Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN

PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN

RUMAH SAKIT KASIH IBU


Jl. MERDEKA NO.17
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022
BAB I
DEFINISI

Pelayanan Pasien yang seragam adalah asuhan yang menghormati dan responsif terhadap
pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien serta memastikan bahwa nilai-nilai pasien
menjadi panduan bagi semua keputusan klinis yang memadai, tidak bergantung atas kemampuan
pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan. Pelayanan pasien merupakan proses kegiatan
pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien dilakukan oleh Profesi Pemberi Asuhan (PPA).
Setiap Profesi Pemberi Asuhan (PPA) kepada pasien memperlakukan semua pasiennya sama dan
seragam tidak membeda-bedakan suku, bangsa, agama dan tingkat sosial ekonomi. Pelayanan
pasien yang seragam berlaku pada semua Instalasi / Unit pemberi pelayanan kepada pasien.
Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut:
a) Akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan di berikan oleh PPA yang
kompeten tidak tergantung pada hari , setiap minggu atau waktunya setiap hari

b) Penggunaan alokasi sumber daya yamg sama , antara lain staf klinis dan pemeriksaan
diagnostik untuk memenuhi kebutuhan pasien dan populasi yang sama

c) Pemberian asuhan yang di berikan kepada pasien , contoh pelayanan anestesi sama di
semua unit pelayanan di rumah sakit

d) Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan
yang setara di seluruh rumah sakit

e) Penerapan serta pengunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode
asessmen IAR ( informasi, analisis, rencana) ,form assmen awal-asesmen ulang, paduan
praktis klinis (PPK), alur klinis terintergrasi/clinical pathway , pedoman manajemen
nyeri , dan regulasi untuk berbagai tindakkan antara lain water sealed drainage,
pemberian tranfusi darah, biopsi ginjal,pungsi lumbal,dll.
BAB II
RUANG LINGKUP

Lingkup pelayanan yang seragam di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu :


 Rumah Sakit Umum Kasih Ibu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
menerapkan prinsip non diskriminatif yaitu pelayanan yang seragam tanpa membedakan
status sosio-ekonomi, budaya, agama, dan waktu pelayanan.
 Asuhan pasien dan pengobatan diberikan oleh praktisi yang kompeten dan memadai tidak
tergantung waktu tertentu.
 Penentuan alokasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pasien didasarkan atas
ketepatan mengenali kondisi pasien.
 Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien, sama di seluruh rumah sakit.
 Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan
yang setingkat di seluruh rumah sakit
Asuhan pasien yang seragam
Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak
mendapat kualitas asuhan yang sama di rumah sakit. Untuk melaksanakan prinsip
kualitas asuhan yang setingkat mengharuskan pimpinan merencanakan dan
mengoordinasi pelayanan pasien. Secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada
populasi pasien yang sama pada berbagai unit kerja dipandu oleh regulasi yang
menghasilkan pelayanan yang seragam. Sebagai tambahan, pimpinan harus menjamin
bahwa rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama setiap hari dalam
seminggu dan pada setiap shift. Regulasi tersebut harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang membentuk proses pelayanan pasien dan
dikembangkan secara kolaboratif.
Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut:
akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh PPA yang
kompeten tidak bergantung pada hari setiap minggu atau waktunya setiap hari;
penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan pemeriksaan
diagnostik untuk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yang sama;
pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, contoh pelayanan anestesi sama di
semua unit pelayanan di rumah sakit;
pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan
keperawatan yang setara di seluruh rumah sakit;
penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode
asesmen IAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, PPK,
alur klinis terintegrasi/clinical pathway, pedoman manajemen nyeri, dan regulasi untuk
berbagai tindakan antara lain water sealed drainage, pemberian transfusi darah, biopsi
ginjal, pungsi lumbal, dsb.
Asuhan pasien yang seragam menghasilkan penggunaan sumber daya secara efisien dan
memungkinkan membuat evaluasi hasil asuhan (outcome) untuk asuhan yang sama di seluruh
rumah sakit.

BAB III
TATA LAKSANA

a. Semua pasien yang akan berobat baik rawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit Umum
Kasih Ibu harus mendaftar di Tempat Pendaftaran Pasien dan teregistrasi.
b. Setiap pasien baru akan dilakukan pengumpulan informasi oleh Profesional Pemberi Asuhan
/ PPA (Dokter / Perawat / Bidan / petugas kesehatan lain) yaitu dengan anamnese,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan sebagainya.
c. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) akan melakukan analisis informasi dan selanjutnya
menyusun rencana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara terintegrasi.
d. Setiap pasien yang dirawat berhak mendapatkan asuhan pelayanan sesuai dengan Panduan
Praktik Klinis.
e. Asuhan untuk setiap pasien direncanakan oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Pasien
(DPJP), perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lain dalam waktu 24 jam sesudah pasien
masuk Unit Rawat Inap dan didokumentasikan dalam format yang sudah disediakan.
f. Pemeriksaan pasien rawat inap oleh dokter (visite) dilaksanakan mulai jam 08.00 wib -20.00
wib.
g. Pada kondisi emergency, dimana pasien memerlukan pemeriksaan segera maka visite dokter
bisa dilakukan di luar jam yang tersebut di atas.
h. Rencana asuhan pasien harus individual dan berdasarkan data assesmen awal pasien.
i. Setiap pasien tanpa terkecuali berhak mendapatkan asuhan medis, asuhan keperawatan dan
asuhan gizi sesuai prosedur.
j. Rencana asuhan pasien dicatat dalam rekam medis pasien dalam CPPT (Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi) dalam bentuk kemajuan terukur oleh pemberi pelayanan
sesuai format SOAP (Subyektif Obyektif Assessment Planning)
k. Setiap pemberian asuhan oleh Profesional Pemberi Asuhan / PPA harus tertulis atau ada
konfirmasi / validasi dalam rekam medis jika perintah diberikan via lisan atau melalui
telepon.
l. Jika DPJP tidak ada di tempat / berhalangan maka wewenangnya bisa didelegasikan ke
dokter UGD dan atau ruangan.
m. Semua permintaan pemeriksaan penunjang (Radiologi dan pemeriksaan laboratorium klinik)
harus tertulis dalam formulir yang sudah ada termasuk indikasi klinisnya oleh dokter.
n. Semua tindakan yang sudah dilakukan kepada pasien harus tercatat dalam rekam medis.
o. Setiap pasien dan keluarga berhak mendapatkan informasi tentang hasil asuhan dan
pengobatan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan sesuai dengan prosedur.

BAB IV
DOKUMENTASI

Pelayanan pasien yang dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan, tenaga kesehatan
professional lainnya wajib didokumentasikan di dalam berkas rekam medis sesuai kebutuhan
sebagai bentuk pertanggungjawaban dan pertanggung gugatan terhadap segala tindakan yang
sudah dilakukan terhadap pasien sesuai kebutuhan dan kondisi. Disamping itu, diharapkan
melalui dokumentasi yang baik maka informasi mengenai pelayanan dan keadaan pasien dapat
diketahui secara berkesinambungan.

Lhokseumawe, 3 Desember 2022


Direktur Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Lhokseumawe

dr. Zulfitriadi

Anda mungkin juga menyukai