BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gangguan kepribadian histrionik adalah pola perilaku berupa emosionalitas
berlebih dan menarik perhatian, bersifat pervasif, berawal sejak usia dewasa
muda, nyata dalam berbagai konteks.1 Gangguan kepribadian histrionik ditandai
oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstrovert pada orang yang
meluap-luap dan emosional.3
2.2. Epidemiologi
Sekitar 2-3% penduduk, perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Ciri
khasnya adalah berperilaku menarik perhatian, sering pula melebih-lebihkan
pikiran dan perasaannya. Sering mengambek, menangis, dan menuduh orang lain
tidak memberi perhatian kepadanya.1
2.3. Etiologi
Penyebab pasti gangguan kepribadian histrionik tidak diketahui, namun
banyak profesional kesehatan mental percaya bahwa faktor yang dipelajari dan
diwariskan berperan dalam perkembangannya. Misalnya, kecenderungan
gangguan kepribadian histrionik berjalan dalam keluarga menunjukkan bahwa
kerentanan genetik terhadap kelainan ini mungkin diwariskan. Namun, anak dari
orang tua dengan gangguan ini mungkin hanya mengulangi perilaku yang
dipelajarinya. Faktor lingkungan lainnya yang mungkin terlibat termasuk
kurangnya kritik atau hukuman sewaktu kecil, penguatan positif yang diberikan
hanya jika seorang anak menyelesaikan beberapa perilaku yang disetujui, dan
perhatian yang tidak terduga diberikan kepada anak oleh orang tuanya, yang
semuanya menyebabkan kebingungan tentang jenis perilaku yang mendapatkan
persetujuan orang tua. Gangguan kepribadian juga biasanya berkembang dalam
kaitannya dengan gaya temperamen dan psikologis individu dan cara orang
belajar mengatasi stres saat tumbuh dewasa.4
4
2.5. Diagnosis
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian histrionik biasanya dapat
bekerja sama dan mau memberikan riwayat penyakit yang terinci. Gerak isyarat
dan penekanan mereka sering ditemukan. Mereka mungkin sering membuat
plesetan, dan bahasa mereka bermacam-macam.3
Gangguan kepribadian histrionik dengan ciri-ciri: 5
a) Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti
bersandiwara (theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated)
b) Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh
keadaan
c) Keadaan afektif yang dangkal dan labil
5
2.7. Pengobatan
Secara umum, orang dengan gangguan kepribadian histrionik tidak percaya
mereka membutuhkan terapi. Mereka juga cenderung membesar-besarkan
perasaan mereka dan tidak menyukai rutinitas, yang membuat rencana pengobatan
menjadi sulit. Namun, mereka mungkin mencari pertolongan jika depresi,
mungkin terkait dengan kehilangan atau hubungan yang gagal atau masalah lain
yang disebabkan oleh tindakan mereka menyebabkan mereka tertekan.4
Psikoterapi
Karena orang dengan gangguan kepribadian histrionik sering kali tidak
menyadari (“aware”) tentang perasaan sesungguhnya, maka ia perlu dibantu agar
dapat mengenal dan mengklarifikasi perasaannya.1
Psikoterapi (sejenis konseling) umumnya merupakan pengobatan pilihan
untuk gangguan kepribadian histrionik. Tujuan pengobatan adalah untuk
membantu individu menemukan motivasi dan ketakutan yang terkait dengan
pikiran dan tingkah lakunya, dan untuk membantu orang tersebut belajar
berhubungan dengan orang lain dengan cara yang lebih positif.4
Farmakoterapi
Obat antidepressan (untuk depresi dan keluhan somatik), anti cemas untuk
kecemasan, dan antipsikotik untuk gejala derealisasi dan ilusi).1
7
2.8. Prognosis
Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik
cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak
memiliki energi yang sama dengan yang dimilikinya saat masih muda, perbedaan
tersebut mungkin lebih terlihat dari kenyataannya. Pasien adalah pencari sensasi
dan mungkin mengalami masalah dengan hokum, penyalahgunaan zat,dan
bertindak kepada siapa saja.3
8
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA