Anda di halaman 1dari 22

 

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARADUA

PANDUAN
ASUHAN PASIEN YANG SERAGAM

EDISI I

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARADUA


Jl. Raya Ranau Sukajaya Kec. Buay Rawan Kab. OKU Selatan
Se latan
K ode Pos 32
3221
211
1 K od
ode
e R eg. 16
1608
0805
051
1
 
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Pelayanan
Pasien Seragam RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan ini dapat selesai disusun.
Buku ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh Staf Rumah Sakit dalam
menjalankan Pelayanan Pasien Seragam di RSUD Muaradua Kabupaten OKU Selatan.

Dalam panduan ini diuraikan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Pasien


Seragam di RSUD Muardua.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan pelayanan
pasien seragam RSUD Muaradua.

Tim Penyusun

 
 

BAB I

DEFINISI

 Asuhan pasien yang seragam menjamin pelayanan


pelayanan medis yang seragam dan

sesuai dengan evidence base, tata kelola klinis yang berlaku di Rumah Sakit tanpa

membeda-bedakan status ekonomi sosial dan budaya, agama, maupun waktu

pelayanan.
Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak

mendapatkan kualitas asuhan yang sama di rumah sakit. Untuk melaksanakan prinsip

“kualitas asuhan yang seragam” mengharuskan pimpinan merencanakan dan

mengkoordinasi pelayanan pasien. Secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada

populasi pasien yang sama pada berbagai unit kerja, dipandu oleh kebijakan dan

prosedur yang menghasilkan pelayanan yang seragam. Sebagai tambahan, pimpinan

harus menjamin bahwa rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama

setiap hari dalam seminggu dan pada setiap shift. Kebijakan dan prosedur tersebut harus

sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku yang membentuk proses
pelayanan pasien dan dikembangkan secara kolaboratif.

 Asuhan pasien
pasien yang
yang seragam
seragam terefleksi
terefleksi sebagai
sebagai berikut
berikut :

1. Akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai, tidak tergantung atas
kemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.
2. Akses untuk asuhan dan pengobatan yang diberikan oleh praktisi yang berkompeten
yang tidak tergantung atas hari-hari tertentu atau waktu tertentu.
3. Ketepatan (acuity) mengenali kondisi pasien dalam menentukan alokasi sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan pasien.
4. Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan anestesia) sama
di seluruh rumah sakit.

 
 

BAB II
RUANG LINGKUP

 Asuhan pasien
pasien yang
yang seragam
seragam meliputi:
1. Pelayanan Yang Seragam
Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan menerapkan prinsip non-diskriminatif yaitu pelayanan yang seragam tanpa
membedakan status sosio-ekonomi, budaya, agama dan waktu pelayanan.Asuhan
pasien dan pengobatan diberikan oleh praktisi yang kompeten memadai selama 24
 jam.Penentuan
 jam.Penentuan alokasi
alokasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan pasien didasarkan
didasarkan
atas ketepatan mengenali kondisi pasien.
Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien, sama di seluruh rumah
sakit.Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien sama dengan asuhan
keperawatan di seluruh rumah sakit.

2. Pelayanan Kedokteran Dan Keperawatan


 Asuhan Pasien meliputi Pelayanan
Pelayanan Kedokteran
Kedokteran dan Keperawatan
Keperawatan yang

mengacu pada Panduan Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) dan Standar


Prosedur Operasional sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pelayanan Kasus Emergency


Pelayanan Kasus Emergency diidentifikasi, dan dilakukan oleh tenaga medis
yang bersertifikat dan kompeten di Instalasi Gawat Darurat.

4. Pengintegrasian dan Pengkoordinasian Asuhan Pasien


Proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi
pelayanan kesehatan dan dapat melibatkan berbagai unit kerja dan pelayanan.
 Asuhan kepada
kepada pasien
pasien direncanaka
direncanakan
n dan ditulis
ditulis di rekam
rekam medis.
 Asuhan untuk setiap pasien direncanakan
direncanakan oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP), perawat dan timmedis lainnya dalam waktu kurang dari 24 jam
setelah pasien diopname di RSUD Muaradua.Rencana asuhan pasien bersifat holistik
dan berdasarkan data asesmen awal pasien.Rencana asuhan pasien dicatat dalam
rekam medis untuk melihat pelayanan apa saja yang sudah diberikan oleh praktisi
pelayanan kesehatan.
Kemajuan yang diantisipasi dicatat atau direvisi sesuai kebutuhan,
berdasarkan hasil asesmen ulang pasien oleh praktisi pelayanan kesehatan.Rencana
asuhan untuk tiap pasien di review dan diverifikasi oleh DPJP dengan mencatat
kemajuannya. Asuhan yang diberikan kepada setiap pasien dicatat dalam rekam
medis oleh pemberi pelayanan.
 
 

5. Penulisan Perintah Dalam Rekam Medis

  Perintah harus tertulis bila diperlukan dan mengikuti panduan rekam medis rumah
sakit.
  Permintaan pemeriksaan diagnostik imaging dan laboratorium klinis harus disertai
indikasi klinis (sesuai PPK).
  Hanya mereka yang diizinkan boleh menuliskan perintah, sesuai dengan panduan
rekam medis rumah sakit.
  Perintah berada di lokasi tertentu yang seragam di rekam medis pasien

6. Pasien Dan Keluarga Diberi Tahu Tentang Hasil Asuhan D


Dan
an Pengobatan
Termasuk Kejadian Yang Tidak Diharapkan.
Setiap tindakan pelayanan yang diberikan kepada pasien yang berhubungan
dengan kejadian yang tidak diharapkan diberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga
dan pasien kemudian menandatangani form persetujuan tindakan.

7. Penanganan Dan Pemberian Produk Darah

a. Setiap penggunaan dan pemberian darah dan atau produk


pr oduk darah harus
berdasarkan atas permintaan dokter.
b. Pemberian darah dan atau produk darah harus selalu memperhatikan keselamatan
pasien.
c. Darah atau produk darah yang diberikan kepada pasien harus dijamin bebas dari
bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit yang dapat ditularkan melalui
transfusi darah dan atau dari produk darah. Oleh sebab itu produk darah yang akan
diberikan untuk pasien sudah diskrining dari UTD (unit tranfusi darah).
d. Sebelum melakukan pemberian darah atau produk darah (transfusi) pasien harus
melakukan serangkaian pemeriksaan kelayakan.
e. Pada pelaksanaan pemberian darah dan atau produk darah harus dilakukan secara
aman dan meminimalkan risiko transfusi.
f. Pemberian darah dan atau produk darah harus dicatat di dalam rekam medis

8. Pelayanan Laboratorium
a. Pelayanan laboratorium seperti patologi kilnik
ki lnik dan patologi
pa tologi anatomi
an atomi yang
terintegrasi, adekuat, teratur dan nyaman tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan diagnostik di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua termasuk untuk
pelayanan gawat darurat.
b. Permintaan pemeriksaan laboratorium klinis harus disertai indikasi klinis.
c. Kontrol mutu pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua

termasuk juga kerja sama dengan laboratorium di luar rumah sakit menjadi
tanggung jawab masing-masing kepala Instalasi yaitu Instalasi Patologi Klinik dan

 
 

Instalasi Patologi Anatomi.

9. Pelayanan Radiologi Diagnostik Imajing


a. Pelayanan radiologi diagnostik yang terintegrasi, adekuat, teratur dan nyaman
tersedia untuk memenuhi kebutuhan pelayanan diagnostik di Rumah Sakit Umum
Daerah Muaradua termasuk pelayanan gawat darurat
b. Permintaan pemeriksaan radiologi diagnostik harus disertai indikasi klinis

c. Kontrol mutu pelayanan radiologi diagnostik di Rumah Sakit Umum


Umum Daerah
Muaradua menjadi tanggung jawab Kepala Instalasi Radiologi.

10. Penyediaan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi


a. Kasus emergency
1. Identifikasi pasien kasus emergency
emergency atau berisiko tinggi terjadinya kasus
emergency dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
2. Seluruh tenaga medis yang bertugas ditempat dengan kasus risiko tinggi wajib
memiliki sertifikat.

b. Pemberian pelayanan resusitasi

Resusitasi dapat dilakukan di seluruh unit rumah sakit.

1. Seluruh karyawan yang


yang bertugas di semua unit rumah sakit diberikan pelatihan
Bantuan Hidup Dasar.

2. Resusitasi lanjut dilakukan oleh tim yang terlatih dengan nama “Blue Team”

dengan membawa alat-alat dan obat resusitasi yang diperlukan.

c. Asuhan pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup dasar atau yang koma

1. Identifikasi kebutuhan pasien dengan peralatan bantuan hidup dasar atau yang

koma dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.

2. RSUD Muaradua sudah mampu melakukan asuhan pasien yang menggunakan


peralatan bantuan hidup dasar atau yang koma.

d. Asuhan pasien dengan penyakit menular dan mereka yang daya tahannya
diturunkan.

1. Identifikasi kebutuhan asuhan pasien dan resiko penularan akibat dari penyakit
atau akibat obat-obatan yang diberikan.
2. Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk melakukan asuhan pasien tersebut
agar diberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk dirujuk ke tempat dengan
fasilitas yang sesuai kebutuhan.

 
 

e. Asuhan pasien hemodialisa (cuci darah)

Setiap pasien yang akan menjalani hemodialisa di rujuk di Rumah Sakit Rujukan.

f. Mengarahkan penggunaan alat penghalang (restraint) dan asuhan pasien yang


diberi penghalang.

Identifikasi penggunaan alat penghalang dilakukan pada pasien yang tidak


mengerti asuhan yang diberikan, seperti pasien anak dan geriatri, pasien gelisah
dan kesadaran menurun. Asuhan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.

g. Asuhan pasien yang berisiko disiksa

1. Identifikasi pasien dengan risiko disiksa, seperti pasien lanjut usia, cacat
tubuh, cacat mental dan anak-anak.

2. Pelayanan pasien seperti diatas melibatkan multidisiplin ilmu dan tersedia


dalam suatu tim asuhan.

h. Mengarahkan asuhan pada pasien yang mendapat kemoterapi


Setiap pasien yang akan menjalani kemoterapi di rujuk di Rumah Sakit Rujukan.

11. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat


a. Pelayanan Instalasi
Instal asi Gawat Darurat,
Dar urat, Rawat Inap, Laboratorium
Labora torium dan Radiologi
dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan jadwal praktik
dokter. Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan dalam jam kerja (efektif/terencana)
dan dilanjutkan dengan sistem on call.
b. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.
c. Seluruh staf RSUD Muaradua harus bekerja sesuai
s esuai dengan standar
sta ndar profesi,
panduan-panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai
dengan etika profesi, etika RSUD Muaradua yang berlaku.
d. Seluruh staf RSUD Muaraduadalam melaksanakan pekerjaannya
peke rjaannya wajib selalu
s elalu
sesuai dengan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3),
termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).

12. Skrining Dan Triase


a. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah
apakah pasien
dapat dilayani oleh Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua.
b. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing
sebelumnya.

 
 

c. Skrining dan tes diagnostik lanjutan harus mengacu pada Panduan Praktek
Klinis (PPK) dan Clinical Pathway   atau Alur Klinis pasien tersebut yang
merupakan standar sebelum penerimaan pasien.
d. Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi
diidentifika si dengan proses triase
berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi

13. Transfer/ Perpindahan Di Dalam Rumah Sakit

b. Transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.


c. Pasien yang ditransfer harus dilakukan pengelompokkan berdasarkan kriteria
pasien transfer terlebih dahulu sebelum dipindahkan.
d. Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua melaksanakan proses untuk
memberikan pelayanan asuhan pasien yang berkelanjutan didalam rumah sakit
dan koordinasi antar para tenaga medis.

e. Bila ada indikasi, rumah sakit dapat membuat rencana kontinuitas pelayanan
yang diperlukan pasien sedini mungkin.

14. Transfer Keluar Rumah Sakit / Rujukan


a. Melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke Rumah Sakit yang dituju sebelum
dirujuk.
b. Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan
berkelanjutan.
c. Rumah Sakit menentukan Tim Medis yang bertanggung jawab selama proses
rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama
transportasi.
d. Sebelum pasien dirujuk, maka tim medis menjelaskan kepada keluarga pasien
dan meminta persetujuan keluarga dengan menandatangani form informed
consent.
e. RSUD Muaradua hanya melakukan rujukan ke rumah sakit rujukan.
f. Proses rujukan didokumentasikan
didokumentasik an didalam rekam medis pasien.
g. Setiap pasien yang dirujuk membawa surat rrujukan
ujukan dan disertai dengan resume
medis.

15. Penundaan Pelayanan

a. Memperhatikan kebutuhan klinis


klin is pasien pada waktu menunggu atau
penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan.

b. Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau

pengobatan.

 
 

c. Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan


informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik
mereka

16. Pemulangan Pasien

a. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus


menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan.
b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang
terbaik atau sesuai kebutuhan pasien.
c. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis (kontrol ulang).
d. Resume medis pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang.
e. Resume medis berisi semua tindakan medis yang sudah dilakukan dan waktu
kontrol ulang bila perlu.
f. Salinan resume medis pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis.

17. Transportasi

a. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan.
b. Transportasi disediakan
d isediakan atau diatur
diatu r sesuai dengan kebutuhan
kebutuh an dan kondisi
pasien.
c. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak maupun
milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan
medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.

18. Penolakan Pelayanan


Pel ayanan Dan Pengobatan
Pen gobatan
a. Pasien dan keluarga berhak menolak atau melanjutkan untuk dilakukan
tindakan medis.
b. Pihak RS wajib memberitahukan tentang konsekuensi dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan keputusan tersebut.
c. Pasien dan keluarganya berhak meminta tidak dilakukan pengobatan/ bantuan
hidup dasar tersebut dengan menanda tangani surat penolakan resusitasi ( Do
Not Resuscitate / DNR)

19. Pelayanan Pasien


Pasi en Tahap Terminal
Term inal
a. Untuk meningkatkan
menin gkatkan kualitas hidup pasien Mendukung hak pa
pasien
sien untuk
mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang pada akhir
kehidupannya.

 
 

b. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua


aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
c. Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya
yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen
nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya
pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.
d. Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua
Muarad ua melakukan asesmen
ase smen dan intervensi

terhadap hasil asesmen kebutuhan pasien tahap terminal.

20. Asesmen Pasien

a. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan


pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku.

b. Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial dan

ekonomi, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.

c. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan


yang berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen.

d. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap
atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.

e. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat


inap atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.

f. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau
sebelum tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari,
atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.

g. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang
signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk

rawat inap.
h. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan pasien
(discharge planning).
i. Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar

kondisi dan pengobatan untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan

untuk merencanakan pengobatan atau untuk pemulangan pasien.

 j. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis


dianalisis dan diintegrasikan
diintegrasikan untuk

menentukan skala prioritas

 
 

k. Pasien dan keluarganya


kelua rganya diberi informasi
inf ormasi tentang rencana
r encana pelayanan dan

pengobatan dan diikutsertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan

yang perlu dipenuhi.

21. Manajemen Nutrisi


Nu trisi :

a. Setiap pasien baru di skrining status gizinya dan dicatat dalam rekam medik.
b. Jika dalam penilaian tersebut terindikasi kurang gizi atau lebih gizi, maka akan
dilanjutkan penanganan gizinya oleh Tim Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Muaradua
c. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara regular.
d. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik.
e. Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi
dan pembusukan.
f. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor dan dicatat dalam rekam medis.
g. Kerjasama antara DPJP Primer, Perawat Penanggung Jawab Asuhan
Keperawatan dan ahli gizi dalam merencanakan, memberikan dan memonitor
terapi gizi.
h. Penyiapan makanan,
ma kanan, penanganan, penyimpanan dan distribusinya,
distribusi nya, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

22. Manajemen Nyeri:

a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan
dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya.
b. Asesmen ulang nyeri dilakukan dalam interval tertentu setelah dilakukan terapi
untuk mengatasi nyeri tersebut.
c. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.

d. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai panduan dan protokol.

e. Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan


nyeri dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama
masing-masing.

23. Risiko Jatuh


Ja tuh :

a. Penerapan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.

b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang


pada hasil asesmen dianggap berisiko.

 
 

c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan


cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.

24. Komunikasi Efektif


a. Perintah lisan dan yang melaluitelepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh peneima peintah atau hasilpemeriksaan tersebut
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeiksaan tersebut.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.

25. Pendaftaran Pasien


a. Semua pasien baru yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua
dicatat dalam registrasi yang terintegrasi untuk mendapatkan nomor rekam
medik.
b. Semua pasien lama yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua
wajib membawa kartu berobat untuk menghindari terjadinya nornor rekam medik
ganda. Apabila kartu berobat hilang, maka akan diupayakan mencari pada arsip
yang sudah ada, namun apabila tidak ditemukan, maka diberikan nomor rekam
medik baru.
c. Pendaftaran pasien rawat jalan dilakukan di poli rawat jalan.
d. Pendaftaran pasien rawat darurat di lakukan di Instalasi Rawat Darurat.
e. Pendaftaran pasien one day care dan rawat inap di lakukan di Central Admisi.
f. Pada saat registrasi, pasien dan keluarganya akan diinformasikan tentang
palayanan yang ditawarkan, hasil pelayanan yang diharapkan dan perkiraan
biaya terhadap pelayanan tersebut.
g. Pasien akan diberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan, alasan penundaan atau menunggu dan memberikan informasi
tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik mereka dan
semua masalah tersebut harus dicatat dalam rekam medis pasien.

