Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah
seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan
oleh faktor-faktor lingkungan hidup yang ada di sekeliling mereka seperti benda mati,
mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu
pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa dalam kehidupan
mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang bersifat mistik, seperti wabah penyakit
sampar yang berjangkit di suatu tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh
masyarakat kita saat ini . Semakin maju teknologi di bidang kedokteran ,semakin banyak pula
macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu sajadi pengaruhi oleh faktor tingkah
laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? Sebelum membahas tentang masalah kesehatan
masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahami konsep dari kesehatan masyarakat itu
terlebih dahulu.

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat. Serta perkembangan kesehatan mayarakat di Indonesia.

C. Rumusan masalah
Pada makalah ini akan di bahas mengenai konsep dari kesehatan masyarakat, yaitu sbb:
• Bagaimana sejarah Ilmu kesehatan masyarakat?
• Bagaimana perkembangan ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia?
• Bagaimana Periode-periode ilmu kesehatan masyarakat?
• Apa defenisi Ilmu kesehatan masyarakat?
• Apa sajakah prinsip-prinsip ilmu kesehatan masyarakat?
• Apa sajakah ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat?
• Apa faktor faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?
• Siapa saja sasaran kesehatan masyarakat?
BAB 2
PEMBAHASAN MATERI
A. Sekelumit Sejarah Kesehatan Masyarakat

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani,
yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah
atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat mengobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical
procedure) dengan baik.
Higeia, seeorang asistennya yang kemudian diceritakan sebagai istrinya, juga telah
melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam
pendekatan/penanganan masalah kesehatan sebagai berikut: 1) Asclepius melakukan
pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. 2) Higeia
mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui ‘hidup
seimbang’, yaitu menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi
(baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit, Higeia lebih
menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya
tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik,
daripada dengan pengobatan.pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut akhirnya muncul dua aliran
atau pendekatan dalam menangani masalah masalah kesehatan. Kelompok atau aliran
pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut
pendekatan kuratif (pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter
gigi, psikiater, praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit seperti halnya
pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan
meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini
termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan
masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua
kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care). Kedua
pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat
perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain.
Pelayanan kesehatan kuratif (Asclepius) Pelayanan kesehatan pencegahan (Higeia)
Sasaran pasien secara individual, terjadi Sasaran pasien adalah masyarakat (publik),
kontak langsung terhadap pasien. hubungan ini lebih terlihat seperti kemitraan.
Bersifat reaktif artinya kelompok ini pada Bersifat proaktif artinya tidak menunngu
umumnya hanya menunggu masalah datang adanya masalah, tetapi mencari masalah.
Dalam menangani pasien melalui sistem Dalam menangani pasien melalui sistem
biologis(bukan sosial atau bio-psikologis) penanganan utuh dengan pendekatan holistik.

B. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia

1. Abad Ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera.
Dengan melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
2. Tahun 1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi, tetapi tidak
berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih.
3. Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian berkembang
pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium
ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
4. Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di
Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
5. Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi
sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.
Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter)
yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia
6. Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
7. Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
8. Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan
dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep
ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian
dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer
dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap
kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut
Puskesmas.
9. Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi
10. Tahun 1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat
pelatihan,sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan
medis.
11. Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat
terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya
sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
12. Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah
merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
13. Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan
tipe B (dikelola paramedis).
14. Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan
Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
15. Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe Puskesmas
saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata
dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu
Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian
kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
16. Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di
Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
17. Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatanpokok.
C. Periode-Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat

1. Periode sebelum ilmu pengetahuan


• Telah ditemukan dokumen-dokumen tertulis tentang pembuangan air limbah, pengaturan air
minum
• Telah dibuat sumur, karena air sungai sudah kotor dan terasa tidak enak
• Abad ke-7 diindia terjadi endemi kolera
• Abad ke-14 terjadi wabah pes diindia dan cina.

2. Periode ilmu pengetahuan


Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 mempunyai dampak yang luas terhadap
aspek kehidupan manusia. Beberapa pelopor kesehatan modern :
• Hipocrates (460-370 SM) dikenal sebagai bapak kedokteran
• Anthony van Leeuwenhoek (1632 -1723), penemu mikroskop
• John snow (1813 – 1912), Bapak epidemiologi dan menemukan penyakit kolera disebabkan
oleh kuman kolera melalui air
• Louis pasteur (1827 – 1912) menemukan vaksin untuk mencegah cacar
• Joseph Lister penemu asam karbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruangan operasi
• William marton –> ether anastesi
• Robert koch (1843 – 1910), penemu kuman TBC.

D. Defenisi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920):


Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian
Masyarakat” untuk :
• Perbaikan sanitasi lingkungan
• Pemberantasan penyakit-penyakit menular
• Pendidikan untuk kebersihan perorangan
• Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan.
• Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup
yang layak dalam memelihara kesehatannya
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.

Menurut dokter Amerika:


• Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seniyang memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha usaha pengorganisasian masyarakat.
• Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seniyang memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melaluiusaha usaha pengorganisasian masyarakat.
• Kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, itulah cakupan
ilmu kesehatan masyarakat.
• Kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, itulah cakupan
ilmu kesehatan masyarakat.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mendefinisikan:


 IKM adalah ilmu dan seni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yg meliputi
usaha peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, keluarga maupun
perorangan serta penyehatan lingkungan hidupnya dalam bentuk fisik, biologis, sosio-
ekonomis dan sosiokultural dengan mengikutsertakan masyarakat.
 IKM pada hakekatnya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari
masalah2 kesehatan dan segala faktor2yang mempengaruhinya serta segala upaya
atau cara2 untuk mengatasinya dalam masyarakat
E. Prinsip-Prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat

1) Ikm menekankan pemikiran dan tindakan yang bersifat promotive, preventive dan
curative
2) Ikm menekankan pada masyarakat atau kumpulan orang baik sehat Maupun sakit
atau yg bermasalah serta kumpulan individu (perorangan) yg sakit saja (lain dgn
bidang klinik –medik)
3) Dalam ikm faktor lingkungan dianggap memegang peranan sangat Penting
4) Ikm melihat upaya kes sbg upaya masy yg terorganisasikan (organized community
efforts)
5) Ikm menganggap masy sbg obyek dan subyek upaya kes, sehingga Masalah peran
serta dan perilakunya menjadi sangat penting
6) Ikm menganggap masalah kes sbg masalah yg multi sektoral yg Kait mengkait dgn
permasalahan lainnya.

F. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup :
a. Ilmu biologi
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu kimia
d. Fisika
e. Ilmu Lingkungan
f. Sosiologi
g. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
h. Psikologi
i. Ilmu pendidikan
Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain sbb :
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.

Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara
multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktiknya mempunyai
bentanngan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,
mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental,
sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. Misalnya: pembebrsihan lingkungan, penyediaan
air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah, pengawasan sanitasi
tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu
kesehahtan masyarakat antara lain:
a) Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
b) Perbaikan sanitasi lingkungan.
c) Perbaikan lingkungan pemukiman.
d) Pemberantasan vektor.
e) Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.
f) Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
g) Pembinaan gizi masyarakat.
h) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
i) Pengawasan obat dan minuman.
j) Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
G. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat

“Health is not everything but without health everything is nothing”


Slogan di atas sangatlah tepat untuk menjadi cerminan perilaku kita sehari-hari, karena
betapa ruginya kita semua jika dalam keadaan sakit. Waktu produktif kita menjadi berkurang,
belum lagi biaya berobat yang semakin mahal menjadi beban bagi keluarga dan sanak
saudara kita. Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
a. Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat
dibandingkan dengan faktor yang lain.Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan
terjadisecara evolutif dan paling sukar di deteksi .Untuk itu ,perlu dilakukan konseling
genetik .Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga ,faktor genetikperlu
mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit. Misalnya :seorang anakyang lahir dari
orangtua penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak
yang lahir dari orang tua bukan penderita DM.Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari
penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadaif aktor genetik yang diwariskan
orangtuanya .Olehkarenanya ,ia harus mengatur dietnya ,teratur berolahraga dan upaya
pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor
resiko terjadinya DM pada dirinya .Jadi dapat di umpamakan ,genetik adalah peluru (bullet )
tubuh manusia adalah pistol (senjata),dan lingkungan /prilaku manusia adalah pelatuknya
(trigger). Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit
upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan
yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya.
Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan
kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Faktor Pelayanan Kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat .Pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan menjamin
kualitas pelayanan kesehatan .Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.Misalnya
,jadwal imunisasi yang teratur da penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan kebutuhan
,serta informasitentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan
meningkatkan cakupan imunisasi.Cakupan imunisasiyang tinggi akan menekan angka
kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi .
Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya
pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya.
Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di
setiap kab/kota.
c. Faktor Prilaku Masyarakat
Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap
munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan i masyarakat .Tersedianya jasa
pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta)
masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di
masyarakat.Misalnya: Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya
apabila ibu ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi.Perilaku ibu ibu yang tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu ibu
tentang manfaat imunisasi dan efeksampingnya.Pengetahuan ibu ibu akan meningkat karena
adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas kesehatan
.Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada
faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. Perilaku yang sehat akan
menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit
berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan
diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan,
diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci tangan sebelum makan juga
dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti mencret-mencret lainnya.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh
dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal,
infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga
dipengaruhi oleh factor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat
penampungan air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan perkembangan nyamuk aedes
aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk si sekitar
memiliki resiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.
Untuk menganalisis program kesehatan dilapangan ,paradigma H.L.Blum dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai dengan faktor faktor yang
berpengaruh pada status kesehatan masyarakat .Analisis ke – 4 fator tersebut perlu dilakukan
secara cermat sehingga masalah kesmas dan masalah program dapat di rumuskan dengan
jelas .Analisis ke -4 faktor ini adalah bagian dari analisis situasi (bagian dari fungsi
perencnaan)untuk pengembangan program kesehatan di suatu wilayah tertentu.
D. Sasaran Kesehatan Masyarakat
Secara garis beras ilmu kesehatan masyarakat mempunyai 3 bidang sasaran:
Yaitu:
• Sasaran Dibidang Sosial
• Sasaran Dibidang Epidemiologis
• Sasaran Dibidang Administrasif

1. Sasaran Dibidang Sasaran Dibidang Sosial:


• perbaikan keadaan lingkungan hidup Manusia
• perbaikan keadaan lingkungan hidup Manusia
• mendidik masyarakat untuk lebih Mengerti tentang cara-cara hidup Sehat
• meningkatkan status gizi masyarakat

2. Sasaran dibidang epidemiologis:


• mencegah kesakitan
• memberantas penyakit/ membasmi penyakit
• mencegah kesakitan
• memberantas penyakit/ membasmi penyakit Menular
• mencegah terjadinya cacat jasmaniah
• menurunkan angka kematian penduduk

3. Sasaran dibidang administratif


• memperbaiki mekanisme organisasi usaha-usaha Pemberian Pelayanan Kesehatan
• mengarahkan sistem pendidikan dan latihan Kerja petugas-petugas kesehatan,
• mengatur penggunaan semua macam Resources untuk dapat dipergunakan dengan baik

Individu-Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan ,yang dapat


dilakukan di Rumah Sakit ,klinik ,puskesmas,rumah bersalin,posyandu,kelurga binaan dan
masyarakat binaan.
Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang
tergolong dalam keluarga resiko resiko tinggi ,diantaranya adalah:
1.Anggota keluarga yang menderita penyakit menular
2.Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
3.Keluarga keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk
4.Keluarga keluarga dengan keadaan gizi buruk
5.Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas
keluarga
6.Dan sebagainya.
Kelompok
Kelompok kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat adalah:
1.Kelompok ibu hamil
2.kelompok ibu ibu yang memiliki anak balita
3.kelompok PUS dengan resiko tinggi kebidanan.
4.kelompok kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan diantaranya
adalah :
a. Kelompok usia lanjut
b. Kelompokwanita tuna susila
c. Kelompok anak remaja yang terlibat dalam penyalahgunan narkotika
5.Kelompok kelompok masyarakat yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti:
a. Masyarakat sekolah
b. Pekerja pekerja dalam perusahaan.
Masyarakat
Masyarakat yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah:
1.Masyarakat binaan Puskesmas
2.Masyarakat Nelayan
3.Masyarakat Pedesaaan
4.Masyarakat yang datang ke institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas ,posyandu
yang diberikan penyuluhan kesehatan secara massal.
5.Masyarakat yang luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah DHF,muntah
berak,dsb

A. Kesimpulan
· Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan
cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui
pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang
bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua
pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan
(kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi)
kesehatan.
· Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :(1)mencegah
timbulnya penyakit ,(2)Memperpanjang umur(3)meningkatkan nilai kesehatan fisik dan
mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang terorganisasi.
· Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, yaitu: factor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
· Sasaran Kesehatan masyarakat yaitu: individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai