Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KEANEKARAGAMAN HAYATI) :

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PERENCANAAN PEMBEAJARAN

DOSEN PENGAMPU :

Drs, J.O RATURANDANG, M.Pd

DISUSUN OLEH :

EGITA ZACHAWERUS

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN’ ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 TONDANO


Kelas / Semester : X (SEPULUH) /SATU
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Tema : KEANEKARAGAMAN HAYATI
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tangungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosialdan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (mengunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang / teori.
5.
B. Kompetensi Dasar

1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman


hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3. Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati
(gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
4. Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan
dalam berbagai bentuk media informasi.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem melalui


kegiatan pengamatan.
2. Menganalisis objek nyata atau gambar dari keanekaragaman hayati tingkat gen,
jenis dan ekosistem.
3. Mengidentifikasi berbagai keanekaragaman hayati di Indonesia dan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati.
4. Mempresentasikan hasil diskusi keanekaragaman hayati.
5. Membuat laporan tertulis keanekaragaman hayati

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan pengamatan siswa mampu mengidentifikasi keanekaragaman


hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem dengan benar.
2. Melalui telaah pustaka siswa mampu menganalisis objek nyata atau gambar dari
keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem dengan benar.
3. Melalui kegiatan diskusi dan telaah pustaka siswa mampu mengidentifikasi
berbagai keanekaragaman hayati di Indonesia dan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati dengan benar.
4. Melalui kegiatan presentasi siswa mampu Mempresentasikan hasil diskusi
keanekaragaman hayati dengan baik.
5. Melalui kegiatan diskusi dan telaah pustaka siswa mampu Membuat laporan
tertulis keanekaragaman hayati sesuai dengan format laporan.
A. Materi Pembelajaran

Keanekaragaman Hayati

I. Keanekaragaman Gen, Jenis dan Ekosistem

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme


yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik
tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Keanekaragaman
hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup. Berdasarkan hal
tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan,
yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.

1. Keanekaragaman Gen

Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat
keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai
kromosom yang membawa sifat menurun (gen) dan terdapat di dalam inti sel.
Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan menyebabkan
terjadinya keanekaragaman gen. Makhluk hidup satu spesies (satu jenis) bisa
memiliki bentuk, sifat, atau ukuran yang berbeda. Bahkan pada anak kembar
sekalipun terdapat perbedaan. Semua perbedaan yang terdapat dalam satu
spesies ini disebabkan karena perbedaan gen.

Gambar.1 Perbedaan sesama ayam (satu spesies) termasuk keanekaragaman gen

Jadi, keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang ditemui


pada makhluk hidup dalam satu spesies. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini
misalnya, tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki
perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna. Atau perbedaan apa pun yang ditemui
pada sesama ayam petelor dalam satu kandang.

2. Keanekaragaman Jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan
secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk
melanjutkan generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis
inilah yang disebut dengan populasi.

Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk


hidup antar jenis atau antar spesies.

Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada kacang-kacangan.

Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang


buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan
tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka
ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan
hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda.

Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon


pinang, dan juga pada pohon palem.

3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis
makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang
sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup
berlainan jenis yang hidup berdampingan.

Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan


jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut
berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga
bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen
abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh
ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut,
gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.

Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar


ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman
gen dan keanekaragaman jenis (spesies).

Gambar 3. Keanekaragaman ekosistem

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa


banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan
pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

II. Keanekaragaman Hayati Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih


dari 17.000-an pulau. Indonesia terletak di 950-1540 Bujur Timur dan 60 Lintang
Utara sampai 110 Lintang Selatan. Keadaan tersebut meletakkan Indonesia tepat di
daerah garis khatulistiwa sehingga Indonesia memiliki iklim tropis. Sebagian besar
makhluk hidup dapat hidup dan beradaptasi di dalamnya.

1. Keanekaragaman Hewan

Keanekaragaman hewan di Indonesia terbagi ke dalam tiga kelompok


didasarkan pada zonasi geografisnya atau disebut zoogeografi. Pembagian tersebut
antara lain, Kawasan Barat Indonesia yang dibatasi garis Wallace, mencakup
Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Kawasan Tengah Indonesia atau disebut kawasan
peralihan yang dibatasi garis Wallace dan garis Weber, terdiri atas Sulawesi, Nusa
Tenggara dan Bali. Kemudian, Kawasan Timur Indonesia yang mencakup Maluku
dan Irian Jaya.

Kawasan Barat Indonesia dihuni oleh hewan-hewan yang cenderung mirip


dengan hewan-hewan yang hidup di Benua Asia, seperti gajah sumatra (Elephas
maximum) , Banteng jawa (Bos javanicus), trenggiling jawa (Manis javanicus) dan
orang utan (Pongo pygmaeus).

a b

Gambar 4. (a) Gajah sumatra, (b) Banteng jawa

Kawasan Tengah Indonesia merupakan kawasan yang memiliki hewan-hewan


unik dan khas, hewan-hewan di kawasan ini merupakan hewan peralihan antara
kawasan Asia dan Australia. Oleh karena itu, kawasan Tengah Indonesia memiliki
banyak hewan endemik Indonesia, seperti monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra),
komodo ( Varanus komodoensis), Tarsius (Tarsius spectrum).
a b

Gambar 5. (a) Monyet hitam Sulawesi, (b) Komodo

Kawasan Timur Indonesia dihuni oleh satwa-satwa yang cenderung mirip


dengan satwa yang hidup di benua Australia, terutama pada jenis burung dan
marsupial. Contohnya kasuari (Casuarius casuarius), cendrawasih (Paradisea
rudolphi), kangguru pohon (Dendrolagus inustus), dan landak papua (Zaglosus
buijnii).

Gambar 6. Cendrawasih (Paradisea rudolphi)

2. Keanekaragaman Tumbuhan

Indonesia memiliki berbagai macam ekosistem yang memiliki vegetasi yang


sangat bervariasi. Vegetasi di Indonesia termasuk dalam flora Malesiana, bersama
dengan Malaysia, Brunai, Filipina dan Papua Nugini.

Hutan di Indonesia yang bersifat hutan hujan tropis menampung banyak sekali
jenis tumbuhan. Beberapa jenis tumbuhan yang sering dijumpai di hutan Indonesia
adalah Diptercorpaceae (tumbuhan biji bersayap) dan kurang lebih 220 jenis palem
endemik Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki tumbuhan khas Malesiana, yaitu
bunga bangkai. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sangat besar dan bau yang
sangat menyengat. Berikut ini adalah beberapa contoh tumbuhan khas Indonesia,
Dipterocarpus sp. , Amorphophallus titanum , dan Pandanus Conoideus lam.

Selain itu, Indonesia juga terkenal dengan buah-buahan, sayuran dan rempah-
rempah tropisnya. Tanaman tersebut dibudidayakan dan mempunyai nilai
ekonomis, seperti rambutan, mangga, pisang dan pepaya.

3. Keanekaragaman Fungi dan Mikroorganisme

Selain hewan dan tumbuhan, keanekaragaman fungi dan mikroorganisme di


Indonesia sangat bervariasi. Kondisi alam Indonesia yang lembab dan hangat
merupakan habitat yang sangat disukai oleh fungi dan mikroorganisme. Fungi bisa
ditemukan di air, tanah, organisme mati, bahkan di tubuh manusia. Fungi ada yang
bersifat parasit dan ada juga yang bersifat epifit. Keanekaragaman mikroorganisme
di Indonesia, banyak dimanfaatkan dalam bioteknologi, terutama dalam bidang
pangan dan medis. Contoh mikroorganisme di Indonesia yang digunakan dalam
produksi pangan di Indonesia, Rhizopus stolonifer untuk membuat tempe,
Neurospora crassa untuk membuat oncom, Aspergillus untuk membuat kecap dan
bakteri Acetobacter xylium digunakan dalam pembuatan nata de coco.
Mikroorganisme yang digunakan untuk kebutuhan medis contohnya jamur
Penicillium sebagai penghasil antibiotik.
III. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari dan mampu memberi
manfaat yang sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya harus secara
bijaksana. Beberapa usaha penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman makhluk
hidup sebagai berikut.
1. Sistem tebang pilih dengan cara memilih tanaman yang bila ditebang tidak
sangat berpengaruh terhadap ekosistem.
2. Peremajaan tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
hasil dengan mempersiapkan tanaman pengganti.
3. Penangkapan musiman yang dilakukan pada saat populasi hewan paling
banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat mengakibatkan kepunahan.
Contohnya tidak berburu pada saat musim berkembang biak.
4. Pembuatan cagar alam dan tempat perlindungan bagi tumbuhan dan hewan
langka seperti suaka margasatwa dan taman nasional. Tempat-tempat tersebut
melindungi flora atau fauna yang sudah terancam punah.
Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi
flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
1. In Situ
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli.
Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di
danau tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar
lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. Salah satu contoh
pelestarian in situ adalah dengan dibuatnya Taman Nasional.
2. Ex Situ
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli,
namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan
hewan di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil
dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat
aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali
dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya
Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.
Berbagai keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, ekosistem serta
keanekaragaman hayati di Indonesia yang berkaitan dengan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati.

Sumber: http://archive.kaskus.co.id/
Sumber: http://slideshare.net/

1) Materi Konsep

harus
Keanekaragaman Salah satunya di
Indonesia
Hayati
Terdiri atas

meliputi

Keanekaragaman Keanekaragaman Keanekaragaman


gen spesies ekosistem

Keanekaragaman Keanekaragaman
hewan fungi dan
mikroorganisme
Dilestarikan

Dengan cara Keanekaragaman


tumbuhan
Perlindungan Perlindungan
Insitu Ex situ

Referensi
 Suwarno dkk. 2009. Panduan Belajar Biologi untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: CV Karya Mandiri Nusantara.
 Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas X
SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
B. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Pendekatan saintifik
b. Strategi : Group Learning
c. Model : GI (Group Investigation)
d. Metode : Ceramah, diskusi, observasi, penugasan, presentasi

C. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


a. Media Pembelajaran
1. Power Point
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Alat/Bahan
1. LCD Proyektor
2. Laptop
3. Papan tulis
4. Spidol
c. Sumber belajar
 Suwarno dkk. 2009. Panduan Belajar Biologi untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: CV Karya Mandiri Nusantara.
 Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas X
SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
 Internet

D. Langkah – langkah Pembelajaran

Alokasi
No Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

1. Pembukaan  Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 5 menit


pembuka.
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru bersama siswa berdoa bersama sesuai agama dan
kepercayaan masing – masing.
 Guru memberikan apersepsi dan motivasi terkait
materi yang akan dibahas yaitu keanekaragaman
hayati. “anak – anak apakah kalian memperhatikan
warna rambut pada kucing ? apakah semua kucing
memiliki warna rambut yang sama ?”.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran terkait materi
keanekaragaman hayati.

 Guru menjelaskan strategi pembelajaran yang akan


digunakan yaitu dengan belajar kelompok.
2. Inti Menyajikan informasi 80 menit

 Guru mengadakan interaksi dengan siswa terkait


keanekaragaman hayati.
 Guru menjelaskan keanekaragaman hayati secara
singkat.

Mengorganisasi kelompok diskusi


a. Mengamati :
 Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
yang heterogen dengan jumlah 3-4 orang tiap
kelompok.
 Guru membantu kelompok kooperatif, dan
mengidentifikasi topik-topik yang akan dilakukan
investigasinya berdasarkan LKS mengenai materi
keanekaragaman hayati yang disajikan.

Membimbing Kelompok Belajar


 Siswa mencermati LKS yang diberikan dan
merencanakan kegiatan investigasi terkait dengan
keanekaragaman hayati.
 Siswa membaca literatur tentang keanekaragaman
hayati.

b. Menanya :
Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang :
 Apakah perbedaan dari keanekaragaman gen, spesies
dan ekosistem ?
 Bagaimana keanekaragaman hewan, tumbuhan, fungi
dan mikroorganisme di Indonesia ?
 Sebutkan beberapa hewan langka di Indonesia dan
upaya pelestariannya ?

c. Mengumpulkan data :
 Siswa secara kooperatif melakukan investigasi dan
mengumpulkan informasi atau data mengenai
keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem.
 Siswa secara kooperatif melakukan investigasi dan
mengumpulkan informasi atau data mengenai
keanekaragaman hayati di Indonesia.
 Siswa secara kooperatif melakukan investigasi dan
mengumpulkan informasi atau data mengenai upaya
pelestarian keanekaragaman hayati.
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam melakukan
diskusi dan mengamati kinerja kelompok.

d. Mengasosiasi :
 Siswa melakukan analisis data atau informasi terkait
dengan keanekagaman hayati.
 Siswa membahas, serta mensisntesis ide-ide terkait
dengan keanekagaman hayati.
 Siswa bersama kelompok merumuskan secara tertulis
hasil diskusi kelompok, guru membimbing peserta
didik dalam menyusun hasil diskusi.

e. Mengkomunikasikan :
 Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas dan kelompok lain memperhatikan dan
menanggapi presentasi rekannya.
 Guru memfasilitasi berlangsungnya proses diskusi
dengan menunjukan media power point dan menilai
proses presentasi.
 Guru menambahkan konsep tentang keanekaragaman
hayati.
 Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil
diskusi.
3. Penutup  Siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas yaitu 5 menit
tentang “keanekaragaman hayati”.

Evaluasi
 Siswa kembali ke tempat duduk semula untuk
mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru dengan
disiplin.

E. Penilaian
1. Kompetensi Sikap
a) Teknik Penilaian : Observasi
b) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi (Terlampir)
2. Kompetensi Keterampilan
a) Teknik Penilaian : Observasi
b) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi (Terlampir)
3. Kompetensi Pengetahuan
a) Teknik Penilaian : Observasi
b) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi (Terlampir)
F. Kegiatan Mandiri

Tugas Mandiri Terstruktur (TM)

Buatlah makalah dengan topik “hubungan antara posisi


Indonesia dan keanekaragaman hayati Indonesia yang
berlimpah”. Kajilah penyebab Kawasan Tengah Indonesia
disebut dengan daerah peralihan.
TEKNIS PEMBUATAN MAKALAH

Tugas :
Buatlah makalah dengan topik “hubungan antara posisi Indonesia dan keanekaragaman
hayati Indonesia yang berlimpah”. Kajilah penyebab Kawasan Tengah Indonesia disebut
dengan daerah peralihan.

Format makalah :
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
BAB III Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran

Ketentuan :
1. Data yang didapat untuk pembuatan makalah berasal dari literatur, browsing
internet, dan atau instansi terkait yang dapat dijadikan narasumber data
2. Makalah akan dikumpul pada pertemuan berikutnya!
Soal Kuis
Materi : Keanekaragaman Hayati

Petunjuk
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat !
1. Keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem dapat menyebabkan ....
a. muncul gen yang sama
b. muncul gen yang beda
c. munculnya fenotipe yang sama
d. spesiasi
e. variasi
2. Berikut merupakan jenis ekosistem yang tidak terdapat di Indonesia adalah....
a. hutan pantai
b. terumbu karang
c. hutan hujan tropis
d. tundra
e. savana
3. Kawasan lepas pantai yang memiliki ekosistem dengan keindahan alamnya yang
khas disebut ....
a. taman buru d.taman wisata
b. taman nasional e. kebun botani
c. taman laut
4. Hewan yang merupakan endemik Indonesia adalah ....
a. gajah d. anoa
b. kuskus e. badak
c. harimau
5. Pelestarian in situ adalah pelestarian ....
a. dilakukan di habitat aslinya
b. dilakukan di luar habitat aslinya
c. di cagar alam
d. di Taman Nasional
e. penangkaran di alam bebas
Petunjuk penskoran
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
 Nilai : (𝑆𝑀𝐼)
X 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
Skor Maksimal Ideal (SMI) = 5
kunci jawaban :
1. d 3. e 5. a
2. d 4. b
. Penilaian Hasil Belajar
No Jenis Penilaian Bentuk Instrumen
1 Penilaian Sikap Lembar Pengamatan Sikap
2 Penilaian Pengetahuan Tes Uraian
3 Penilaian Keterampilan Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
N Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Jumla Skor Kode
o BS JJ TJ DS h Skor Sikap Nilai
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
2 … ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,
maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri.
Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan
oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Kode
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta 50 250 62,50 C
mengusulkan ide/gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap 50
anggota mendapatkan
kesempatan untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat 50
kesimpulan hasil diskusi
kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud
dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format
penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Kode


Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100 450 90,00 SB
2 Memberikan solusi terhadap 100
permasalahan.
3 Memaksakan pendapat sendiri 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif,
sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
No Aspek yang Dinilai Skala Juml Skor Kode
25 50 75 100 ah Sikap Nilai
Skor
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

- Penugasan(Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai Sangat Baik Kurang Tidak
Baik (75) Baik Baik
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

No Nama Nilai Indikator yang Bentuk Nilai Setelah Keterangan


Peserta Ulangan Belum Tindakan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai