Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam menjalani kehidupannya sejak kecil, remaja, dewasa, hingga lanjut
usia, seseorang mempunyai kecenderungan atau kebiasaan menggunakan suatu
pola yang relatif serupa dalam menghadapi masalah yang dihadapi. Bila
diperhatikan, cara atau metode penyelesaian itu tampak sebagai sesuatu yang
terpola tertentu dan dapat disebut sebagai ciri atau tanda untuk mengenal orang
itu, yang dikenal sebagai karakter atau kepribadian.1
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan
karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang
biasa.1
Sementara gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak
fleksibel dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna atau
penderitaan subjektif.1
Gangguan kepribadian histrionik adalah pola perilaku berupa emosionalitas
berlebih dan menarik perhatian, bersifat pervasif, berawal sejak usia dewasa
muda, nyata dalam berbagai konteks.1 Menurut DSM IV, Gangguan kepribadian
histrionik adalah pola emosionalitas yang berlebihan dan pencari perhatian.2
Sekitar 2-3% penduduk, perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Ciri
khasnya adalah berperilaku menarik perhatian, sering pula melebih-lebihkan
pikiran dan perasaannya. Sering mengambek, menangis, dan menuduh orang lain
tidak memberi perhatian kepadanya.1
2

1.2.Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran klinis, diagnosis,
diagnosis banding, pengobatan dan prognosis gangguan kepribadian histrionik.
2. Sebagai tugas makalah yang diberikan selama menjalankan Program
Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Departemen Psikiatri.

1.3. Manfaat Pembuatan Makalah


Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah menambah wawasan tentang
gangguan kepribadian histrionik.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Gangguan kepribadian histrionik adalah pola perilaku berupa emosionalitas
berlebih dan menarik perhatian, bersifat pervasif, berawal sejak usia dewasa
muda, nyata dalam berbagai konteks.1 Gangguan kepribadian histrionik ditandai
oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstrovert pada orang yang
meluap-luap dan emosional.3

2.2. Epidemiologi
Sekitar 2-3% penduduk, perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Ciri
khasnya adalah berperilaku menarik perhatian, sering pula melebih-lebihkan
pikiran dan perasaannya. Sering mengambek, menangis, dan menuduh orang lain
tidak memberi perhatian kepadanya.1

2.3. Etiologi
Penyebab pasti gangguan kepribadian histrionik tidak diketahui, namun
banyak profesional kesehatan mental percaya bahwa faktor yang dipelajari dan
diwariskan berperan dalam perkembangannya. Misalnya, kecenderungan
gangguan kepribadian histrionik berjalan dalam keluarga menunjukkan bahwa
kerentanan genetik terhadap kelainan ini mungkin diwariskan. Namun, anak dari
orang tua dengan gangguan ini mungkin hanya mengulangi perilaku yang
dipelajarinya. Faktor lingkungan lainnya yang mungkin terlibat termasuk
kurangnya kritik atau hukuman sewaktu kecil, penguatan positif yang diberikan
hanya jika seorang anak menyelesaikan beberapa perilaku yang disetujui, dan
perhatian yang tidak terduga diberikan kepada anak oleh orang tuanya, yang
semuanya menyebabkan kebingungan tentang jenis perilaku yang mendapatkan
persetujuan orang tua. Gangguan kepribadian juga biasanya berkembang dalam
kaitannya dengan gaya temperamen dan psikologis individu dan cara orang
belajar mengatasi stres saat tumbuh dewasa.4
4

2.4. Gambaran Klinis


Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku
mencari perhatian mencari perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar
pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih penting
dibandingkan kenyataannya. Mereka menunjukkan temper tantrum, ketakutan,
dan tuduhan jika mereka bukan merupakan pusat perhatian atau tidak
mendapatkan pujian atau penghargaan.3
Perilaku menggoda adalah sering ditemukan pada kedua jenis kelamin. Fantasi
seksual tentang orang yang terlihat dengan pasien adalah sering, tetapi pasien
tidak konsisten tentang memverbalisasikan fantasi tersebut dan mungkin malu-
malu atau genit, bukannya agresif secara seksual. Pada kenyataannya, pasien
histrionik mungkin memiliki disfungsi psikososeksual: wanita mungkin
anorgasmik, dan laki-laki mungkin impoten. Mereka mungkin melakukan impuls
seksual untuk menenteramkan diri mereka bahwa mereka menarik bagi jenis
kelamin lain. Kebutuhan mereka akan ketenteraman adalah tidak ada akhirnya.
Tetapi hubungan mereka cenderung dangkal, dan pasien dapat gagal, asyik
dengan diri sendiri, dan berubah-ubah. Ketergantungan mereka yang kuat
menyebabkan mereka sangat mempercayai dan mudah tertipu.3

2.5. Diagnosis
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian histrionik biasanya dapat
bekerja sama dan mau memberikan riwayat penyakit yang terinci. Gerak isyarat
dan penekanan mereka sering ditemukan. Mereka mungkin sering membuat
plesetan, dan bahasa mereka bermacam-macam.3
 Gangguan kepribadian histrionik dengan ciri-ciri: 5
a) Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti
bersandiwara (theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated)
b) Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh
keadaan
c) Keadaan afektif yang dangkal dan labil
5

d) Terus menerus mencari kegairahan (excitement), penghargaan


(appreciation) dari orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi
pusat perhatian
e) Penampilan atau perilaku “merangsang” (seductive) yang tidak
memadai
f) Terlalu peduli dengan daya tarik fisik
 Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas. 5

Kriteria Diagnostik untuk gangguan kepribadian histrionik berdasarkan


Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV). Pola pervasif
emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada masa dewasa
muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima
(lebih) berikut:2
1) Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat
perhatian
2) Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak
pada tempatnya atau perilaku provokatif
3) Menunjukkan pergeseraan emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang
dangkal
4) Secara terus – menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik
perhatian kepada dirinya
5) Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki
perincian
6) Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang
berlebihan
7) Mudah disugesti, yaitu, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi
8) Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan
sebenarnya.2
6

2.6. Diagnosis Banding


Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian
ambang adalah sukar. Pada gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri,
difusi identitas,dan episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua
kondisi dapat didiagnosis pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan
keduanya. Gangguan somatisasi (sindrom Briquet) dapat terjadi bersama-sama
dengan gangguan kepribadian histrionik. Pasien dengan gangguan psikotik
singkat dan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin perlu
mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.3

2.7. Pengobatan
Secara umum, orang dengan gangguan kepribadian histrionik tidak percaya
mereka membutuhkan terapi. Mereka juga cenderung membesar-besarkan
perasaan mereka dan tidak menyukai rutinitas, yang membuat rencana pengobatan
menjadi sulit. Namun, mereka mungkin mencari pertolongan jika depresi,
mungkin terkait dengan kehilangan atau hubungan yang gagal atau masalah lain
yang disebabkan oleh tindakan mereka menyebabkan mereka tertekan.4

Psikoterapi
Karena orang dengan gangguan kepribadian histrionik sering kali tidak
menyadari (“aware”) tentang perasaan sesungguhnya, maka ia perlu dibantu agar
dapat mengenal dan mengklarifikasi perasaannya.1
Psikoterapi (sejenis konseling) umumnya merupakan pengobatan pilihan
untuk gangguan kepribadian histrionik. Tujuan pengobatan adalah untuk
membantu individu menemukan motivasi dan ketakutan yang terkait dengan
pikiran dan tingkah lakunya, dan untuk membantu orang tersebut belajar
berhubungan dengan orang lain dengan cara yang lebih positif.4

Farmakoterapi
Obat antidepressan (untuk depresi dan keluhan somatik), anti cemas untuk
kecemasan, dan antipsikotik untuk gejala derealisasi dan ilusi).1
7

2.8. Prognosis
Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik
cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak
memiliki energi yang sama dengan yang dimilikinya saat masih muda, perbedaan
tersebut mungkin lebih terlihat dari kenyataannya. Pasien adalah pencari sensasi
dan mungkin mengalami masalah dengan hokum, penyalahgunaan zat,dan
bertindak kepada siapa saja.3
8

BAB III
KESIMPULAN

Gangguan kepribadian histrionik yaitu pola pervasif emosionalitas dan


mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada masa dewasa muda dan tampak
dalam berbagai konteks. Terapi yang dapat diberikan bukan hanya farmakoterapi,
tetapi psikoterapi juga sama pentingnya. Dengan diagnosa dan terapi yang tepat,
maka keberhasilan terapi akan dicapai.
9

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penerbit FKUI. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2015: 343,353.
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM-IV). Washington DC. 2000 : 657-658.
3. Kaplan Harold I, Sadock, Benjamin J. Kaplan & Sadock Sinopsis Psikiatri
Ed.2. Binarupa Aksara Publisher. Tangerang. 2010 : 274-276.
4. Web MD. Mental Health and Histrionic Personality Disorder.
https://www.webmd.com/mental-health/histrionic-personality-disorder#1
(accessed 12 desember 2017)
5. Maslim Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
PT Nuh Jaya. Jakarta. 2003 :104

Anda mungkin juga menyukai