Anda di halaman 1dari 11

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Stase Kegawatdaruratan

Oleh:
Sri Wulandari
19310149

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta
2020
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Hecting
A. Pengertian
Menjahit luka/hecting proses mendekatkan tepi tepi luka dan menahannya
dengan benang sampai tensile luka tersambung kembali.
B. Tujuan hecting
Tujuan sop menjahit luka /hecting adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengoptimalkan pelayanan perawatan luka supaya tidak terjadi nya
infeksi
2. Untuk memercepatkan proses penyembuhan
3. Untuk membuat klien merasa lebih nyaman
4. Mendekatkan tepi luka dan menahannya dengan benang sampai jaringan
yang putus tersebut terhubung kembali
C. Prosedur
Nilai
No Butir yang dinilai
0 1 2
A Persiapan alat
1. Alat dan bahan
a. Spuit 5 cc
b. Kapas Alkohol 70%
c. Lidokain 1%
d. Pengalas
e. Kasa steril
f. Gunting benang
g. Nalpoeder
h. Pinset anatomis
i. Korentang
j. Jarum kulit
k. Jarum otot (bila perlu)
l. Benang kulit (side)
m. Benang otot/ catgut(bila perlu)
n. Nierbekken (bengkok)
o. Larutan antiseptik/ garam faal
p. Kom
q. Sarung tangan steril
B Persiapan pasien
1. Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan
2. Memasang sampiran/penutup/tirai
3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
4. Mencuci tangan dengan sabun dan di air mengalir,
kemudian keringkan dengan
handuk bersih atau hand dryer.
5. Memasang perlak dan pengalasnya
C Penatalaksanaan
1. Memakai sarung tangan
2. Mengkaji luka, kedalaman, luasnya dan keadaan luka
3. Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan
garam faal. Gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan,
membersihkan luka dari area yang
kurang terkontaminasi ke area lebih bersih.
4. Menyiapkan injeksi lidokain 1 %.
5. Lakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang akan
disuntik dengan menggunakan alkohol 70% secara sirkuler
dengan diameter kerang lebih 5 cm
6. Menyuntikan lidokain secara sub cutan di sekitar tepi luka.
7. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah
8. Masukan lidokain secara perlahan-lahan sambil menarik
jarum dan memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan
pada tepi luka yang lainnya.
9. Tunggu 2 menit agar lidokain berreaksi
10. Sambil menungu reaksi obat, siapkan nalpoeder, jarum dan
benang.
11. Uji reaksi obat dengan menggunakan pinset
12. Jahit luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat,
gunting benang sisakan kira-kira 1 cm. jahit satu persatu
dengan jarak jahitan satu dengan yang lainnya kurang lebih
1 cm,
13. Teruskan sampai semua luka terjahit.
14. Berikan antiseptik pada luka
15. Tutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan plester
16. Rapikan pasien
17. Bereskan alat
18. Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan chlorin 0,5%
bersama alat-alat lainnya selama 10 menit
19. Cuci tangan
20. Dokumentasi
Total
Nilai: skor yang didapat x 100%
total skor Penguji

( )
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Suction
A. Pengertian
Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan tubuh
melalui penghisapan dengan alat suction.
B. Tujuan
1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas
2. Melancarkan jalan nafas
C. Prosedur
Nilai
No Butir yang dinilai
0 1 2
A Persiapan alat
1. Alat dan bahan
1. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
2. NaCl atau air matang
3. Canule section.
4. Perlak dan pengalas.
5. Mesin suction.
6. Sarung tangan

B Pelaksanaan
1. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Cuci tangan
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien
5. Pakai sarung tangan
6. . Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala
sedikit ekstensi
7. Berikan Oksigen 2 – 5 menit
8. Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
9. Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
10. . Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm,
mulut ±10 cm)
11. Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik
keluar perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, +
10 detik untuk dewasa
12. Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien
bernafas
13. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
14. Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
15. Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya
16. Bereskan alat
17. Lepaskan handscoen
18. Rapihkan kembali pasien.
19. Berikan reinforcement positif pada pasien
20. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
21. Kembalikan peralatan.
22. Cuci tangan
Total

Nilai: skor yang didapat x 100%


total skor

Penguji

( )
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Balut/Bidai
A. Pengertian
Tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser
atau berubah dari posisi yang dikehendaki
B. Tujuan
1. Mencegah pergerakan bagian tubuh yang cedera
2. Menyangga luka
3. Mencegah terjadinya pembengkakan
C. Prosedur
Nilai
No Prosedur
0 1 2
Pembidaian
1. Siapkan alat-alat. Jika penolong lebih dari satu orang, penolong yang
tidak menyiapkan alat melakukan fiksasi di antara bagian yang
cedera.
2. Jika penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan pendarahan dan
rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan
membalutnya. Balut yang mencuat dengan donatan.
3. Bidai harus meliputi minimal dua sendi dari tulang yang patah.
Sebelum dipasang, ukur bidai pada sendi yang sehat.
4. Jika korban terbaring, pembalut disisipkan dari lateral ke medial
dengan bidai melalui bagian bawah rongga tubuh. Jangan
menggerakkan bagian yang cedera.
5. Letakkan bidai pada sisi bagian yang patah. Bagian yang berkenaan
dengan tubuh adalah sisi bidai yang empuk. Pada pembidaian
darurat, gerakan bantalan (bidai soft) pada sisi medial dan bidai rigid
6. pada sisi lateralnya.
Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat pembalut, kain, baju,
dll). Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur.
7. Simpul ikatan berada di bagian lateral, tidak pada permukaan
anggota tubuh yang dibidai. Pengikatan dimulai dari bagian
8. proksimal-distal fraktur lalu sendi yang lain berbatasan.
Jika memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah
dibidai.
Pembalutan
1. Membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang cedera.
2. Tidak terlalu kencang karena dapat mengganggu peredaran darah
tetapi juga tidak terlalu longgar.
3. Membuat korban dalam kondisi senyaman mungkin.

Keterangan: 0 = tidak dikerjakan Penguji,


1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar
2 = dikerjakan dengan benar
( )

(………………………………………..)
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Analisa Gas Darah (AGD)
A. Pengertian
Analisa gas darah (AGD) dilakukan guna menilai tingkat keseimbangan asam
dan basa, serta mengetahui kondisi/keadaan fungsi pernafasan, kardiovaskuler
dan menilai kondisi/keadaan fungsi metabolisme tubuh. Sampel darah pada
AGD ini diambil dari pembuluh darah arteri
B. Tujuan
1. Menilai tingkat keeimbangan asam basa
2. Mengetahui fungsi pH drah
3. Mengetahui kondisi fungsi pernapasan dan kardiovaskuler
4. Mengetahui tekanan PCO2
5. Mengetahui saturasi O2
C. Prosedur
Nilai
No Prosedur
0 1 2
Persiapan alat
1. Alat
a. Spuit : dewasa spuit 3 cc, anak – anak : wing nedle
b. Kassa steril
c. Alkohol 70%
d. Sarung tangan
e. Bengkok
f. Tube heparin
Cara Kerja
1. Cuci tangan (sesuai sop cuci tangan)
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
4. Pasang tabir di sekeliling tempat tidur pasien,bawa peralatan
ke dekat pasien.
5. Catat jumlah oksigen yang diberikan.
6. Pakai Handscon.
7. Raba arteri radialis, branchialis atau femoralis dan fiksasi.
8. Desinfeksi lokasi pungsi dengan kapas alkohol.
9. Suntikkan Jarum ke arteri radialis dengan sudut antara 45 -
90 derajat.
10. Pastikan jarum masuk dalam arteri. Pada saat jarum masuk ke
dalam pembuluh arteri, darah akan terisap sendiri tanpa spuit
diisap dan warna darah yang keluar ialah merah terang.
11. Setelah darah terhisap (kira – kira 3 cc) tarik spuit dan tekan
bekas tusukan arteri 5 – 10 menit dengan kasa steril. Bila
pasien mendapat heparin tekan selama 15 menit.
12. Masukkan darah dalam tube heparin
13. Observasi adanya hematoma.
14. Beri etiket identifikasi pada tube
15. Pantau tanda-tanda vital dan sirkulasi
16. Bereskan alat.
17. Cuci tangan
Total
Nilai: skor yang didapat x 100%
total skor

Penguji

( )
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Bleeding/Menghentikan Pendarahan
A. Pengertian
Tindakan yang dilakukan agar pendarahan berhenti
B. Tujuan
1. Menghentikan darah agar tidak keluar
2. Mencegah terjadinya syok
C. Prosedur
Nilai
No Prosedur
0 1 2
Persiapan alat
1. Alat
a. Handscone
b. Perban,kassa atau kain untuk menekan luka
Cara Kerja
1. Gunakan handscone bila memungkinkan
2 Letakn perban bersih, kassa, bantalan, atau kain bersih diatas luka
denan tekan kuat-kuat selama 10 menit, atau lebih bila perlu sampai
pendarrahan berhenti
3 Bil pendarahan tidak berhenti, angkat bagian yang cedera lebih
tinggi dari jantung sambil terus menekan (ekstremitas) tetapi bila ada
dugaan fraktur maka jangan lakukan hal tersebut.
4 Biarkan semua bantalan tetap pada tempatnya, lalu balut dengan kuat
namun tidak terlalu ketat sehingga menutup aliran darah pada luka.
Bila darah menembus perban, beri tambahan perban diatasnya.
Tetapi awasi erembesn darah/pendarahan sampai tim medis dating
Total
Nilai: skor yang didapat x 100%
total skor

Penguji

( )

Anda mungkin juga menyukai