Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR KEGIATAN

HOME VISIT

Dengan judul

HIPERTENSI

Oleh:

Reggie Christian Gautama

17014101092

Masa KKM :

14 Agustus – 24 September 2017

Telah dilaksanakan pada Selasa, 29 Agustus 2017

Bertempat di Lorong Kanna Lingkungan 3, Sario

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Margareth R. Sapulete, M.Kes, DK dr. Iyone E. T. Siagian, M.Kes

1
Portofolio Home Visit
No. ID dan Nama Peserta : Yus Kariso
Topik : Hipertensi
Nama Pasien : Bapak YK No. RM :
Tanggal Kunjungan : 29 Agustus 2017 Pendamping :
Tempat : Lorong Kanna Lingkungan 3, Sario
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Laki-laki, 64 tahun dengan keluhan sering merasa pusing ketika beraktifitas
□ Deskripsi :
agak berat
□ Tujuan : Edukasi dan konseling tentang hipertensi
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Bahasan :
Cara
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas :
Data TTL / Umur : Manado, 25 Desember
Nama : Yus Kariso
Pasien : 1953 / 64 tahun
Alamat :
Nama Klinik : Puskesmas Sario Telp : Lorong Kanna Lingkungan
3, Sario
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Hipertensi . Keadaan umum baik dengan keluhan utama terasa pusing dan sakit kepala
ketika beraktifitas berat sejak 5 tahun yang lalu.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien saat ini mengkonsumsi obat hipertensi berupa obat perindopril arginine.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :

2
Pasien mengeluh sering merasa pusing dan sakit kepala ketika melakukan aktifitas
berat. Kemudian pasien memeriksakan diri ke puskesmas dan ditemukan terdapat
hipertensi kemudian pasien memulai pengobatan hipertensi.
4. Riwayat Keluarga :
Orang tua (ayah) pasien memiliki riwayat hipertensi.
5. Riwayat Pekerjaan :
Pendeta
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Hubungan dengan tetangga dan orang sekitar baik, tidak ada masalah baik di rumah
maupun di masyarakat. Pasien tinggal di kawasan pemukiman yang tidak terlalu padat.
Kebutuhan keluarga cukup terpenuhi.
7. Lain-lain :
Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok saat muda, tetapi sudah berhenti.

3
Rangkuman Portofolio
1. Subjektif :
Pada anamnesis didapatkan keluhan utama berupa sering mengeluh pusing dan sakit
kepala saat melakukan aktifitas berat, setelah keluhan sering dirasakan pasien
memeriksakan diri dan mulai melakukan pengobatan sejak 2012. Riwayat hipertensi sejak
5 tahun lalu.
2. Objektif :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
 TD : 130/70 mmHg
 N : 56 x/m
 R : 20 x/m
 S : 35,8o C
 BB : 58 kg
 TB : 160 cm
 IMT : 22,6 kg/m2
 Status Gizi menurut WHO : Ideal
 Kepala/leher: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), perbesaran kelerjar getah
bening (-)
 Thoraks: Napas simetris, Rhonki (-), Wheezing (-)
 Abdomen: Tidak terdapat bekas luka, Nyeri Tekan (-), nyeri lepas (-), massa (-)
 Ekstermitas: Dalam batas normal
3. Assesment :
Hipertensi
4. Plan :
Pengobatan : -
Kontrol : Tekanan darah

4
Edukasi : Penyakit yang diderita. Kontrol ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan
pemeriksaan dan obat. Menjaga pola makan (diet rendah garam, lemak) serta olahraga
sesuai usia.

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis
dapat menyelesaikan laporan home visit ini yang berjudul “Hipertensi” di Puskesmas
Sario.
Adapun laporan home visit ini dibuat sebagai tugas penunjang selama masa
kepaniteraan klinik madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan juga saat ditugaskan di Puskesmas Sario.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penyuluhan ini masih
terdapat beberapa kekurangan, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan penyuluhan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan home visit ini
bermanfaat pembaca dan bagi kita semua.

Penulis

6
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................ 1


Portofolio Home Visit …………………………………………………………... 2
Rangkuman Home Visit ………….……………………………………………... 4
Kata Pengantar ............................................................................................ 6
Daftar Isi ........................................................................................................ 7
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 8
Bab II Laporan Home Visit .............................................................................. 10
Bab III Penutup ………………....………...................................................... 18
Daftar Pustaka .......................................................................................... 19
Lampiran ….................................................................................................. 20

7
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia
dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Pemerintah yang bertugas untuk menjamin
kemakmuran rakyatnya, haruslah menyediakan sarana untuk menyalurkan kebutuhan kesehatan
rakyatnya. Oleh karena itu pemerintah mendirikan layanan kesehatan berupa lembaga kesehatan
seperti Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Umum Pusat. Layanan
kesehatan lini terdepan di negara ini adalah puskesmas yang adalah layanan primer yang pertama
kali bersentuhan dengan masyarakat yang sakit. Selain puskesmas sebagai lini utama, dokter
keluarga juga merupakan bagian utama dari pelayanan kesehatan primer.
Dokter keluarga merupakan dokter tempat kontak pertama dan kelanjutannya dengan
pasien guna menyelesaikan secara komprehensif dan terpadu semua masalah sedini dan sedapat
mungkin dengan mengutamakan pencegahan dan pemantauan berkala pada penyakit kronis.
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga ialah pelayanan medis tingkat pertama untuk semua
orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and specific
protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan
rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai
dengan mediko legal etika kedokteran.1
Prinsip utama pelayanan dokter keluarga secara holistik tersebut, perlulah diketahui
berbagai latar belakang pasien yang menjadi tanggungannya, serta dapat selalu menjaga
kesinambungan pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Untuk dapat
mewujudkan pelayanan kedokteran yang seperti ini, banyak upaya yang dapat dilakukan. Salah
satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang amat penting adalah melakukan
kunjungan rumah (home visit) serta melakukan perawatan pasien di rumah (home care) terhadap
keluarga yang membutuhkan. Home Visit merupakan kedatangan petugas kesehatan ke rumah
pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien serta memberikan pertolongan kedokteran kepada
pasien di rumah. Manfaat dari Home visit ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dokter
tentang pasien serta meningkatkan hubungan antara dokter dan pasien. Pada home visit kita akan
melalukan peninjauan terhadap lingkungan, keadaan ekonomi, keadaan keluarga dan hubungan

8
sosial pasien di lingkungan tempat tinggalnya, pemberian informasi dan edukasi kepada pihak
keluarga.2
Salah satu penyakit kronis yang di diderita oleh masyarakat dan membutuhkan waktu yang
lama untuk proses kesembuhannya adalah penyakit hipertensi. Penyakit ini banyak diderita
masyarakat dan membutuhkan perawatan yang intensif. Tentu saja akan membutuhkan biaya yang
sangat besar, mulai dari biaya transportasi hingga biaya untuk perawatan di rumah sakit. Oleh
karena itu dibutuhkan home care dan home visit dari dokter pada pasien hipertensi. Karena pada
dasarnya, hipertensi merupakan penyakit yang dapat dicegah apabila faktor resiko bisa kita
kendalikan. Beberapa faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah antara lain
pola hidup seperti merokok, asupan garam berlebih, obesitas, aktivitas fisik, dan stress, faktor
genetis dan usia, ketidakseimbangan antara modulator vasokontriksi dan vasodilatasi, serta sistem
renin, angiotensin, dan aldosterone.3,4
Oleh karena betapa pentingnya home visit bagi pasien, maka dilakukan home visit pada
salah satu pasien guna membangun hubungan dokter pasien dan untuk pemberian edukasi. Home
visit yang dilakukan pada laporan ini adalah pada pasien hipertensi.

9
BAB II
LAPORAN HOME VISIT

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Bapak YK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lorong Kanna ingkungan 3, Sario
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pendeta
Bangsa : Indonesia
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Tanggal Kunjungan : Selasa, 29 Agustus 2017

B. STRUKTUR KELUARGA / GENOGRAM

: Pasien

: Laki-laki

: Perempuan

10
C. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Keadaan
Hubungan
No. Nama L/P Usia Fisik
Keluarga

Sakit
1. YK Pasien L 64

Sakit
2. CM Istri P 62

Sehat
3. MK Anak P 34

Sehat
4. CK Anak P 33

Sehat
5. FK Anak P 25

D. KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGAN


1. Kepemilikan rumah : Milik pribadi
2. Ukuran rumah : Luas ± 12 x 6 m2
3. Daerah rumah : Padat
4. Bertingkat/tidak : Tidak
5. Ruang tamu : 1 ruang
6. Ruang keluarga : -
7. Kamar tidur : 2 ruang
8. Kamar mandi/WC : 1 ruang
9. Dapur : 1 ruang
10. Dinding rumah : Papan Kayu
11. Ventilasi rumah : Ada
12. Lantai rumah : Lantai Kayu
13. Atap rumah : Seng
14. Sumur/sumber air : PDAM
15. Sumber/listrik : Perusahaan Listrik Negara (PLN)
16. Jumlah penghuni rumah : 2 orang

11
E. DENAH RUMAH

Kamar Kamar WC

Dapur
Ruang tamu

Teras

F. PEMERIKSAAN FISIK UMUM


1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital :
 TD : 130/70 mmHg
 N : 56 x/m
 R : 20 x/m
 S : 35,8o C
 BB : 58 kg
 TB : 160 cm
 IMT : 22,6 kg/m2
 Status Gizi menurut WHO : Ideal
4. Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), venektasi (-), petechie
(-), spider nevi (-)
5. Kepala : luka (-), keriput (+), macula (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimic
wajah/ bells palsy (-)

12
6. Mata : Konjungtiva anemi (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflek
kornea (+/+), radang (-), mata cekung (-/-)
7. Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung
(-), hiperpigmentasi (-)
8. Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tremor (-)
9. Telinga : Nyeri tekan mastoid (-), secret (-), cuping telinga dalam batas normal
10. Tenggorokan : Tonsil T1-T1, hiperemis (-)
11. Leher : Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar
limfe (-), lesi pada kulit (-)
12. Thoraks: Napas simetris, Rhonki (-), Wheezing (-)
13. Abdomen: Tidak terdapat bekas luka, Nyeri Tekan (-), nyeri lepas (-), massa (-)
14. Ekstermitas: Dalam batas normal

G. PENETAPAN MASALAH PASIEN


1. Riwayat medis
 Darah tinggi : Ada (sejak ± 5 tahun yang lalu)
 Sakit gula : disangkal
 Kolesterol : disangkal
 Asam Urat : disangkal
 Alergi obat/makanan/benda : disangkal
 Riwayat sesak : disangkal
 Riwayat batuk lama : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat penyakit tulang : disangkal
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sering merasa pusing dan sakit kepala ketika melakukan aktifitas berat.
Kemudian pasien memeriksakan diri ke puskesmas dan ditemukan terdapat hipertensi
kemudian pasien memulai pengobatan hipertensi.
3. Riwayat Pengobatan
Pasien saat ini sedang mengkonsumsi obat hipertensi berupa perinsidopril arginine.

13
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua (ayah) pasien memiliki riwayat hipertensi.
5. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki riwayat kebiasaan merokok saat muda, tetapi sudah berhenti. Riwayat
kebiasaan konsumsi alkohol disangkal.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Hubungan dengan tetangga dan orang sekitar baik, tidak ada masalah baik di rumah
maupun di masyarakat. Pasien tinggal di kawasan pemukiman yang tidak terlalu padat.
Kebutuhan keluarga cukup terpenuhi.
7. Riwayat Gizi
Pasien memiliki berat badan 58 kg, tinggi badan 160 cm, dan indeks massa tubuh 22,6
kg/m2, sehingga status gizi Ideal
8. Diagnosis holistik (biopsikososial)
Personal : Sakit kepala dan pusing saat aktifitas berat
Klinis : Hipertensi
Faktor Internal : Terdapat riwayat genetik
Faktor Perilaku : Tidak ada
Psikososial : Pasien saat ini tinggal bersama istrinya

H. PENANGANAN
1. Edukasi2,4
1. Memberikan edukasi pada pasien tentang penyakit hipertensi
2. Hindari informasi yang terlalu banyak dalam waktu singkat
3. Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang komplikasi hipertensi serta
bagaimana cara mencegah terjadinya komplikasi
4. Memberikan nasehat kepada penderita agar tidak cemas dan kecil hati
5. Memberikan motivasi/penghargaan atas hasil pola hidup yang dicapai dalam
mengendalikan penyakit
6. Memberikan motivasi untuk berobat dan kontrol ke puskesmas terdekat

14
2. Pengobatan3,4
Pengobatan hipertensi meliputi :
a. Terapi Non farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1,
tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat
merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6
bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan
darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain,
maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi. 5
Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular Beberapa pola
hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :
 Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah, seperti
menghindari diabetes dan dislipidemia.
 Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan
lemak merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak
jarang pula pasien tidak menyadari kandungan garam pada makanan
cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak
jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis
obat antihipertensi pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk
asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari
 Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60
menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan
tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak memiliki waktu untuk
berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk
berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas
rutin mereka di tempat kerjanya.

15
 Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum
menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol
semakin hari semakin meningkat seiring dengan perkembangan
pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol
lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita,
dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau
menghentikan konsumsi alcohol sangat membantu dalam penurunan
tekanan darah.
 Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
berefek langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok
merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan
pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok. Pedoman
Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular 5
b. Terapi farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah > 6
bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥
2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk
menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
 Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
 Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi
biaya
 Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada
usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor komorbid
 Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor
(ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
 Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai terapi
farmakologi
 Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur. Algoritme
tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan berbagai guidelines
memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini adalah algoritme

16
tatalaksana hipertensi secara umum, yang disadur dari A Statement by
the American Society of Hypertension and the International Society of
Hypertension 2013.5
3. Pencegahan dan Anjuran3,4
Langkah penting dalam mencegah dan pengobatan hipertensi adalah gaya hidup sehat.
Kita dapat menurunkan tekanan darah dengan perubahan gaya hidup berikut ini :
1. Menurunkan berat badan berlebih jika kelebihan berat badan atau obesitas.
2. Makan makanan yang sehat, makan lebih banyak buah, sayuran, dan produk susu
rendah lemak, kurang lemak jenuh dan lemak total
3. Mengurangi jumlah natrium dalam diet kurang dari 1.500 miligram per hari.
4. Olahraga sesuai usia
5. Hindari penyebab hipertensi: penggunaan obat-obatan seperti golongan
kortikosteroid (kortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat
antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan
tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi.

17
BAB III
PENUTUP

Hipertensi merupakan penyakit yang dapat dicegah apabila faktor resiko bisa kita
kendalikan. Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko tersebut antara lain pada home visit
ini yaitu kebiasaan merokok dan tekanan darah yang tidak terkontrol. Pencegahan pada pasien
hipertensi meliputi upaya perbaikan gaya hidup dan pengendalian berbagai faktor risiko. Oleh
karena itu pada home visit kali ini di harapkan pasien untuk memperbaiki gaya hidup memilih
makanan yang sehat, rendah lemak dan garam dan hindari rokok dan alkohol berlebih. Diharapkan
juga kepada pasien agar mengontrol tekanan darah dengan cara memeriksakan diri ke dokter atau
puskesmas dan meminum obat sesuai anjuran. Hal ini dilakukan untuk menurunkan resiko
komplikasi yang bisa terjadi pada hipertensi.
Kepada petugas dalam home visit ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan
pelayanan. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara petugas
kesehatan dengan anggota keluarga, aspek yang dinilai pada home visit ini antara lain peninjauan
terhadap lingkungan, keadaan ekonomi, keadaan keluarga dan hubungan sosial pasien di
lingkungan tempat tinggalnya, pemberian informasi dan edukasi kepada pihak keluarga.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar A. Pengantar pelayanan dokter keluarga. Jakarta: Yayasan Penerbit IDI. 1996.
2. Azwar, A. 1999. Pemanfaatan Dokter Keluarga Dalam Pelayanan Kesehatan Indonesia.
Disampaikan pada Semikola Standarisasi Pelayanan dan Pelatihan Dokter Keluarga. Jakarta
: PB IDI.
3. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Peyakit
Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FKUI. 2006. h. 610-14.
4. Tjokronegoro dan H. Utama.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E. Susalit, E.J. Kapojos,
dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru; 2001. P: 453-456.
5. Soenarta, Arieska Ann, Erwinanto, A Sari S Mumpuni, Rossana Barack, Antonia Anna
Lukito, dkk. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular Edisi
Pertama. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. h.3-5.

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai