Anda di halaman 1dari 26

Makalah Homecare

Dosen Pembimbing : H. Rifai S.Kep.,Ns.M.Kep

Yuyun Siti Nur Janah 151001047

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEMKAB JOMBANG

2018-2019
• A. Latar belakang
• Sejalan dengan hakekat pembangunan di bidang kesehatan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan setiapmindividu yang mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan jasmani , rohani dan social. Kesehatan adalah merupakan
factor yang paling dominant dalam kehidupan masyarakat kita, untuk itu diperlukan
suatu lembaga atau balai yang bias menangani pelayanan di bidang kesehatan.
Dengan melihat potensi Sumber Daya Manusia (SDM), potensi lingkungan maupun
potensi penduduk yang kurang lebih mencapai 50.000 jiwa, belum ada suatu
lembaga yang menangani tentang pelayanan kesehatan terutama pada persalinan.
Dalam rangka untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang maksimal,
sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat perlu untuk mendirikan suatu
lembaga kesehatan untuk melayani pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai warga
desa yang sedang berkembang, sampai saat ini kita masih menghadapi banyak
permasalahan kesehatan masyarakat. Dalam rangka upaya menanggulangi
permasalahan kesehatan tersebut pemerintah telah berupaya mengembangkan
berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan tersebut
selain dilaksanakan di sarana kesehatan milik pemerintah juga sarana pelayanan
milik swasta atau masyarakat sendiri. Sistem kesehatan disusun untuk mendapatkan
hasil guna kesehatan masyarakat secara maksimal dengan cara mengefektifkan
semua sumber daya manusia yang tersedia, juga diperlukan adanya hubungan secara
berjenjang dari tingkat yang tertinggi hingga tingkat yang leih rendah dalam kaitan
kualitas pelayanan masyarakat. Disadari masih cukup banyak kendala yang harus
diatasi untuk menjamin berhasilnya berbagai pelayanan kesehatan tersebut
Defenisi Home Care
• Komponen dari rentang pelayanankesehatan yang komprehensif yang di dalamnya
terdapat pelayanan kesehatan untuk indiVidu dan keluarga di tempat tinggal mereka
dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan atau
meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat dari ketidakmampuan dan
penyakitterminal (Warhola, 1980)
• Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari
pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu,
keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991)
• Menurut ANA (1992)
Perpaduan perawat kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari
perawat spesialis yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat ger
ontologi, perawat psikiatri, perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat,
dan perawat medical bedah.
• Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatanrumah
adalaH:
• pasien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikansecara profesional
(multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu pasien kembali
ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah
beradasarkan kontrak dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada
tiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan

Tujuan Home Care


Tujuan Umum

• Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga


Tujuan Khusus
• Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri
• Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan kesehatan
• Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah
Prinsip Home Care
• Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu diperhatikan
beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care. Prinsip – prinsip
tersebut diantaranya :
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat.
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain)..
3. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif..
4. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotifdan
rehabilitasi.
5. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
6. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
7. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
8. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di homecare
Bentuk-bentuk layanan home care
A. Berdasarkan fokus masalah kesehatan
• Berdasarkan jenis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien, pelayanan
keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu
1. Layanan perawatan pasien sakit
• Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis yang
paling banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuaidengan
alasan kenapa perlu di rawat di rumah.
• Individu yang sakitmemerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatannya danmencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di
rumah sakit
2. Layanan berbasis promotif dan preventif
• Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorangibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang
anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet
mereka
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik
• Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-
penyakit terminal
• misalnya kanker, penyakit-penyakit kronisseperti diabetes, stroke, hipertensi,
masalah-masalah kejiwaan danasuhan pada anak

B. Berdasarkan institusi penyelenggara


• Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan HomeCare (HC),
antara lain
1, Institusi Pemerintah
• Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan
adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi(baik ibu, bayi, balita
maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenagakeperawatan puskesmas (digaji
oleh pemerintah). Pasien yang dilayanioleh puskesmas biasanya adalah kalangan
menengah ke bawah. DiAmerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
2.Institusi Sosial
• Institusi ini melaksanakan pelayanan
• Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan
oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari
donatur,misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah
kepadakeluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan
3. Institusi Swasta
• Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam
bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yangmenyelenggarakan
pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik
4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
• Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumahsakit,
karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, makadilanjutkan dirumah.
Alasan munculnya jenis program ini selain apayang telah dikemukakan dalam
alasan Home Care (HC) diatas, adalah
• 1. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehinggakesempatan
untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum
normal hanya dirawat 1-3 hari, sehinggauntuk mengajarkan bagaimana cara
menyusui yang baik, caramerawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka
perineumibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga
kemandirian ibu masih kurang
2. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada pasienyang
dirawat dirumah sakit.
3. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentumemerlukan
biaya yang besar
• Perlunya kesinambungan perawatan pasien dari rumah sakit ke rumah,sehingga
akan meningkatkan kepuasan pasien maupun perawat. Hasil
penelitian dari “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIKUniv.
• Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS
cenderung menerima program HHC ( Hospital Home Care)
• dengan alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghematwaktu & biaya serta
lebih mempercepat tali kekeluargaan (Suharyati,1998)
3. Berdasarkan pemberi layanan
• Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu
A. Tenaga informal
• Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikanlayanan
kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia diAmerika dirawat oleh
jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)

b. Tenaga formal
• Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikansemua aspek
kehidupan keluarga.
• Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan
menguasai ketrampilan klinikdan harus seorang RN.
• Dengan demikian diharapkan perawat dapat mem berikan layanan sesuai dengan
standard yang telah ditetapkan

MEKANISME PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH


• Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan ditetapkan layak untuk di rawat di rumah
• koordinator kasus mengkaji perawatan kesehatan dirumah, bersama klien dan
keluarga menentukan masalahnya, merencanaan, memutuskan, membuat
kesepakatan mengenai pelayanan oleh klien: jenis pelayanan, jenis peralatan, dan
jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
• Klien menerima pelayanan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh
koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan tenaga pelaksana pelayanan
harus diketahui oleh koordinator kasus.
• Secara periodic koordinator kasus melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan
Persyaratan pasien :
• Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
• Bersedia menandatangani informasi (Informed consent)
• Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan
dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima
pelayanan

Peran Organisasi Profesi PPNI


• Menetapkan Position Statement
• Mengintegrasikan Position statement
• dalam buku putih II tentang profesiKeperawatan
• Mensosialisasikan kepada focal point dan komunitas keperawatan
• Mengusulkan dan mengkawal Position Statement
• Menetapkan sistem jenjang karir professional
• Mendorong pengakuan terhadap struktur pengembangan karir (termasuk jenjang
klinik) melalui Pemerintah
• Mengkawal sistem pendidikan keperawatan sebagai pendidikan
• Mengkawal standar praktik profesi (Standar Praktik, Standar KinerjaProfessional,
Standar Kompetensi, Standar Pendidikan dan Kode Etik perawatdisyahkan oleh
Pemerintah) yang sudah diserahkan ke Depkes
• Menetapkan standar PBP/CPD pengembangan karir bagi perawat
• Memastikan PBP/CPD cukup fleksibel untuk mobilitas karir dan akses
untukpeluang kewirausahaan dan/atau praktik mandiri
• Mengkawal Komite Nasional Uji Kompetensi Perawat (KNUKP) berfungsi sampai
terbentuknya Konsil Keperawatan Indonesia berdasarkan UU PraktikKeperawatan,
bekerjasama dengan Pemerintah
• Menata praktik mandiri perawat (perorangan dan berkelompok) yangsedang
diujicobakan di beberapa daerah
• Mendukung peran keperawatan dan menguatkan kapasitas risetkeperawatan
• Membangun media strategi untuk meningkatkan citra keperawatan
• Membangun kerjasama lintas sektor, lintas profesi, pemerintah, dan
masyarakat, LSM dan stakeholders terkait dengan pelayanan
kesehatan/keperawatan yang berkualitas, merata dan terjangkau dansensitif gender
Landasan Hukum Home care
• Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
• Landasan Hukum :
a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

Kompetensi dasar yang harus dikuasai perawat


• 1) Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi sebagai sistem tubuh secara umum
2) Menjelaskan konsep dasar homeostasis, dan patogenesis.
Melaksanakan pemberian obat kepada klien/pasien
1) Menjelaskan cara-cara pemberian obat kepada pasien
2) Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai resep dokter.
Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh
klien/pasien
1) Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh
klien/pasien
2) Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di laboratorium
3) Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di laboratorium.
Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik
1) Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik
2) Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik
3) Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan komunikasi
terapeutik.
• Memahami kebutuhan dasar manusia
1) Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia
2) Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman
3) Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki
4) Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga diri
5) Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.
• Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
1) Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital
2) Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh
3) melaksanakan pengukuran nafas
4) Melaksanakan pengukuran nadi.
• Memahami tahap-tahap perkemangan manusia
1) Menjelaskan perkembangan masa bayi
2) Menjelaskan perkembangan masa balita
3) Menjelaskan perkembangan anak masa usia sekolah
4) Menjelaskan perkembangan masa remaja
5) Menjelaskan perkembangan masa
• Memahami kemampuan interpersonal dan massa
1) Menjelaskan berbagai tingkatan komunikasi
2) Menjelaskan proses komunikasi
3) Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
4) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
5) Mendiskusikan komunikasi terapeutik
6) Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi.
• Memahami pemberian obat
1) Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral
2) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat
3) Menjelaskan kemampuan memberikan obat oral.

• Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/pasien


1) Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan gerak
2) Menjelaskan gangguan mobilisasi
3) Menjelaskan latihan mobilisasi
4) Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan aktif
5) Menjelaskan gangguan mobilisasi.

• Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup


(K3LH)
1) Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2) Melaksanakan prosedur K3
3) Menerapkan konsep lingkungan hidup
4) Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan

• Melakukan pemberian nutrisi


1) Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral pada
pasien/klien.
2) Menjelaskan nutrisi seimbang
• Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan
1) Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam tim
2) Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman
• Melaksanakan tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah hukum
1) Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam
melaksanakan tugas
2) Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika dan
hokum keperawatanLingkup Pelayanan Home Care
• Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care
adalah:
a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
d. Pelayanan informasi dan rujukan
e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
• Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di
rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-
kasus khusus yang di jumpai di komunitas.
• Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:
§ Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,
§ Klien dengan penyakit gagal jantung,
§ Klien dengan gangguan oksigenasi,
§ Klien dengan perlukaan kronis,
§ Klien dengan diabetes,
§ Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
§ Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
§ Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
§ Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
§ Klien dengan HIV/AIDS.
• Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
§ Klien dengan post partum,
§ Klien dengan gangguan kesehatan mental,
§ Klien dengan kondisi usia lanjut,
§ Klien dengan kondisi terminal.
Isu Dan Legal Aspek Homecare
• Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasarkan
pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi klien untuk
mendapatkan pelayanan perawatan di rumah tanpa program medis tetapi perawatan
tersebut harus diberikan di bawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang
ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat
rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan
rencana tindakan medis.
• Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang
tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga
karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang
perawatan di rumah.
• Pendekatan perilaku etis professional
Pendekatan Prinsip:
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap
kapasitas otonomi setiap orang.
2. Menghindari berbuat suatu kesalahan.
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaatdengan segala
konsekuensinya.
4. Keadilan; menjelaskan tentang manfaat, resiko yang dihadapi.
• Pendekatan Berdasar Asuhan:
1. Berpusat pada hubungan dalam asuhan.
2. Meningkatkan penghormatan/ penghargaan martabat klien sebagai manusia.
3. Mau mendengarkan dan mengolah saran dari orang lain sebagai tanggung jawab
professional.
4. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan
seperti:kebaikan, kepedulian, empati, peran kasih sayang dan menerima kenyataan.
• Perizinan Dan Akreditasi Homecare
Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah
dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non professional diatur
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusatmaupun
pemerintah daerah
• Persyaratan Perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris tentang yayasan
di badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas
Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
• Rekomendasi dari organisasi profesi.
• Izin lokasi bangunan.
• Izin lingkungan.
• Izin usaha.
• Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruangmanajemen
pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi,dan sarana
transportasi.
• Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasipelayanan kesehatan rumah.
• Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
• Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran
pelayanankesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.
• Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada saranapelayanan
kesehatan harus memiliki SIK.
• Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPPAkreditasi
Kebijakan Homecare di Indonesia
• Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikanpelayanan
berkewajiban mematuhi standar praktek.
• Perawat dalam menjalankan praktek harus membantu program pemerintahdalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
• Perawat dalam menjalankan praktik keperawatan harus senantiasameningkatkan
mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidangtugasnya, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi profesi.
• Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawatberwenang
untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenanga.
• Pelayanandalam keadaan darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa.
• Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPPdiruang
prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan
memasang papan praktek.
• Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalambentuk
kunjungan rumah.
• Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalambentuk kunjungan rumah
harus membawa perlengkapan perawatan sesuaikebutuhan.
• Perawat dalam menjalankan praktik perorangan sekurang-
kurangnyamemenuhi persyaratan, yang sesuai dengan standar
kerlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi:
1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
3. Keperawatan maupun kunjungan rumah.
4. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatankunjungan,
formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulirrujukan.

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan hakekat
pembangunan di bidang
kesehatan yaitu
meningkatkan derajat
kesehatan setiap
individu yang mampu
memelihara dan meningkatkan
kesehatan jasmani , rohani dan
social.
Kesehatan adalah merupakan
factor yang paling dominant
dalam kehidupan masyarakat
kita, untuk itu
diperlukan suatu lembaga atau
balai yang bias menangani
pelayanan di bidang kesehatan.
Dengan melihat
potensi yang ada di wilayah
Kecamatan Kasihan baik
potensi Sumber Daya Manusia
(SDM), potensi lingkungan
maupun potensi penduduk yang
kurang lebih mencapai 50.000
jiwa, belum ada suatu lembaga
yang menangani
tentang pelayanan kesehatan
terutama pada persalinan.
Dalam rangka untuk
memenuhi tuntutan
pelayanan kesehatan yang
maksimal, sesuai dengan
apa yang
diharapkan masyarakat
kecamatan Kasihan, maka
Yayasan Anjar Gigih
Dewanto memandang perlu
untuk
mendirikan suatu lembaga
kesehatan untuk melayani
pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah Kasihan
dan
sekitarnya. Sebagai warga
desa yang sedang
berkembang, sampai saat ini
kita masih menghadapi
banyak
permasalahan kesehatan
masyarakat. Dalam rangka
upaya menanggulangi
permasalahan kesehatan
tersebut
pemerintah telah berupaya
mengembangkan berbagai
macam kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat,
pelayanan tersebut selain
dilaksanakan di sarana
kesehatan milik pemerintah
juga sarana pelayanan milik
swasta atau masyarakat
sendiri. Sistem kesehatan
disusun untuk mendapatkan
hasil guna kesehatan
masyarakat secara maksimal
dengan cara mengefektifkan
semua sumber daya manusia
yang tersedia, juga
diperlukan adanya hubungan
secara berjenjang dari tingkat
yang tertinggi hingga tingkat
yang leih rendah dalam
kaitan kualitas pelayanan
masyarakat. Disadari masih
cukup banyak kendala yang
harus diatasi untuk menjamin
berhasilnya berbagai pelayanan
kesehatan tersebut.
Dalam kemajuan zaman di era
globalisasi ini masyarakat
indonesia semakin perduli dan
sadar akan pentingnya
kesehatan dan tingkat
pemanfaatan unit pelayanan
kesehatan semakin meningkat
pula. Masyarakat di daerah
inipun juga sadar akan
pentingnya kesehatan itu
sehingga memerlukan tempat
pelayanan kesehatan, namun
sayangnya di daerah ini
belum terdapat tempat
pelayanan kesehatan yang
mudah di jangkau. Apabila
masyarakat ingin berobat atau
sekedar berkonsultasi kepada
petugas kesehatan, warga
harus menempuh jarak
yang agak jauh dari tempat
tinggal mereka. Jarak ini
terkadang membuat warga
menjadi kembali acuh akan
kesehatan, mereka tidak
menghubungi petugas
kesehatan atau mengunakan
tempat pelayanan kesehatan
sebelum mereka benar-benar
sakit yang tidak bisa mereka
tahan lagi atau setelah sakit
yang mereka alami
terjadi lama, sehingga setelah
menggunakan tempat
pelayanan kesehatan mereka
sudah dalam keadaan sakit
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejalan dengan hakekat
pembangunan di bidang
kesehatan yaitu
meningkatkan derajat
kesehatan setiap
individu yang mampu
memelihara dan meningkatkan
kesehatan jasmani , rohani dan
social.
Kesehatan adalah merupakan
factor yang paling dominant
dalam kehidupan masyarakat
kita, untuk itu
diperlukan suatu lembaga atau
balai yang bias menangani
pelayanan di bidang kesehatan.
Dengan melihat
potensi yang ada di wilayah
Kecamatan Kasihan baik
potensi Sumber Daya Manusia
(SDM), potensi lingkungan
maupun potensi penduduk yang
kurang lebih mencapai 50.000
jiwa, belum ada suatu lembaga
yang menangani
tentang pelayanan kesehatan
terutama pada persalinan.
Dalam rangka untuk
memenuhi tuntutan
pelayanan kesehatan yang
maksimal, sesuai dengan
apa yang
diharapkan masyarakat
kecamatan Kasihan, maka
Yayasan Anjar Gigih
Dewanto memandang perlu
untuk
mendirikan suatu lembaga
kesehatan untuk melayani
pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah Kasihan
dan
sekitarnya. Sebagai warga
desa yang sedang
berkembang, sampai saat ini
kita masih menghadapi
banyak
permasalahan kesehatan
masyarakat. Dalam rangka
upaya menanggulangi
permasalahan kesehatan
tersebut
pemerintah telah berupaya
mengembangkan berbagai
macam kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat,
pelayanan tersebut selain
dilaksanakan di sarana
kesehatan milik pemerintah
juga sarana pelayanan milik
swasta atau masyarakat
sendiri. Sistem kesehatan
disusun untuk mendapatkan
hasil guna kesehatan
masyarakat secara maksimal
dengan cara mengefektifkan
semua sumber daya manusia
yang tersedia, juga
diperlukan adanya hubungan
secara berjenjang dari tingkat
yang tertinggi hingga tingkat
yang leih rendah dalam
kaitan kualitas pelayanan
masyarakat. Disadari masih
cukup banyak kendala yang
harus diatasi untuk menjamin
berhasilnya berbagai pelayanan
kesehatan tersebut.
Dalam kemajuan zaman di era
globalisasi ini masyarakat
indonesia semakin perduli dan
sadar akan pentingnya
kesehatan dan tingkat
pemanfaatan unit pelayanan
kesehatan semakin meningkat
pula. Masyarakat di daerah
inipun juga sadar akan
pentingnya kesehatan itu
sehingga memerlukan tempat
pelayanan kesehatan, namun
sayangnya di daerah ini
belum terdapat tempat
pelayanan kesehatan yang
mudah di jangkau. Apabila
masyarakat ingin berobat atau
sekedar berkonsultasi kepada
petugas kesehatan, warga
harus menempuh jarak
yang agak jauh dari tempat
tinggal mereka. Jarak ini
terkadang membuat warga
menjadi kembali acuh akan
kesehatan, mereka tidak
menghubungi petugas
kesehatan atau mengunakan
tempat pelayanan kesehatan
sebelum mereka benar-benar
sakit yang tidak bisa mereka
tahan lagi atau setelah sakit
yang mereka alami
terjadi lama, sehingga setelah
menggunakan tempat
pelayanan kesehatan mereka
sudah dalam keadaan sakit

Anda mungkin juga menyukai