PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
pada Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) memiliki tujuan yang dapat dikatakan signifikan, yaitu
menurukan angka kesakitan serta kematian yang ada pada dunia yang terjadi secara masal. Dengan
peningkatan fasilitas kesehatan yang ada serta memiliki pengetahuan dasar dari kesehatan kita bisa
menilai tumbuh kembangnya anak sehat ataupun tidak sehat.
Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki
manajemen penanganan dan pengobatan, promosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu – ibu dalam
merawat anaknya dirumah serta upaya mengoptimalkan system rujukan dari masyarakat ke fasilitas
pelayanan primer dan rumah sakit sebagai rujukan.
Seperti pada penialaian anak umur 2 bulan sampai 5 tahun, maka penilaian tanda dan gejala pada
bayi juga merupakan langkah awal yang dilaksanakan dengan pengkajian berdasarkan keadaan bayi
yang disampaikan oleh orangtuanya.
2.2 Definisi
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Suatu manejemen untuk balita yang datang di
pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi, status gizi, status imun maupun
penanganan dan konseling yang diberikan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit.
MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas
kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap
penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan
petugas, memperkuat sistem kesehatan serta meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan
masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999, merupakan suatu bentuk strategi upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan bayi
dan anak balita di negara-negara berkembang.
MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian balita dan menurunkan
angka kesakitan.
2.3 Tujuan
a) Meningkatkan keterampilan petugas
b) Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
d) Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
e) Memperbaiki sistem kesehatan
4
2.4 Ruang Lingkup
a) Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan
b) Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun
c) Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasiKonseling bagi ibu
d) Tindakan dan pengobatan
e) Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut
2.7 Penerapan
a) Program MTBS perlu persiapan untuk menerapkannya meliputi :
b) Informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas
c) Persiapan penilaian, obat-obat dan alat yang digunakan untuk pelayanan
d) Persiapan pengadaan formulir
e) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
f) Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap
6
2.11 Cara Menghangatkan Bayi
Bayi dengan suhu badan kurang dari 35,5° C, harus segera dihangatkan sebelum dirujuk. Caranya
sebagai berikut:
a. Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/kain kering. Ganti pakaian,
selimut/kain basah dengan yang kering.
b. Hangatkan tubuh bayi dengan “metoda kanguru” atau menggunakan cahaya lampu 60 watt
dengan jarak minimal 60 cm sampai suhu normal dan pertahankan suhu tubuh bayi.
c. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala, jaga bayi tetap hangat.
Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela atau pintu.
d. Pada bayi dengan gejala hipotermia berat: jika dalam 1 jam suhu badan kurang dari 35.5° C
rujuk segera dengan “metoda kangguru”.
e. Pada bayi dengan hipotermia sedang: jika dalam 2 jam suhu badan 35.5° C – 36o C, rujuk
segera dengan “metoda kangguru”
7
2.14 Memberi ASI Saja Sesering Mungkin.
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah dan memegang bayi.
b. Minta ibu untuk membreri ASI saja sesering mungkin minimal 8 kali sehari, siang maupun
malam.
c. Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
d. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
e. Jika bayi telah tidur selama 2 jam, minta ibu membangunkannya dan langsung disusui.
f. Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama ibu.
g. Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali hal-hal tentang pemberian ASI di
Kartu Nasihat Ibu atau buku KIA.
h. Minta ibu untuk menayakan hal-hal yang kurang dipahami.
2.15 Imunisasi
a. Segera beri imunisasi HB-0 sebelum bayi berumur 7 hari.
b. Beri imunisasi BCG ketika bayi berumur 1 bulan ( kecuali bayi yang lahir di rumah sakit,
biasanya diimunisasi sebelum pulang).
c. Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang mempunyai klasifikasi merah.
d. Jika tidak ada infeksi maka hanya melakukan asuhan dasar pada bayi muda.
Jurnal.
EVALUASI SISTEM PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
STUDI DI PUSKESMAS KECAMATAN WILAYAH PESISIR JAKARTA UTARA TAHUN 2015
Herlina Mansur
Keywords: Evaluasi MTBS
Abstract
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dalam bahasa Inggris yaitu Integrated Management of
ChildhoodIllness (IMCI) adalah suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit,
status gizi, status imunisasi maupun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang
diberikan.Cakupan Bayi dan Balita (0-5 tahun) yang mendapatkan pelayanan MTBS pada tahun 2014 di
Puskesmas Kecamatan wilayah pesisir jakarta utara, Puskesmas kecamatan Penjaringan sebanyak 88%
dan Puskesmas kecamatan Cilincing sebanyak 43%masih ada yang belum mencapai target dimana semua
balita sakit mendapat pelayanan MTBS. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Informan dalam penelitian ini adalah Bidan Koordinator KIA, Petugas Pelaksana MTBS, petugas seksi
kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Jakarta Utara dan kader. FGD dilakukan pada ibu yang membawa
8
balita yang sakit untuk berobat di Puskesmas. Variabel dalam penelitian ini adalah input, proses
dan output.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pelaksanaan MTBS yang dilakukan di Puskesmas
Kecamatan wilayah pesisir Jakarta utara termasuk puskesmas kecamatan yang melaksanakan MTBS.
Dimana faktor Input dalam sistem pelaksanaan MTBS termasuk sumber daya manusia, menganggap
walaupun SDM kurang karena belum semua petugas mendapatkan pelatihan MTBS tetapi dalam
melaksanakan MTBS tetap berjalan dengan baik walaupun dengan waktu yang terbatas, tidak ada dana
khusus dalam pelaksanaan MTBS, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan MTBS di siapkan oleh Dinas
Kesehatan dan Puskesmas Kecamatan, serta metode dalam melaksanakan MTBS mengikuti SOP
walaupun tidak semua petugas menggunakannya dalam melaksanakan program MTBS yang ada di
puskesmas kecamatan jakarta utara. Faktor proses dalam sistem pelaksanaan MTBS mempunyai
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi serta pengawasan. Faktor Output terdiri dari
kepuasan orang tua dalam menerima pelayanan MTBS yang diberikan oleh puskesmas kecamatan dan
cakupan yang didapat puskesmas kecamatan dalam memberikan pelayanan MTBS.
References
9
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan terhadap
balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS dapat ditangani secara lengkap
kondisi kesehatan balita pada tingkat pelayanan kesehatan dasar, yang memfokuskan secara
integrative aspek kuratif, preventif dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai
bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak.Pemberian
antibiotika sangat selektif sesuai klasifikasi dan dapat dan dapat membatasi beberapa klasifikasi
yang akhirnya dapat menekan biaya pengobatan.Melihat keunggulan tersebut maka dapatlah
dimengerti mengapa Indonesia termasuk salah satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini,
bahkan Indonesia sekarang sudah sampai tahap pemantapan implementasi.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Makalah inipun tak luput dari kesalahan dan
kekurangan maupun target yang ingin dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran maupun
teguran digunakan sebagai penunjang pada makalah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
terima kasih.
12
https://idtesis.com/manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs-untuk/
13