Soal:

1. 30oAPI crude oil dialirkan dengan mass flow 43,6 kg/s. Crude oil tersebut
akan dialirkan dalam suatu shell and tube exchanger dari temperatur
114oC menuju 66oC. Buatlah suatu perencanaan shell and tube exchanger
yang sesuai dengan keinginan proses

Catatan:
1. Buatlah asumsi yang sesuai dengan perencanaan
2. Buatlah sifat-sifat fisika sesuai dengan crude oil yang diambil,
misalnya crude oil yang diolah di Pertamina UP III Plaju-Sei Gerong.
3. Tugas ini diselesaikan dengan metode bell sepeti pada text book
Chemical Engineering Coulson and Richardson
Penyelesaian:
TAHAP 1 : SPESIFIKASI DATA

Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan fluida panas dan fluida
pendingin yang akan masuk ke dalam shell and tube heat exchanger, asumsi
untuk permasalahan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai fluida panas (hot fluid) yang digunakan adalah crude oil yang
mempunyai derajat API sebesar 30, dan crude oil yang digunakan
merupakan USAN crude oil yang memiliki derajat API sebesar 29,
diasumsikan mendekati derajat API 30o.
2. Sebagai fluida pendingin (cool fluid) yang digunakan adalah kerosin.
Dengan temperatur masuk 32oC dan temperatur keluar 78oC.

Pressure drop yang diperbolehkan adalah sekitar 10 psi

Fouling faktor untuk kerosin = 2000 Wm-2oC-1
Fouling faktor untuk crude oil = 2000 Wm-2oC-1
Temperatur Crude oil,
 T1 (masuk) = 114oC
 T2 (keluar) = 66oC
Temperatur Kerosin,
 t1 (masuk) = 32oC
 t2 (keluar) = 78oC
Temperatur rata-rata,
𝑇1 + 𝑇2
𝑇=
2
Temperatur rata-rata Crude oil,
(114 + 66)℃
𝑇= = 90℃
2
Temperatur rata-rata Kerosin,
(32 + 78)℃
𝑇= = 55℃
2
NERACA MASSA ENERGI
Qinput = Qoutput
 Mcrude . Cpcrude . (T1-25)oC + Mkerosin . Cpkerosin . (t1-25)oC = Mcrude . Cpcrude .
(T2-25)oC + Mkerosin . Cpkerosin . (t2-25)oC
 43,6 kg/s . 2143,6416 J/kgoC . (114-25)oC + Mkerosin . 2059,9056 J/kgoC .
(32-25)oC = 43,6 kg/s . 2143,6416 J/kgoC . (66-25)oC + Mkerosin .
2059,9056 J/kgoC . (78-25)oC
 8318186,865 J/s + 14419,3392 J/kg Mkerosin = 3831973,724 J/s +
109174,9968 J/kg Mkerosin
 4486213 J/s = 94755,6576 J/kg Mkerosin
Mkerosin = 47,3450 kg/s

Menghitung duty yang dibutuhkan,

43,6 𝑘𝑔 𝑘𝐽
∆𝑄 = 𝑥 2,143 ℃ (114 − 66)℃ = 4484,8704 𝑘𝑊
𝑠 𝑘𝑔

TAHAP 2 : PHYSICAL PROPERTIES

Physical properties merupakan data-data yang dibutuhkan untuk
perhitungan pada desain heat exchanger, pada permasalahan ini, properties yang
dibutuhkan adalah data-data dari crude oil dan juga kerosin. Data-data ini dapat
ditemukan pada buku Kern’s Heat Transfer. Untuk menemukan data specific heat
pada halaman 806, konduktivitas termal pada halaman 803, Specific gravity pada
halaman 809. Didapatkan data-data physical properties sebagai berikut:

Crude oil Inlet Mean Outlet

o
Temperatur 114 90 60 C
Specific heat 2260,872 2143,6416 2059,532 J/kgoC
Thermal 0,1260 0,1278 0,1293 W/mK
conductivity
Density 805,95 820,875 840,775 Kg/m3
 Viscosity 0,00185 Ns/m2

Kerosene Inlet Mean Outlet

o
Temperatur 32 55 78 C
Specific heat 1976,1695 2059,9056 2177,136 J/kgoC
Thermal 0,1375 0,1368 0,1340 W/mK
conductivity
Density 815,9 805,95 786,05 Kg/m3
Viscosity 0,00106 Ns/m2

TAHAP 3 : OVERALL COEFFICIENT

Pada grafik 12.1 didapatkan overall coefficient untuk fluida yang digunakan
adalah Uo = 370 W/m2oC
TAHAP 4 : EXCHANGER TYPE AND DIMENSION
Perancangan heat exchanger awalnya menentukan terlebih dahulu shell and tube
pass, pada perancangan ini dimulai dengan one shell pass and 2 tube passes,
setelah itu menghitung perbedaan suhu logaritmik rata-rata, menghitung nilai S
dan nilai R untuk mendapatkan faktor koreksi yang digunakan untuk menemukan
perubahan suhu rata-rata.

Menghitung perubahan suhu logaritmik rat-rata (△ 𝑇𝑙𝑚 )

(𝑇1 − 𝑡2 ) − (𝑇2 − 𝑡1 )
△ 𝑇𝑙𝑚 = (𝑇 − 𝑡 )
𝑙𝑛 (𝑇1 − 𝑡2 )
2 1

(114 − 78)℃ − (66 − 32)℃

△ 𝑇𝑙𝑚 = (114− 78)℃
𝑙𝑛 (66− 32)℃

△ 𝑇𝑙𝑚 = 34,99℃
Menghitung nilai R,

(𝑇1 − 𝑇2 )
𝑅=
(𝑡2 − 𝑡1 )

(114 − 66)℃
𝑅=
(78 − 30)℃

𝑅=1

Menghitung nilai S,

(𝑡2 − 𝑡1 )
𝑆=
(𝑇1 − 𝑡1 )

(78 − 30)℃
𝑆=
(114 − 30)℃

𝑆 = 0,571

Dari grafik 12.19 dengan nilai S = 0,56 dan nilai R = 1,04 didapatkan faktor
koreksi, Ft = 0,565
Maka ,

∆𝑇𝑚 = ∆𝑇𝑙𝑚 𝑥 𝐹𝑡

∆𝑇𝑚 = 34,99℃ 𝑥 0,565 = 19,769℃

TAHAP 5 : HEAT TRANSFER AREA

Area untuk perpindahan panas dapat dicari dengan persamaan berikut:

𝑄
𝐴0 =
𝑈0 𝑎𝑠𝑠 𝑥 ∆𝑇𝑚

44484,8704 𝑥 103 𝑊
𝐴0 = 𝑊
370 𝑚2 ℃ 𝑥 19,769℃

𝐴0 = 613,1453 𝑚2

TAHAP 6 : LAYOUT AND TUBE SIZE

Pemilihan Layout AEU :

Pada permasalahan ini layout yang cocok untuk mendesain heat exchanger dengan
fluida crude oil dan kerosin adalah karena pertimbangan berikut:

1. Untuk bagian kepala menggunakan tipe A yaitu Front End Stationary

Head Types, pemilihan ini karena fluida yang digunakan dalam bentuk
cair dan kemungkinan foulingnya tinggi. Untuk shell type dipilih tipe E
yaitu One Passes Shell. Dan pada bagian belakang digunakan tipe U yaitu
U Tube Bundle, menggunakan tipe U ini memungkinkan untuk
mempermudah pembersihan dan penggantian tube.
2. Heat exchanger tipe AEU ini mampu bertahan pada keadaan thermal
shock karena tube dapat memperluas kontak dan berekspansi dengan
sendirinya.
3. Tipe AEU ini merupakan desain yang ekonomis.
Letak Fluida:

 Karena yang kemungkinan foulingnya lebih tinggi merupakan crude oil,

dan juga suhu crude oil lebih tinggi dibandingkan kerosin maka letak
fluida di dalam heat exchanger,
 Crude oil pada sisi tube,
 Kerosin pada sisi shell.

Material yang digunakan adalah nickel alloy, karena tahan terhadap termal stress
dan juga tahan korosif.

Outside diameter (o.d): 20 mm

Inside diameter (i.d): 16 mm

Panjang tube (L): 5 m

TAHAP 7 : NUMBER OF TUBE

Luas area tube,

𝐴 = 𝑜. 𝑑 𝑥 𝜋 𝑥 𝐿

𝐴 = (20 𝑥 10−3 )𝑚 𝑥 3,14 𝑥 4,88 𝑚

𝐴 = 0,30646 𝑚2

Jumlah tube yang dibutuhkan,

𝑙𝑢𝑎𝑠 ℎ𝑒𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑏𝑒 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑡𝑢𝑏𝑒
613,1453 𝑚2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑏𝑒 = = 2002
0,30646 𝑚2

Jadi, tube yang diperlukan adalah sebanyak 2002 buah

Sehingga untuk 2 passes, tube per pass = 2002/2 = 1001 buah

Tube cross-sectional area,

𝜋
= 𝑥 (𝑖. 𝑑)2
4
3,14
= 𝑥 (16 𝑥 10−3 𝑚)2 = 0,00020𝑚2
4
Luas area per pass,

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠 𝑥 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠 = 1001 𝑥 0,00020 𝑚2 = 0,2002 𝑚2

Volumetric flow,

𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 𝑓𝑙𝑜𝑤 =
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦

43,6 𝑘𝑔/𝑠
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 𝑓𝑙𝑜𝑤 = = 0,05311 𝑚3 /𝑠
820,875 kg/m3

Tube side, velocity, ut

 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 𝑓𝑙𝑜𝑤
𝑢𝑡 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠

0,05311𝑚3 /𝑠
𝑢𝑡 = = 0,2653 𝑚/𝑠
0,2002 𝑚2

TAHAP 8 : BUNDLE AND SHELL DIAMETER

Dari tabel 12.4, pemilihan triangular pitch, pt = 1,25 do untuk 2 tube passes, K1 =
0,249, n1= 2,207.

Sehingga, Diameter bundle,

1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠 𝑛1
𝐷𝑏 = 𝑜. 𝑑 ( )
𝐾1
1
2002 2,207
𝐷𝑏 = 20 𝑚𝑚 ( )
0,249

𝐷𝑏 = 1176,305 𝑚𝑚 = 1,176 𝑚

Untuk split-ring floating head exchanger, typical shell clearance dari grafik 12.10,

= 77 mm
Sehingga shell side diameter,

𝐷𝑠 = 𝐷𝑏 + 𝑏𝑢𝑛𝑑𝑙𝑒 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐𝑎𝑙 𝑐𝑙𝑒𝑎𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒

𝐷𝑠 = 1176,305 𝑚𝑚 + 77 𝑚𝑚 = 1253,305 𝑚𝑚 = 1,253 𝑚

TAHAP 9 : TUBE SIDE HEAT TRANSFER COEFFICIENT

𝜇𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙 = 0,00185 𝑁𝑠/𝑚2

Konduktivitas crude oil = 0,1278 W/moC

Reynold number,

𝜌𝑢𝑡 𝑑𝑖
𝑅𝑒 =
𝜇𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙
 𝑘𝑔 𝑚
820,875 𝑚3 𝑥 0,2653 𝑥 16 𝑥 10−3 𝑚
𝑠
𝑅𝑒 =
0,00185 𝑁𝑠/𝑚2

𝑅𝑒 = 1883,4865

Prandtl number,

𝐶𝑝 𝜇𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙
Pr =
𝑘𝑓
𝐽
2,143 𝑥 103 𝑘𝑔 ℃ 𝑥 0,00185 𝑁𝑠/𝑚2
Pr =
0,1278 𝑊/𝑚℃

Pr = 31,0215

Menghitung L/di,

𝐿 5 𝑥 103
= = 312,5
𝑑𝑖 16

Dari grafik 12.23, dari Re number dan L/di didapatkan nilai jh = 1,9 x 10-3

Nusselt number,
𝜇
𝑁𝑢 = 𝑗ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 0,33 𝑥
𝜇𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙
𝜇
 𝜇𝑐𝑟𝑢𝑑𝑒 𝑜𝑖𝑙
𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑝 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 1

𝑁𝑢 = 1,9 𝑥 10−3 𝑥 1883,4865 𝑥 31,02150,33

 𝑁𝑢 = 11,1164

Menghitung hi,

𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡ℎ𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙
ℎ𝑖 = 𝑥 𝑗ℎ 𝑥 𝑅𝑒 𝑥 𝑃𝑟 0,33
𝑖. 𝑑
0,1278 𝑊/𝑚℃
ℎ𝑖 = 𝑥 (1,9𝑥10−3 )𝑥 1883,4865 𝑥 31,02150,33
16 𝑥 10−3 𝑚
ℎ𝑖 = 88,7923 𝑊/𝑚2 ℃

TAHAP 10 : SHELL SIDE HEAT TRANSFER COEFFICIENT

Trial baffle spacing (lb),

= 𝐷𝑠 /5

1253,305 𝑚𝑚
= = 250,661 𝑚𝑚
5
Tube pitch (pt),

= 1,25 𝑥 𝑜. 𝑑

= 1,25 𝑥 20 𝑚𝑚 = 25 𝑚𝑚

Menghitung cross flow area shell,

(𝑝𝑡 − 𝑜. 𝑑)𝐷𝑠 𝑥 𝑙𝑏
𝐴𝑠 =
𝑝𝑡

(25 𝑚𝑚 − 20 𝑚𝑚) 𝑥 1253,305 𝑚𝑚 𝑥 250,661 𝑚𝑚

𝐴𝑠 =
25 𝑚𝑚
𝐴𝑠 = 62830,93692 𝑚𝑚2 = 0,06283 𝑚2

Menghitung equivalent diameter de,

1,10 2
𝑑𝑒 = (𝑝 − 0,917𝑜. 𝑑 2 )
𝑜. 𝑑 𝑡
1,10
𝑑𝑒 = (25 𝑚𝑚)2 − (0,917 𝑥 (20 𝑚𝑚)2 )
20 𝑚𝑚
 𝑑𝑒 = 14,201 𝑚𝑚

Menghitung mass velocity,

1
𝐺𝑠 = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛 𝑥
𝐴𝑠

47,3450 kg 1 𝑘𝑔
𝐺𝑠 = 𝑥 2
= 753,5413
𝑠 0,06283 𝑚 𝑠𝑚2

Densitas kerosin = 805,95 kg/m3

Viskositas kerosin = 0,00106 Ns/m2

Heat capacity = 2,059 kJ/kgoC

Menghitung Re,

𝐺𝑠 𝑥 𝑑𝑒
𝑅𝑒 =
𝜇
𝑘𝑔
753,5413 𝑚2 𝑠 𝑥 14,201 𝑥 10−3 𝑚
𝑅𝑒 =
0,00106 𝑁𝑠/𝑚2

𝑅𝑒 = 10095,32076

Menghitung Pr,

𝐶𝑝 𝑥 𝜇
Pr =
𝑘𝑓
𝐽
2,059 𝑥 103 𝑘𝑔 ℃ 𝑥 0,00106 𝑁𝑠/𝑚2
Pr =
0,1386 𝑊/𝑚℃

Pr = 15,747
Dari grafik 12.31 didapatkan nilai jh = 8 x 10-3
Mengitung Nusselt number,
𝑁𝑢 = 𝑗ℎ 𝑅𝑒 𝑃𝑟 0,33
𝑁𝑢 = 8 𝑥 10−3 𝑥 10095,32076 𝑥 15,7470,33 = 200,5789

Menghitung nilai hoc,

𝑘𝑓
ℎ𝑜𝑐 = 𝑁𝑢
𝑑0
0,1368 𝑊/𝑚℃
ℎ𝑜𝑐 = 𝑥200,5789 = 1371,9596 𝑊/𝑚2 ℃
20 𝑥 10−3 𝑚

Menghitung tube row correction factor, FN,

𝐷𝑏
𝐻𝑏 =− 𝐷𝑠 (0,5 − 𝐵𝑐 )
2
1176,305 𝑚𝑚
𝐻𝑏 = − 1253,305 𝑚𝑚 (0,5 − 0,25)
2
𝐻𝑏 = 274,82625 𝑚𝑚 = 0,27482 𝑚
(𝐷𝑏 − 2𝐻𝑏 )
𝑁𝑐𝑣 =
𝑝𝑡′
(1176,305 𝑚𝑚 − 2(274,8265 𝑚𝑚))
𝑁𝑐𝑣 =
25 𝑚𝑚
 𝑁𝑐𝑣 = 25,066

Karena nilai Re number > 2000, maka aliraan pada shell adalah turbulen
sehingga mencari nilai Fn menggunakan grafik 12.32. Dari grafik 12.32
didapatkan nilai Fn adalah Fn = 1,04

Menghitung window correction factor, Fw,

𝐻𝑏
𝐵𝑢𝑛𝑑𝑙𝑒 𝑐𝑢𝑡 =
𝐷𝑏
274,82625 𝑚𝑚
=
1176,305 𝑚𝑚
= 0,2336 = 23,36%
Dari grafik 12.41 didapat nilai Ra’ = 0,175
𝑁𝑤 = 𝑅𝑎′ 𝑥 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑢𝑏𝑒
𝑁𝑤 = 0,175 𝑥 2002 = 350,35
2 𝑥 370,37
𝑅𝑤 = = 0,35
2002
Dari grafik 12.33 didapatkan nilai Fw = 1,035

Bypass correction, FB
𝐴𝑏 = (𝐷𝑠 − 𝐷𝑏 ) 𝑥 𝑙𝑏
𝐴𝑏 = (1253,305 𝑚𝑚 − 1176,305 𝑚𝑚)𝑥250,661 𝑚𝑚
𝐴𝑏 = 14788,999 𝑚𝑚2 = 0,01478 𝑚2
𝐴𝑏 0,01478 𝑚2
= = 0,2352
𝐴𝑠 0,06283 𝑚2
Dari grafik 12.34 di dapatkan nilai Fb = 0,72

Leakage correction factor, FL,

Dari table, didapatkan nilai:

Ct = 1/32 in = 0,8 mm
Cs = 3/16 in = 4,8 mm
 𝑐𝑡 𝜋𝑑𝑜
𝐴𝑡𝑏 = (𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡𝑢𝑏𝑒 − 𝑁𝑤 )
2
0,8 𝑚𝑚 𝑥 3,14 𝑥 20 𝑚𝑚
𝐴𝑡𝑏 = (2002 − 350,35)
2
𝐴𝑡𝑏 = 41489,448 𝑚𝑚2 = 0,04148 𝑚2

Dari grafik 12.41 (garis biru), didapatkan nilai ɵb = 2,02.

𝑐𝑠 𝐷𝑠
𝐴𝑠𝑏 = (2𝜋 − 𝜃𝑏 )
2
4.8 𝑚𝑚 𝑥 1253,305 𝑚𝑚
𝐴𝑠𝑏 = (2 𝑥 3,14 − 2,02)
2
𝐴𝑠𝑏 = 38157,42218 𝑚𝑚2 = 0,03815 𝑚2
𝐴𝐿 = 𝐴𝑡𝑏 + 𝐴𝑠𝑏
 𝐴𝐿 = 41489,448 𝑚𝑚2 + 38157,42218 𝑚𝑚2
𝐴𝐿 = 79646,87018 𝑚𝑚2 = 0,07964 𝑚2
𝐴𝐿 79646,87018 𝑚𝑚2
= = 1,26
𝐴𝑆 62830,93692 𝑚𝑚2

Dari grafik 12.35, didapatkan nilai βL = 0,42

𝐹𝐿 = 1 − 𝛽𝐿 [(𝐴𝑡𝑏 − 2𝐴𝑠𝑏 )/𝐴𝐿 ]

𝐹𝐿 = 1 − 0,42[(0,04148 𝑚2 − (2 𝑥 0,03815 𝑚2 ))/0,07964 𝑚2 ]

𝐹𝐿 = 2,8

Shell side heat transfer coefficient

ℎ𝑠 = ℎ𝑜𝑐 . 𝐹𝑛 . 𝐹𝑤 . 𝐹𝑏 . 𝐹𝐿

𝑊
ℎ𝑠 = 1371,9596 ℃ 𝑥 1,04 x 1,035 x 0,72 𝑥 2,8
𝑚2
𝑊
ℎ𝑠 = 2977,18306 ℃
𝑚2
TAHAP 11 : OVERALL COEFFICIENT

Thermal conductivity nickel alloys = 62 W/moC

Menghitung koefisien keseluruhan

𝑑𝑜
1 1 1 𝑑. 𝑜 𝑙𝑛 ( 𝑑𝑖 ) 𝑑𝑜 1 𝑑𝑜 1
= + + + 𝑥 + 𝑥
𝑈𝑜 ℎ𝑜 ℎ𝑜𝑑 2 𝑘𝑤 𝑑𝑖 ℎ𝑖𝑑 𝑑𝑖 ℎ𝑖
0,002
1 1 1 20 𝑥 10−3 𝑚 𝑙𝑛 (0,0016)
= 𝑊 + 2
+
𝑈𝑜 1371,9596 𝑚2 ℃ 2000 𝑊/𝑚 ℃ 2 𝑥 62 𝑊/𝑚℃
20 𝑥 10−3 𝑚 1
+ 𝑥
16 𝑥 10−3 𝑚 2000 𝑊/𝑚2 ℃
20 𝑥 10−3 𝑚 1
+ 𝑥
16 𝑥 10 𝑚 88,7923 𝑊/𝑚2 ℃
−3

𝑈𝑜 = 462,774 𝑊/𝑚2 ℃

% Error:

𝑈𝑜 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 462,774 𝑊/𝑚2 ℃

𝑈𝑜 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = 370 𝑊/𝑚2 ℃

𝑊
462,774 𝑚2 ℃ − 370 𝑊/𝑚2 ℃
% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 =
370 𝑊/𝑚2 ℃

% 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = 0,248 = 24,8%

TAHAP 12 : ESTIMATION PRESSURE DROP

Menghitung Pressure drop pada tube side,

Dari grafik 12.36, dengan mempunyai Re number sebesar 1883,4865 didapatkan

nilai jf = 4,3 x 10-3
 𝐿 𝜇 −𝑚 𝜌𝑢𝑡2
∆𝑃𝑡 = 𝑁𝑝 [8 𝑗𝑓 ( ) ( ) + 2,5]
𝑑𝑖 𝜇𝑤 2

−3
5𝑚 805,95 𝑘𝑔/𝑚3 𝑥(0,2653 𝑚/𝑠)2
∆𝑃𝑡 = 2 (8 𝑥 4,3 𝑥 10 ( ) + 2,5)
16 𝑥 10−3 2
𝑁
∆𝑃𝑡 = 6239,886 = 6,239 𝑘𝑃𝑎 = 0,905 𝑝𝑠𝑖 = 0,06 𝑏𝑎𝑟
𝑚2
Menghitung pressure drop pada sisi shell

Cross Flow Zone,

Berdasarkan grafik 12.36, dengan Re = 10095,32076 dengan pitch triangular
didapat jf = 6,7x10-2
Menghitung Velocity pada Shell
𝐺𝑠
𝑢𝑠 =
𝜌
𝑘𝑔
753,5413 𝑠𝑚2
𝑢𝑠 = = 0,935 𝑚/𝑠
805,95 𝑘𝑔/𝑚3
Nilai viscosity term diabaikan (μ/μw)
𝜌𝑢𝑠2 𝜇 −0,14
∆𝑃𝑖 = 8𝑗𝑓 𝑁𝑐𝑣 ( )
2 𝜇𝑤
𝑘𝑔
805,95 𝑚3 𝑥 0,935 𝑚/𝑠
∆𝑃𝑖 = 8 𝑥 6,7 𝑥 10−2 𝑥 25,066 𝑥
2
2
= 5062,202 𝑁/𝑚
𝛼 = 4,0

1
𝐴𝑏 2𝑁𝑠 3
𝐹𝑏 ′ = 𝑒𝑥𝑝 [−𝛼 (1 − ( ) )]
𝐴𝑠 𝑁𝑐𝑣
1
0,01478 𝑚2 2𝑥1 3
𝐹𝑏 ′ = 𝑒𝑥𝑝 [−4 2
(1 − ( ) )] = 0,587
0,06283 𝑚 25,066
Berdasarkan grafik 12.38, didapat 𝛽′𝐿 = 0,68

(𝐴𝑡𝑏 + 2𝐴𝑠𝑏)
𝐹 ′ 𝐿 = 1 − 𝛽𝐿 [ ]
𝐴𝐿
(0,041489 + 2(0,038157)
𝐹′𝐿 = 1 − 0,68 [ ] = 0,1585
0,07964

∆𝑃𝐶 = ∆𝑃𝐼 𝑥 𝐹 ′ 𝑏 𝑥 𝐹 ′ 𝐿
𝑁 𝑁
∆𝑃𝐶 = 5062,2 2
𝑥 0,587 𝑥 0,1585 = 470,9845 2
𝑚 𝑚
Window Zone,
Berdasarkan Grafik 12.41, untuk baffle cut 25% (0,25), Ra=0,16 (garis biru)

𝜋𝐷𝑠2 𝜋𝑑𝑜2
𝐴𝑊 = ( 𝑥 𝑅𝑎) − (𝑁𝑤 )
4 4
𝜋 𝑥 (1253,305 𝑚𝑚)2 𝜋 𝑥 (20 𝑚𝑚)2
𝐴𝑊 = ( 𝑥0,16) − (350,35 )
4 4
= 87279,241 𝑚𝑚2 = 0,08727 𝑚2

𝑚𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒
𝑢𝑤 =
𝜌𝑘𝑒𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑒 𝑥 𝐴𝑤
47,3450 kg/s 𝑚
𝑢𝑤 = 𝑘𝑔 = 0,67
805,95 𝑚3 𝑥 0,08727 𝑚2 𝑠

𝑢𝑧 = √𝑢𝑤 𝑢𝑠
𝑚 𝑚 𝑚
𝑢𝑧 = √0,67 𝑥 0,935 = 0,79
𝑠 𝑠 𝑠
𝐻𝑑
𝑁𝑊 = ′
𝑝𝑡
 0,27482 𝑚
𝑁𝑤𝑣 = = 10,99
0,025 𝑚
𝜌𝑢𝑧2
∆𝑃𝑤 = 𝐹 ′ 𝐿 (2 + 0,6𝑁𝑤𝑣 )
2
𝑘𝑔 𝑚 2
805,95 𝑚3 𝑥 (0,935 𝑠 )
∆𝑃𝑤 = 0,1585(2 + 0,6(10,99))
2
= 479,87 𝑁/𝑚2

End Zone,
(𝑁𝑤𝑣 + 𝑁𝑐𝑣 ) ′
∆𝑃𝑒 = ∆𝑃𝑖 [ ]𝐹 𝑏
𝑁𝑐𝑣
10,99 + 25,66
∆𝑃𝑒 = 5062,202 𝑁/𝑚2 [ ] 0,587 = 4244,19 𝑁/𝑚2
25,66
Total Shell-Side Pressure Drop,
5𝑚
𝑁𝑏 = [( ) − 1] = 19
0,25 𝑚
∆𝑃𝑠 = 2∆𝑃𝑒 + ∆𝑃𝑐 (𝑁𝑏 − 1) + 𝑁𝑏 ∆𝑃𝑤
∆𝑃𝑠 = [2(4244,19) + 470,9845(19 − 1) + 19(479,87)] 𝑁⁄𝑚2
∆𝑃𝑠 = 26065 𝑁⁄𝑚2 = 3,780 𝑝𝑠𝑖

Data pressure drop antara tube dan shell kurang dari 10 psi yang berarti
memungkinkan design heat exchanger ini.