DINAS KESEHATAN
Komplek Perkantoran Pemkab Bandung Barat lantai 2 Jl. Raya Padalarang-Cisarua KM 2
Desa Mekarsari Kec. Ngamprah Telp. 86861942
E-mail : Dinkes@bandungbaratkab.go.id, Website : www:bandungbaratkab.go.id, (KP. 40561)
KERANGKA ACUAN
PERTEMUAN PEMBINAAN POS UKK DESA SARIMUKTI KEC. CIPATAT
KOMPENSASI DAMPAK NEGATIF (KDN)
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2019
I. DESKRIPSI
Setiap jenis dan tempat pekerjaan baik pada pekerja formal maupun informal
memiliki risiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Pada umumnya, para pekerja
sektor informal kurang memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya di lingkungan
kerjanya.
Penilaian status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi
pekerja dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila
diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : pemeriksaan
biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri. Antropometri
merupakan metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi. Metode ini
menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Melalui kedua parameter
tersebut, dapat dilakukan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Kebutuhan gizi terutama energi dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh, dan Jenis
kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis pekerjaan atau aktivitas yang
dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti pada pemulihan kesehatan
dan anemia, Keadaan lingkungan kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar
dalam perhitungan besarnya energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja.
Kebutuhan energi selama bekerja (8 Jam) adalah 40-50% dari kebutuhan sehari. Bila
diterjemahkan kedalam menu menjadi kebutuhan untuk 1 kali makan dan 1 kali snack.
Selain masalah gizi, penyakit tidak menular, dan penyakit menular, para pekerja
informal juga memiliki risiko keselamatan dan kesehatan terkait pekerjaannya yang dapat
mengganggu produktifitas mereka seperti kondisi lingkungan kerja yang berbahaya, masalah
kesehatan seperti gangguan otot rangka, gangguan mata dan gangguan kesehatan kulit. Para
pekerja informal terpapar potensi bahaya pekerjaan dengan kecenderungan tidak ada badan
usaha ataupun pemilik yang secara langsung bertanggung jawab atas kesehatan dan
keselamatan kerja mereka terutama yang berhubungan dengan berbagai penyakit dan
gangguan akibat kesehatan dan kecelakaan kerja.
II. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pembinaan ini diharapkan peserta mampu:
1. Mampu melakukan tindakan preventif melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
2. Waspada dan siapsiaga terhadap risiko dan bahaya akibat pekerjaannya.
3. Mampu meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
4. Mampu meningkatkan dan memperbaiki gizi tenaga kerja.
5. Mampu memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap pekerja.
B. Tujuan Khusuh
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta:
1. Mampu melakukan tindakan preventif melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan.
2. Waspada dan siapsiaga terhadap risiko dan bahaya akibat pekerjaannya.
3. Mampu meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
4. Mampu meningkatkan dan memperbaiki gizi pekerja.
5. Mampu memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap pekerja.
JADWAL KEGIATAN
PEMBINAAN POS UKK DESA SARIMUKTI KEC.CIPATAT
KOMPENSASI DAMPAK SAMPAH (KDN)
RUANG PERTEMUAN TPA SARIMUKTI, 19 MARET 2019
KERANGKA ACUAN
PERTEMUAN PEMBINAAN POS UKK DESA SARIMUKTI KEC. CIPATAT
KOMPENSASI DAMPAK NEGATIF (KDN)
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2019
I. DESKRIPSI
Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang akan menerima
segala resiko akibat pola pembuangan sampah terutama yang berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya pencemaram lindi (leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara
oleh gas dan efek rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat. Potensi
pencemaran leachate maupun gas dari suatu landfill ke lingkungan sekitarnya cukup besar
mengingat proses pembentukan leachate dan gas dapat berlangsung dalam waktu yang cukup
lama yaitu tahun setelah TPA ditutup. Perencanaan yang tidak didukung oleh data yang
akurat akan menghasilkan konsntruksi yang tidak memadai. Ganti rugi yang tidak memadai
akan menimbulkan keresahan masyarakat, meningkatkan polusi udara (debu, kebisingan),
keresahan sosial apabila tenaga setempat tidak dimaanfaatkaan. Pembuatan konstruksi yang
tidak memenuhi persyaratan akan menyebabkan kebocoran lindi, gas dan lain-lain.
Produktivitas ekonomi dan konsumsi pada masyarakat mempunyai konsekuensi
terhadap tingginya laju timbulan sampah. Suatu wilayah dengan pendapatan lebih tinggi akan
dapat menghasilkan timbulan sampah lebih banyak. Sementara pada wilayah-wilayah dengan
penghasilan rendah akan menghasilkan laju timbulan sampah yang lebih rendah. Sehingga
pada beberapa wilayah yang lebih rendah penghasilannya maka strategi pengelolaan
sampahnya adalah dilakukan dengan menggunakan metode daur ulang pada sumber-sumber
yang dianggap berpotensi menghasilkan sampah.
Tempat pembuangan sampah kota dalam bentuk dan jenis apapun memiliki potensi
bahaya secara fisik, kimia dan biologis. Hal ini tidak hanya berdampak pada pekerja
pengumpul sampah tetapi juga dapat berdampak pada masyarakat sekitar lokasi pembuangan
sampah. Beberapa jenis penyakit yang mungkin muncul dari kegiatan pengumpulan dan
pemindahan sampah seperti dermatologis, gangguan pernafasan, kardiovaskuler,
gastrointestinal dan efek neurologis. Hampir dapat dipastikan bahwa kegiatan pengelolaan
sampah memiliki potensi risiko terhadap pekerja yang terlibat langsung maupun warga
masyarakat. Potensi risiko ini dapat terjadi pada setiap proses yang terdapat pada pengelolaan
sampah, dimulai sejak dimana sampah tersebut dihasilkan hingga ke lokasi akhir
pembuangan. Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh Kuijer et al., mengekspresikan hal yang
sama bahwa pengelolaan sampah mempunyai kontribusi yang signifikan pada kesehatan.
II. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pembinaan ini diharapkan peserta mampu:
1. Mampu melakukan tindakan preventif melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
2. Waspada dan siapsiaga terhadap risiko dan bahaya akibat pekerjaannya.
3. Mampu meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
4. Mampu meningkatkan dan memperbaiki gizi tenaga kerja.
5. Mampu memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap pekerja.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta:
1. Mampu melakukan tindakan preventif melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan.
2. Waspada dan siapsiaga terhadap risiko dan bahaya akibat pekerjaannya.
3. Mampu meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
4. Mampu meningkatkan dan memperbaiki gizi pekerja.
5. Mampu memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap pekerja.
JADWAL KEGIATAN
PEMBINAAN POS UKK DESA SARIMUKTI KEC.CIPATAT
KOMPENSASI DAMPAK SAMPAH (KDN)
RUANG PERTEMUAN TPA SARIMUKTI, 23 APRIL 2019