Anda di halaman 1dari 9

TATA UPACARA SEKOLAH

T-U-S (Tata Upacara Sekolah)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Upacara bendera di sekolah adalah kegiatan pengibaran/penurunan bendera kebangsaan
Republik Indonesia Sang Merah Putih, yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat-
saat yang telah ditentukan, dihadiri oleh siswa, aparat sekolah, dan diselenggarakan secara
tertib dan khidmat di sekolah.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang No.2 tahun 1989, tentang sistem pendidikan nasional.


2. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan No.29 Tahun
1990, tentang Pendidikan Menengah.
3. PP. No. 40 Tahun 1958, tentang Bendera Kebangsaan.
4. PP. No.44 Tahun 1958, tentang lagu kebangsaan Indonesia Raya.
5. PP. No.66 Tahun 1951, tentang Lambang Negara.
6. Instruksi Presiden No.14 tahun 1981, tentang penyelenggaraan Pengibaran Bendera
Merah Putih.
7. Beberapa Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah, serta Direktur Pembinaan Kesiswaan.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

A. Maksud
Maksud dilaksanakannya upacara bendera di sekolah adalah untuk mengusahakan dan
memantapkan pencapaian tujuan pendidikan nasional di sekolah dalam pemantapan sekolah
sebagai wiyatamandala.

B. Tujuan
1. Membiasakan bersikap tertib dan disiplin.
2. Membiasakan berpenampilan rapi.
3. Meningkatkan kemampuan memimpin.
4. Membiasakan kesediaan dipimpin.
5. Membina kekompakan dan kerjasama.
6. Mempertebal rasa semangat kebangsaan.
C. Sasaran
Sasaran petunjuk pelaksanaan upacara bendera ini diperuntukkan bagi:
1. Siswa
2. Guru dan aparat sekolah

BAB III
UNSUR PELAKSANA

A. Pejabat Upacara

1. Pembina Upacara
Adalah pejabat upacara yang menerima penghormatan tertinggi dari peserta upacara.
Tugas pokoknya adalah:
a. Mensahkan rencana acara upacara
b. Menerima laporan pengatur upacara sebelum upacara dimulai
c. Menerima penghormatan dari peserta upacara
d. Menerima laporan pemimpin upacara
e. Memimpin mengheningkan cipta
f. Membacakan teks Pancasila untuk diikuti oleh peserta upacara
g. Menyampaikan pesan-pesan/amanat
h. Penanggung jawab terakhir pelaksanaan upacara
Pembina Upacara adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, atau guru yang ditunjuk.

2. Pemimpin Upacara
Adalah pejabat yang bertugas memimpin upacara.
Tugas pokoknya adalah:
a. Menerima penghormatan dari pemimpin peserta upacara
b. Memimpin penghormatan dari peserta kepada pembina upacara.
c. Menyiapkan dan mengistirahatkan peserta upacara
d. Menyampaikan laporan kepada pembina upacara
e. Bertanggung jawab kepada pembina upacara
f. Membubarkan peserta upacara, bila upacara selesai
Pemimpin Upacara adalah siswa yang benar-benar mampu dan ditunjuk secara bergilir.

3. Pengatur Upacara
Adalah pejabat yang bertugas menyiapkan rencana acara upacara secara tertulis serta segala
sesuatu yang bertalian dengan upacara.
Tugas pokoknya adalah:
a. Mengajukan rencana acara upacara kepada pembina upacara untuk memperoleh
pengesahan.
b. Menentukan/menunjuk petugas-petugas upacara
c. Menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan upacara
d. Melapor atau memberikan informasi kepada pembina upacara
e. Memeriksa, mengatur serta mengendalikan jalannya upacara
f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pembina upacara
Pengatur upacara adalah siswa di bawah bimbingan guru pembina.

4. Pembawa Acara
Adalah pejabat yang membacakan urutan tata upacara.
Tugas pokoknya adalah:
a. Membaca acara upacara sesuai urutan acara pada saat yang telah ditentukan.
b. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pengatur upacara.
Pembawa acara adalah siswa di bawah bimbingan guru/pembina.

B. Petugas Upacara

1. Pembawa Naskah Pancasila, bertugas:


a. Membawa naskah Pancasila.
b. Menyerahkan Naskah Pancasila kepada Pembina Upacara dan menerima kembali naskah
tersebut pada saat yang telah ditentukan.
Pembawa Naskah Pancasila adalah siswa yang ditunjuk bergilir.

2. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, bertugas:


Membawa serta membaca teks tersebut pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
Pembaca teks adalah siswa yang ditunjuk secara bergilir.

3. Pembaca do`a, bertugas:


Membaca do`a pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
Pembaca do`a adalah siswa yang ditunjuk secara bergilir.

4. Pemimpin Lagu/Dirigen, bertugas:


Memimpin kelompok paduan suara menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hening Cipta dan salah
satu lagu wajib nasional pada saat dan tempat yang telah ditentukan.
Pemimpin lagu/dirigen adalah siswa yang ditunjuk secara bergilir.

5. Kelompok Pengibar/Penurun bendera, bertugas:


a. Menyiapkan bendera
b. Mengibarkan atau menurunkan bendera serta menyimpannya ke tempat semula.
Kelompok pengibar/penurun adalah siswa yang ditunjuk secara bergilir.

6. Kelompok Pembawa Lagu/Paduan Suara, bertugas:


Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hening Cipta dan salah satu lagu wajib nasional pada saat
yang telah ditentukan.

C. Peserta
Adalah peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan upacara. Peserta upacara terdiri
dari siswa, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Staf tata usaha.

BAB IV
FORMASI

A. Bentuk Barisan
Untuk melaksanakan upacara bendera dipergunakan bentuk-bentuk dan formasi barisan
sebagai berikut:
1. Bentuk Segaris
Bentuk segaris ialah suatu bentuk barisan yang disusun dalam satu baris dan menghadap ke
pusat upacara.
2. Bentuk U atau Angkare
Bentuk U atau angkare adalah suatu bentuk barisan yang disusun dan berbentuk huruf U dan
menhadap ke pusat upacara.

Dari kedua bentuk barisan tersebut dapat dipergunakan formasi-formasi barisan sebagai
berikut:
1. Formasi saf bersaf
2. Formasi saf berbanjar
3. Formasi banjar bersaf
4. Formasi banjar berbanjar
Dalam pelaksanaan bentuk dan formasi barisan tersebut disesuaikan dengan keadaan sekolah
dan lapangan upacara yang tersedia di masing-masing sekolah.

B. Susunan Barisan
Pada dasarnya susunan barisan pada upacara bendera ditentukan dari kiri ke kanan dilihat dari
posisi pembina upacara saat berhadapan peserta upacara, sehingga penempatan dalam
susunan tersebut dimulai dengan kelompok pembawa lagu, barisan kelas III, barisan kelas II,
barisan kelas I dan kelompok tata usaha. Sedangkan kelompok guru ditempatkan sedemikian
rupa, agar berada di luar jangkauan `komando` pemimpin upacara.

BAB V
KELENGKAPAN

A. Sarana
1. Bendera
Ukuran bendera kebangsaan untuk upacara selalu dengan perbandingan lebar dan panjang = 2
: 3, dengan ukuran terkecil 1 m x 1,5 m dan terbesar 2 m x 3 m.

2. Tiang bendera
Tiang bendera hendaknya dibuat dari bahan yang baik (tidak mudah lapuk) dan dapat berdiri
tegak (tidak condong dan lengkung) serta kokoh.
3. Tali bendera
Tali bendera warna putih, bahan yang terbaik adalah tali layar, jangan menggunakan tali plastik.

4. Naskah-naskah
Bentuk naskah dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibaca oleh petugas upacara.
Naskah tersebut adalah naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan naskah
Pancasila. Pada hari besar nasional dapat ditambah , misalnya naskah Proklamasi, naskah
Sumpah pemuda dan sebagainya.

B. Pakaian
Pakaian yang dikenakan adalah seragam sekolah lengkap dengan topi (sesuai dengan Kep.
Dirjen Dikdasmen No.100/C/Kep/D/1991).

BAB VI
PELAKSANAAN
A. Upacara Pengibaran Bendera

1. Susunan Acara
Susunan acara pada pengibaran bendera terdiri dari:
a. Acara persiapan
b. Acara pendahuluan
c. Acara pokok
d. Acara penutup
e. Acara tambahan

2. Teknis Pelaksanaan
a. Acara persiapan
Dimulai dari mempersiapkan kelengkapan upacara sampai dengan pengambilalihan pimpinan
upacara oleh Pemimpin Upacara.

1) Persiapan Upacara
Dilakukan di bawah pimpinan para ketua kelas/barisan dan petugas upacara lainnya, masing-
masing menempati tempatnya sesuai dengan susunan barisan.

2) Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara


Para ketua kelas/barisan menyiapkan kelas/barisan masing-masing. Pemimpin upacara
mengambil tempat yang telah ditentukan.

3) Penghormatan
Aba-aba petunjuk, peringatan dan pelaksanaan dipimpin oleh ketua kelas tertinggi sebagai
berikut: Kepada Pemimpin Upacara hormat gerak. Setelah pemimpin upacara membalas
penghormatan, ketua kelas tertinggi memberikan aba-aba: Tegak gerak.

4) Laporan
Para ketua kelas ditambah pemimpin lagu maju di depan pemimpin upacara sambil meluruskan
dalam formasi segaris, tanpa diawali dan diakhiri dengan penghormatan. Tiap-tiap ketua kelas
ditambah pemimpin lagu melaporkan persiapan pasukannya sebagai berikut: Lapor, (Sebutkan
nama kelas), siap. Ketua kelas selanjutnya cukup mengucapkan: (Sebutkan nama kelas),
siap. Pada saat giliran pemimpin lagu memberikan laporan: Kelompok paduan suara, siap,
laporan selesai. Setelah pemimpin upacara memerintahkan: Laporan Saya terima, kembali ke
tempat, kemudian para ketua kelas dan pemimpin lagu balik kanan dan kembali ke tempat
masing-masing. Pemimpin upacara mengambilalih pimpinan, dan mengistirahatkan seluruh
peserta upacara: Untuk perhatian istirahat di tempat gerak. Setelah seluruh peserta
upacara mengambil sikap istirahat pemimpin upacara balik kanan, kemudian mengambil sikap
istirahat.

b. Acara pendahuluan
Pengatur Upacara melapor tentang kesiapan upacara kepada Pembina Upacara dengan
diawali dan diakhiri dengan penghormatan: Lapor, Upacara Bendera siap dimulai, laporan
selesai. Laporan pelaksanaan dilakukan sesaat sebelum Pembina Upacara ke lapangan
upacara.

c. Acara pokok
Sebelum acara pokok dimulai, pembawa acara terlebih dahulu memberi pengantar sebagai
berikut: Upacara Pengibaran Bendera, (sebutkan hari dan tanggal pelaksanaan), segera
dimulai.

1) Pembina Upacara memasuki lapangan upacara


Pembawa Acara: Pembina Upacara memasuki lapangan upacara disambut langsung oleh
Pemimpin Upacara dengan mengambil sikap sempurna kemudian menyiapkan barisan tanpa
balik kanan: Siap gerak. Pengatur Upacara mengiringi Pembina Upacara sampai ke
lapangan upacara.

2) Penghormatan Umum
Pembawa Acara: Penghormatan umum kepada Pembina Upacara. Pemimpin Upacara
memimpin penghormatan: Kepada Pembina Upacara hormat gerak. Setelah Pembina
Upacara membalas penghormatan, Pemimpin Upacara memberikan aba-aba: Tegak gerak.

3) Laporan Pemimpin Upacara


Pembawa Acara: Laporan Pemimpin Upacara. Pemimpin Upacara maju dengan langkah
biasa selanjutnya menyampaikan laporan: Lapor, Upacara Bendera siap dimulai. Pembina
Upacara memerintahkan: Lanjutkan. Pemimpin Upacara menirukan: Lanjutkan, kemudian
balik kanan dan kembali ke tempat semula dengan langkah biasa.

4) Pengibaran Sang Merah Putih


Pembawa Acara: Pengibaran Sang Merah Putih, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sebelum pengibaran bendera, Pembina Upacara menghadap penuh ke tiang bendera.
5) Mengheningkan Cipta
Pembawa Acara: Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara. Pembina Upacara
mengucapkan: Mengheningkan cipta, mulai. Seluruh peserta upacara melaksanakan hening
cipta yang diiringi oleh kelompok paduan suara.

6) Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


Pembawa Acara: Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Petugas pembaca teks maju 2-3 langkah selanjutnya membaca Teks
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Setelah selesai, balik kanan dan kembali ke tempat
semula.

7) Pembacaan Teks Pancasila


Pembawa Acara: Pembacaan Teks Pancasila. Pembawa teks menyerahkan Teks Pancsila
kepada Pembina Upacara, kemudian dibacakan oleh Pembina Upacara diikuti seluruh peserta
upacara.

8) Amanat Pembina Upacara


Pembawa Acara: Amanat Pembina Upacara. Barisan diistirahatkan dipimpin oleh Pemimpin
Upacara: Untuk perhatian istirahat ditempat gerak. Setelah selesai, Pemimpin Upacara
langsung menyiapkan barisan: Siap gerak.

9) Menyanyikan salah satu Lagu Wajib Nasional


Pembawa Acara: Menyanyikan salah satu Lagu Wajib Nasional, (sebutkan salah satu
lagu).Pemimpin lagu maju ke depan kelompok paduan suara dan memimpin lagu dengan
khidmat.

10) Pembacaan Doa


Pembawa Acara: Pembacaan doa. Pelaksanaannya sama dengan pembaca teks Undang-
Undang Dasar 1945.

11) Laporan Pemimpin Upacara


Pembawa Acara: Laporan Pemimpin Upacara bahwa upacara telah selesai. Pemimpin
Upacara maju dengan langkah biasa dan menyampaikan laporan: Upacara telah dilaksanakan,
laporan selesai. Pembina upacara mengucapkan: Bubarkan, dan Pemimpin Upacara
mengucapkan: Bubarkan, kemudian balik kanan dan kembali ke tempat semula.

12) Penghormatan Umum


Pembawa Acara: Penghormatan umum kepada Pembina Upacara. Pemimpin Upacara
memimpin penghormatan dengan aba-aba: Kepada Pembina Upacara hormat gerak,
setelah dibalas kemudian dilanjutkan: Tegak gerak.

13) Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara


Pembawa Acara: Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara. Pembina Upacara balik
kanan dan meninggalkan lapangan upacara. Selanjutnya Pemimpin Upacara balik kanan
menghadap ke peserta upacara.

14) Penghormatan kepada Pemimpin Upacara


Pembawa Acara: Penghormatan kepada Pemimpin Upacara. Pemimpin barisan paling kanan
memimpin penghormatan dengan memberikan aba-aba: Kepada Pemimpin Upacara hormat
gerak. Setelah Pemimpin Upacara membalas penghormatan, kemudian dilanjutkan dengan
aba-aba: Tegak gerak.

15) Upacara selesai


Pembawa Acara: Upacara selesai, barisan dibubarkan. Pemimpin Upacara memberikan aba-
aba: Bubarkan, selanjutnya balik kanan meninggalkan lapangan upacara. Masing-masing
pemimpin barisan membubarkan barisannya dengan aba-aba: Bubar barisan jalan.
Selanjutnya barisan memberikan hormat dan dibalas oleh Pemimpin Barisan. Setelah dibalas,
barisan mengambil sikap sempurna dan balik kanan untuk istirahat.

d. Acara penutup
Pengatur Upacara melapor sesaat sesudah Pembina Upacara meninggalkan lapangan
upacara, dengan diawali dan diakhiri dengan penghormatan. Bunyi laporan sebagai berikut:
Lapor, Upacara Bendera telah dilaksanakan, laporan selesai.

e. Acara tambahan
Acara ini dapat di selenggarakan setelah acara pokok selesai. Acara ini bersifat pertunjukan
keterampilan, pengumuman-pengumuman seperti perolehan piala, pengumuman dari OSIS dan
lain-lain.

B. Upacara Penurunan Bendera


1. Susunan Acara
Susunan acara pada penurunan bendera terdiri dari:
a. Acara persiapan
b. Acara pendahuluan
c. Acara pokok
d. Acara penutup
e. Acara tambahan

2. Teknis Pelaksanaan
Pada prinsipnya, teknis pelaksanaan Upacara Penurunan Bendera sama dengan teknis
pelaksanaan Upacara Pengibaran Bendera. Perbedaannya terletak pada urutan acara
pokoknya sebagai berikut:
1) Pembina Upacara memasuki lapangan upacara
2) Penghormatan umum
3) Laporan Pemimpin Upacara
4) Mengheningkan cipta
5) Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945
6) Pembacaan Teks Pancasila
7) Amanat Pembina Upacara
8) Menyanyikan salah satu Lagu Wajib Nasional
9) Pembacaan doa
10) Penurunan Bendera Sang Merah Putih
11) Laporan Pemimpin Upacara
12) Penghormatan umum
13) Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara
14) Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
15) Upacara selesai

C. Gangguan yang Mungkin Terjadi


1. Kerekan macet
Upacara berjalan terus, setelah selesai baru dibetulkan.

2. Tali kerekan putus


Kelompok pengibar berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera
tegak lurus sampai upacara selesai. Kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk
disimpan.

3. Tiang bendera rebah


Kelompok pengibar berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera. Bila tidak mungkin
dipertahankan, lakukan seperti butir 2 di atas.

4. Bendera terbalik
a. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah benar, tetapi merentangkannya salah seperti
melintir atau tangan kanan memegang bendera yang berwarna putih dan tangan kiri memegang
bendera yang berwarna merah maka cukup menukar pegangannya (membalik bendera).
b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki
bendera mulai dengan melipat bendera sampai merentangkan kembali bendera.

5. Cuaca buruk atau hujan


Apabila sebelum dilaksanakan upacara cuaca buruk dan hujan maka upacara pengibaran
bendera dibatalkan. Sedangkan pada saat upacara turun hujan, maka upacara dilanjutkan
sampai Sang Merah Putih di puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.

Anda mungkin juga menyukai