Anda di halaman 1dari 15

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Retensio

Plasenta di Rsud Puri Husada Tembilahan Tahun 2008-2011

Factors Associated With The Incidence of Retained Placenta in


General Hospital Puri Husada Tembilahan in Years 2008-2011

SANDRA HARIANIS

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES HANG TUAH PEKANBARU

Alamat Institusi: Jl. Mustafa Sari No. 5 Pekanbaru, Riau


Alamat: Jl. KH. Dewantara No.27 RT. 003 RW. 002, Kel. Tembilahan Hilir,
Kec. Tembilahan, Hp: 0852 7140 2341, email: nda_harianis@yahoo.co.id

Abstrak

Di Indonesia, retensio plasenta adalah penyebab kematian kedua setelah


atonia uteri yaitu sebesar 16-17%. Berdasarkan data rekam medik RSUD Puri
Husada Tembilahan terjadi peningkatan jumlah kasus retensio plasenta dari 47
kasus (7,00%) pada tahun 2008 menjadi 68 kasus (8,55%) pada tahun 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian retensio plasenta di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2008-2011.
Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan desain Case Control Study
dengan menggunakan data sekunder (rekam medik). Sampel penelitian berjumlah
221 kasus yang mengalami retensio plasenta dan 221 kontrol yang tidak
mengalami retensio plasenta di RSUD Puri Husada Tembilahan tahun 2008-2011.
Sampel kasus diambil dari seluruh kasus yang tercatat direkam medik RSUD Puri
Husada Tembilahan Tahun 2008-2011, sedangkan kontrol diambil secara
systematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan sebab
akibat antara penolong persalinan (OR= 445,799 (CI 95% 60,115-3305,902)) dan
paritas (OR= 6,653 (CI 95% 2,469-17,926) dengan kejadian retensio plasenta.
Terdapat hubungan terbalik antara anemia (OR= 0,386 (CI 95% 0,213-0,699) dan
riwayat obstetri yang buruk (OR= 0,259 (CI 95% 0,105-0,639) dengan kejadian
retensio plasenta. Disarankan bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan
penyuluhan agar bersalin dengan tenaga kesehatan, melakukan kemitraan dengan
dukun dan melaksanakan pemasangan stiker P4K serta penyuluhan dan konseling
KB.

Kata Kunci : retensio plasenta, penolong persalinan, paritas, RSUD Puri Husada
Abstract

Base medik General Hospital’s recording data General Hospital Puri


Husada Tembilahan's happens case amount step-up retained placenta of 47 cases
(7,00%) on year 2008 as 68 cases (8,55%) on year 2011. This research intent to
know factor that is retained placenta instance placenta at General Hospital Puri
Husada Tembilahan's Year 2008 2011. This research gets analytic quantitative
character with design Case Control Study by use of secondary data (medik's
recording). Totals observational sample 221 case that experiences retained
placenta and 221 control that doesn't experience retained placentas at General
Hospital Puri Husada Tembilahan's year 2008 2011. Case sample is taken from all
recorded case recorded by medik General Hospital Puri Husada Tembilahan's
Year 2008 2011, meanwhile control was taken by ala systematic random is
sampling. Result observationaling to point out available causality among
childbirth helper (OR= 445,799 (CI 95% 60,115 - 3305,902)) and parity (OR=
6,653 (CI 95% 2,469 - 17,926) with retained placenta. Available is relationship
flips over among anaemia (OR= 0,386 (CI 95% 0,213 - 0,699) and bad obstetri
history (OR= 0,259 (CI 95% 0,105 - 0,639) with retained placenta. Suggested for
health energy for can give that counselling gets birthing with health energy, doing
partnership with soothsayer and performs P4K'S sticker assembly and KB's
counselling.

Key word : retained placenta, childbirth helper, parity, General Hospital Puri
Husada

Pendahuluan Kematian Ibu merupakan masalah

Retensio plasenta adalah dunia. Menurut PBB, angka kematian ibu

terlambatnya kelahiran plasenta selama secara global jatuh pada kisaran 277.000

setengah jam setelah persalinan bayi sampai 817.000 per tahun. Sedangkan

(Manuaba, 2008). Dalam keadaan normal, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

setelah bayi lahir akan diikuti dengan secara nasional dari tahun 1994 sampai

kelahiran plasenta secara spontan. dengan tahun 2007 menunjukkan penurunan

Keterlambatan kelahiran plasenta yang signifikan dari tahun ke tahun.

menyebabkan terjadinya perdarahan yang Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun

berakibat pada kematian ibu. 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per

100.000 Kelahiran Hidup (Profil Kesehatan


Indonesia 2010). Sementara target Rencana dimana pada tahun 2009 terjadi 60 kasus

Pembangunan Jangka Menengah Nasional dari 2739 persalinan (2,19%), dan

(RPJMN) sebesar 226 per 100.000 meningkat menjadi 74 kasus dari 2581

Kelahiran Hidup. persalinan (2,86%) pada tahun 2010.

Perdarahan merupakan penyebab Berdasarkan data rekam medik

tertinggi kematian ibu (28%) menyusul RSUD Puri Husada Tembilahan terjadi

kemudian eklampsi (24%) diurutan kedua peningkatan jumlah kasus retensio plasenta

dan infeksi sebanyak (11%) pada urutan dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Pada

ketiga. Di berbagai negara paling sedikit tahun 2008 terjadi sebanyak 47 kasus

seperempat dari seluruh kematian ibu (7,00%) dari 671 kasus, pada tahun 2009

disebabkan oleh pendarahan; proporsinya terjadi sebanyak 47 kasus (6,30%) dari 745

berkisar antara kurang dari 10 persen sampai persalinan, 59 kasus (8,02%) dari 723

hampir 60 persen (Manuaba, 2008). persalinan pada tahun 2010 dan 68 kasus

Perdarahan Post Partum (PPP) (8,55%) dari 795 persalinan pada tahun

adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml 2011.

dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi Retensio plasenta merupakan

(Williams, 1998). WHO melaporkan bahwa masalah kesehatan serius namun dapat

15-20% kematian ibu karena dicegah apabila dilaksanakan pencegahan

Di Indonesia, retensio plasenta terhadap faktor-faktor risiko yang dapat

adalah penyebab perdarahan diurutan kedua menyebabkan retensio plasenta. Selain itu

setelah atonia uteri yaitu sebesar 16–17% data perpustakaan RSUD Puri Husada

(Manuaba, 2008). Sedangkan di RSUD Tembilahan menunjukkan belum ada yang

Arifin Achmad Pekanbaru retensio plasenta melakukan penelitian tentang retensio

masih termasuk dalam 10 penyakit terbesar,


plasenta terutama faktor-faktor yang RSUD Puri Husada Tembilahan. Jenis data

berhubungan dengan retensio plasenta. yang dikumpulkan adalah data sekunder

yaitu kasus dan bukan kasus kejadian

Metode retensio plasenta yang sama-sama diambil

Jenis desain penelitian yang dari sumber data yaitu rekam medis di

digunakan adalah studi kasus kontrol (case RSUD Puri Husada Tembilahan tahun 2008-

control study). Kasus yaitu ibu yang 2011 dengan menggunakan daftar cheklist.

mengalami retensio plasenta di RSUD Puri Pengolahan data dilakukan dalam

Husada Tembilahan tahun 2008-2011 dan tahap-tahap editing, coding, processing,

kontrol yaitu ibu yang tidak mengalami cleaning dan tabulating. Analisis data

retensio plasenta di RSUD Puri Husada dilakukan yaitu analisis univariat, analisis

Tembilahan tahun 2008-2011. Sampel dari bivariat dengan uji chi square dan analisis

penelitian ini adalah sebagian dari populasi multivariat dengan multiple logistic

yang terdiri atas ibu yang melahirkan regression dan kemudian dilakukan uji

plasenta lebih dari 30 menit disebut kasus interaksi berdasarkan logika substansi.

dan ibu yang melahirkan plasenta kurang Hasil

dari 30 menit disebut kontrol. Dengan Analisis Univariat

metode perhitungan ukuran sampel: α 5%, β Diantara 5 variabel bahwa tidak ada

10%, OR = 2, didapatkan 221 kasus dan 221 variabel yang homogen (salah satu

kontrol. kategorinya mempunyai nilai < 15%).

Prosedur pengambilan sampel mulai Variabel berisiko yang salah satu

dilakukan bulan Desember 2011, diurutkan kategorinya > 50% yaitu variabel anemia,

ke belakang sampai Januari 2008. Kasus dan riwayat obstetri yang buruk, penolong

kontrol didapatkan dari catatan rekam medik persalinan, paritas, dan usia.
Tabel 1
Resume Hasil Analisis Univariat

Variabel N %
Anemia
Mengalami Anemia 326 73.8
Tidak Mengalami Anemia 116 26.2
Total 442 100
Riwayat Obstetri
Ada Riwayat Obstetri Yang Buruk 73 16.5
Tidak Ada Riwayat Obstetri Yang Buruk 369 83.5
Total 442 100
Penolong Persalinan
Bukan Tenaga Kesehatan 148 33.5
Tenaga Kesehatan 294 66.5
Total 442 100
Paritas
>4 74 16.7
1–4 368 83.3
Total 442 100
Usia
< 20 dan > 35 tahun 104 23.5
20 – 35 tahun 338 76.5
Total 442 100

Analisis Bivariat
plasenta 5 kali dibandingkan ibu yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa semua
ada riwayat obstetri yang buruk (OR =
variabel independen memiliki hubungan
0,205 (CI 95% 0,112-0,374)). Hal ini
yang signifikan terhadap kejadian retensio
berlawanan dengan subhipotesis.
plasenta yaitu anemia, riwayat obstetri yang
3. Persalinan bukan dengan tenaga
buruk, penolong persalinan, paritas, dan
kesehatan berisiko mengalami retensio
usia.
plasenta 437,02 kali dibandingkan
1. Ibu yang tidak ada anemia berisiko
persalinan dengan tenaga kesehatan
mengalami retensio plasenta 1,7 kali
(OR= 437,02 (CI 95% 60,08-3178,52)).
dibandingkan ibu yang anemia (OR =
4. Ibu yang memiliki paritas > 4 berisiko
0,540 (CI 95% 0,351-0,832)). Hal ini
mengalami retensio plasenta 6,10 kali
berlawanan dengan subhipotesis.
dibandingkan ibu yang memiliki paritas
2. Ibu yang tidak ada riwayat obstetri yang
1 – 4 (OR = 6,10 (CI 95% 3,23-11,49)).
buruk berisiko mengalami retensio
5. Ibu yang berusia < 20 dan > 35 tahun 20 – 35 tahun (OR = 1,57 (CI 95% 1,01-

berisiko mengalami retensio plasenta 2,46)).

1,57 kali dibandingkan ibu yang berusia

Tabel 2
Resume Hasil Analisis Bivariat

Kondisi Kelahiran Plasenta


Variabel Kasus Kontrol (PValue) OR/
N % N % (CI 95%)
Anemia 0,005 0,540
Mengalami Anemia 150 67.9 176 79.6 (0,351-
Tidak Mengalami Anemia 71 32.1 45 20.4 0,832)
Total 221 100 221 100
Riwayat Obstetri 0,001 0,205
Ada Riwayat Obstetri Yang Buruk 15 6.8 58 26.2 (0,112-
Tidak Ada Riwayat Obstetri Yang Buruk 206 93.2 163 73.8 0,374)
Total 221 100 221 100
Penolong Persalinan 0,001 437,02
Bukan Tenaga Kesehatan 147 66.5 1 0.5 (60,08-
Tenaga Kesehatan 74 33.5 220 99.5 3178,52)
Total 221 100 221 100

Paritas 0,001 6,10


>4 61 27.6 13 5.9 (3,23-
1–4 160 72.4 208 94.1 11,49)
Total 221 100 221 100
Usia Ibu 0,044 1,57
< 20 dan > 35 tahun 61 27.6 43 19.5 (1,01-2,46)
20 – 35 tahun 160 72.4 178 80.5
Total 221 100 221 100

Analisis Multivariat dimasukkan menjadi kandidat karena p

Pemilihan Kandidat value > 0,25, oleh karena itu variabel

Hasil seleksi bivariat (pemilihan yang akan diikutkan dalam analisis

kandidat) pada tabel 3 menunjukkan multivariat adalah variabel anemia,

bahwa hampir semua variabel riwayat obstetri yang buruk, penolong

menghasilkan p value ≤ 0,25, namun persalinan, paritas, dan usia.

hanya variabel usia ibu yang tidak

Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat
Variabel P value Keterangan
Anemia 0,005 Kandidat
Riwayat Obstetri Yang Buruk 0,001 Kandidat
Penolong Persalinan 0,001 Kandidat
Paritas 0,001 Kandidat
Umur 0,044 Kandidat

