Anda di halaman 1dari 8

Mengingat : a.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan;
c. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
d. Peraturan Rumah Sakit tentang perjanjian Kerja Sama Karyawan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN RUMAH SAKIT RSIA RAHAYU MEDIKA TAHUN 2019

KESATU : Mengesahkan peraturan rumah sakit tersebut di atas berlaku 2(dua) tahun
terhitung mulai saat di tetapkan;
KEDUA : Pihak Rumah Sakit wajib Memberikan Naskah Peraturan Rumah Sakit Ini
kepada Setiap karyawan atau sekurang-kurangnya menempelkan ditempat-
tempat yang mudah dibaca oleh karyawan Rumah Sakit;
KETIGA : Disamping ketentua-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Rumah
Sakit ini, karyawan wajib mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

BAB I
UMUM

Pasal 1
Definisi

1. Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika :


Adalah Merupakan Unit pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banyuwangi yang
berlamatkan di jln. Pekulosukomukti No.09 , Kebaman, Kec. Srono Kab. Banyuwangi.
2. Peraturan Rumah Sakit :
Adalah keseluruhan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam
Buku Peraturan Rumah Sakit, Keputusan Manajemen serta peraturan-peraturan
pelaksanannya.
3. Lingkungan Rumah Sakit :
Adalah keseluruhan tempat yang berada dibawah penguasaan Rumah Sakit yang
digunakan sebagai Unit Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banyuwangi.
4. Direktur / Pimpinan Rumah Sakit :
Adalah Anggota manajemen, pimpinan atau pejabat yang oleh Rumah sakit diberikan
wewenang untuk bertindak baik ke dalam maupun ke luar Rumah Sakit atas nama
Rumah Sakit untuk hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas Rumah Sakit.
5. Atasan :
Adalah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan yang lebih tinggi atau
paling tinggi di bagian tertentu.
6. Atasan Langsung :
Adalah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan yang lebih tinggi secara
langsung di bagian tertentu.
7. Karyawan :
Adalah seseorang yang mempunyai hubungan serta ikatan dalam hubungan kerja dengan
Rumah Sakit, baik untuk jangka waktu tertentu maupun jangka waktu tidak tertentu.
8. Keluarga Karyawan :
Adalah seorang Istri atau suami dan anak-anak sah dari karyawan yang terdaftar dalam
dokumen pendukung, misalnya Kartu Keluarga.
9. Status Karyawan :
Berdasarkan status kekaryawanan, Karyawan dibedakan sebagai berikut :
- Karyawan tetap :
Adalah karyawan yang terikat hubungan kerja dengan Rumah Sakit dan jangka
Waktu tidak tertentu dan telah melalui masa Orientasi/percobaan selama 3 Bulan.
- Karyawan Lepas :
Adalah karyawan yang masih melalui masa orientasi/percobaan 3 bulan atau yang belum
terikat hubungan kerja dengan Rumah Sakit dan jangka waktu tertentu
10. Kerja Lembur :
Adalah kerja yang dilakukan oleh karyawan atas perintah Rumah Sakit, di luar hari dan
jam kerja yang sudah ditetapkan.
11. Jam Kerja :
Adalah waktu yang telah ditetapkan bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai
dengan surat perjanjian kerja karyawan.

12. Pakaian Kerja :


Adalah pakaian yang sesuai dengan aturan Rumah Sakit dan harus sesuai dengan sifat
kerjanya.
13. Kecelakaan Kerja :
Adalah kecelakaan yang terjadi/ timbul karena hubungan kerja.

14. Hari Istirahat :


Adalah hari dimana karyawan dibebaskan dari tugas / pekerjaanya.
15. Upah/gaji :
Adalah Gaji pokok dan Tunjangan yang akan di akumulasikan dalam bentuk
remunerasi di mana karyawan wajib datang ke tempat kerja dan melakukan
pekerjaannya sesuai tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.
16. Mangkir :
Adalah tidak masuk kerja atau pulang kerja lebih awal tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan atau tanpa izin dari Atasan atau Atasan langsung.
17. Perundang-undangan :
Adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang- undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan; Peraturan Rumah Sakit tentang
perjanjian Kerja Sama Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
18. Kerja Shift :
Adalah karyawan yang bekerja mengikuti sistem gilir atau shift sesuai dengan aturan
Rumah Sakit.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

1. Peraturan Rumah Sakit ini dibuat untuk dijadikan pedoman bagi Rumah Sakit dan
seluruh Karyawan dalam mengadakan dan menjalankan hubungan kerja.
2. Tujuan dibuatnya Peraturan Rumah Sakit ini adalah untuk mengatur hak dan kewajiban
baik Rumah Sakit maupun Karyawan sehingga dapat tercipta ketenangan kerja .

Pasal 3
Lingkup Berlakunya Peraturan Rumah Sakit

Seluruh ketentuan yang tertera dalam Peraturan Rumah Sakit ini beserta ketentuan-
ketentuan pelaksanannya sejauh tidak diatur dalam perjanjian kerja, berlaku bagi
semua karyawan
Pasal 4
Kewajiban Rumah Sakit

Dalam hubungan kerjanya dengan karyawan, Rumah Sakit berkewajiban untuk


memberikan upah/gaji kepada karyawan, memperhatikan kesejahteraan serta
melaksanakan peraturan dan ketentuan dalam bidang Ketenagakerjaan.

Pasal 5
Kewajiban Karyawan

Dalam hubungan kerjanya dengan Rumah Sakit, karyawan berkewajiban untuk :


1. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya dengan
baik.
2. Mentaati ketentuan tata tertib serta disiplin yang berlaku di tempat kerja.

Pasal 6
Hak Rumah Sakit

Dalam mengelola dan menjalankan Fungsinya, Rumah Sakit Berhak :


1. Menerima, mempromosikan, memutasi, merotasi karyawan dari suatu bagian ke bagian
lain dalam
1. dan aturan Rumah Sakit yang berlaku.
2. Pengaturan jam kerja dan jam istirahat adalah sebagai berikut :
- Non Pelayanan
Masuk Kerja : 07.00 WIB
Pulang Kerja : 14.00 WIB

- Karyawan Pelayanan
Shift Pagi : 07.00 WIB s/d 14.00 WIB
Shift Sore : 14.00 WIB s/d 20.00 WIB
Shift Malam : 20.00 WIB s/d 07.00 WIB

p
Karyawan harus bisa menyesuaikan jam kerjanya dengan pekerjaan yang
dibebankan Rumah Sakit.

Pasal 18
Kerja Lembur

1. Kerja lembur dilakukan oleh :


-Karyawan Non Pelayanan dalam hal ada penugasan atau perintah dari Atasan atau
Atasan Langsung.
-Karyawan pelayanan yang melaksanakan lembur besaran upah disesuaikan dengan
kebijakan yang sudah ada
2. Rumah Sakit menugaskan Karyawan untuk melakukan kerja lembur dalam hal :
- Hasil pekerjaan diperlukan segera atau darurat;
- Pekerjaan harus selesai sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah ditentukan;
- Pekerjaan dalam proses hampir selesai;
- Keadaan memaksa atau darurat yang menyangkut kelangsungan
Operasional Rumah Sakit

BAB IV
PENGUPAHAN/PENGGAJIAN

Pasal 19 Umum

1. Upah/gaji yang berlaku secara umum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
adalah :
a. Upah/gaji Pokok.
b. Tunjangan Tetap, berupa Tunjangan Makan
c. Tunjangan Tetap, berupa Tunjangan Transport.
Pada poin a, b dan c di atas akan di akumulasikan dalam bentuk sistem Remunerasi yang
telah di tentukan dalam peraturan Rumah Sakit.
2. Pajak Penghasilan atas upah/gaji Karyawan ditanggung oleh Karyawan, dipotong oleh
Rumah Sakit untuk disetor ke Kantor Pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
3. Rumah Sakit juga menjamin asuransi dengan bekerja sama Kantor BPJS
Ketenagakerjaan sebagai asuransi Jaminan Hari Tua sesuai dengan ketentuan BPJS
Ketenagakerjaan.
4. Pembayaran Upah/gaji dilakukan 2 (dua) kali dalam satu bulan sesuai dengan tanggal
pemanggilan kerja. Awal bulan ( setiap tanggal 5 ) dan pertengahan bulan ( setiap
tanggal 20 ).

Pasal 20
Upah/Gaji
1. Rumah Sakit menetapkan upah/gaji sesuai dengan kualifikasi karyawan dengan
memperhatikan upah/gaji minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah (UMR).
2. Peninjauan Upah/gaji Karyawan dilakukan setahun sekali dengan
memperhatikan prestasi kerja karyawan dan kemampuan Rumah Sakit.
3. Perhitungan Upah/gaji kerja lembur dilakukan dengan berpedoman pada peraturan
Rumah Sakit.
4. Perhitungan upah/gaji kerja lembur dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja atau hari istirahat mingguan atau Hari
Libur Resmi :
(1) Untuk jam kerja lembur pertama dibayar sebesar 1,5 x upah/gaji sejam.
(2) Untuk jam kerja lembur selebihnya dibayar 2 x upah/gaji sejam.

Pasal 21
Upah/gaji Dirumahkan Sementara

1. Dalam hal ini terjadi penurunan / penghentian sebagian kegiatan Rumah Sakit dapat
merumahkan sementara Karyawan.
2. Selama dirumahkan sementara, Karyawan diperbolehkan mencari dan
melakukan pekerjaan di luar Rumah sakit.
3. Selama dirumahkan sementara, apabila Karyawan melakukan pekerjaan di Luar Rumah
Sakit berdasarkan ikatan atau kontrak dengan pihak luar, maka karyawan tersebut
dianggap telah mengundurkan diri dari Rumah Sakit dan oleh karenanya, Rumah Sakit
dibebaskan oleh kewajiban memberikan upah/gaji maupun pesangon kepada karyawan
tersebut.
4. Selama dirumahkan sementara pembayaran upah/gaji karyawan disesuaikan dengan
kebijakan/peraturan dalam Rumah Sakit.

Pasal 22
Tunjangan Hari raya Keagaman

1. Setiap tahun Rumah Sakit memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan pada
hari raya Idul Fitri kepada seluruh Karyawan yang berhak mendapatkannya.
2. Pembayaran THR dilakukan 7 (tujuh) hari sebelum tanggal hari raya tersebut.
3. Ketentuan pembayaran THR adalah sebagai berikut :
a. Untuk masa kerja 12 bulan secara berturut-turut atau lebih, besarnya THR
adalah 1 bulan Upah/gaji.
b. Untuk masa kerja 3 bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 bulan, besarnya
THR adalah prorata.
c. Untuk masa kerja kurang dari 3 bulan, tidak ada THR.
Pada poin a,b dan c di atas di sesuaikan dengan kebijakan dan peraturan yang telah
ditetapkan Rumah sakit.

p
BAB V
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Pasal 23
Jamsostek/ BPJS Ketenagakerjaan

Setiap karyawan wajib menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk perlindungan


Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT)
menurut ketentuan BPJS Ketenagakerjaan.

Pasal 24
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

1. Untuk pelayanan berobat jalan dan rawat inap di Rumah sakit, Karyawan dan
keluarganya berhak memperoleh diskon sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Oleh
Pihak Rumah Sakit Rahayu Medika
2. Rumah Sakit tidak bertanggungjawab dan tidak berkewajiban untuk mengganti biaya
yang telah dikeluarkan karyawan untuk berobat jalan maupun perawatan di Rumah
Sakit.
3. Dalam hal karyawan sakit berkepanjangan sehingga Karyawan yang bersangkutan
berhalangan masuk kerja, maka upah/gaji dibayar berdasarkan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang berlaku atau sesuai dengan aturan Rumah sakit.
BAB VI
HARI LIBUR, CUTI DAN IZIN
Pasal 25 Hari Libur Resmi

1. ) dalam menjalankan tugas memelihara keamanan dan ketertiban Lingkungan


Rumah Sakit.
2. Menghilangkan barang inventaris Rumah Sakit yang tersimpan di setiap Ruangan
dalam Lingkup Rumah Sakit.
3. Menegur atau memberikan peringatan kepada bawahannya di depan umum atau
khalayak ramai, yang melanggar peraturan Rumah Sakit, tata-tertib, maupun disiplin
kerja.
4. Pada waktu mulai, atau selama, atau sesudah melakukan pekerjaan Karyawan tidak
menaati SPO (Standar Prosedur Operasional) dan langkah-langkah keselamatan kerja
yang ada dan ditentukan bagi pekerjaannya masing-masing, termasuk hal-hal dalam
menggunakan Peralatan kerja ataupun peralatan Medis, meskipun telah diberikan
peringatan lisan oleh Atasan Langsung.

Pasal 36
Kesalahan atau Pelanggaran yang Dikenakan SP II

Karyawan dikenakan SP II dengan masa berlaku 6 (enam) bulan apabila melakukan


pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
1. Mangkir selama 3 (tiga) hari kerja berturut-turut atau selama 4 (empat) hari kerja tidak
berturut-turut dalam periode 1 bulan.
2. Bukan karena dinas kerja, Karyawan pulang kerja lebih awal dari waktu yang telah
ditentukan tanpa izin Atasan Langsung/Atasan.

p
3. Tidak mematuhi atau tidak menjalankan sebagaimana mestinya pengarahan Atasan.
4. Memindahkan/ menyimpan peralatan kerja dari tempat semula ketempat lain tanpa izin
Atasan.
5. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan Surat Peringatan I atau
melakukan pelanggaran lagi, baik pelanggaran serupa ataupun pelanggaran lainnya.

Pasal 37
Kesalahan atau Pelanggaran yang dikenakan Surat Peringatan III (Terakhir)

Karyawan dikenalkan Surat Peringatan III (Terakhir) dengan masa berlaku 6 (enam) bulan
apabila melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
1. Mangkir selama 4 (empat) hari kerja berturut-turut atau 5 (lima) hari kerja tidak
berturut-turut dalm periode 1 (satu) bulan.
2. Mengoperasikan mesin, peralatan medis dan non medis atau menggunakan bahan-bahan
atau peralatan tidak sesuai dengan perintah Atasan.
3. Menyebarkan berita atau issue dalam lingkungan Rumah Sakit sehingga
menimbulkan keresahan di antara sesama karyawan.
4. Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung-jawabnya sehingga menimbulkan
kecelakaan bagi dirinya.
5. Terlibat dalam perkelahian atau mogok kerja atau demonstrasi dalam lingkungan
Rumah Sakit dibawah ancaman atau perintah Atasan atau teman sejawat.
6. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapat Surat Peringatan II atau selama
masih berlaku Surat Peringatan I melakukan pelanggaran lagi, baik pelanggaran serupa
ataupun pelanggaran lainnya.

Pasal 38
Kesalahan atau Pelanggaran Berat dengan Sanksi Pemutusan Hubungan kerja
(PHK)

Karyawan dikenakan sanksi PHK apabila melakukan kesalahan atau pelanggaran berat
sebagai berikut :
1. Melakukan tindak kejahatan antara lain penipuan, pencurian, penggelapan barang/uang
milik Rumah Sakit atau milik sesama Karyawan atau milik pihak luar,
memperdagangkan barang terlarang dalam lingkungan Rumah Sakit maupun diluar
lingkungan Rumah Sakit, atau kejahatan lainnya.
2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan.
3. Mabuk,minum minuman keras yang memabukkan di lingkungan Rumah Sakit.
4. Berjudi dan memakai Narkoba.
5. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan atau kesusilaan dilingkungan
Rumah Sakit.
6. Dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan diri Karyawan atau teman
sekerja dalam keadaan bahaya.
7. Menyerang atau mengintimidasi Direktur, Atasan, ataupun sesama Karyawan.
8. Menganiaya, mengancam secara fisik ataupun mental, menghina secara kasar kepada
Direktur, Atasan dan sesama karyawan.
9. Membongkar atau membocorkan rahasia Rumah Sakit atau mencemarkan nama baik

Anda mungkin juga menyukai