3. Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit ini adalah penyakit degenerative otak yang jarang disebabkan oleh
agen yang progresif secara lambat, dan dapat ditransmisikan, paling mungkin suatu
prion yagn merupakan agen proteinaseus yang tidak mengandung RNA dan DNA.
Penyakit ini secara cepat dan progresif menyebabkan demensia yang berat dan
kematiandalam usia 6 sampai 12 tahun. Penyakit ini ditandai oleh adanya pola
elektroensefalogram (EEG) yang tidak bisa, yang terdiri dari lonjakan gelombang
lambat dengan tegangan tinggi. 1,6
4. Penyakit Huntington
Penyakit ini bisanya disertai dengan perkembangan demensia. Demensia yang
terlihat pada penyakit ini adalah tipe demensia subkortikal yang ditandai dengan
kelainan motoric yang lebih banyak dan kelainan bicara yang lebih sedikit
dibandingkan tipe demensia kortikal. 1,6
5. Penyakit Parkinson
Seperti penyait Huntington, parkinsonisme adalah suatu penyakit ganglia
basalis yang sering disertai dengan demensia dan depresi. Diperkirakan 20-30% pasien
dengan dengan penyakit perkinsin menderita demensia.1,6
2.3 Delirium
2.3.1 Definisi
Delirium adalah gangguan yang umum. Usia lanjut adalah factor risiko untuk
perkembangan delirium. Kira-kira 30 sampai 40 persen pasien rawat di rumah sakit yang
berusia lebih dari 65 tahun mempunyai suatu episode delirium. Faktor predisposisi lainnya
untuk perkembangan delirium adalah usia muda, cedera otak yang telah ada sebelumnya,
riwayat delirium, ketergantungan alcohol, diabetes, kanker, gangguan sensoris dan malnutrisi.
Adanya delirium merupakan tanda prognostic yang buruk. 1,6
2.3.2 Etiologi
Penyebab Delirium:
Penyakit intrakranial
1. Epilepsi atau keadaan pasca kejang
2. Trauma otak (terutama gegar otak)
3. Infeksi (meningitis.ensetalitis).
4. Neoplasma.
5. Gangguan vaskular
Penyebab ekstrakranial
1. Obat-obatan (di telan atau putus),
Obat antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat
antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat, Fensiklidine,
Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan hipnotik, Steroid.
2. Racun
Karbon monoksida, Logam berat dan racun industri lain.
3. Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi)
Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid
4. Penyakit organ nonendokrin.
Hati (ensefalopati hepatik), Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik), Paru-
paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem kardiovaskular (gagal jantung,
aritmia, hipotensi).
5. Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asam folat)
6. Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.
7. Ketidakseimbangan elektrolit dengan penyebab apapun
8. Keadaan pasca operatif
9. Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
10. Karbohidrat: hipoglikemi.1,3,4
2.3.3 Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk delirium karena kondisi medis umum
Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan )
dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau
mengalihkan perhatian.
Perubahan kognisi atau berkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik
diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang
sedang timbul.
Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat dan cendrung berfluktuasi
selama perjalanan hari.
Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dari
kondisi medis umum.
2.3.4 Penatalaksanaan
Dua gejala utama dari delirium yang mungkin memerlukan pengobatan farmakologis
adalah psikosis dan insomnia. Obat yang terpilih dari psikosis adalah haloperidol (Haldol),
suatu obat antipsikotik golongan butyrophenone. Tergantung pada usia, berat badan, dan
kondisi fisik pasien, dosis awal dapat terentang antara 2 sampai 10 mg IM, dapat diulang dalam
satu jam jika pasien tetap teragitasi. Segera setelah pasien tenang, medikasi oral dapat dimulai.
Dua dosis oral harian harus mencukupi, dengan dua pertiga dosis diberikan sebelum tidur.
Untuk mencapai efek terapeutik yang sama, dosis oral harus kira-kira 1,5 kali lebih tinggi dari
dosis parenteral. Dosis harian efektif total dari haloperidol mugnkin terentang dari 5 sampai 50
mg untuk sebagian besar pasien delirium. Golongan phenothiazine harus dihindari pada pasien
delirium, karena obat tersebut disertai dengan aktivitas antikolinergik yang bermakna.
Insomnia paling baik diobati dengan golongan benzodiazepine dengan waktu paruh pendek
atau dengan hydroxyzine 25 sampai 100 mg. golongan benzodiazepine dengan waktu paruh
panjang dan barbiturate harus dihindari kecuali obat tersebut telah digunakan sebagai bagian
dari pengobatan untuk gangguan dasar.1,6
2.4 Gangguan Amnestik
2.4.1 Definisi
Gangguan amnestic ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya ingat
yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi social atau pekerjaan. Diagnosis dibuat
apabila pasien mempunyai tanda lain dari gangguan kognitif. Gangguan amnestic ini
dibedakandari gangguan dissosiatif. 1,6
Epidemiologi
Tidak ada data pasti mengenai gangguan amnestic ini, bebrapa penelitian melaporkan
adanya insidensi atau prevelensi gangguan ingatan pada penggunaan alcohol dan cedera
kepala. 1,6
2.4.2 Etiologi
Struktur anatomi yang terlibat dalam daya ingat dan perkembangan gangguann
amnestic adalah terutama struktur diensefalik, dan struktur lobus midtemporalis. Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa hemisfer kiri lebih kritikal dibanding hemisfer kanan dalam
perkembangan gangguan daya ingat. Gangguan amnestic memiliki bnayk penyebab. Berikut
table penyebab gangguan amnestic 1,6
2.4.1 Diagnosis
Berikut table diagnosis berdasarkan DSM-IV
Kriteria Diagnostic Untuk Gangguan Amnestik Karena Kondisi Medis Umum
a. Perkembangan gangguan daya ingat seperti yag dimanifestasikan oleh gangguan
kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidakmampuan untuk mengingat
informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
b. Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fingsi social atau
pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya
c. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau
suatu demensia
d. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium
bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari kondisi medis umum termasuk
trauma fisik
2.4.1 penatalaksanaan
Pendekatan utama adalah mengobati penyebab dasar dari ganggau amnestic. Setelah
resolusi episode amnestic, psikoterapi dapat membantu pasien menerima pengalaman ke dalam
kehidupannya. 1,6
Intervensi psikodinamika mungkin mempunyai nilai yang baik bagi pasien yang
menderita gangguan amnestic yang disebabkan oleh kerusakan pada otak. Fase pemulihan
pertama dimana pasien tidak mampu memproses apa yagn terjadi karenapertahanan ego yang
sangat besar, membuat klinisi melayani sebagai ego penolong yang membantu menjelaskan
kepada pasien tentang apa yang terjadi danmemberikan fungsi ego yang hilang. Pada
pemulihan fase kedua, saat realisasi tentang kejdian cedera timbul, pasienmungkin menjadi
marah. Pemulihan fase ketiga adalah fase integrative. Kesedihan terhadap kecakapan yang
hilang merupakan ciri penting fase ini.