Pemodelan Multivariat retensio plasenta yaitu anemia, riwayat

Pada Tabel 4 terlihat pemodelan obstetri yang buruk, penolong persalinan,

multivariat akhir setelah dilakukan tiga dan paritas. Satu variabel merupakan

tahap pemodelan dan uji interaksi variabel konfounding yaitu variabel umur

terdapat 4 (empat) variabel yang terhadap variabel paritas.

berhubungan bermakna dengan kejadian

Tabel 4
Pemodelan Multivariat Akhir

Variabel P OR 95% CI. For EXP (B)


value Lower Upper
Anemia 0,002 0,386 0,213 0,699
Riwayat Obstetri Yang Buruk 0,003 0,259 0,105 0,639
Penolong Persalinan 0,000 445,799 60,115 3305,902
Paritas 0,000 6,653 2,469 17,926
Usia 0,165 0,536 0,222 1,292

Pembahasan data yang dikumpulkan dengan

Kualitas dan Akurasi Data pencapaian tujuan khusus dan

Kualitas data ditentukan oleh pembuktian hipotesis. Validitas eksternal

relevansi data, validasi data, ketepatan pada penelitian ini tidak ada, validitas

waktu datangnya data dan kelengkapan, internal terdiri dari random error

sedangkan akurasi data mencakup penelitian ini dengan sampel besar yang

relevansi data, validitas dan reliabilitas berjumlah 250 dan systematic error

data(Lapau, 2007). Relevansi data dimana terdapat bias seleksi yang tidak

terjamin karena adanya kesesuaian antara dapat dihindari pada variabel komplikasi
kehamilan dan usia ibu dan kemungkinan Variabel Independen Yang
Berhubungan Sebab Akibat Dengan
bias informasi pada variabel lama Kejadian Retensio Plasenta

kehamilan. Dalam penelitian ini terdapat Dari hasil analisis multivariat

variabel confounding, karena dalam bahwa penolong persalinan dan paritas

analisis multivariat ditemui perubahan berhubungan signifikan dengan kejadian

reabilitas risk > 10% yaitu variabel umur retensio plasenta, maka dapat dijustifikasi

terhadap variabel paritas. Reliabilitas data seperti tabel 5 di bawah ini, yang

dalam penelitian ini tidak dapat menunjukkan bahwa hubungan kausal

ditentukan karena pengumpulan data yang paling kuat berturut-turut adalah

hanya dilakukan satu kali. penolong persalinan dan paritas.

Tabel 5
Matriks Hubungan Sebab Akibat Variabel Independen Dengan Kejadian Retensio Plasenta
di RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2008 - 2011

No Butir Kriteria Variabel Independen


Penolong Persalinan Paritas
1 Hubungan Temporal + +
2 Plausibility + +
3 Konsistensi + +
4 KekuatanAsosiasi (OR atau RR) 445,799 6,653
5 Dose response relationship  
6 JenisdesainPenelitian  

Variabel Independen Yang mengalami retensio plasenta


Berhubungan Terbalik Dengan
Kejadian IUFD sedangkan dalam penelitian ini

1. Hubungan Faktor Risiko Anemia ditemukan bahwa ibu yang tidak


dengan Kejadian Retensio Plasenta
anemia berisiko 2,59 kali mengalami
Pada penelitian ini untuk
retensio plasenta, kemungkinan ini
variabel anemia berhubungan secara
karena adanya bias informasi yang
negatif, dimana dalam sub hipotesis
tidak dapat dihindari. Untuk bias
bahwa ibu yang anemia berisiko
informasi bisa saja pasien tidak riwayat obstetri yang buruk berisiko

memiliki catatan pemeriksaan kadar 3,86 kali mengalami retensio plasenta,

Hb selama kehamilan maupun dapat kemungkinan ini karena adanya bias

terjadi kesalahan pemeriksaan kadar seleksi yang tidak dapat dihindari

Hb oleh petugas kesehatan pada saat karena tidak dilakukan pengkajian

pertama pasien masuk. Karena itu secara mendalam tentang riwayat

direkomendasikan agar dilakukan obstetri pada kehamilan, persalinan

pemeriksaan kadar Hb secara tepat dan nifas yang lalu. Serta tidak semua

dan dicatat secara lengkap pada ibu yang mengalami retensio plasenta

rekam medik. Disarankan bagi RSUD terdata di RSUD Puri Husada

untuk dapat menjaga kualitas Tembilahan sehingga terjadi

laboratorium dengan kalibrasi secara kesalahan dalam penelitian. Karena

teratur dan menyiapkan tenaga itu direkomendasikan agar dilakukan

laboratorium yang terampil. anamnesa yang tepat pada saat pasien

masuk serta melakukan pencatatan


2. Hubungan Faktor Risiko Riwayat
Obstetri Yang Buruk dengan secara lengkap pada rekam medik.
Kejadian Retensio Plasenta
Disarankan bagi seluruh petugas
Pada penelitian ini untuk
kesehatan RS untuk dapat
variabel riwayat obstetri yang buruk
melaksanakan tindakan sesuai SOP
berhubungan secara negatif, dimana
dan bagi manajemen RS untuk dapat
dalam sub hipotesis bahwa ibu yang
melakukan pembinaan bagi petugas
ada riwayat obstetri yang buruk
kesehatan yang tidak melakukan
berisiko mengalami retensio plasenta
tindakan sesuai dengan SOP.
sedangkan dalam penelitian ini
Implikasi Hasil Penelitian
ditemukan bahwa ibu yang tidak ada
1. Hubungan Faktor Risiko Penolong dukun dari penolong persalinan
Persalinan dengan Kejadian
Retensio Plasenta menjadi mitra dalam merawat ibu dan

Berdasarkan hasil analisis bayi pada masa nifas, dengan

multivariat didapatkan hasil bahwa berdasarkan kesepakatan yang telah

pertolongan persalinan oleh dukun dibuat antara bidan dengan dukun,

dapat menyebabkan kejadian retensio serta melibatkan seluruh

plasenta : pertolongan persalinan oleh unsur/elemen masyarakat yang ada.

dukun 445,799 kali menyebabkan Selain itu, disarankan juga

retensio plasenta bila dibandingkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat

dengan pertolongan persalinan oleh melaksanakan pemasangan stiker P4K

tenaga kesehatan. Karena itu (Program Perencanaan Persalinan dan

direkomendasikan agar setiap Pencegahan Komplikasi) dimana

persalinan ditolong tenaga kesehatan. dengan kegiatan ini dapat

Agar rekomendasi terealisasi meningkatnya cakupan persalinan

maka disarankan bagi tenaga oleh tenaga kesehatan terampil serta

kesehatan untuk melakukan kemitraan meningkatnya kemitraan bidan dan

dengan dukun bayi yaitu dalam dukun.

bentuk kerjasama bidan dengan dukun 2. Hubungan Faktor Risiko Paritas


dengan Kejadian Retensio Plasenta
yang saling menguntungkan dengan
Berdasarkan hasil analisis
prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan
multivariat didapatkan bahwa paritas
kepercayaan dalam upaya untuk
menyebabkan terjadinya retensio
menyelamatkan ibu dan bayi, dengan
plasenta dan usia merupakan variabel
menempatkan bidan sebagai penolong
konfounding terhadap paritas, dapat
persalinan dan mengalihfungsikan
dilihat pada gambar 1.
Gambar .1
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Retensio Plasenta Dengan
Variabel Konfounding Usia

Paritas Kejadian Retensio Plasenta

Usia

Ibu yang memiliki paritas > 4 penyuluhan serta konseling tentang

dapat menyebabkan retensio plasenta Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

terutama pada ibu yang memiliki usia (MKJP), salah satunya Metode

< 20 tahun dan > 35 tahun. Oleh Operatif Wanita (MOW) dan Metode

karena itu direkomendasikan bagi ibu Operatif Pria (MOP). Sedangkan bagi

yang memiliki paritas > 4 adalah PUS yang berusia < 20 tahun

untuk dapat mengurangi jumlah anak disarankan menggunakan kontrasepsi

melalui program Keluarga Berencana alamiah atau pil kombinasi yang

(KB) terutama pada ibu yang berusia dapat mengembalikan kesuburan

> 35 tahun dan menunda kehamilan dengan cepat.

bagi PUS yang berusia < 20 tahun. Program KB secara nasional

Agar rekomendasi dapat terealisasi maupun internasional diakui sebagai

maka disarankan bagi tenaga salah satu program yang mampu

kesehatan agar dapat mengajak menurunkan fertilitas. Salah satu

Pasangan Usia Subur (PUS) yang indikator keberhasilan di bidang

memiliki banyak anak terutama yang kependudukan ditunjukkan dengan

berusia > 35 untuk berperan aktif Total Fertility Rate (TFR). Penurunan

menggunakan KB dengan cara TFR akan lebih mendekati kondisi


penduduk tumbuh seimbang retensio plasenta 445,799 kali

diperlukan suatu strategi dalam dibandingkan persalinan dengan

pelaksanaan program KB. tenaga kesehatan.

Kegiatan yang dapat b. Paritas > 4 menyebabkan

dilaksanakan yaitu mempromosikan terjadinya retensio plasenta 6,653

Metode Kontrasepsi efektif Jangka kali dibandingkan paritas 1 – 4.

Panjang (MKJP) dengan 2. Variabel yang berhubungan terbalik

memperhatikan jenis kontrasepsi yang dengan kejadian retensio plasenta

disesuaikan dengan kebutuhan a. Ibu yang tidak anemia

(Maryatun, 2009). Kontrasepsi yang menyebabkan terjadinya retensio

termasuk ke dalam MKJP adalah jenis plasenta 2,59 kali dibandingkan ibu

susuk/implan, Intra Uterine Device yang anemia.

(IUD), MOW dan MOP (Tedjo, b. Ibu yang tidak memiliki riwayat

2009). obstetri yang buruk menyebabkan

Kesimpulan retensio plasenta 3,86 kali

Berdasarkan uraian pada bab hasil dibandingkan ibu yang memiliki

penelitian dan bab pembahasan, maka riwayat obstetri yang buruk.

dengan ini peneliti mengambil 3. Variabel umur merupakan variabel

kesimpulan sebagai berikut : konfounding terhadap paritas

1. Variabel yang berhubungan sebab Rekomendasi

akibat dengan kejadian retensio 1. Untuk variabel yang berhubungan

plasenta: sebab akibat dengan kejadian retensio

a. Persalinan dengan bukan tenaga plasenta

kesehatan menyebabkan terjadinya a. Penolong persalinan


Diusahakan setiap tepat dan mencatat hasil

persalinan dilakukan oeh tenaga pemeriksaan pada rekam medik.

kesehatan dengan cara melakukan b. Riwayat Obstetri Yang Buruk

pendekatan pada ibu hamil pada Diusahakan agar dilakukan

saat ANC atau posyandu agar anamnesa tentang riwayat

bersedia bersalin dengan tenaga kesehatan terutama riwayat

kesehatan. obstetri pada kehamilan,

b. Paritas persalinan, dan nifas yang lalu

Diusahakan pada ibu yang serta melakukan pencatatan yang

paritas > 4 dianjurkan supaya lengkap pada rekam medik.

menggunakan MKJP yaitu steril Ucapan Terima Kasih

(MOW atau MOP) terutama pada Ucapan terima kasih ditujukan

ibu yang berusia > 35 tahun dan kepada Pembimbing I yaitu Prof. Dr. dr.

bagi ibu yang berusia < 20 tahun Buchari Lapau, MPH dan Pembimbing II

dianjurkan menunda kehamilan yaitu Mitra, SKM, MKM yang telah

dengan menggunakan kontrasepsi meluangkan waktu, tenaga dan pendapat

alamiah atau pil kombinasi. untuk memberikan bimbingan serta

2. Untuk variabel yang berhubungan bantuan kepada peneliti, Direktur RSUD

terbalik dengan kejadian retensio Puri Husada Tembilahan yang telah

plasenta memberikan izin penelitian, dan seluruh

a. Anemia Staff Prodi Magister IKM yang telah

Diusahakan agar dilakukan membantu secara moril.

pemeriksaan kadar Hb secara Daftar Pustaka

Biran, Hasrul D. 1977.


Placenta Accreta. Skripsi. Jakarta: Prinsip Dasar Epidemiologi.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Jakarta: UHAMKA Press
FKUI
Lapau, B. 2012.
BKKBN. 2006. Metode Penelitian Kesehatan,
Deteksi Dini Komplikasi Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,
Persalinan. Jakarta: BKKBN Tesis, dan Disertasi: Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
CAHR. 2008.
Kematian Maternal di Asia Manuaba. IBG. 2003.
Tengah, Asia Tengah. Tinjauan Kapita Selekta Penatalaksanaan
Kesehatan Rutin Obstetri Ginekologi Dan KB.
Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan, Indonesia. 1999.
Perdarahan Post Partum (Materi Manuaba. IBG. 2008.
Untuk Pengajar Pendidikan Bidan). Ilmu Kebidanan, Kandungan dan
Jakarta; Direktorat Bina Kesehatan KB. Jakarta: EGC
Keluarga Bekerja Sama Dengan
Pusat Pendidikan Tenaga McCarthy, James dan Maine, Deborah.
Kesehatan. 1992.
A Framework For Analysing The
Departemen Kesehatan, Indonesia. 2001. Determinants of Maternal
Rencana Strategis Mortality. Studies in Family
Nasional "Making Pregnancy Planning.
Safer" di Indonesia 2001-2010.
Jakarta Notoatmodjo. 2007.
Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
Departemen Kesehatan, Indonesia. 2003. Seni. Rineka Cipta: Jakarta
Upaya Penurunan AKI
di Indonesia. Presentasi untuk Oktasia, Binarti. 2002
Kelompok Kerja MDG. Direktur Hubungan Antara Anemia, Paritas,
Jenderal Kesehatan Masyarakat. dan Penolong Persalinan Dengan
Kejadian Retensio Plasenta di
Departemen Kesehatan, Indonesia. 2008 RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Pedoman Praktis P4K dengan Palembang 1999-2001. Tesis.
Stiker Depok: Program Pasca Sarjana Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas
Friedman, Acker, dan Sachs. 1998. Indonesia
Seri Skema Diagnosa dan
Penatalaksanaan Obstetri. Edisi ke Owolabi, Dare, Fasubaa, Ogunlola, Kuti,
2. Jakarta: Widya Medika Bisiriyu. 2008.
Risk Factors For Retained Placenta
Kementerian Kesehatan RI. 2008 in Southwestern Nigeria. Singapore
Pedoman Pelaksanaan Kemitraan Med J 2008; 49(7): 532
Bidan dan Dukun. Jakarta
Panpaprai, Pacharee, MD. 2007.
Lapau, B. 2007. Risk Factors of Retained Placenta
in Siriraj Hospital. J Med Assoc
Thai Vol. 90 No.7. Departement of Soltan dan Kashoggi. 1997.
Obstetrics and Gynecology, Faculty Retained Placenta and Associated
of Medicine Siriraj Hospital. Risk Factor. Journal of Obstetrics
and Gynecology (1997) Vol. 17,
PATH. 2002. No. 3, 245-247. Departemen of
Kesehatan ibu dan Bayi Baru Lahir. Obstetrics and Gynecology, King
Seattle. Edisi Khusus. Khalid University, King Saud
Universty, Riyadh, Saudi Arabia.
Pernoll, M.L. 1991.
Current Obstetrics and Syaifudin, AB .2002.
Gynecologic, Diagnosis and Buku Acuan Nasional Pelayanan
th
Treatment, 7 Ed A Lange Medical Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Book. USA; Prentice-Hall Cetakan III. Jakarta: Yayasan Bina
Interantional Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo S. 2002. WHO. 1992.


Perdarahan Pasca Persalinan. International Stattistical
Dalam : Buku Acuan Nasional Classificatin of Deases and
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Related Health Problem
Neonatal. Jakarta: YBP-SP. Instruction Manual. Tenth
Revition. Vol 2. Geneva
Prawirohardjo S. 2007.
Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga Varney. 2006.
Cetakan Kesembilan. Jakarta: Buku Ajar Asuhan Kebidanan II.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Jakarta: EGC
Prawirohardjo.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadi T. 2002.
Tindakan Operatif Dalam Kala
Prawirohardjo S. 2000. Uri. Dalam : Ilmu Bedah
Peranan Bidan Sebagai Mata Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : YBP-
Rantai dalam Menurunkan Angka SP.
Kematian Ibu dan Angka Kematian
Perinatal di Indonesia, Kapita Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Selekta Penatalaksanaan Obgyn Rachimhadi T. 2002.
dan KB.Jakarta: EGC Syok Hemoragika dan Syok Septik.
Rustam, M. 2003. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan.
Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC Edisi 3. Jakarta : YBP-SP.

Savitri, Mieke. 1996.


Hubungan Antara Anemia Ibu
Hamil dengan Masa Nifas di
Kecamatan Sliyeg dan Gabus
Wetan Kabupaten Indramayu Jawa
Barat Tahun 1990 – 1993. Tesis.
Jakarta: Program Pasca Sarjana
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai