SANDRA HARIANIS
Abstrak
Kata Kunci : retensio plasenta, penolong persalinan, paritas, RSUD Puri Husada
Abstract
Key word : retained placenta, childbirth helper, parity, General Hospital Puri
Husada
terlambatnya kelahiran plasenta selama secara global jatuh pada kisaran 277.000
setengah jam setelah persalinan bayi sampai 817.000 per tahun. Sedangkan
(Manuaba, 2008). Dalam keadaan normal, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
setelah bayi lahir akan diikuti dengan secara nasional dari tahun 1994 sampai
berakibat pada kematian ibu. 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per
(RPJMN) sebesar 226 per 100.000 meningkat menjadi 74 kasus dari 2581
tertinggi kematian ibu (28%) menyusul RSUD Puri Husada Tembilahan terjadi
kemudian eklampsi (24%) diurutan kedua peningkatan jumlah kasus retensio plasenta
dan infeksi sebanyak (11%) pada urutan dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Pada
ketiga. Di berbagai negara paling sedikit tahun 2008 terjadi sebanyak 47 kasus
seperempat dari seluruh kematian ibu (7,00%) dari 671 kasus, pada tahun 2009
disebabkan oleh pendarahan; proporsinya terjadi sebanyak 47 kasus (6,30%) dari 745
berkisar antara kurang dari 10 persen sampai persalinan, 59 kasus (8,02%) dari 723
hampir 60 persen (Manuaba, 2008). persalinan pada tahun 2010 dan 68 kasus
Perdarahan Post Partum (PPP) (8,55%) dari 795 persalinan pada tahun
(Williams, 1998). WHO melaporkan bahwa masalah kesehatan serius namun dapat
adalah penyebab perdarahan diurutan kedua menyebabkan retensio plasenta. Selain itu
setelah atonia uteri yaitu sebesar 16–17% data perpustakaan RSUD Puri Husada
Jenis desain penelitian yang dari sumber data yaitu rekam medis di
digunakan adalah studi kasus kontrol (case RSUD Puri Husada Tembilahan tahun 2008-
control study). Kasus yaitu ibu yang 2011 dengan menggunakan daftar cheklist.
kontrol yaitu ibu yang tidak mengalami cleaning dan tabulating. Analisis data
retensio plasenta di RSUD Puri Husada dilakukan yaitu analisis univariat, analisis
Tembilahan tahun 2008-2011. Sampel dari bivariat dengan uji chi square dan analisis
penelitian ini adalah sebagian dari populasi multivariat dengan multiple logistic
yang terdiri atas ibu yang melahirkan regression dan kemudian dilakukan uji
plasenta lebih dari 30 menit disebut kasus interaksi berdasarkan logika substansi.
metode perhitungan ukuran sampel: α 5%, β Diantara 5 variabel bahwa tidak ada
10%, OR = 2, didapatkan 221 kasus dan 221 variabel yang homogen (salah satu
dilakukan bulan Desember 2011, diurutkan kategorinya > 50% yaitu variabel anemia,
ke belakang sampai Januari 2008. Kasus dan riwayat obstetri yang buruk, penolong
kontrol didapatkan dari catatan rekam medik persalinan, paritas, dan usia.
Tabel 1
Resume Hasil Analisis Univariat
Variabel N %
Anemia
Mengalami Anemia 326 73.8
Tidak Mengalami Anemia 116 26.2
Total 442 100
Riwayat Obstetri
Ada Riwayat Obstetri Yang Buruk 73 16.5
Tidak Ada Riwayat Obstetri Yang Buruk 369 83.5
Total 442 100
Penolong Persalinan
Bukan Tenaga Kesehatan 148 33.5
Tenaga Kesehatan 294 66.5
Total 442 100
Paritas
>4 74 16.7
1–4 368 83.3
Total 442 100
Usia
< 20 dan > 35 tahun 104 23.5
20 – 35 tahun 338 76.5
Total 442 100
Analisis Bivariat
plasenta 5 kali dibandingkan ibu yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa semua
ada riwayat obstetri yang buruk (OR =
variabel independen memiliki hubungan
0,205 (CI 95% 0,112-0,374)). Hal ini
yang signifikan terhadap kejadian retensio
berlawanan dengan subhipotesis.
plasenta yaitu anemia, riwayat obstetri yang
3. Persalinan bukan dengan tenaga
buruk, penolong persalinan, paritas, dan
kesehatan berisiko mengalami retensio
usia.
plasenta 437,02 kali dibandingkan
1. Ibu yang tidak ada anemia berisiko
persalinan dengan tenaga kesehatan
mengalami retensio plasenta 1,7 kali
(OR= 437,02 (CI 95% 60,08-3178,52)).
dibandingkan ibu yang anemia (OR =
4. Ibu yang memiliki paritas > 4 berisiko
0,540 (CI 95% 0,351-0,832)). Hal ini
mengalami retensio plasenta 6,10 kali
berlawanan dengan subhipotesis.
dibandingkan ibu yang memiliki paritas
2. Ibu yang tidak ada riwayat obstetri yang
1 – 4 (OR = 6,10 (CI 95% 3,23-11,49)).
buruk berisiko mengalami retensio
5. Ibu yang berusia < 20 dan > 35 tahun 20 – 35 tahun (OR = 1,57 (CI 95% 1,01-
Tabel 2
Resume Hasil Analisis Bivariat
Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat
Variabel P value Keterangan
Anemia 0,005 Kandidat
Riwayat Obstetri Yang Buruk 0,001 Kandidat
Penolong Persalinan 0,001 Kandidat
Paritas 0,001 Kandidat
Umur 0,044 Kandidat
multivariat akhir setelah dilakukan tiga dan paritas. Satu variabel merupakan
tahap pemodelan dan uji interaksi variabel konfounding yaitu variabel umur
Tabel 4
Pemodelan Multivariat Akhir
relevansi data, validasi data, ketepatan pada penelitian ini tidak ada, validitas
waktu datangnya data dan kelengkapan, internal terdiri dari random error
sedangkan akurasi data mencakup penelitian ini dengan sampel besar yang
relevansi data, validitas dan reliabilitas berjumlah 250 dan systematic error
data(Lapau, 2007). Relevansi data dimana terdapat bias seleksi yang tidak
terjamin karena adanya kesesuaian antara dapat dihindari pada variabel komplikasi
kehamilan dan usia ibu dan kemungkinan Variabel Independen Yang
Berhubungan Sebab Akibat Dengan
bias informasi pada variabel lama Kejadian Retensio Plasenta
reabilitas risk > 10% yaitu variabel umur retensio plasenta, maka dapat dijustifikasi
terhadap variabel paritas. Reliabilitas data seperti tabel 5 di bawah ini, yang
Tabel 5
Matriks Hubungan Sebab Akibat Variabel Independen Dengan Kejadian Retensio Plasenta
di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2008 - 2011
pemeriksaan kadar Hb secara tepat dan nifas yang lalu. Serta tidak semua
dan dicatat secara lengkap pada ibu yang mengalami retensio plasenta
Usia
terutama pada ibu yang memiliki usia (MKJP), salah satunya Metode
< 20 tahun dan > 35 tahun. Oleh Operatif Wanita (MOW) dan Metode
karena itu direkomendasikan bagi ibu Operatif Pria (MOP). Sedangkan bagi
yang memiliki paritas > 4 adalah PUS yang berusia < 20 tahun
berusia > 35 untuk berperan aktif Total Fertility Rate (TFR). Penurunan
termasuk ke dalam MKJP adalah jenis plasenta 2,59 kali dibandingkan ibu
(IUD), MOW dan MOP (Tedjo, b. Ibu yang tidak memiliki riwayat
ibu yang berusia > 35 tahun dan kepada Pembimbing I yaitu Prof. Dr. dr.
bagi ibu yang berusia < 20 tahun Buchari Lapau, MPH dan Pembimbing II