Pengertian Tatalaksana Kejang Demam (KD) adalah penanganan
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 °) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan Tatalaksana
Kejang Demam
3. Kebijakan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
4. Referensi nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Petugas menanyakan keluhan
Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.
2. Petugas menanyakan faktor resiko
a. Demam Demam yang berperan pada terjadinya kejang demam, akibat: Infeksi saluran pernafasan Infeksi saluran pencernaan Infeksi saluran air seni Roseola infantum Paska imunisasi b. Usia 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologi fokal. Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor penyebab.
4. Petugas menegakkan diagnose
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu: a. Kejang demam sederhana 1) Kejang generalisata 2) Durasi: < 15 menit 3) Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis, atau penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak 4) Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
b. Kejang demam kompleks
1) Kejang fokal 2) Durasi: > 15 menit 3) Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.
5. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif
a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan prognosisnya. b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan: 1. Diazepam per rektal dengan dosis 5mg untuk berat badan kurang dari 10kg dan 10mg untuk berat badan lebih dari 10mg. bila setelah pemberian diazepam rektal sesuai dengan dosis yang ditentukan, namun kejang belum berhenti, ulangi pemberian dalam waktu 5 menit. Jika kejang belum berhenti setelah 2 kali pemberian, segera rujuk ke FKTL. 2. Apabila kejang sudah teratasi pasien diberikan pengobatan sesuai dengan gejala klinis pasien atau penyakit pencetus
6. Petugas memberikan konseling dan edukasi
a. Prognosis dari kejang demam. b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan intelektual akibat kejang demam. c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan otak. d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.