Oleh:
Pembimbing:
Fakultas Kedokteran
2019
1
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... 1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia, khususnya Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh
belum ada penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
pasien dengan vitiligo. Dengan mengetahui faktor-faktor ini diharapkan dapat
mengantisipasi terjadinya gangguan kualitas hidup pasien dengan manajemen
holistik yang memberikan pendidikan dan konseling yang tepat jika diperlukan.
3
BAB II
ISI JURNAL
Latar Belakang
Usia
Jenis Kelamin
Laki-laki 27 38,0
Perempuan 44 62,0
4
Status Pernikahan
Pekerjaan
Bekerja 33 46,5
Lokasi vitiligo
Terlihat 41 57,7
Lama menderita
Sebagian besar responden vitiligo pada usia ≥25 tahun adalah 56,3%. Menurut
Kyriakisetal (2009), melaporkan bahwa vitiligo sering terjadi pada usia 30 tahun
pada wanita dan pria berusia 31-60 tahun. Tidak ada literatur yang menggambarkan
faktor-faktor penyebab sering terjadinya vitiligo pada orang dewasa, tetapi mereka
memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada usia yang lebih muda. Jumlah
pasien wanita dengan vitiligo (62,0%) lebih besar daripada laki-laki (38,0%).
Penelitian ini mirip dengan Borimenjad et al (2006) bahwa dari 77 responden
vitiligo, ada 53 perempuan dan 24 responden laki-laki. Ini mungkin disebabkan
karena pasien wanita lebih memperhatikan kulit yang sehat sehingga mereka pergi
ke Poliklinik Dermatologi untuk terapi. Jumlah responden yang menikah (56,3%)
lebih banyak daripada yang belum menikah. Para pasien yang belum menikah akan
merasa malu jika penyakit ini diketahui oleh orang lain sehingga mereka lebih suka
pergi ke dokter swasta daripada rumah sakit (Parsad et al., 2003). Berdasarkan
pekerjaan, jumlah pasien yang tidak bekerja lebih banyak daripada orang yang
bekerja. Para pasien yang tidak bekerja punya banyak waktu untuk mengunjungi
dokter untuk perawatan penyakit ini.
5
Jumlah responden yang lokasi vitiligo terlihat lebih banyak daripada responden
yang lokasi vitiligo tidak terlihat. Al-Mubarak et al. (2011) melaporkan perbedaan
yang signifikan antara jumlah pasien vitiligo dengan lesi di wajah, leher, tangan,
dan jari-jari dengan lesi vitiligo yang tidak terlihat karena pakaian seperti di daerah
perut, dada, punggung, dan alat kelamin. Pasien vitiligo dengan lesi yang terlihat
akan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka dalam interaksi sosial karena
mereka akan mencari pengobatan. Jumlah pasien yang menderita vitiligo kurang
dari 1 tahun lebih umum daripada lebih dari 1 tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh
pasien vitiligo baru yang lebih terganggu karena penyakitnya, oleh karena itu
mereka sering mengunjungi Poliklinik Dermatologi untuk pengobatan (Zandi et al.,
2010).
Distribusi frekuensi kualitas hidup pada pasien vitiligo dapat dilihat pada Tabel
2, yang kualitas hidupnya terganggu sering ditemukan. Hubungan antara usia, jenis
kelamin, status perkawinan, pekerjaan, lokasi dan lamanya menderita vitiligo
dengan kualitas hidup dapat dilihat pada Tabel 3.
Tidak terganggu 0 0
Terganggu 30 42,3
Total 71 100
6
Tabel 3. Hubungan antara usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, lokasi
dan lama menderita dengan Kualitas Hidup pada pasien vitiligo
Usia n % n % n % 0,244
Status 0,151
Pernikahan
8 25,8 15 48,4 8 25,8
Belum menikah
7 17,5 15 48,4 18 45,0
Sudah menikah
Pekerjaan 0,244
7
Berdasarkan analisis chi square, didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dan kualitas hidup orang dengan vitiligo; p value = 0,244 (p>
0,05). Hasilnya konsisten dengan Zandietal (2010) yang tidak menemukan
hubungan yang signifikan antara usia dan kualitas hidup pasien vitiligo; p value =
0,33 (p> 0,05). Dalam penelitian lain melaporkan bahwa baik usia muda maupun
tua sama-sama mengganggu kualitas hidup akibat penyakit tersebut. Vitiligo
memberikan gangguan sosial dan psikologis, morbiditas kejiwaan, kecemasan,
bahkan menyebabkan depresi terlepas dari kelompok usia (Wang dan Baba, 2012).
Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dengan kualitas hidup pasien dengan vitiligo (p value = 0,140, p> 0,05).
Ini sesuai dengan hasil Zandiet al (2010), Semua pasien merasakan kualitas hidup
mereka terganggu oleh vitiligo. Nilai rata-rata DLQI pada pria adalah 6,64
sedangkan pada wanita berbeda 5,81. Al Mubarak et al (2011) melaporkan
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien
vitiligo, skor rata-rata untuk pria adalah 11,1 dan untuk wanita adalah 23,9 dengan
p value <0,05. Disimpulkan bahwa kualitas hidup wanita lebih terganggu daripada
pria. Perbedaan dalam hasil mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam jumlah
sampel, gaya hidup dan cara berpikir masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan di mana mereka tinggal.
Studi ini menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan
dan kualitas hidup pasien dengan nilai vitiligo dengan p value = 0,244 (p> 0,05).
Hasil ini berbeda dari Al Mubarak et al (2011) yang melaporkan bahwa kualitas
hidup pasien vitiligo yang memiliki pekerjaan lebih terganggu daripada pasien yang
8
tidak bekerja (p <0,05). Perbedaan hasil mungkin disebabkan oleh pola pikir dan
kebiasaan kehidupan seseorang berbeda untuk setiap wilayah.
Penelitian ini melakukan regresi logistik dari variable lokasi dan yang lama
menderita vitiligo dengan kualitas hidup pasien. Kualitas hidup dibagi menjadi dua
kelompok: sedikit terganggu dan menggabungkan kualitas hidup sangat terganggu
9
besar dan paling sangat terganggu menjadi satu kelompok. Hasil regresi logistik
dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada penelitian ini, faktor vitiligo yang lama menderita memiliki lebih banyak
pengaruh pada kualitas hidup pasien dibandingkan dengan faktor lokasi vitiligo.
Lama menderita vitiligo kurang dari satu tahun akan memengaruhi kualitas hidup
pasien sekitar 13 kali lebih besar daripada vitiligo yang lama menderita lebih dari
satu tahun. Pada pasien vitiligo lokasi yang terlihat akan mempengaruhi kualitas
hidup pasien 10 kali lebih besar dari lokasi vitiligo yang tidak terlihat.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pekerjaan dan status
pernikahan dengan kualitas hidup pasien vitíligo, tetapi ada hubungan yang
signifikan dengan lokasi vitiligo dan lama menderita vitiligo. Pasien dengan lama
menderita vitiligo lebih berpengaruh pada kualitas hidup daripada lokasi vitiligo.
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Kryakis KP, Palmaras I, Tsele E. Case Detection Rates of Vitiligo by Gender and
Age. Int J Dermatol. 2009; 48: p. 328-329.Yaghoobi R, Omilian M, Bagherani N.
Vitiligo: A Review of the Published Work. The Journal of Dermatology. 2011:30:
p. 419-431.
Parsad D, Dogra S, Kanwar AJ. Quality of Life in Patients with Vitiligo. Journal
Health and Quality of Life Outcomes. 2003; 1: p. 58.
Wong S and Baba R. Quality of Life Among Malaysian Patients with Vitiligo. Int.
Journal Dermatol. 2012; 51: p. 158-161.
12
Zandi S, Farajzadeh S, Saberi N. Effect of Vitiligo on Self Reported Quality of
Life in Southern part of Iran. Journal of Pakistan Association of Dermatologists.
2010; 21: p. 4-9.
13