Anda di halaman 1dari 6

2019

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUPASI


MEMELIHARA SISTEM OTOMASI DI INDUSTRI
Skema sertifikasi MEMELIHARA SISTEM OTOMASI DI INDUSTRY merupakan skema yang disusun atas
dasar permintaan Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Surabaya (ATKP) dan Stakeholders untuk
memastikan dan memelihara kompetensi bagi Teknisi Pemeliharaan Sistem Otomasi Industri dalam
melakukan pekerjaan, serta sebagai acuan dalam melakukan uji kompetensi di bidang Memelihara
Sistem Otomasi Di Industry.

Ditetapkan tanggal: Disyahkan tanggal:


Oleh: Oleh:

Totok Warsito, S.SiT, MM Dr. Hary Soegiri, MBA.M.Si


Ketua Komite Skema Ketua LSP ATKP Surabaya

Menyetujui :
Ketua Dewan Pengarah LSP POLTEKBANG Surabaya

Achmad Setiyo Prabowo, ST, MT

NomorDokumen:
NomorSalinan : 0
Status Distribusi :
Terkendali
Takterkendali
SKEMA SERTIFIKASI PENGOPERASIAN FLUID POWER

1. LATAR BELAKANG
1.1. Pengakuan kompetensi bagi personil / teknisi sesuai kualifikasi jabatannya sangat diperlukan.

1.2. Dalam Pemeliharaan sistem otomasi di industri senantiasa dibutuhkan kompetensi kerja sistem otomatisasi di
Industri.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

1. Memelihara sistem kelistrikan


2. Memelihara sistem pneumatic
3. Memelihara sistem elektronik
4. Memelihara sistem hidrolik
5. Memelihara sistem robot (Handling System)
6. Memelihara sistem Superisory Control and Data Acuatition (SCADA)
7. Memelihara sensor
8. Memelihara mechanical drive dan mechanical transmission
3. TUJUAN SERTIFIKASI

3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi Memelihara sistem otomasi di industri dengan tuntutan industri,
tuntutan profesi dan tuntutan pasar/konsumen.
3.2. Sebagai Akhir dari proses pembelajaran
3.3. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP dan Asesor.

4. ACUAN NORMATIF

4.1. Undang-undang No .13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan


4.2. Undang_undang Penerbangan UU NO. 1 TAHUN 2009.
4.3. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 Tentang BNSP.
4.4. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 Tentang Sislatkernas.
4.5. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI
4.6. Keputusan Menakertrans No.5 Tahun 2012 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
4.7. Pedoman BNSP 201 : 2014
4.8. Undang-undang No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
4.9. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 631 Tahun 2016 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Mesin Dan Perlengkapan Yang Tidak
Dikalsifikasikan Di Tempat Lain (YTDL) Bidang Otomasi Industri.

2019 2
SKEMA SERTIFIKASI PENGOPERASIAN FLUID POWER

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI


5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas
Okupasi : MEMELIHARA SISTEM OTOMASI DI INDUSTRY
NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1. C.282900.007.01 Memelihara Peralatan Kelistrikan
2. C.282900.008.01 Memelihara Peralatan Pneumatik
3 C.282900.009.01 Memelihara Peralatan Elektronik
4 C.282900.010.01 Memelihara Peralatan Hidrolik
5. C.282900.011.01 Memelihara Sensor
6 C.282900.021.01 Memelihara Mechanical Drive dan Mechanical Transmission
7 C.282900.026.01 Memelihara Sistem Robot (Handling System)
C.282900.027.01 Memelihara Sistem Supervising Control and Data
8
Acuatition (SCADA)

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1. Pendidikan minimal lulusan SMA/SMK
6.2. Memeiliki sertifikat pelatihan dibidang MEMELIHARA SISTEM OTOMASI DI INDUSTRY
6.3. Memiliki rekomendasi dari atasan
6.4. Memiliki tanda Pengenal (KTP, Paspor)
7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT
7.1. Hak Pemohon
7.1.1.Peserta yang kompeten dalam asesmen kompetensi diberikan sertifikat dan Log Book sesuai pencapaian
unit yang direkomendasikan oleh asesor.
7.1.2.Mempunyai hak banding jika dalam proses uji ada yang merasa dirugikan.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat


7.2.1.Mematuhi persyaratan skema sertifikasi terkini.
7.2.2.Tidakmenyalahgunakansertifikat yang dimiliki.
7.2.3. Sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan.

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1.Biaya sertifikasi dapat bersumber dari perusahaan, pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.
8.2. Biaya uji terdiri dari biaya sertifikasi awal, surveilan, administrasi dan sertifikasi ulang,biaya akomodasi dan
transport asesor, yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen

2019 3
SKEMA SERTIFIKASI PENGOPERASIAN FLUID POWER

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1.Pemohon mengajukan permohonan mengikuti asesmen dengan mengisi form APL-01 (Aplikasi
Permohonan Sertifikasi).
9.1.2.Pemohon diberikan penjelasan tentang skema dan ruang lingkup sertifikasi.
9.1.3.Pemohon menyetujui persyaratan sertifikasi dan memberikan informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.4. Pemohon melampirkan fotokopi transkrip semester 1 sampai semester 6, bukti pelaksanaan praktik dan pas
photo 3x4 berwarna sebanyak 4 lembar.
9.1.5. Pemohon diberikan penjelasan tentang kebutuhan khusus dalam sertifikasi.
9.1.6. LSP ATKP akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2. Proses Asesmen


9.2.1.LSP P oltekbang akan menerapkan metoda dan prosedur asesmen yang disesuaikan terhadap persyaratan
dasar pemohon sertifikasi.
9.2.2. Peserta diberikan Standar Kompetensi Kerja (SKKNI) sesuai pada skema sertifikasi yang akan diujikan.
9.2.3. Peserta melakukan uji mandiri dengan caramengisipenilaianmandiri (APL-02) yang telahdibuat LSP ATKP
9.2.4.Peserta bertemu dengan Asesor Kompetensi (Konsultasi Pra Uji) mendiskusikan tentang pelaksanaan uji
yang akan dilakukan termasuk metode yang akan digunakan.
9.2.5. Asesor melakukan verifikasi bukti-bukti secara obyektif dan sistematis sesuai persyaratan skema sertifikasi
9.2.6. Asesor akan melakukan asesmen lanjut apabila bukti-bukti tidak valid, asli, terkini dan memadai.

9.3. Proses Uji Kompetensi


9.3.1. Peserta Uji melaksankan uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi sesuai dengan perencanaan.
9.3.2. Asesor mengumpulkan bukti-bukti baik secara langsung, tidak langsung maupun tambahan untuk menilai
kompetensi peserta.
9.3.3. LSP Poltekbang akan menetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi uji
kompetensi peserta sertifikasi.
9.3.4. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses uji kompetensi harus diverifikasi atau dikalibrasi secara
tepat.
9.3.5. Asesor memberikan rekomendasi keputusan sesuai bukti-bukti yang telah dikumpulkan peserta
9.3.6.Asesor segera melaporkan rekomendasi kepada LSP Poltekbang

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1.LSP Poltekbang akan melakukan sidang pleno keputusan sertifikasi setelah dilakukan verifikasi berkas
sertifikasi dan menetapkan status kompetensi serta menerbitkan Log Book kompetensi sesuai pencapaian
unit dan Sertifikat kompetensi bagi yang seluruhnya kompeten.
9.4.2.Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta sertifikasi oleh LSP Poltekbang harus berdasarkan
informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi tidak
boleh berperan serta dalam pelaksanaan ujian atau pelatihan peserta sertifikasi.

2019 4
SKEMA SERTIFIKASI PENGOPERASIAN FLUID POWER

9.4.3.LSP Poltekbang memberikan sertifikat kepada semua peserta yang telah dinyatakan kompeten dan atas
rekomendasi asesor kompetensi.
9.4.4. Peserta tidak diberikan Serifikat Kompetensi, jika semua unit yang diujikan masih terdapat unit kompetensi
yang dinyatakan belum kompeten dan hanya diberikan Log Book sesuai Unit Kompetensi yang dicapai dan
selanjutnya diberikan kesempatan 1 (satu) kali untuk mengulang unit kompetensi yang belum kompeten
9.4.5. Peserta akan diberikan Sertifikat Kompetensi, dan Log Book jika semua unit yang diujikan dinyatakan
kompeten.
9.4.6. Sertifikat Kompetensi kerja berlaku dalam jangka waktu 3 Tahun setelah tanggal penerbitanya, dan setelah
itu harus diperpanjang kembali.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat


9.5.1. Selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan
sertifikasi yang dibekukan.
9.5.2. Setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai
bahan rujukan untuk kegiatannya.

9.6. Pemeliharaan sertifikasi ( jika ada )


9.6.1.Survailen minimal dilakukan sekali dalam jangka waktu masa berlaku sertifikat kompetensi.
9.6.2.Bentuk surveilen bukti rekaman hasil pekerjaan / laporan di tempat kerja, baik secara langsung, fax ataupun
email dan lainnya.
9.6.3.Witness (bila diperlukan).

9.7. Proses Sertifikasi Ulang


9.7.1.LSP Poltekbang menetapkan persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal untuk menjamin
bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir dengan melaksanakan asesmen.
9.7.2.Jika peserta tidak bekerja lagi pada bidang sesuai kompetensinya lebih dari 2 tahun, maka peserta harus
mengikuti pelaksanaan uji ulang kegiatan asesmen (praktek / unjuk performance).
9.7.3.Jika peserta tetap bekerja atau maksmal 1 tahun tidak bekerja sesuai bidang kompetensinya, maka cukup
berupa portfolio rekaman pekerjaan yang memuaskan dan rekaman pengalaman kerja.
9.8. Penggunaan Sertifikat
9.8.1.Memenuhi ketentuan skema sertifikasi.
9.8.2. Sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.
9.8.3.Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP Poltekbang dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP Poltekbang dianggap dapat menyesatkan
atau tidak sah.
9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan
LSP Poltekbang setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP
Poltekbang yang menerbitkannya.
9.8.5. Penyalahgunaan sertifikat kompetensi akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku

2019 5
SKEMA SERTIFIKASI PENGOPERASIAN FLUID POWER

9.9. Banding
9.9.1.LSP Poltekbang akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding.
9.9.2. LSP Poltekbang akan menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara
konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.9.4. LSP Poltekbang akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.

2019 6

Anda mungkin juga menyukai