MODUL 2
Pemeriksaan Berat Isi dan Rongga Udara dalam
AgregatHalus
KELOMPOK P12
B. PERALATAN
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
Talam kapasitas yan cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.
Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 mm dengan ujung bulat
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
Sendok Spesi untuk mengambil agregat sekaligus meratakannya. Commented [u2]: Kita gak pake ini dii
Wadah Baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang,
berkapasitas 2 dm3.
C. BENDA UJI
Masukan contoh agregat halus (pasir) kedalam talam sekurang-kurangnya sebanyak
kapasitas wadah yaitu 2 dm3 ; keringkan dalam oven dengan suhu (110 5)oC
sampai berat tetap. Pada percobaan ini pengeringan dilakukan selama 24 jam.
D. PROSEDUR
Berat isi lepas agregat halus
a) Menimbang dan mencatat berat wadah (W1).
b) Memasukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir- Commented [u3]: Dicek lagi lagi format penulisannya
𝑊3
Berat Isi Agregat = kg/dm3
𝑉
Commented [u4]: :) hehe
(𝑨𝒙𝑾)−𝑩
Rongga Udara = x 100 %
(𝑨𝒙𝑾)
𝑊3
Berat isi agregat = kg/dm3
𝑉
2.843
Berat Isi Lepas Agregat Halus =
2
Berat Isi Lepas Agregat Halus = 1.4215 kg/dm3
(𝑨 𝒙 𝑾)−𝑩
RonggaUdara = x 100 %
(𝑨 𝒙 𝑾)
(2.32 𝑥 1)−1.4215
= x 100%
(2.32 𝑥 1)
= 38. 73 %
𝑊3
Berat isi agregat = kg/dm3
𝑉
3.183
Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan =
2
Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan =1.5915 kg/dm3
(𝑨 𝒙 𝑾)−𝑩
Rongga Udara = x 100 %
(𝑨 𝒙 𝑾)
(2.32 𝑥 1)−1.5915
= x 100%
(2.32 𝑥 1)
= 31.40%
𝑊3
Berat isi agregat = kg/dm3
𝑉
Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan = 3.283 kg
2 dm3
Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan =
1.6415kg/dm3
(𝑨 𝒙 𝑾)−𝑩
Rongga Udara = x 100 %
(𝑨 𝒙 𝑾)
(2.32 𝑥 1)−1.6415
= x 100%
(2.32 𝑥 1)
=29.24%
F. ANALISA
iii. Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan (metode
goyang)
Hal yang pertama dilakukan adalahmenimbang berat wadah (w1), untuk
mengetahui berat wadah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat agregat
halus yang ada didalam wadah (w2). Pada saat dilakukan penimbangan agregat,
agregat ditimbang dengan wadahnya, hasil penimbangan tersebut dianggap
sebagaiw3. Sehingga didapatkan berat agregat menggunakan rumus
pengurangan berat wadah beserta agregat halus dikurangi berat wadah kosong.
(w2 = w3-w1).
Mengisi wadah dengan agregat halus dilakukan dalam tiga tahap,
sehingga agregat terbagi menjadi tiga lapis yang sama tinggi. Setiap lapis
dipadatkan dengan 50 kali goyangan yang terdiri dari 25 pengangkatan sisi kiri
dan kanan secara bergantian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
efektifitas pemadatan. Goyangan/goncangan belum tentu menembus lapisan
bawah jika hanya dilakukan satu tahapan pengisian, saja yang akan membuat
kurang efektifnya pemadatan agregat halus.
Agregat diratakan dengan menggunaka mistar perata atau sedok spesi.
Hal ini dimaksudkan agar permukaan agregat rata dengan bibir wadah, dan
memastikan agregat terisi sesuai dengan volume wadah. Lalu timbang dan catat
berat agregat beserta wadah.
Berat Isi
Lepas 1.037 3.880 2.843 2 1.4215
Agregat
Berat Isi Padat
Agregat Halus
1.037 4.220 3.183 2 1.5915
dengan Cara
Penusukan
APLIKASI DI LAPANGAN
Pengaplikasian dalam percobaan laboratorium ini digunakan untukpenentuan
pencampuran bahan material pada mix design dalam dunia konstruksi. Saat pengecoran
beton, penggunaan vibrator adalah hal yang wajib, karena pemadatan menggunakan
vibrator tersebut mampu meminimalisir rongga-rongga pada beton sehingga beton lebih
padat dan tidak keropos. Metode vibrator ini cukup serupa dengan metode
penggoyangan.
c. Analisa Kesalahan Hasil Percobaan
Faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan hasil percobaan adalah :
1. Kurang meratanya tumbukan pada metode pemadatan tumbuk.Hal ini
disebabkan karena praktikan terlalu fokus menghitung saat penumbukkan di
beberapa titik yang sama.
2. Kurang dalamnya tumbukan pada metode tumbuk, sehingga lapisan bawah
agregat halus tidak ikut tertumbuk, hal ini dapat mengurangi kepadatan
agregat halus.
3. Terlalu tinggi atau rendahnya pengangkatan sisi wadah pada metode
goyang. Penggoyangan sisi kanan dan kiri bisa jadi memiliki tinggi angkat
yang cukup berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa terpicu
karena praktikan terlalu fokus menghitung sampai 50 kali.
G. KESIMPULAN Commented [u6]: Kesimpulan cukup dibuat paragraph aja, tabel
hsil perhitungan seharusnya masuk di pengolahandata atau bisa
dicantumin di analisa hasil
► Dengan metode berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan
diperoleh berat benda uji dan berat isi agregat halus (pasir) paling besar yaitu:
W3 = 3.283kg
Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan = 1.6415 kg/dm3
Rongga udara sebesar 29.24%
►Dengan metode berat isi lepas agregat halus diperoleh berat benda uji dan berat
isi agregat halus (pasir) paling kecil yaitu :
W3 = 2.843kg
Berat isi lepas agregat halus = 1.4215kg/dm3
Ronggaudarasebesar38.73 %
H. REFERENSI
Buku Panduan Praktikum Lab Bahan Dep.Teknik Sipil UI
Gambar 1. Penuangan Agregat Halus ke Wadah Gambar 2.Wadah yang terisi penuh agregat halus
Gambar 5. Baskom