Konsonan adalah bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan
oleh tiga faktor:
a. keadaan pita suara (merapat atau merenggang dan bersuara atau tak bersuara)
b. penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap (bibir, gusi, gigi, langit-langit)
c. cara alat ucap tersebut bersentuhan atau berdekatan.
Huruf konsonan atau huruf mati adalah fonem (bunyi) yang bukan vokal dan dengan kata lain
direalisasikan dengan obstruksi.
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g,
h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v w, x, y, dan z.
Keterangan :
Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata
diucapkan [s].
Catatan :
PUEBI 2015 menghilangkan keterangan “Huruf k melambangkan bunyi hamzah” dengan contoh
“rakyat” dan “bapak”.
Empat konsonan (c, q, x, dan y) tidak digunakan di posisi akhir kata dasar bahasa Indonesia.
Konsonan y bisa terletak di akhir, tetapi dalam bentuk gabungan huruf konsonan sy, misalnya
pada arasy.
Huruf Diftong
Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan
oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal
ai, au, ei, dan oi.
Catatan :
PUEBI 2015 menambahkan diftong ei. Pedoman ejaan sebelumnya hanya mencantumkan tiga
diftong: ai, au, dan oi.
Sumber :
https://id.m.wikipedia.org
https://id.m.wikibooks.org
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia