KLAMIDIA
KLAMIDIA
KELAS : 9 B
NO. : 24
Apa itu klamidia (chlamydia)?
Klamidia atau chlamydia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri bernama Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyerang baik pria
maupun wanita melalui kontak seksual.
Klamidia dapat menginfeksi serviks (leher rahim), anus, saluran kencing, mata,
dan tenggorokan. Penyakit ini termasuk yang tidak begitu sulit diobati jika
langsung ditangani di masa-masa awal kemunculannya. Namun, jika dibiarkan
chlamydia bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.
Pasalnya, penyakit kelamin ini bisa menyebabkan kerusakan serius dan permanen
pada sistem reproduksi wanita. Akibatnya, wanita yang terserang chlamydia
berisiko sulit hamil.
Dilansir dari laman Planet Parenthood, ada sekitar 3 juta orang penduduk
Amerika yang terkena penyakit ini setiap tahunnya. Kebanyakan orang yang
terkena biasanya berusia 14 sampai 24 tahun.
Dilansir dari medicalnewstoday Chlamydia 3 kali lebih umum dari gonore
(kencing nanah) dan 50 kali lebih umum dibandingkan dengan sifilis. Jika Anda
merasa bahwa Anda mungkin terinfeksi atau cukup berisiko segera konsultasikan
ke dokter.
Berbagai gejala ini tidak selalu muncul pada orang yang terinfeksi klamidia. Ada
orang yang bahkan tidak memiliki gejala sama sekali. Jika Anda mengalami satu
atau lebih gejala, termasuk yang tidak disebutkan di atas, segera konsultasikan ke
dokter.
Penyebab
Faktor-faktor risiko
Untuk mengurangi risiko, sebaiknya praktikkan seks yang aman dan lakukan tes
secara rutin.
Komplikasi
Anda harus melakukan tes tahunan jika berusia di bawah 25 tahun dan aktif secara
seksual. Namun, jika usia Anda di atas 25 tahun, lakukan tes yang sama jika
memiliki lebih dari satu pasangan seks dan faktor risiko lainnya.
Berikut berbagai skrining dan tes yang dilakukan untuk mendiagnosis klamidia,
yaitu:
Tes urine
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel urine Anda untuk
kemudian dianalisis di laboratorium. Jika Anda positif memiliki penyakit
kelamin yang satu ini, tes akan menunjukkan hasil yang positif.
Tes swab
Tes swab biasanya dilakukan pada pria dan wanita untuk mendeteksi
penyakit kelamin. Pada wanita tes ini dilakukan dengan mengambil
sampel cairan dari serviks untuk dilihat keberadaan bakteri di dalamnya.
Sementara pada pria, dokter biasanya akan mengambil sampel cairan dari ujung
penis. Cairan ini bisa diteliti karena berasal dari uretra, tempat di mana bakteri
klamidia biasanya menginfeksi. Selain itu, dalam beberapa kasus dokter akan
mengambil sampel cairan dari anus.
Jika Anda pernah diobati karena infeksi klamidia awal, Anda harus diuji ulang
dalam waktu sekitar tiga bulan setelahnya.
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik. Dokter akan menyesuaikan dosis obat
dengan keparahan kondisi. Biasanya antibiotik yang diberikan berbentuk pil.
Dosis yang diberikan bisa satu kali setiap hari atau beberapa kali sehari dalam 5
hingga 10 hari.
Doxycycline menjadi antibiotik yang biasanya diresepkan dokter pada
pasien. Pastikan untuk menghabiskan antibiotik sesuai anjuran dokter. Hal ini
dilakukan untuk mencegah Anda terkena infeksi kembali dan bakteri resisten
terhadap antibiotik.
Selain doxycycline, dokter biasanya memiliki beberapa alternatif antibiotik
terutama untuk wanita hamil. Ini karena doxycycline atau tetracycline bisa
menyebabkan masalah perkembangan tulang dan gigi bayi. Azithromycin
termasuk salah satu obat yang terbukti aman dan efektif untuk wanita hamil.
Erythromycin
Levofloxacin
Ofloxacin
Sebagian orang biasanya akan mengalami berbagai efek samping ringan setelah
minum antibiotik, seperti:
Diare
Sakit perut
Masalah pencernaan
Mual
Selain itu, orang yang minum doxycycline biasanya akan mengalami ruam kulit
saat terpapar sinar matahari.
Dalam kebanyakan kasus, infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu satu sampai
dua minggu. Selama waktu pengobatan itu, Anda bisa tidak diperbolehkan
berhubungan seks untuk mencegah penyebarannya.
Dokter juga akan menyarankan pasangan Anda untuk mendapatkan pengobatan
yang sama meski tidak memiliki gejala. Jika tidak, infeksi bisa bolak balik muncul
antara Anda dan pasangan.
Pencegahan
Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi akibat
klamidia:
a) Menggunakan kondom
Kondom merupakan salah satu benda yang bisa melindungi Anda dari
penyebaran penyakit kelamin termasuk klamidia. Kondom berfungsi untuk
mencegah perpindahan bakteri melalui cairan vagina dan air mani
antarpasangan. Oleh karena itu, usahakan untuk menggunakannya dengan
benar setiap kali berhubungan seksual.
c) Menghindari douching
Douching adalah teknik mencuci vagina dengan menyemprotkan larutan
khusus ke dalam saluran vagina. Teknik ini biasanya dilakukan dengan
alat khusus berbentuk kantong dan selang.
Larutan yang dipakai dalam douching ini terbuat dari campuran air, cuka, dan
baking soda. Namun, sekarang ini banyak larutan douche yang mengandung
parfum dan bahan kimia lainnya. Douching sangat tidak dianjurkan karena bisa
mengurangi jumlah bakteri baik yang ada di vagina. Hal ini membuat vagina lebih
rentan terkena infeksi.
RINGKASAN .
PENYAKIT KLAMIDIASIS
PENYEBAB
Klamidia disebabkan oleh bakteri yang disebut Chlamydia trachomatis. Infeksi ini
dapat menyebar dengan mudah melalui seks vagina, oral, dan anal.
Seorang wanita tetap bisa terkena penyakit ini meski pasangannya tidak
ejakulasi saat seks. Pasalnya, tak hanya lewat air mani, bakteri juga terdapat
dalam cairan praejakulasi.
Selain itu, jika sudah pernah memiliki infeksi ini, risiko untuk terkena kembali
sangat mungkin. Hal ini biasanya terjadi ketika Anda melakukan seks tanpa
kondom dengan orang yang terinfeksi.
CARA MENGOBATI
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik. Dokter akan menyesuaikan dosis obat
dengan keparahan kondisi. Biasanya antibiotik yang diberikan berbentuk pil.
Dosis yang diberikan bisa satu kali setiap hari atau beberapa kali sehari dalam 5
hingga 10 hari.