Anda di halaman 1dari 10

Laporan Seni Budaya

Pembuatan Batik Tulis

Kelompok 3
Nama Anggota :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni batik merupakan suatu seni menghias kain dengan warna – warni yang membentuk suatu
motif yang mempunyai arti dan filosofi . Seni membatik sudah ada sejak jaman kerjaan
majapahit dan sampai saat ini. Seni batik mempunyai karakter dan ciri khas masing masing
daerah sehingga memudahkan untuk dapat di kenali asalnya batik tersebut dengan
cara mengenali corak dan motifnya, misalnya batik dari Solo dan Yogyakarta dengan ciri
khas geometris pada batiknya. Contohnya Sidomukti, Sidoluruh, dan Sidoasih. Selain motif
geometris, ciri khas batik Solo adalah ukuran motifnya yang kecil, atau istilahnya Truntum.

Seni membatik di warsikan secara turun temurun mulai dari cara sederhana manual , dan saat
ini perkembagan bati dikenal dengan batik cap, dan batik cetak printing dengan corak motif
modern sehingga memberikan kesan modern dan lebih update sesuai jamannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi batik tulis?
2. Penjelasan singkat tentang filosofi batik
3. Apa saja alat yang digunakan ?
4. Bagaimana proses pembuatan batik tulis?
5. Bagaimana hasilnya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Batik Tulis
Menurut bahasa Jawa, kata batik diambil dari kata “ambatik” yaitu kata “amba” yang berarti
menuis dan akhiran “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik
mempunyai arti menulis atau melukis titik. Tetapi secara esensial, batik diartikan sebagai
sebuah proses atau teknik menahan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya, batik
adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang
diatas kain.

Batik tulis adalah suatu teknik melukis diatas kain, dimana kain tersebut akan dihias dengan
tekstur dan corak batik dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan batik tulis digunakan
alat yang dinamakan canting. Batik tulis merupakan batik yang didalam pembuatannya
diperlukan keahlian, pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk
menyelesaikan batik tulis. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

2.2 FILOSOFI BATIK secara umum

Dalam proses pembuatannya, seni batik terutama batik tulis melambangkan kesabaran
pembuatnya. Setiap hiasan dibuat dengan teliti dan melalui proses yang panjang.
Kesempurnaan motif tersebut menyiratkan ketenangan pembuatnya.

Corak batik tertentu dipercaya memiliki kekuatan gaib dan hanya boleh dikenakan oleh
kalangan tertentu. Misalnya, motif parang yang melambangkan kekuatan dan kekuasaan,
hanya boleh dikenakan oleh penguasa dan ksatria. Batik jenis ini harus dibuat dengan
ketenangan dan kesabaran yang tinggi. Kesalahan dalam proses pembatikan dipercaya akan
menghilangkan kekuatan gaib batik tersebut.
Selain proses pembuatan batik yang sarat dengan makna filosofis, corak batik merupakan
simbol-simbol penuh makna yang memperlihatkan cara berfikir masyarakat pembuatnya.
Berikut ini adalah beberapa motif batik beserta filosofinya.

1. Kawung

Motif ini berbentuk teratai yang sedang


merekah. Motif melambangkan kesucian dan
umur panjang.

2. Parang

Motif berbentuk mata parang,


melambangan kekuasaan dan kekuatan.
Hanya boleh dikenakan oleh penguasa dan
ksatria.

3. Sawat

Motif berbentuk sayap, hanya dikenakan


oleh raja dan putra raja.
Motif batik diciptakan tidak berdasarkan pertimbangan nilai estetis saja, tetapi juga
berdasarkan harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk banyak simbol, misalnya
sebagai berikut:

1. Ragam Hias Slobong

Memiliki arti lancar dan longgar. Motif ini


digunakan untuk melayat dan bermakna harapan
agar arwah orang yang meninggal dunia dapat
dengan lancar menghadap kepada Tuhan dan
diterima di sisi-Nya.

2. Ragam Hias Sida Mukti

Berarti “jadi bahagia”. Motif ini dikenakan oleh


pengantin pria maupun wanita, dengan harapan
keduanya akan memperoleh kebahagiaan selama
hidupnya.

2.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN BATIK TULIS

1. Kain Mori
Kain mori adalah bahan baku batik yang bias terbuat dari katun, sutera, polyster, rayon dan
bahan sintesis yang lainnya. Warna kain mori adalah putih.Kualitas kain ini beragam, dan
setiap kualitasnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Kain mori
yang akan dipakai sebelummnya dipilih (dijahit pada bekas potongan) terlebih dahulu supaya
benang pakan tidak terlepas. Setelah dipilit, lalu kain dicuci dengan air tawar hingga bersih.

2. Canting
Canting adalah untuk membatik, yang terabuat dari bahan tembaga dan bamboo.Canting
dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagai bahan penutup atau
pelindung terhadap zat warna.Canting dipergunakan untuk menulis atau membuat motif-motif
batik yang diinginkan.
Canting terdiri dari cucuk (saluran kecil) nyamplungan dan gagang terong.Lubang cucuk
bermacam-macam, ada yang besar dan kecil.Banyaknya cucukpun beragam ada yang satu
cucuk, dua cucuk, tiga cucuk.

3. Gawangan
Gawangan adalah alat untuk menyangkutkan dan membentangkan kain mori sewaktu
dibatik.Gawangan terbuat dari kayu atau bamboo.Gawangan ini harus dibuat sedemikian rupa
agar mudah dipindah-pindahkan, kuat dan ringan.

4. Lilin
Lilin adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Penggunakan lilin untuk membatik
berbeda dengan lilin yang biasa. Lilin untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi
dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.

5. Wajan
Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin atau malam. Wajan terbuat dari logam baja atau tanah
liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
menggunakan alat lain. Wajan yang terbuat dari tanah liat, tangkainya tidak mudah panas, tapi
agak lambat memanaskan malam.Sedangkan wajan yang terbuat dari logam, tangkainya mudah
panas, tetapi cepat memanaskan malam.

2.4 PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS


Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pembuatan desain batik,
pemberiaan malam (lilin) pada kain dan pelepasan lilin dari kain. Kain putih yang akan dibatik
dapat diberi warna dasar sesuai keinginan atau tetap bewarna putih sebelum kemudian diberi
malam.

Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau
dengan proses cap. Pada bagian kain yang diberi malam, pewarnaan pada batik tidak dapat
masuk karena tertutup oleh malam (waxresist).
Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan
beberapa kali sesuai keinginan dengan beberapa warna yang diinginkan.

Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai, maka malam dilunturkan dengan proses
pemanasan.Batik yang telah menjadi leleh dan terlepas dari air. Proses perebusan ini dilakukan
dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada
batik dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam dengan air dingin
lalu dijemur.

 PROSES PEMBUATAN DESAIN BATIK


 PROSES PEWARNAAN DAN PELEPASAN LILIN

2.5 HASIL PEMBUATAN BATIK


BAB 3 PENUTUP

1.A ♢ Kesimpulan

Kesimpulan dari keseluruhan proses pembuatan batik tulis. Membuat batik tulis membutuh
kan waktu yang cukup lama selama 8 pertemuan yang dibagi waktu berbeda. Dalam satu pert
emuan ada berberapa kegiatan cotoh pembuatan motif, pencantingan, pewarnaan, dan pewarn
aan.

Proses demi proses membutuhkan ketelitian, kesabaran, ketekunan, dan kerjasama dari setiap
anggota kelompok. Bayak pengalaman dan pelajaran dari setiap proses mulai dari pembelian
hingga pembuatan, misalnya saja pembuatan laporan kerja yang didalam nya terdapat seperti
diatas.

2.B ♢ Kendala

Kendala-kendala yang dialami dalam pembuatan batik tulis seperti ;

 ² Ketika menghapus motif pada kain mori bekas penghapus sulit dibersihkan
 ² lilin yang terlalu cair
 ² ketika mencanting bayak lilin yang menetes
 ² lilin yang kehabisan
 ² macetnya cantik karna lilin mengeras dalam canting
 ² sulitnya menghilangkan bekas lilin yang menetes
 ² ketika proses penjemuran cuaca yang tidak mendukung / mendung
 ² ketika pewarnaan dan pelorotan butuh waktu lama.

Anda mungkin juga menyukai