka terhindar dari terantuk batu atau besi
cor yang mencuat disana-sini. Juga sepatu keselamatan ini mempunyai daya isolator
terhadap arus listrik terhadap arus listrik yang dapat menyelamatkan sipekerja tersengat
listrik (menjadi perantara isolator antara kaki dengan bumi)
3. Sarung Tangan
Demikian juga sebagai halnya sepatu keselamatan, sarung tangan sangat berperan penting
dalam pekerjaan diproyek, seperti contoh kecelakaan diatas dimana seorang tukang potong
keramik tersengat aliran listrik dari mesin potong keramiknya.Kejadian ini dapat
terhindarkan bilamana sipekerja tersebut menggunakan sarung tangan yang berfungsi
sebagai isolator tangannya yang memegang alat potong keramik tersebut, juga untuk para
pekerja pengecatan dapat terhindarkan luka akibat gesekan pada saat mengamplas
permukaan baik dinding maupun kayu dan besi dan juga terutama untuk pengecatan yang
mengunakan cat solvent( cat duco, cat melamin, cat epoxy, dll).Sarung tangan tersebut
dapat berfungsi untuk mencegah tumpahan atau lelehan cat solvent tersebut ketangan
sipekerja, yang jika terkena langsung kontak dengan kulit dapat mengakibatkan luka iritasi
yang terasa pedih dan panas. Kami punya pengalaman  pada pekerja kami, dahulu waktu
kami belum memahami tentang alat bantu keselamatan, ada seorang pekerja kami tertusuk
serat kayu yang terkelupas, pada jari kukunya sampai ujung bagian dalam kuku, ketika dia
sedang mengamplas kusen kayu. Sipekerja harus dibawa kerumah sakit untuk
mengeluarkan kayu tersebut dan ternyata kukunya harus dicabut( Operasi ringan).
4.  Sabuk Keselamatan
Ada dua macam sabuk keselamatan yang kami ketahui, yang pertama sabuk yang
disematkan dipinggang dengan kaitan diujung sabuknya untuk dikaitkan pada tali atau
tempat pengait yang dilihat aman, yang kedua sabuk yang lebih lengkap yaitu sisematkan
dipinggang dan dipundak (umumnya sabuk-sabuk ini berwarna hijau).Benda inilah yang
paling penting menjaga keselamatan pekerja dari cidera atau kematian akibat terjatuh dari
tempat ketinggian, dimana alat tersebut diperuntukan bilamana pekerja bekerja pada
steger atai scafolding maupun didalam kereta gondola pada sisi bangunan luar (exterior)
gedung-gedung yang berlantai tinggi. Pada contoh kecelakaan diatas yang sudah
disinggung, pekerja sebenarnya dapat terhindar dari kejatuhan pada ketinggian jika dia
memakai sabuk ini yang dikaitkan pada seutas tambang besar yang terikay sendiri pada
tiang-tiang , pipa atau kait lainya yang cukup kuat yang terdapat pada puncak
bangunan(roof).
5. Kaca Mata Keselamatan
Seringkasli para pekerja dilapangan menganggap benda yang satu ini hanya sebagai alat
untuk bergaya saja, mereka kurang memehami bahwa karena kaca mata inilah yang telah
menyelamatkan mata mereka dari cedera yang berakibat fatal bagi pengelihatan mereka.
Kaca mata keselamatan(safety galsses) ini terbut dari bahan plastik kenyal dan tidak
mudah pecah. kaca mata dengan pori-pori disisi sampingn luarnya. maksud dari kegunaan
alat ini adalah, untuk melindungi mata dari benda-benda lain yang dapat membahayakan
mata, sebagai contoh bila kita melakukan pekerjaan pengikisan permukaan besi atau
perapihan permukaan plafond Expose yang tidak rata  dengan mengunakan mesin gerinda,
maka kaca mata ini sangat membantu untuk melindungi mata dari lontaran serpihan benda-
benda kecil akibat dari pengikisan tadi, apabila ketika kita melakukan pekerjaan
merontokan cat lama dengan sikat mangkok(wire Brusing) pada pipa-pipa atau permukaan
besi lainnya, maka lontaran kawat baja yang kadang terlepas dari sikat Mangkok tersebut
akan sangat berbahaya jika mengenai mata kita.
6. Masker
Alat ini berfungsi untuk melindungi pernafasan dan mulut kita dari debu dan kotoran jika
kita melakukan pekerjaan pengikisan permukaan benda dengan mesin gurinda atau
pengamplasan permukaan benda yang akan dicat. juga ketika kita melakukan pekerjaan
pengecatan duco atau melamic dengan menggunakan mesin dan alat spay gun, hamparan
debu-debu cat tersebut yang berhamburan disekitar wajah tidak terhisap masuk saluran
pernafasan, jika kita memakai masker ini.
7. Tambang Pengaman
Benda inilah yang sering diabaikan oleh para pekerja bangunan yang berlantai tinggi
dimana pekerja pengecatan akan digunakan steger (Bambu), Scafolding ataupun gondola
sebagai sarana umtukmelakukan pekerjaannya. Pekerjaan dibidang inilah yang sering
terjadi kecelakaan jatuh dari ketinggian.Kejadian kecelakaan ini dapat dihindarijika kita
memperhatikan keselamatan diri dari lebih seksama. Disini akan diterangkan sebagai
berikut: Tambang(kuat & panjang) dikaitkan pada tiang atau pada pipa-pipa yang cukup
kuat dilantai roof (atap) pada bangunan yang dicat, kemudian tambang tersebut diulurkan
kedalam kereta gondola, pada saat gondola bergerak keatas maka pada lantai yang
diperkirakan cukup dia harus sudah membuat simpul dan mengaitkan safety beltnya,
sementara gondola bergerak terus. pada saat gondola berhent pada tempat/lantai yang
akan dicat pekerja harus membuat simpul baru lagi dan safety belt dikaitkan. Maksud dari
tindakan ini adalah jika terjadi kecelakaan pada gondola sehingga gondola tersebut terbalik
atau terjatuh seperti yang diuraikan diatas, maka sipekerja akan selamat karena dia terikat
dan tergantung pada tambang yeng terikat terpisah pada gondola.
Pada akhirnya semua kembali berpulang kepada kita masing-masing beik pekerja
dilapangan maupun management yang mengatur para pekerja, apakah kita mau untuk
tetap disiplin mematuhi peraturan-peraturan keselamatan yang telah kita bahas tadi. juga
Jangan dilupakan asuransi tenaga kerja (jamsostek) sangat diperlukan untuk melindungi
para pekerjanya
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf jika ada perkataan dalam
tulisan ini yang membuat anda tidak nyaman, terima kasih.
 
Untuk pengecatan rumah atau gedung bertingkat terutama untuk dinding luar
apabila memakai scafolding (steger besi) ada bebarapa hal yang perlu
diiperhatikan .
1. Biasanya untuk halaman luar alas steger bertumpu pada tanah atau benda padat
bisa berupa ubin   atau  pluran semen.
a.      Apabila bertumpu pada tanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pakailah alas kaki stager bisa dengan alas kaki steger besi atau dengan
papan yang keras untuk menghindari amblas kebawah apabila ada beban.
b.      Apabila bertumpu pada ubin baik itu terbuat dari marmer, gramit atau
bahan lainya tetap harus memakai alas papan agar benda tersebut diatas
tidak tergores apabila terkena kaki steger.
2.      Apabila permukaan tanah tidak rata maka terlebih dahulu harus kita level dulu
permukaannya. hal ini kita lakukan agar permukaan steger rata dan tidak tinggi
sebelah.
3. Apabila Steger Sudah terpasang dan lebih dari 2 susun ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan.
a.  Buatlah tunjangan darei samping agar apabila steger ada beban orang
sedang mengerjakan pengecatan steger tetap aman dan solid. artinya steger
tetap kokoh dan tidak goyang walaupun sedang ada pengerjaan.
b. Buat juga penunjang steger kedalam rumah atau gedung, hal ini bisa
dilakukan dengan cara mengikatkan besi kepilar rumah atau gedung dan
juga bisa dilakukan pada tralis jendela atau pada pagar balkon.
4.   Pakailah alas injakan yang kuat bisa dengan bahan besi atau papan dan balok.
jangan lupa di ikat yang kuat tiap injakan agar tidak goyang apabila ada
pengerjaan.
5. Tiap-tiap cros joint stegernya agar ditambah dengan diikat kawat agar tidak
terlepas cross joint apabila ada pekerjaan.
Demikian tadi penjelasan saya, tentang tata cara pengecatan rumah / gedung
bertingkat dengan memakai steger lebih dari 2 susun atau pola pengecatan lebih
dari 4 meter dari permukaan tanah. Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat
bagi rekan-rekan yang lain. Selamat mencoba dan jangan lupa selalu pakai Produk
ICI.
About these ads

. https://safetymitraici.wordpress.com/2008/10/28/pengecatan-yang-aman/
Dari sekian banyak pekerja clambing.

Tidak banyak yang mengerti sistem tali temali.

Kebanyakan mereka hanya mengerti sistem kerja saja.

Ada 3 sistem yang di terapkan oleh seorang pelaku tali temali.

1. Safety body.

Pengamanan diri, sangat diperlukan.


Inilah inti keselamatan diri.

Dari mulai body harnes, carbiner, helm, hingga autostop. Harus benar benar aman.

Gunakanlah safety body yang umum digunakan secara aman. Dan mengerti cara dan fungsi pemakaian.

2. Safety alat peralatan.

Peralatan pendukung mulai dari tali carmantel. Hingga tali wibing.

Harus di perhatikan.

Jangan gunakan alat peralatan yang bekas.

Yang memiliki resiko kecelakaan.

Selalu gunakan 2 tali dalan satu orang.

Beri batas pengaman untuk panjang tali dan tinggi gedung area kerja.

3. Safety area.

Untuk pengamanan area kerja gunakanlah pengaman tali pembatas.

Untuk area moll.

Batasi area lingkar lalu lalang orang banyak.

Usahakan dalan safety area bekerja pada saat libur / tidak banyak orang.

Nah sekian penjelasan sedikit dari saya tentang pengamanan sistem kerja tali temali.

Semoga bermanfaat untuk kalian para pekerja di ketinggian

Anda mungkin juga menyukai