Anda di halaman 1dari 22

Bab 4.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


TENTANG PEDOMAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Upacara Bendera yang selanjutnya disebut Upacara
adalah penaikan Bendera Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
selanjutnya disebut Bendera adalah Sang Merah Putih.
3. Pembina Upacara adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, pejabat pemerintahan, atau tokoh
masyarakat.
4. Pemimpin Upacara adalah peserta didik yang dipilih untuk
memimpin jalannya Upacara di sekolah.
-3-
5. Pengatur Upacara adalah guru yang bertugas menyiapkan
rencana acara Upacara serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan Upacara di sekolah.
6. Pemandu Upacara adalah peserta didik di bawah
bimbingan guru pembina yang membaca acara
pelaksanaan Upacara di sekolah.
7. Pembawa Naskah Pancasila adalah peserta didik yang
ditunjuk untuk bertugas membawa naskah Pancasila
untuk diserahkan kepada Pembina Upacara dan
menerima kembali naskah tersebut pada saat yang telah
ditentukan.
8. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
adalah peserta didik yang ditunjuk untuk bertugas
membacakan teks tersebut pada saat dan tempat yang
telah ditentukan.
9. Pembaca Teks Janji Siswa adalah peserta didik yang
ditunjuk untuk bertugas membacakan teks janji siswa
pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
10. Pembaca Doa adalah peserta didik yang ditunjuk untuk
bertugas membaca doa pada saat dan tempat yang telah
ditentukan.
11. Pemimpin Lagu/Dirigen adalah peserta didik yang
ditunjuk untuk bertugas memimpin kelompok dan/atau
seluruh peserta Upacara menyanyikan lagu Indonesia
Raya, lagu Mengheningkan Cipta, dan lagu wajib nasional
pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
12. Kelompok Pengibar Bendera adalah peserta didik yang
ditunjuk untuk bertugas menyiapkan dan menaikkan
Bendera pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
13. Kelompok Paduan Suara adalah peserta didik yang
ditunjuk untuk bertugas menyanyikan lagu Indonesia
Raya, lagu Mengheningkan Cipta, dan lagu wajib nasional
lainnya pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
-4-
Pasal 2
(1) Upacara di sekolah paling sedikit dilaksanakan pada pagi
hari setiap:
a. peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus;
b. hari Senin; dan
c. hari besar nasional.
(2) Hari besar nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c antara lain meliputi:
a. Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei;
b. Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei;
c. Hari Lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni; dan
d. Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.
Pasal 3
Pelaksanaan Upacara di sekolah bertujuan untuk:
a. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. membiasakan bersikap tertib dan disiplin;
c. meningkatkan kemampuan memimpin;
d. membiasakan kekompakan dan kerjasama;
e. menumbuhkan rasa tanggung jawab; dan
f. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Pasal 4
Unsur pelaksana Upacara di sekolah terdiri atas:
a. pejabat Upacara;
b. petugas Upacara; dan
c. peserta Upacara.
Pasal 5
Pejabat Upacara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
a terdiri atas:
a. Pembina Upacara;
b. Pemimpin Upacara;
c. Pengatur Upacara; dan
d. Pemandu Upacara.
-5-
Pasal 6
Petugas Upacara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
b paling sedikit meliputi:
a. Pembawa Naskah Pancasila;
b. Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945;
c. Pembaca Teks Janji Siswa;
d. Pembaca Doa;
e. Pemimpin Lagu/Dirigen;
f. Kelompok Pengibar Bendera; dan
g. Kelompok Paduan Suara.
Pasal 7
Peserta Upacara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
c terdiri atas:
a. kepala sekolah;
b. wakil kepala sekolah;
c. guru;
d. tenaga kependidikan;
e. peserta didik; dan/atau
f. tamu undangan.
Pasal 8
Susunan acara Upacara meliputi:
a. acara persiapan yang terdiri atas:
1) setiap pemimpin barisan menyiapkan barisannya;
2) Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara;
3) penghormatan kepada Pemimpin Upacara;
4) laporan setiap pemimpin barisan; dan
5) Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan.
b. acara pokok yang terdiri atas:
1) Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara;
2) penghormatan umum kepada Pembina Upacara;
3) laporan Pemimpin Upacara;
4) penaikan bendera merah putih diiringi lagu Indonesia
Raya;
5) mengheningkan cipta;
6) pembacaan teks Pancasila;
-6-
7) pembacaan teks Pembukaan UUD 1945;
8) pembacaan teks janji siswa;
9) amanat Pembina Upacara;
10) menyanyikan lagu wajib nasional;
11) pembacaan doa;
12) laporan Pemimpin Upacara;
13) penghormatan umum kepada Pembina Upacara; dan
14) Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara.
c. acara penutupan yang terdiri atas:
1) Pemimpin Upacara membubarkan peserta Upacara;
dan
2) Peserta Upacara meninggalkan lapangan Upacara.
Pasal 9
(1) Sebelum Upacara dimulai, Pembina Upacara menerima
dan menyetujui laporan rencana pelaksanaan Upacara
dari Pengatur Upacara.
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pembina
Upacara:
a. menerima penghormatan dari peserta Upacara;
b. menerima laporan Pemimpin Upacara;
c. memimpin mengheningkan cipta;
d. membacakan Naskah Pancasila yang diikuti oleh
seluruh peserta Upacara; dan
e. menyampaikan amanat.
Pasal 10
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah Pemimpin
Upacara bertugas:
a. menerima penghormatan dari pemimpin kelompok peserta
upacara;
b. memimpin penghormatan kepada Pembina Upacara;
c. menyiapkan dan mengistirahatkan peserta Upacara;
d. menyampaikan laporan kepada Pembina Upacara;
e. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Pembina Upacara; dan
-7-
f. membubarkan peserta Upacara atas perintah Pembina
Upacara.
Pasal 11
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pengatur
Upacara bertugas untuk:
a. mengajukan rencana acara Upacara kepada Pembina
Upacara untuk memperoleh persetujuan;
b. menentukan/menunjuk petugas Upacara;
c. menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan
Upacara;
d. melapor atau memberikan informasi kepada Pembina
Upacara tentang segala sesuatunya sesaat sebelum
Upacara dimulai;
e. memeriksa, mengatur, dan mengendalikan jalannya
Upacara; dan
f. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Pembina Upacara.
Pasal 12
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pemandu
Acara bertugas untuk:
a. membaca acara Upacara sesuai dengan urutan acara pada
saat yang telah ditentukan; dan
b. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Pengatur Upacara.
Pasal 13
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pembawa
Naskah Pancasila bertugas untuk:
a. membawa naskah Pancasila; dan
b. menyerahkan naskah Pancasila kepada Pembina Upacara
dan menerima kembali naskah tersebut pada saat yang
telah ditentukan.
-8-
Pasal 14
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pembawa
Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bertugas
membaca teks tersebut pada saat dan tempat yang telah
ditentukan.
Pasal 15
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pembaca
Teks Janji Siswa bertugas membaca teks janji siswa yang
diikuti oleh seluruh siswa pada saat dan tempat yang telah
ditentukan.
Pasal 16
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pembaca
Doa bertugas membaca doa pada saat dan tempat yang telah
ditentukan.
Pasal 17
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Pemimpin
Lagu/Dirigen bertugas:
a. memimpin seluruh peserta Upacara menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan lagu wajib nasional pada saat dan
tempat yang telah ditentukan; dan
b. memimpin Kelompok Paduan Suara menyanyikan lagu
Mengheningkan Cipta pada saat dan tempat yang telah
ditentukan.
Pasal 18
(1) Lagu Indonesia Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 dinyanyikan secara lengkap dalam 3 (tiga) stanza oleh
peserta Upacara dengan berdiri tegak dan sikap hormat.
(2) Lagu Indonesia Raya dengan 3 (tiga) stanza sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dinyanyikan dengan lirik
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-9-
(3) Berdiri tegak dan sikap hormat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan berdiri tegak di tempat masingmasing
dengan:
a. mengepalkan telapak tangan kanan diletakkan pada
dada sebelah kiri dengan ibu jari menempel di dada
sebelah kiri atau mengangkat tangan kanan sebatas
kepala dengan jari telunjuk menempel pada pelipis;
b. meluruskan lengan kiri ke bawah;
c. mengepalkan telapak tangan kiri dengan ibu jari
menghadap ke depan merapat pada paha kiri; dan
d. menghadapkan wajah pada Bendera.
Pasal 19
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Kelompok
Pengibar Bendera bertugas:
a. menyiapkan Bendera; dan
b. menaikkan Bendera.
Pasal 20
Dalam pelaksanaan kegiatan Upacara di sekolah, Kelompok
Paduan Suara bertugas menyanyikan lagu Indonesia Raya,
lagu Mengheningkan Cipta, dan lagu wajib nasional lainnya
pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
Pasal 21
Sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Upacara
di sekolah terdiri atas:
a. bendera;
b. tiang Bendera;
c. tali Bendera; dan
d. naskah-naskah.
Pasal 22
Tata pakaian Upacara di sekolah diatur sebagai berikut:
a. peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah
nasional dilengkapi dengan topi pet dan dasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
- 10 -
b. petugas upacara mengenakan pakaian seragam yang telah
ditentukan oleh sekolah masing-masing; dan
c. guru dan tenaga kependidikan mengenakan pakaian
seragam yang telah ditentukan oleh daerah/sekolah
masing-masing.
Pasal 23
(1) Bentuk formasi barisan untuk melaksanakan Upacara
diatur sebagai berikut:
a. bentuk segaris; atau
b. bentuk U.
(2) Bentuk segaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a merupakan suatu bentuk barisan yang disusun dalam
satu baris dan menghadap ke pusat Upacara.
(3) Bentuk U sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan suatu bentuk barisan yang disusun dan
berbentuk huruf U dan menghadap ke pusat Upacara.
(4) Bentuk formasi barisan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan
keadaan sekolah dan lapangan yang tersedia.
Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 11 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Bab 4.2

Petunjuk Pelaksanaan Baris Berbaris

PENGERTIAN

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang di perlukan guna menanamkan
disiplin, mempertebal rasa dan semangat kebangsaan, patriotisme, serta rasa
tanggung jawab yang tinggi bagi para siswa sehingga diperoleh sikap lahir
(ketegapan, ketangkasan, kelincahan dan kerapihan) dan sikap batin (ketaatan,
keikhlasan, kesetiakawanan dan persatuan) yang diharapkan.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud
Adalah untuk memberikan arahan bagi para pelatih atau instruktur dalam rangka
pelaksanaan kegiatan baris – berbaris di dalam organisasi.
Tujuan
Umum
Adalah sebagai latihan awal bela negara sesuai dengan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara Indonesia seperti yang tercantum dalam Undang Undang
Dasar 1945.
Khusus
Adalah untuk menanamkan disiplin, mempertebal rasa semangat dan kebangsaan,
patriotisme bagi siswa sehingga dapat tercipta tanggung jawab yang tinggi.
PERATURAN BARIS BERBARIS
MATERI DASAR SATU (GERAKAN DI TEMPAT)

1. Hadap Kanan
2. Hadap Kiri
3. Hadap Serong Kanan
4. Hadap Serong Kiri
5. Balik Kanan
6. Hormat
7. Jalan Ditempat
8. Periksa Kerapihan
9. Hitung Barisan
10. Berkumpul
11. Lencang Kanan
12. Lencang Kiri
13. 1 / 2 Lencang Kanan
14. 1 / 2 Lencang Kiri
15. Lencang Depan
16. 2 X Istirahat Ditempat
17. Istirahat Ditempat
18. Istirahat Parade
19. Ada Perhatian
20. Buka Topi
21. Sikap Sempurna
22. Berhimpun
23. Meluruskan

MATERI DASAR DUA (GERAKAN MENINGGALKAN TEMPAT)

1. Langkah Tegap
2. Langkah Biasa
3. Langkah Perlahan
4. Langkah Lari
5. Langkah Kedepan
6. Langkah Kebelakang
7. Langkah Kekanan
8. Langkah Kekiri
9. Langkah Merdeka
10. Langkah Kanan Variasi
11. Langkah Kiri Variasai
12. Ganti Langkah
13. Ganti Langkah Variasi
14. Buka Barisan
15. Tutup Barisan
16. 2 X Buka Barisan
17. 2 X Tutup Barisan
18. 2 X Buka Tutup Barisan
19. Hormat Kanan
20. Hormat Kiri
21. Langkah Melenggang
22. Tukar Barisan
23. Tiap – Tiap Banjar 2 X Belok Kanan
24. Tiap – Tiap Banjar 2 X Belok Kiri
25. Belok Kanan
26. Belok Kiri
27. 2 X Belok Kanan
28. 2 X Belok Kiri
29. Haluan Kanan
30. Haluan Kiri
31. Melintang Kanan
32. Melintang Kiri
33. Berhenti
34. Bubar

TATA CARA PELAKSANAAN PERATURAN BARIS BERBARIS


MATERI DASAR SATU (GERAKAN DITEMPAT)
ABA – ABA
Yaitu perintah seorang untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak.
Macam aba – aba terdiri dari tiga bagian :

1. Aba – aba petunjuk


2. Aba – aba peringatan
3. Aba – aba pelaksanaan

Contoh :
Untuk Perhatian - Istirahat Ditempat - Gerak

Aba – aba petunjuk hanya digunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba
– aba peringatan atau pelaksanaan
Aba – aba pelaksanaan yang dipakai adalah :

1. Gerak
2. Jalan
3. Mulai

Aba – aba “GERAK” dipakai untuk gerakan – gerakan tanpa meninggalkan tempat
yang menggunakan kaki dan gerakan – gerakan yang memakai anggota tubuh lain,
baik dalam keadaan berjalan maupun berhenti.
Contoh :
Jalan Ditempat - Gerak
Siap - Gerak
Aba – aba “JALAN” dipakai untuk gerakan – gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh :
Dua Langkah Kedepan - Jalan
Langkah Tegap Maju - Jalan
Aba – aba “MULAI” dipakai untuk pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut – turut.
Contoh :
Berhitung - Mulai
Berbanjar / Bersaf - Mulai
ISTIRAHAT DITEMPAT
Aba – aba : Istirahat - Ditempat - Gerak
Pelaksanaan :
Kaki kiri dipindahkan kesamping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (kurang
lebih 30 cm). Kedua belah tangan kebelakang di bawah pinggang, punggung tangan
diatas telapak tangan kiri, jari dikepal. Jari tangan kiri memegang pergelangan
tangan kanan, diantara ibu jari dan telunjuk.
SIKAP SEMPURNA
Aba – aba : Siap - Gerak
Pelaksanaan :
Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit dirapatkan, telapak kai merupakan sudut
600, lutut lurus dan paha dirapatkan. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan.
Pundak kiri ditarik sedikit kebelakang dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada paha,
pergelangan tangan lurus. Jari – jari tangan menggenggam dirapatkan pada paha,
punggung ibu jari menghadap kedepan, mulut ditutup, pandangan mata lurus
kedepan, bernafas sewajarnya.
PERIKSA KERAPIHAN
Aba – aba : Periksa Kerapihan - Mulai
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, secara serentak mengambil sikap sempurna.
Pada aba – aba pelaksanaan dengan serentak membungkukkan badan mulai
memeriksa atau membetulkan perlengkapan dari bawah sampai keatas.
Setelah selesai atau rapi segera mengambil sikap sempurna
Setelah mendapatkan aba – aba Selesai, segera mengambil sikap istirahat.
BERKUMPUL
Aba – aba : Bersaf - Kumpul - Mulai
Pada aba – aba Tegak Gerak, semua menurunkan lengan dan memalingkan muka
kembali kedepan.
SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN / KIRI
Aba – aba : Setengah Lengan Lencang Kanan / Kiri - Gerak
Pelaksanaan :
Sama seperti lencang kanan / kiri, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang (bertolak
pinggang dengan siku menyentuh orang yang berdiri disebelahnya), ibu jari berada
disebelah belakang dan empat jari lainnya dirapatkan satu sama lain disebelah
depan.
LENCANG DEPAN
Aba – aba : Lencang Depan - Gerak
Pelaksanaan :
Penjuru tetap sikap sempurna, nomor dua dan seterusnya meluruskan kedepan
dengan mengangkat lengan. Bila banjar tiga, maka saf terdepan mengambil antara
satu lengan kesamping kanan dan menoleh kekanan diikuti oleh yang dibelakangnya
tetapi banjar pertama pandangan tetap kedepan, setelah lurus dan ada aba – aba
Tegak Gerak, maka lengan diturunkan dan pandangan kedepan semua.
BERHITUNG
Aba – aba : Berhitung - Mulai
Pelaksanaan :
Jika bersaf, maka pada aba – aba peringatan, penjuru tetap melihat kedepan,
sedangkan anggota lainnya pada saf depan memalingkan muka kekanan. Pada aba
– aba pelaksanaan, berturut – turut tiap anggota mulai dari penjuru kanan menyebut
nomornya sambil memalingkan muka kembali kedepan.
HADAP KANAN / KIRI
Aba – aba : Hadap Kanan / Kiri - Gerak
Pelaksanaan :
Kai kanan / kiri diajukan melintang didepan kaki kanan / kiri, lekuk telapak kaki
kanan / kiri berada di ujung kanan atau kiri. Tumit kaki kanan / kiri sebagai poros
diputar 900 bersama badan ke kanan / kiri. Kaki kanan / kiri dirapatkan kembali ke
kaki kanan / kiri dalam keadaan sikap sempurna.
HADAP SERONG KANAN / KIRI
Aba – aba : Hadap Serong Kanan / Kiri - Gerak
Pelaksanaan :
Kaki kanan / kiri diajukan ke depan sejajar dengan kaki kanan / kiri. Berputar arah
450 kekanan / kiri. Kaki kanan / kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
BALIK KANAN
Aba – aba : Balik Kanan - Gerak
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan sebagai poros beserta badan di putar
ke kanan 1800. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
BUBAR
Aba – aba : Bubar - Jalan
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan, tiap orang menyampaikan penghormatan, sesudah
dibalas kembali dalam sikap sempurna kemudian melakukan “Balik Kanan” dan
setelah menghitung 1, 2, 3, 4 dalam hati, lalu melaksanakan gerakan seperti langkah
pertama dalam gerakan Maju Jalan.
BERHIMPUN
Aba – aba : Berhimpun - Mulai
Pelaksanaan :
Pada waktu aba – aba peringatan seluruh siswa mengambil sikap sempurna dan
menghadap kepada yang memberi aba – aba.
Pada aba – aba pelaksanaan seluruh siswa mengambil sikap lari menuju di depan
pelatih dengan jarak 3 langkah.
Pada waktu dating didepan pelatih mengambil sikap sempurna kemudian langsung
mengambil sikap istirahat.
Setelah aba – aba selesai mengambil sikap sempurna balik kanan selanjutnya
menuju tempat masing – masing.
Bentuk berhimpun mengikat, sedangkan jumlah saf tidak mengikat. Cara ini
dilakukan untuk mengumpulkan anak buahnya secara bebas.
HORMAT
Aba – aba : Hormat - Gerak
Pelaksanaan :
Setelah aba – aba tangan kanan diangkat kearah pelipis (diujung topi yang memakai
topi) dengan sudut 450 untuk putra dan putrid, pandangan mata diarahkan kepada
yang diberi hormat, posisi badan sesuai dengan sikap sempurna.
LENCANG KANAN / KIRI
Aba – aba : Lencang Kanan / Kiri - Gerak
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan mengangkat lengan kanan / kiri kesamping, jari
menggenggam, ibu jari berada di bawah genggaman, punggung tangan menghadap
keatas. Jarak kesamping sedemikian rupa sehingga jari menyentuh bahu yang
disebelahnya.
Kalau bersaf tiga, maka saf tengah dan belakang kecuali penjuru setelah
meluruskan kedepan dengan tidak mengangkat tangan. Penjuru pada saf tengah
dan belakang mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
Pada aba – aba “Tegak Gerak” semua menurunkan lengan dan memalingkan muka
kedepan.
JALAN DITEMPAT
Aba – aba : Jalan Ditempat - Gerak
Pelaksanaan :
Dari Sikap Sempurna
Dimulai dengan kaki kiri, lutut berhenti diangkat pada rata – rata air. Ujung kaki
menuju bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa. Badan tegak,
pandangan lurus kedepan dan lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang).
Dari Langkah Biasa
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, ditambah satu langkah
kemudian jalan ditempat.
Dari Jalan Ditempat Kelangkah Biasa
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, ditambah satu langkah dan
mulai berjalan dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah kedepan.
Dari Jalan Ditempat Ke Berhenti
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ke tanah di tambah satu langkah
selanjutnya ke sikap sempurna.
CARA MENINGGALKAN BARISAN
Apabila komandan memberikan perintah seseorang dari barisannya, terlebih dahulu
ia memanggil orang itu keluar barisan dan memberikan perintahnya apabila orang
tersebut telah berdiri dalam sikap sempurna. Orang yang menerima perintah ini
harus mengulangi perintah yang diberikannya tersebut sebelum melaksanakannya
dan mengerjakan perintah itu dengan sungguh – sungguh. Adapun tata cara keluar
dari barisan adalah sebagai berikut :
Untuk saf depan langsung menuju kearah yang memanggil
Untuk saf yang tengah menggeser satu langkah kekanan, balik kanan kemudian
keluar barisan dan memilih jalan terdekat ke pemanggil.
Untuk saf paling belakang, balik kanan kemudian memilih jalan yang terdekat ke
pemanggil.
Untuk berbanjar, banjar kanan dan kiri menggeser satu langkah kekanan atau kekiri
kemudian langsung menuju ke arah pemanggil.
Cara menyampaikan laporan dan penghormatan apabila anggota pasukan di panggil
sedang dalam barisan :
Instruktur “X tampil kedepan “, setelah selesai dipanggil, X mengucapkan kata – kata
“X siap tampil kedepan”, kemudian keluar dari barisan sesuai dengan tata cara
keluar dari barisan dan menghadap kurang lebih 4 langkah dari hadapan instruktur
yang memanggil.
Kemudian menghormat, setelah selesai menghormat mengucapkan “Lapor, X siap
menerima instruksi”, selanjutnya menunggu perintah.
Setelah mendapat perintah, contoh : “Berikan aba – aba ditempat”, mengulangi “siap
X memberikan aba – aba ditempat”. Selanjutnya melaksanakan perintah tersebut.
Setelah selesai melaksanakan perintah, kemudian menghadap kurang lebih 4
langkah di depan instruktur yang memberi perintah tadi dan mengucapkan kata –
kata “X telah selesai melaksanakan perintah, laporan selesai”.
Setelah mendapat perintah “Kembali Ketempat”, X mengucapkan “Siap Kembali
Ketempat” selanjutnya hormat dan kembali ketempat.
Jika dalam suatu barisan salah seorang ingin keluar untuk suatu keperluan, maka
terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan minta izin kepada komandan
dengan cara mengangkat tangan kirinya ke atas (jari – jarinya rapat).
Contoh : Anggota yang akan meninggalkan barisan mengangkat tangan.
Komandan bertanya : “ Ada apa ? “
Anggota Menjawab : “ Mau Sholat Ka “
Komandan memutuskan : “ Baik, 15 menit kembali “
Anggota yang akan meninggalkan barisan mengulangi “ Siap 15 menit kembali “.
Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisannya, selanjutnya menuju tempat sesuai
dengan keperluan. Bila keperluannya telah selesai, maka ia menghadap kurang
lebih 4 langkah di depan komandan, menghormat dan melaporkan sebagai berikut
“Lapor, Sholat selesai, Laporan Selesai”, setelah ada perintah dari komandan,
“Masuk Barisan” maka ia mengulangi perintah kemudian menghormat, balik kanan
dan kembali ke barisan.

MATERI DASAR DUA (GERAKAN MENINGGALKAN TEMPAT)


PANJANG TEMPO DAN MACAM LANGKAH
Langkah dapat di beda – bedakan sebagai berikut :
Langkah Biasa, 65 cm, 120 tiap menit
Langkah Tegap, 65 cm, 120 tiap menit
Langkah Perlahan, 40 cm, 30 tiap menit
Langkah Kesamping, 40 cm, 70 tiap menit
Langkah Kebelakang, 40 cm, 70 tiap menit
Langkah Kedepan, 60 cm, 70 tiap menit
Langkah Di Waktu lari, 80 cm, 165 tiap menit
Panjang semua langkah diukur dari tumit ke tumit.

LANGKAH BIASA
Aba – aba : Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Pada aba – aba pelaksanaan kaki kiri diangkat sejajar dengan tanah setinggi kurang
lebih 20 Cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah dan
selanjutnya berjalan dengan langkah biasa. Lengan di lenggangkan dengan
sewajarnya lurus kedepan dan kebelakang disamping badan. Ke depan 450 dan ke
belakang 300, jari tangan menggenggam, punggung ibu jari menghadap keatas.
LANGKAH TEGAP
Aba – aba : Langkah Tegap - Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah, selanjutnya
seperti jalan biasa (panjang dan tempo), dengan kaki dihentakkan terus menerus
tetapi tidak berlebih – lebihan. Telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut
lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi, ibu jari tangan menghadap keatas. Lenggang
tangan 900 kedepan dan 300 ke belakang.
PERUBAHAN ARAH DARI BERJALAN KE BERHENTI
KEHADAP KANAN / KIRI BERHENTI
Aba – aba : Hadap Kanan / Kiri - Henti - Gerak
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan, diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ketanah,
kemudian ditambah satu langkah, gerakan selanjutnya seperti gerakan hadap kanan
/ kiri.
KEHADAP SERONG KANAN / KIRI BERHENTI
Aba – aba : Hadap Serong Kanan / Kiri - Henti - Gerak
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ketanah,
kemudian di tambah satu langkah, gerakan selanjutnya seperti serong kanan atau
kiri.
KEBALIK KANAN BERHENTI
Aba – aba : Balik Kanan - Henti - Gerak
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah,
kemudian ditambah satu / dua langkah, gerakan selanjutnya kaki kiri melintang di
depan kaki kanan, tumit kaki kanan dan badan di putar 1800, selanjutnya kaki kiri
dirapatkan dengan kaki kanan, seperti sikap sempurna.
HALUAN KANAN / KIRI
Gerakan ini hanya di lakukan dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa
merubah bentuk.
BERHENTI KE BERHENTI
Aba – aba : Haluan Kanan / Kiri - Jalan
Pelaksanaan :
Setelah aba – aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri berjalan ditempat dengan
memutarkan arah secara perlahan – lahan hingga merubah arah sebesar 900,
kemudian berjalan ditempat. Setelah penjuru kanan / kiri depan melihat safnya lurus,
lalu memberi isyarat “Lurus”. Kemudian pemimpin memberi aba – aba “Henti –
Gerak “, yang diucapkan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah, setelah
ditambah satu langkah kemudian pasukan berhenti.
BERHENTI KE BERJALAN
Aba – aba : Haluan Kanan / Kiri - Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Setelah aba – aba pelaksanaan barisan melakukan gerakan “Hadap Kanan / Kiri”.
Kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri dari berhenti ke berhenti,
kemudian setelah diberi aba – aba “Maju – Jalan “, barisan melakukan gerakan
“Maju – Jalan”.
Catatan :
Setelah ada isyarat lurus dari penjuru, pemimpin langsung memberikan aba – aba
“Maju – Jalan” (Pasukan tidak berhenti dulu).
BERJALAN KE BERHENTI
Aba – aba : Haluan Kanan / Kiri - Jalan
Pelaksanaan :
Aba – aba diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah kemudian ditambah
satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan seperti haluan kanan / kiri dari
berhenti ke berhenti.
BERJALAN KE BERJALAN
Aba – aba : Haluan Kanan / Kiri - Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Aba – aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan atau kaki kiri jatuh ditanah,
kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan haluan
kanan / kiri dari berhenti ke berjalan.
Catatan :
Pada gerakan haluan lengan tidak melenggang.
MELINTANG KANAN / KIRI
Gerakan ini dilakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan
menjadi bersaf dengan arah tetap.
BERHENTI KE BERJALAN
Aba – aba : Melintang Kanan / Kiri - Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Setelah aba – aba pelaksanaan barisan melakukan gerakan “Hadap Kanan / Kiri”.
Kemudian barisan membuat haluan kanan / kiri dari berhenti ke berhenti, kemudian
setelah di beri aba – aba “Maju – jalan”, barisan melakukan gerakan “Maju Jalan”.
Catatan :
Setelah ada isyarat dari penjuru, pemimpin langsung memberi aba – aba “Maju –
Jalan” (Pasukan tidak berhenti lebih dahulu).
MAJU JALAN
Aba – aba : Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Kaki kiri diayunkan kedepan, lutut lurus, telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah
kurang lebih 20 Cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah
langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan tangan 900 kedepan dan 300
kebelakang.
Langkah – langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus, dilenggangkan
kedepan 450 dan kebelakang 300.
Pada waktu melenggangkan, tangan jangan kaku.
LANGKAH PERLAHAN
Untuk berkabung (mengantar jenazah) dalam upacara kemiliteran.
Aba – aba : Langkah Perlahan Maju - Jalan
Pelaksanaan :
Kaki kiri dilangkah kedepan, setelah kaki kiri menapak ditanah, disusul dengan kaki
kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian
dilanjutkan di langkahkan di depan kaki kiri. Tapak kaki pada saat melangkah
(menginjak tanah) tidak di hentakkan.
Berhenti Dari Langkah Perlahan :
Aba – aba : Henti - Gerak
Pelaksanaan :
Diberikan pada saat kaki kanan jatuh ketanah ditambah dua langkah, begitu juga
kaki kiri. Selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan pada kaki kanan / kiri dan kembali
ke sikap sempurna.
LANGKAH KESAMPING / KEBELAKANG / KEDEPAN
Aba – aba : “ ………… Langkah Kesamping / Kebelakang / Kedepan - Jalan “
Pelaksanaan :
Kaki kanan / kiri di langkahkan kesamping / kebelakang atau kedepan sesuai
ketentuan, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan pada kaki kanan / kiri. Badan
seperti sikap sempurna, tangan tidak melenggang. Hanya boleh dilakukan 4
langkah. Khusunya untuk langkah kedepan, gerakan dilakukan dengan langkah
tegap.
LANGKAH DIWAKTU LARI
Dari Sikap Sempurna
Aba – aba : “ Sedia Lari, Lari Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan, kedua tangan dikepalkan lemas diletakkan dipinggang
sebelah depan, gerakan badan condong kedepan, punggung tangan menghadap
keluar, kedua siku sedikit kebelakang.
Dari Langkah Biasa
Aba – aba : “ Lari Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Pada aba – aba peringatan sama seperti diatas. Pada aba – aba pelaksanaan,
diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ketanah ditambah satu.
Kembali Ke Langkah Biasa
Aba – aba : “ Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah kemudian ditambah tiga langkah
kemudian berjalan biasa, dimulai dengan kaki kiri dihentakkan, bersamaan dengan
itu tangan dilenggangkan.
Berhenti Dari Berlari
Aba – aba : “ Henti - Gerak “
Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah ditambah tiga langkah,
selanjutnya kaki dirapatkan, kedua kepalan diturunkan, kembali ke sikap sempurna.
GANTI LANGKAH
Aba – aba : “ Ganti Langkah - Jalan “
Pelaksanaan :
Gerakan dilakukan ias pada langkah tegap / biasa. Diberikan pada waktu kaki kanan
/ kiri jatuh ditanah ditambah satu langkah.
Ujung kaki kanan / kiri yang sedang dibelakang dirapatkan dengan tumit kaki
sebelahnya. Bersamaan dengan itu lenggang tangan dihentikan tanpa dirapatkan
pada paha. Selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru. Gerakan ini dilakukan
dalam satu hitungan.
GANTI LANGKAH PERORANGAN
Khusus Untuk Perorangan Bila Salah.
Pelaksanaan :
Gerakan dilakukan pada saat kaki kanan / kiri jatuh ditanah bersamaan dengan itu
kaki yang dibelakang menendang kaki yang didepan dengan cara melompat.
BERHENTI
Aba – aba : “ Henti - Gerak “
Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah ditambah satu langkah,
selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan.
HORMAT KANAN / KIRI
Gerakan Hormat Kanan / Kiri
Aba – aba : “ Hormat Kanan / Kiri - Gerak “
Pelaksanaan :
Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap, diberikan pada waktu kaki kanan
jatuh ditanah ditambah satu langkah, langkah berikutnya dihentakkan. Bersamaan
dengan itu tangan kanan diangkat kearah pelipis (dilidah topi bagi yang pakai topi),
kepala dipalingkan kekanan / kiri, kecuali banjar kanan / kiri dan saf kanan / kiri
depan, pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat sampai 450 hingga
aba – aba “Tegak – Gerak “, banjar depan kanan / kiri atau saf depan tetap melihat
kedepan untuk memelihara arah. Lengan kiri tidak melenggang, pada badan, pada
waktu penghormatan.
Gerakan Selesai Menghormat
Aba – aba : “ Tegak - Gerak “
Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah ditambah satu langkah, selanjutnya
dihentakkan. Bersamaan dengan itu lengan kiri / kanan kembali melenggang,
pandangan kembali lurus kedepan.
PERUBAHAN ARAH DARI BERHENTI KE BERJALAN
Kehadap Kanan / Kiri Maju Jalan
Aba – aba : “ Hadap Kanan / Kiri - Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Membuat gerakan hadap kanan / kiri. Pada hitungan ketiga kaki kanan / kiri tidak
dirapatkan tetapi di langkahkan seperti gerakan maju jalan.
Kehadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
Aba – aba : “ Hadap Serong Kanan / Kiri - Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri. Gerakan selanjutnya sesuai diatas.
Balik Kanan Maju Jalan
Aba – aba : “ Balik Kanan - Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Membuat gerakan balik kanan. Gerakan selanjutnya sesuai dengan yang diatas.
Belok Kanan / Kiri Maju Jalan
Aba – aba : Belok Kanan / Kiri - Maju - Jalan “
Pelaksanaan :
Penjuru depan merubah arah 900 kekanan / kiri dan mulai berjalan kearah tertentu.
Anggota lainnya mengikuti.
DUA KALI MEMBUKA / MENUTUP / MEMBUKA MENUTUP BARISAN
Dua Kali Membuka Barisan
Aba – aba : “ 2 X Buka Barisan - Jalan “
Pelaksanaan :
Dilakukan dalam keadaan berbanjar. Pada aba – aba pelaksanaan banjar satu dan
tiga masing – masing bergeser dua langkah kekanan / kiri, selanjutnya banjar dua
tetap di tempat. Bersamaan dengan itu melangkah sesuai aba – aba pertama.
Dua Kali Tutup Barisan
Aba – aba : “ 2 X Tutu Barisan “
Pelaksanaan :
Di lakukan dalam keadaan berbanjar. Pada aba – aba pelaksanaan banjar satu dan
tiga masing – masing kembali dua langkah menutup kekanan / kiri, sedangkan
banjar dua tetap ditempat. Bersamaan dengan itu melangkah sesuai aba – aba
pertama.
Bab 4.4

A. BENTUK DAN TATA CARA PENDIDIKAN DAN LATIHAN


Bentuk pendidikan dan latihan untuk PASKIBRA, yaitu:
1. Pendidikan;
Kepemimpinan, disiplin, etika, dan gotong royong,
dibimbing oleh para pembina.
2. Pelatihan;
Keterampilan baris berbaris termasuk formasi dan
manuver barisan, teknik mengibarkan dan menurunkan
bendera, naik dan turun tangga, keserasian, kekompakan,
disiplin, kerapihan, serta tanggung jawab, dipimpin dan
dibimbing oleh para pelatih.
Pembimbingan oleh pembina dan pelatih harus seimbang,
isi-mengisi dan tidak bertentangan.
Dengan adanya diklat untuk menjadi anggota PASKIBRA, mereka diharapkan akan
ditempa menjadi manusia-manusia yang berkualitas
dalam segala hal. Dengan kemampuan itu, ia akan dapat
berkiprah dalam era pembangunan bangsa Indonesia.
Karena setiap anggota PASKIBRA dianggap mempunyai
kelebihan-kelebihan, dalam pembinaan, Iebih diutamakan
kepada peningkatan kualitas “per-man-power”.
Peningkatan kualitas tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus
dalam satu saat, tetapi dengan mengikuti kegiatan
dan menghadapi segala permasalahan yang ada serta
mengetahui cara pemecahannya, ia akan tumbuh dan
berkembang secara cepat. Pada akhirya, ia akan mampu
untuk mandiri. Dengan hal ini, ia akan mudah menjalin suatu
kerja sama dengan siapapun, baik sebagai anggota
PASKIBRA maupun sebagai pribadi. Pola pikir dan
wawasannya menjadi semakin luas, jiwa kepemimpinannya
akan semakin terpupuk dan berkembang, kedewasaan
intelektual dan sosialnya akan tercermin dalam sikap
perbuatannya sehari-hari. Pada akhirnya, akan lebih nyata
dalam gerak karyanya bagi negara Indonesia.
Kemudian, setiap anggota di dalam aktivitas di luar organisasi
akan tumbuh berkembang mempunyai pengaruh yang sangat
besar, serta menghasilkan hal-hal yang positif dan bermanfaat
bagi semua orang. Oleh sebab itu, mereka yang tergabung di PASKIBRA
diharapkan mau saling membina dan saling mengembangkan
diri untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan
dengan saling asah, asih, dan asuh.

B. PELAKSANAAN DIKLAT PASKIBRA

1. Sistem Kurikulum Latihan

a. Long March
Long march di luar sekolah antara calon anggota paskibra putra dan
putri, antara calon anggota paskibra dan panitia serta pembina
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Penciptaan suasana gembira, harmonis, disiplin
melaksanakan peraturan yang berlaku/
ditentukan.
2) Pembagian tugas pembina, senior pendamping, dan panitia
penyelenggara sinergi dan saling berkoordinasi.

b. Materi Ruangan
Penyampaian materi ruangan berisi tentang kepaskibraan.

c. Materi PBB

d. Materi Upacara Bendera


Keterampilan dan Praktek Pengibaran/Penurunan
Bendera, antara lain:
a. Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan Formasi
Barisan.
b. Cara melipat dan mengembangkan bendera
yang baik dan benar.
c. Cara menaikkan dan menurunkan bendera
yang baik dan benar.
d. Cara mengikat tali bendera di tiang bendera
yang baik dan benar.
e. Cara menerima dan membawa bendera
yang baik dan benar.
f. Cara membentuk formasi barisan tertentu
sesuai keperluan.

5) Evaluasi Diklat
Pelaksanaan evaluasi dalam kegiatan pemusatan
diklat dilakukan oleh yang ada dalam
kegiatan (panitia, senior pembimbing, dan pembina). Evaluasi ini
memberikan penilaian atas perkembangan
kemampuan para cal/on anggota paskibra sebagai bahan
pertimbangan dan pendukung keberhasilan
penugasan, serta tercapainya target pendidikan dan latihan.

2. Persiapan Kegiatan
a.Upacara Pembukaan
b.
c.

3. Kegiatan Harian
a. Apel Pembukaan
b. Materi Lapangan
c. Ishoma
d. Materi Ruangan
e. Ishoma
f. Makan malam
g. Tes Pos
h. Motivasi
i. Tidur malam
j. Bimbingan mental
k. Ishoma
l. Senam Pagi / Gerak Badan
m. Persiapan longmarch
n. Makan Bersama
o. Jam bebas
p. Membersihkan Kamar dan Pemeliharaan Diri
q. Apel/ Penutupan

5. Tindak Lanjut
Calon Anggota PASKADEMA yang telah melaksanakan pendidikan dan latihan
selanjutnya diresmikan sebagai Anggota PASKADEMA.

Anda mungkin juga menyukai