Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

MODUL 2
Pemeriksaan Berat Isi dan Rongga Udara dalam
AgregatHalus

KELOMPOK P12

Audy Dwi Putra 1506800136


Gupita Rahajeng K. 1506800
Maulana Asarafi 1506800
Raihan Biruni 1506800 Commented [u1]: Yg di bold nama lu dii -___-

Tanggal Praktikum : 3 Oktober 2015


Asisten Praktikum : Fadin Darmawan
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2015
A. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan ini betujuan untuk menentukan berat isi dari agregat halus (pasir).
Berat isi adalah perbandingan antara berat agregat halus dengan isi agregat halus.

B. PERALATAN
 Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
 Talam kapasitas yan cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.
 Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 mm dengan ujung bulat
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
 Sendok Spesi untuk mengambil agregat sekaligus meratakannya. Commented [u2]: Kita gak pake ini dii

 Wadah Baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang,
berkapasitas 2 dm3.

C. BENDA UJI
Masukan contoh agregat halus (pasir) kedalam talam sekurang-kurangnya sebanyak
kapasitas wadah yaitu 2 dm3 ; keringkan dalam oven dengan suhu (110 5)oC
sampai berat tetap. Pada percobaan ini pengeringan dilakukan selama 24 jam.

D. PROSEDUR
 Berat isi lepas agregat halus
a) Menimbang dan mencatat berat wadah (W1).
b) Memasukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir- Commented [u3]: Dicek lagi lagi format penulisannya

butir dari ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan


sendok atau sekop sampai memenuhi wadah.
c) Meratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
d) Menimbang dan mencatat berat wadah beserta benda uji ( W2).
e) Menghitung berat benda uji menggunakan rumus: berat benda uji beserta
wadah dikurang berat wadah tanpa isi. ( W3 = W2 - W1).

 Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan


a) Menimbang dan mencatat berat wadah ( W1).
b) Mengisi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal, pada
setiap lapisnya agregat dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25
kali tusukan secara merata. Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk
sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan agregat.
c) Meratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
d) Menimbang dan mencatat berat wadah beserta benda uji ( W2).
e) Menghitung berat benda uji menggunakan rumus: berat benda uji beserta
wadah dikurang berat wadah tanpa isi. ( W3 = W2 - W1).

 Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan


a) Menimbang dan mencatat berat wadah ( W1).
b) Mengisi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
c) Memadatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah
seperti berikut:
Meletakkan wadah diatas tempat kokoh dan datar,mengangkat salah sisi-
sisinya kira-kira setinggi 5 cm secara bergantian kemudian
melepaskannya dengan total 50 kali hentakan.
d) Meratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
e) Menimbang dan mencatat berat wadah beserta benda uji ( W2).
f) Menghitung berat benda uji menggunakan rumus: berat benda uji beserta
wadah dikurang berat wadah tanpa isi. ( W3 = W2 - W1).

E. PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA

𝑊3
Berat Isi Agregat = kg/dm3
𝑉
Commented [u4]: :) hehe

(𝑨𝒙𝑾)−𝑩
Rongga Udara = x 100 %
(𝑨𝒙𝑾)

Keterangan : V = Isi wadah = 2 dm3


A = Bulk specific Gravity Agregat (kg/dm3)
= (Didapat dari percobaan modul 1)
= berat benda uji oven dry
(Berat piknometer+air) + 500 – (berat piknometer+air+benda uji)

B = Berat isi Agregat (kg/dm3)


W= Berat Isi Air(kg/dm3)= 1 kg /dm3

 Berat isi lepas agregat halus


Berat wadah ( W1) = 1.037 kg
Berat wadah + benda uji ( W2) = 3.88 kg
Berat benda uji = W3 = W2 - W1
W3 = 3.88 kg- 1.037 kg
W3 = 2.843 kg

𝑊3
Berat isi agregat = kg/dm3
𝑉

2.843
Berat Isi Lepas Agregat Halus =
2
Berat Isi Lepas Agregat Halus = 1.4215 kg/dm3
(𝑨 𝒙 𝑾)−𝑩
 RonggaUdara = x 100 %
(𝑨 𝒙 𝑾)
(2.32 𝑥 1)−1.4215
= x 100%
(2.32 𝑥 1)

= 38. 73 %

 Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan


Berat wadah ( W1) = 1.037kg
Berat wadah + benda uji ( W2) = 4.22kg
Berat benda uji = W3 = W2 - W1
W3 = 4.22 kg –1.037 kg
W3 = 3.183kg

𝑊3
Berat isi agregat = kg/dm3
𝑉
3.183
Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan =
2
 Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan =1.5915 kg/dm3
(𝑨 𝒙 𝑾)−𝑩
 Rongga Udara = x 100 %
(𝑨 𝒙 𝑾)
(2.32 𝑥 1)−1.5915
= x 100%
(2.32 𝑥 1)

= 31.40%

 Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan


Berat wadah ( W1) = 1.037kg
Berat wadah + benda uji ( W2) = 4.32 kg
Berat benda uji = W3 = W2 - W1
W3 = 4.32 kg –1.037 kg
W3 = 3.283 kg

𝑊3
Berat isi agregat = kg/dm3
𝑉
Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan = 3.283 kg
2 dm3
 Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan =
1.6415kg/dm3
(𝑨 𝒙 𝑾)−𝑩
 Rongga Udara = x 100 %
(𝑨 𝒙 𝑾)
(2.32 𝑥 1)−1.6415
= x 100%
(2.32 𝑥 1)

=29.24%
F. ANALISA

a. Analisa Praktikum Commented [u5]: Perhatikan format penulisannya, dibuat yang


rapih di
Pada praktikum pemeriksaan berat isi agregat halus tahap pertama yang perlu
Dibuat analisis kenapa pake cara lepas, tumbukan, dan
penggoyangan
dilakukan adalah menyiapkan contoh agregat halus (pasir) yang telah dikeringkan
dengan oven selama  24 jam. Agregat halus inilah yang digunakan sebagai benda uji
dalam praktikum kali ini. Dalam praktikum ini praktikan diharapkan mampu
memperoleh data-data mengenai berat isi agregat halus (pasir) melalui tiga macam
prosedur/metode yaitu Berat isi dengan metode lepas, berat isi dengan metode
penumbukan dan berat isi dengan metode penggoyangan, ketiga metode ini
dimaksudkan untuk melakukan perbandingan berat isi dengan menggunakan pasir
yang sama namun perlakuan yang berbeda, di mana pengujian berat isi lepas adalah
keadaan agregat tanpa direkayasa pemadatannya kemudian metode penumbukan dan
penggoyangan adalah metode merekayasa keadaan agregat tersebut, hal ini bisa
menjadi parameter yang baik untuk mengetahui agregat halus seperti apa yang
memiliki berat isi tertinggi karena pada akhirnya berat isi ini akan mempengaruhi
mutu beton. Berikut adalah uraian tahap-tahap dari masing-masing metode:

i. Berat isi lepas agregat halus (metode lepas)
Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah menimbang berat wadah
(w1. Tujuan melakukan penimbangan wadah ini adalah untuk mendapatkan
berat agregat yang ada didalam wadah(w2). Pada saat menimbang agregat halus,
penimbangan dilakukan dengan menyertakan wadahnya, kemudian hasil
penimbangan tersebut dianggap sebagai w3.Sehingga didapatkan berat agregat
dari pengurangan berat agregat beserta wadah dengan wadah yang kosong (w2
= w3-w1).
Agregat dimasukkan dengan hati-hati ke dalam wadah, dengan
ketinggian maksimum 5 cm, dimaksudkan agar tidak terjadi pemisahan butir-
butir. Setelah memenuhi wadah agregat halus diratakan dengan menggunakan
mistar perata atau sendok spesi. Hal ini dimaksudkan agar permukaan agregat
halus rata dengan bibir wadah, dan memastikan agregat terisi sesuai dengan
volume wadah. Lalu Timbang dan catat berat agregat beserta wadah.
ii. Berat isi padat agregat halus dengan cara penusukan (metode
tumbuk)
Hal yang pertama kali dilakukan adalah menimbangan berat wadah
(w1), untuk mengetahui berat wadah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
berat agregat yang ada didalam wadah (w2). Pada saat dilakukan penimbangan
agregat, agregat ditimbang dengan wadahnya, hasil penimbangan tersebut
dianggap sebagai w3. Sehingga didapatkan berat agregat menggunakan rumus
pengurangan berat agregat di dalam wadah dengan berat wadah yang kosong
(w2 = w3-w1).
Mengisi wadah dilakukan dalam tiga tahap, sehingga agregat halus yang
mengisi wadah terbagi menjadi tiga lapis yang sama tinggi. Setiap lapis
dipadatkan dengan 25 kali tumbukan secara merata. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan efektifitas dari pemadatan. Tumbukan belum menembus lapisan
bawah jika hanya dilakukan satu tahapan pengisian, yang akan membuat kurang
efektifnya pemadatan.
Agregat diratakan dengan menggunakan mistar perata atau sendok spesi.
Hal ini dimaksudkan agar permukaan agregat rata dengan bibir wadah, dan
memastikan agregat terisi sesuai dengan volume wadah. Lalu timbang dan catat
berat agregat beserta wadah.

iii. Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan (metode
goyang)
Hal yang pertama dilakukan adalahmenimbang berat wadah (w1), untuk
mengetahui berat wadah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat agregat
halus yang ada didalam wadah (w2). Pada saat dilakukan penimbangan agregat,
agregat ditimbang dengan wadahnya, hasil penimbangan tersebut dianggap
sebagaiw3. Sehingga didapatkan berat agregat menggunakan rumus
pengurangan berat wadah beserta agregat halus dikurangi berat wadah kosong.
(w2 = w3-w1).
Mengisi wadah dengan agregat halus dilakukan dalam tiga tahap,
sehingga agregat terbagi menjadi tiga lapis yang sama tinggi. Setiap lapis
dipadatkan dengan 50 kali goyangan yang terdiri dari 25 pengangkatan sisi kiri
dan kanan secara bergantian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
efektifitas pemadatan. Goyangan/goncangan belum tentu menembus lapisan
bawah jika hanya dilakukan satu tahapan pengisian, saja yang akan membuat
kurang efektifnya pemadatan agregat halus.
Agregat diratakan dengan menggunaka mistar perata atau sedok spesi.
Hal ini dimaksudkan agar permukaan agregat rata dengan bibir wadah, dan
memastikan agregat terisi sesuai dengan volume wadah. Lalu timbang dan catat
berat agregat beserta wadah.

b. Analisa Hasil Percobaan


Ketiga metode pemadatan agregat halus tersebut memperoleh hasil berat isi
yang berbeda-beda meskipun wadah dan alat yang dipergunakan adalah sama, bahkan
agregat halus yang diuji juga berasal dari pasir kering oven yang sama.
Wadah pengujian berat isi agergat halus ini memiliki volume(V) = 2dm3dan
memiliki berat sebesar 1.037 kg. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ketiga
metode tersebut menghasilkan berat benda uji yang variaif, kemudian setelah dianalisa
didapat pula hasil berat isi yang berbeda tergantung dari perlakuan pada metode
masing-masing pengujian. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya luar yang dialami
oleh benda uji agregat halus tersebut yaitu berupa penusukan dan penggoyangan benda
uji yang ada di dalam wadah. Dari pengolahan data dapat dilihat bahwa dengan metode
penusukan dan penggoyangan berat isi padat agregat halus yang diperoleh lebih besar
dibandingkan berat isi benda uji yang dilepas. Metode penggoyangan memiliki berat isi
yang paling besar jika dibandingkan dengan penusukan. Setelah berat isi agregat halus
dari tiap metode diperoleh, maka kita dapat mencari persentase rongga udara dengan
(𝑨𝒙𝑾)−𝑩
rumus x 100 %. Dari hasil yang diperoleh, rongga udara dengan presentase
(𝑨𝒙𝑾)
terbesar terdapat pada berat isi lepas yaitu sebesar 38.73% dengan massa jenis 1.4215
kg/dm³. Sedangkan presentase rongga udara terkecil terdapat pada metode
penggoyangan pada agregat halus tersebut yaitu sebesar 29.24% dengan massa jenis
1.6415 kg/dm³. Jadi didapatkan bahwa massa jenis agregat halus berbanding terbalik
dengan rongga udara, dengan kata lain semakin padatnya kerapatan agregat halus, maka
rongga udaranya juga semakin sedikit. Hal ini dapat menjadikan acuan bahwa metode
yang paling efektif untuk meminimalisasi rongga udara adalah metode goyang
sementara metode yang paling tidak efektif adalah metode lepas, dan yang berada
ditengah adalah metode tumbuk.Pengaruh rongga udara pada mutu beton cukuplah vital
yakni menurunkan kekuatan beton. Jika udara didalam agregat terlalu banyak dapat
menyebabkan penurunan mutu, sebab filler /debu/ sebagai pengisi rongga yang
digunakan akan menjadi besar dan banyak ruang yang kosong (terisi udara), hal ini
secara jelas menggambarkan ketidakpadatan beton mampu mengurangi
kemampuannya dalam memikul beban karena agregat-agregat halus yang seharusnya
bertugas memberikan kekuatan bersama agregat-agregat kasar, justru diisi oleh udara
yang tidak memiliki kekuatan.

Berikut adalah Tabel rekapitulasi sebagai hasil analisis percobaan:


METODE BERAT BERAT WADAH BERAT VOLUME BERAT ISI
WADAH + BENDA UJI (dm3) AGREGAT
(W1) BERAT BENDA (W3) HALUS
(kg) UJI (kg) (PASIR)
(W2) (kg/dm3)
(kg)

Berat Isi
Lepas 1.037 3.880 2.843 2 1.4215
Agregat
Berat Isi Padat
Agregat Halus
1.037 4.220 3.183 2 1.5915
dengan Cara
Penusukan

Berat Isi Padat


Agregat Halus
1.037 4.320 3.283 2 1.6415
dengan Cara
Penggoyangan

Tabel 1.1 Rekapitulasi Berat isi Agregat Halus

APLIKASI DI LAPANGAN
Pengaplikasian dalam percobaan laboratorium ini digunakan untukpenentuan
pencampuran bahan material pada mix design dalam dunia konstruksi. Saat pengecoran
beton, penggunaan vibrator adalah hal yang wajib, karena pemadatan menggunakan
vibrator tersebut mampu meminimalisir rongga-rongga pada beton sehingga beton lebih
padat dan tidak keropos. Metode vibrator ini cukup serupa dengan metode
penggoyangan.
c. Analisa Kesalahan Hasil Percobaan
Faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan hasil percobaan adalah :
1. Kurang meratanya tumbukan pada metode pemadatan tumbuk.Hal ini
disebabkan karena praktikan terlalu fokus menghitung saat penumbukkan di
beberapa titik yang sama.
2. Kurang dalamnya tumbukan pada metode tumbuk, sehingga lapisan bawah
agregat halus tidak ikut tertumbuk, hal ini dapat mengurangi kepadatan
agregat halus.
3. Terlalu tinggi atau rendahnya pengangkatan sisi wadah pada metode
goyang. Penggoyangan sisi kanan dan kiri bisa jadi memiliki tinggi angkat
yang cukup berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa terpicu
karena praktikan terlalu fokus menghitung sampai 50 kali.
G. KESIMPULAN Commented [u6]: Kesimpulan cukup dibuat paragraph aja, tabel
hsil perhitungan seharusnya masuk di pengolahandata atau bisa
dicantumin di analisa hasil

► Dengan metode berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan
diperoleh berat benda uji dan berat isi agregat halus (pasir) paling besar yaitu:
W3 = 3.283kg
Berat isi padat agregat halus dengan cara penggoyangan = 1.6415 kg/dm3
Rongga udara sebesar 29.24%
►Dengan metode berat isi lepas agregat halus diperoleh berat benda uji dan berat
isi agregat halus (pasir) paling kecil yaitu :
W3 = 2.843kg
Berat isi lepas agregat halus = 1.4215kg/dm3
Ronggaudarasebesar38.73 %
H. REFERENSI
Buku Panduan Praktikum Lab Bahan Dep.Teknik Sipil UI

I. LAMPIRAN Commented [u7]: Tambahin fotonya dii, foto alanya

Gambar 1. Penuangan Agregat Halus ke Wadah Gambar 2.Wadah yang terisi penuh agregat halus

Gambar 3. Sendok Spesi Gambar 4. Nampan

Gambar 5. Baskom

Anda mungkin juga menyukai