26. Hak Pasien dan Keluarga


a. Rumah Sakit Umum Daerah
Daerah Muaradua menghormati kebutuhan privasi pasien.
b. Rumah sakit dalam memberikan
memberika n pelayanan menghormati
mengho rmati hak pasien dan
keluarga sesuai dengan undang-undang dan nilai-nilai serta kepercayaan yang
dianut oleh pasien.
c. Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua melindungi pasien dari kekerasan fisik
serta menemberikan perlindungan barang milik pasien dan pencurian atau
kehilangan.

 
 

d. Bayi, anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan pasien lainnya yang tidak
mampu melindungi dirinya akan mendapatkan perlindungan yang layak.
e. Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien atau keluarga.
f. Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua menghormati kerahasiaan informasi
kesehatan pasien dengan memberikan hak sepenuhnya kepada pasien dan
keluarganya untuk memberikan izin kepada siapa informasi tentang
kesehatannya dibenikan.
g. Pernyataan persetujuan (Informed Consent) dari pasien atau keluarga didapat
melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf
yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
h. Informed consent diberikan
diberika n oleh pasien
pa sien atau keluarga sebelum operasi,
pemberian anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta
pengobatan lain yang berisiko tinggi.
i. Bila membutuhkan, pasien den keluarga akan dibantu untuk mencarikan second  
opinion dan kompromi dalam pelayanan di dalam maupun diluar rumah sakit.
 j. Pasien dan
dan keluarganya
keluarganya berhak
berhak mengetahui
mengetahui isi
isi rekam medis.
medis.

27. Kewajban Pasien dan Keluarga


a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.
c. Mematuhi tata tertib Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua, temasuk larangan
merokok dilingkungan rumah sakit.
d. Bagi pasien umum, akan memberikan
m emberikan imbalan
imbal an jasa atas
ata s pelayanan yang
diterima.
e. Bagi pasien yang dijamin pihak ke 3, bersedia menyerahkan dokumen yang
dibutuhkan sesuai persyaratan dan ketentuan yang belaku.

28. Pelayanan Pembedahan


a. Dokter yang akan melakukan pembedahan harus melakukan
m elakukan asesmen pra
pembedahan, dan mengisi Surgical Safety   Checklist   (Daftar Tilik Keselamatan
pembedahan) yang digunakan sebagai tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan /
pemberian tanda.
b. Menggunakan suatu checklist
che cklist untuk melakukan
me lakukan verifikasi praoperasi tepat-
tepat -
lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan
yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi harus menerapkan prosedur time out yang terdiri dan kegiatan

"sign-in", "time-out" dan "sign out" .


d. Pasien dan atau keluarga dilibatkan dalam proses penandaan atau pemberian

 
 

tanda untuk identifikasi lokasi operasi.


e. Perawat Instrument mendokumentasikan dan mencocokan jumlah dan jenis
peralatan pembedahan sebelum operasi dan setelah operasi.

29. Pelayanan Anestesi


a. Pelayanan sedasi ringan yang dilaksanakan di pelayanan terten
tertentu
tu menjadi
m enjadi
tanggung jawab DPJP dipelayanan tersebut.
b. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) berada dibawah
tanggung jawab DPJP Anestesi.

30. Identifikasi Pasien


a. Semua pasien
pas ien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua
dibuatkan rekam medik pasien Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua dengan
identifikasi yang jelas dan terintegrasi dalam registrasi rekam medik pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua melalui Sistem Inforrnasi Manajemen.
b. Seluruh pasien rawat inap dan pasien resiko tinggi
ti nggi yang akan dilakukan
d ilakukan
tindakan medik dipakaikan gelang identitas yang paling tidak TERTULIS NAMA,

TANGGAL LAHIR dan NOMOR REKAM MEDIK.


c. Stiker identitas pasien digunakan dalam berbagai keperluan pelayanan pasien
di berbagai Instalasi, seperti sebelum pemberian obat, darah atau produk darah,
sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk memeriksaan
laboratorium klinis, serta sebelum tindakan / prosedur.
d. Identitas berupa gelang berwarna biru untuk pasien laki - laki dan gelang wama
pink untuk pasien perempuan.
e. Identitas berupa gelang berwarna ungu untuk pasien yang menolak resusitasi
(Do Not Resuscitate/DNR ).
).
f. Identitas berupa pin warna kuning untuk pasien resiko jatuh dan pin warna

merah untuk pasien alergi.


g. Gelang Identitas dan Stiker Identitas dicetak dan digandakan di Central Admisi
dan Terminal IT yang tetah ditentukan.
h. Pin Identitas risiko jatuh dan alergi di simpan di ruang perawat

31. Manajemen obat


a. Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai dilakukan
secara satu pintu oteh Instalasi farmasi.
b. Elektrolit konsentrat tidak
ti dak berada di unit pelayanan pasien
pasi en kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan diberi label yang jelas dan disimpan dengan cara

yang membatasi akses (restrict access), untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja di area tersebut.
c. Obat hanya dapat diberikan oleh perawat
per awat berdasarkan resep atau
at au lembar
 
 

Rencana Pemberian Obat ( RPO ) dan dokter yang ada dalam rekam medis
pasien, dan apoteker menganalisa secara kefarmasian.
d. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia
atau hal lain dengan persetujuan dokter.
e. Penyediaan obat didasarkan pada formularium yang ditetapkan oleh rumah
sakit. Apabila diperlukan dan obat tersebut tidak ada di formularium maka maka
pemberian obat tersebut harus disetujui oleh komite farmasi den terapi (PMFT)

32. Hand Hygiene

Semua staf Dokter, Perawat, Apoteker, tenaga Profesional lain dan seluruh.
karyawan serta pihak ketiga yang bekerja di RSUD Muaradua Kelas D harus mampu
melakukan cuci tangan sesuai panduan yang berlaku.

33. Manajemen di Instalasi Pelayanan


a. Semua petugas Instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Penyediaan tenaga harus mengacu analisa beban kerja ketenagaan.

c. Melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan


minimal satu bulan sekali.
d. Setiap bulan Kepala Instalasi wajib membuat laporan tentang kinerja Instalasi
maupun kinerja perseorangan sumber daya manusia.
e. Peralatan di Instalasi dilakukan pemeliharaan dan kaliberasi sesuai dengan
ketentuan yang belaku.
f. Instalasi yang memberikan pelayanan bertanggung jawab terhadap
pengembalian rekam medik yang ada pada instalasinya paling lambat 2 x 24
 jam setelah
setelah pasien pulang.

34. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
Muaradua bertugas menyusun panduan dan SPO terkait keselamatan dan
kesehatan kerja.
b. Pelatihan K3RS diselenggarakan
diselenggarak an untuk
untu k membudayakan
membud ayakan keselamatan
keselam atan dan
kesehatan kerja, dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kepala Bidang
Diklat.
c. Seluruh karyawan RSUD Muaradua dalam melaksanakan pekerjaannya wajib
sesuai dengan ketentuan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ), termasuk
dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri).
d. Setiap kepala Instalasi dan Kepala unit kerja harus menjaga lingkungan kerja
yang aman, sehat dan produktif bagi petugas / karyawan, pasien dan
pengantarnya di area Instalasi.
 
 

e. Tim K3RS tiap Instalasi dibentuk


dibent uk untuk mengantisipasi
menganti sipasi kejadian yang tidak
diharapkan.

35. Identitas Pasien danPengunjung

a. Dokter, Perawat, Apoteker, tenaga Profesional


Pr ofesional lain dan seluruh karyawan
Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua wajib menggunakan Kartu Identitas.
b. Keluarga pasien yang menunggu pasien diidentifikasi dan harus

mengenakan kartu tanda identitas penunggu pasien Rumah Sakit Umum


Daerah Muaradua.
c. Pengunjung, rekanan tamu yang memasuki area Rumah Sakit Umum Daerah
Muaradua harus menggunakan kartu tanda identitas Tamu pasien Rumah Sakit
Umum Daerah Muaradua Pihak Ketiga yang bekerja di Rumah Sakit Umum
Daerah Muaradua D harus menggunakan tanda pengenal khusus.
d. Satpam Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua berhak
ber hak dan berkewajiban
berkewajib an
memantau dan menegur Petugas dan pengunjung RSUD Rumah Sakit Umum
Daerah Muaradua yang tidak menggunakan Kartu / Tanda identitas khusus
Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua.

e. Satpam Rumah Sakit Umum Daerah


Dae rah Muaradua berkewenangan
berk ewenangan dan harus
mengeluarkan Petugas dan Pengunjung Rumah Sakit Umum Daerah Muaradua
yang tidak dapat menunjukkan kartu/ tanda identitas khusus Rumah Sakit
Umum Daerah Muaradua

36. Pendidikan Pasien


Pas ien dan Keluarga
Ke luarga
a. Pasien dan atau keluarga dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan kemauan
dan kemampuan belajar, sebagai dasar perencanaan edukasi dan tercatat dl
rekam medis
b. Pendidikan diberikan secara lisan (verbal) dan tulisan sesuai dengan kebutuhan

edukasi.
c. Prioritas edukasi kepada pasien dan keluarga dilakukan pada lima penyakit
kronis terbanyak yang ada di setiap instalasi pelayanan.

37. MGs
a. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
secara komprehensif (PONEK) yang berlangsung selama 24 jam.
b. Pelayanan komprehensif (PONEK) selain Rawat Gabung Ibu dan Bayi, lnisiasi
Menyusui Dini, ASI Eksklusif, Perawatan Metode Kangguru pada BBLR juga
melibatkan deparmen/SMF lain terkait kasus yang ditangani.
c. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan
pedoman rujukan ODHA.
d. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman
 
 

strategi DOTS.
e. Rumah sakit menerima rujukan dari fasilitas kesehatan lain.

38. Pengendalian Infeksi


a. Pasien dengan penyakit infeksius diisolasi sesuai panduan pengendalian
infeksi.
b. Komite Pengendalian lnfeksi bertugas merumuskan Pedoman, Panduan dan

SPO terkait upaya-upaya untuk pengendalian lnfeksi serta menganalisa dan


merekomendasikan solusi atas hasil pemantauan surveilance pengendalian
infeksi.
c. Tim Pengendali lnfeksi terdiri pars Infection Preventive  Controle Nurse (IPCN)
melakukan pemantauan secara terus menerus.

 
 

BAB III
TATALAKSANA

Proses pelayanan yang seragam

1. Tata cara asuhan rawat jalan :

a. Sebelum poliklinik dibuka, petugas menyiapkan formulir dan catatan sebagai

kelengkapan dokumen Rekam Medis (RM) yang akan digunakan.


b. Menerima dokumen RM dari TPPRJ (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan)
dengan menandatanganinya pada buku ekspedisi.

c. Mengontrol pembayaran jasa pelayanan rawat jalan yang dibawa pasien dan
dicatat di buku register rawat jalan.

d. Memanggil pasien secara berurutan agar tidak terjadi antrian yang panjang di
ruang tunggu poliklinik yang bersangkutan.

e. Melakukan pemeriksaan dan terapi bila perlu melakukan tindakan serta mencatat
atau mengisi kedalam dokumen RM secara lengkap dan ditandatangani.

f. Memberikan keterangan tentang penyakit kepada pasien dan diputuskan perlu


dirujuk atau tidak, dirawat inap atau tidak.
g. Apabila perlu dirawat inap, membuat surat perintah di rawat.

h. Apabila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, membuat surat permintaan


pemeriksaan penunjang.

i. Membuat pengantar pembayaran tindakan jasa rawat jalan diserahkan kepada


pasien untuk dibayarkan ke kasir.

 j. Apabila diperlukan, membuat surat keterangan


keterangan sakit/ sehat dan surat keterangan
kematian.

k. Mencatat identitas pasien rawat jalan ke dalam buku register poliklinik dengan
nomor urut nomor RM kedalam ringkasan riwayat penyakit rawat jalan.

l. Membuat SHRJ yang diserahkan ke Unit Rekam Medik (URM), kecuali untuk
pasien yang dirawat inap.

m. Menjumlahkan pembayaran jasa pelayanan poliklinik dan jasa tindakan


poliklinik berdasarkan bukti pembayaran dari kasir untuk dicocokkan
dengan catatan di kasir

 
 

2. Tata cara asuhan rawat inap :

a. Petugas menerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien harus


mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien memerlukan penanganan
segera.

b. Penanganan pertama dari perawat harus mampu menaruh kepercayaan bahwa


pengobatan yang diterima dimulai secara benar.

c. Penanganan para dokter dan perawat yang profesional


profesiona l akan menimbulkan
kepercayaan pasien bahwa pasien tidak salah memilih rumah sakit.

d. Ruang yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah sakit.
e. Peralatan yang memadai dengan operator yang profesional.

f. Lingkungan rumah sakit yang nyaman.

3. Tata cara asuhan penyampaian informasi asesmen pasien

a. Tim dokter menmpersilahkan masuk kedalam ruangan dokter dan mengucapkan


salam kepada pasien dan keluarga pasien.

b. Tim dokter menyapa pasien dengan namanya.


c. Tim dokter menciptakan suasana yang nyaman untuk menyampaikan informasi
asesmen kepada pasien dan keluarga pasien karena informasi yang akan
diberikan adalah informasi yang penting tentang hasil asuhan dan pengobatan
pasien.

d. Tim dokter menjelaskan hasil tindakan medis yang dilakukan dengan


memberitahukan hasil diagnosa, bahwa dari hasil pemeriksaan dan pengobatan
pasien dinyatakan telah sembuh.

e. Apabila hasil asuhan dan pengobatan pasien telah disampaikan, dan tidak ada

lagi pertanyaan yang diajukan oleh pasien dan keluarga pasien maka dokter akan
membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

f. Dokter akan memberikan resep untuk jadwal makan obat dirumah atau jadwal
kontrol ulang untuk datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan kembali.

4. Tata cara asuhan anestesia :

a. Asuhan pre anestesia

  Mampu melakukan anamnesa riwayat kesehatan pasien.

  Melakukan pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien.

  Melakukan pengecekan persiapan administrasi pasien.


  Melakukan analisa hasil pengkajian dan merumuskan masalah.

 
 

  Mampu menyusun rencana tindakan pelayanan pre anestesi.

  Mampu melaksanakan tindakan perawatan pre anestesi.

  Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan pelayanan pre anestesi.

  Mempersiapkan pasien dan keluarga dalam pelaksanaan pendidikan


kesehatan.

b. Asuhan tindakan anestesia


  Mampu membuat perencanaan teknik anestesi.

  Mampu melaksanakan teknik anestesi.

  Mampu melakukan pemasangan alat monitoring invasif dan non-invasif.


non-invasi f.
  Mampu melakukan intubasi.

  Mampu melakukan pemberian obat anestesi.

  Mampu melakukan pemberian obat tambahan dan cairan sesuai kebutuhan


pasien.

  Mampu mengidentifikasi
mengidentifi kasi kebutuhan posisi fisiologis normal selama tindakan

pembedahan.
  Mampu mengatasi gangguan yang timbul akibat anestesi atau pembedahan.

  Mampu melakukan pemeliharaan jalan nafas selama masa intra anestesi.


  Mampu melakukan pemasangan alat ventilasi mekanik.

  Mampu melakukan pemasangan alat nebulizer.

  Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat darurat di


meja operasi.
  Mampu melaksanakan tindakan pengakhiran anestesi.

  Mampu melakukan pencegahan komplikasi pengakhiran anestesi.

  Mampu mengatasi komplikasi pengakhiran anestesi

  Mampu berkolaborasi dalam melakukan tindakan intra anestesi.

c. Asuhan pasca anestesia

  Mampu menentukan kebutuhan pelayanan lanjutan pasca anestesi regional.

  Mampu menentukan kebutuhan perawatan lanjutan pasca anestesi umum.


  Mampu melakukan kolaborasi pada tindakan manajemen
manajeme n nyeri.

  Mampu melaksanakan tindakan untuk mengatasi kondisi gawat daurat


daura t di

ruangan pemulihan.

 
 

 
 Mampu melakukan perawatan pasca anestesi pada pasien dengan tindakan
anestesi regional.

 
 Mampu melakukan perawatan anestesi pada pasien dengan tindakan
anestesi umum.

 
 Mampu menentukan kondisi pasien pasca anestesi untuk pindah ke ruang
perawatan.

  Mampu berkolaborasi dalam melakukan asuhan keperawatan pasca


anestesi.
 
 Mampu mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan

 
 

BAB IV
DOKUMENTASI

a. Panduan Asuhan Pasien Yang Seragam

b. SPO Asuhan Pasien Yang Seragam

Anda mungkin juga menyukai