Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan


salah satu unsur penting dalam menopang perekonomian nasional secara
menyeluruh. UMKM telah lama menjadi pondasi yang kokoh sekaligus penggerak
dinamika dari sistem ekonomi kita. Di tengah badai krisis ekonomi yang melanda,
UMKM justru mampu untuk bertahan karena usahanya yang bergerak di sektor
riil tidak terlalu banyak terpengaruh dibandingkan dengan sektor moneter.
UMKM juga sangat berperan dalam membantu program pemerintah dalam hal
menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.

Keberadaan UMKM tidak lepas dari usaha pemiliknya untuk memenuhi


kebutuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup. Pola fikir (mindset) pelaku
usaha kecil dan menengah adalah selalu ada keuntungan selama usaha masih
dapat berjalan serta sangat mengandalkan intuisi atau insting bisnis dalam
menjalankan usaha. Ada banyak faktor yang bisa menentukan usaha itu dapat
sukses atau tidak diantaranya peluang pasar, kondisi persaingan, trend bisnis, dan
lain-lain.

Agar UMKM dapat lebih bersaing dan memiliki prospek perkembangan


yang bagus, maka sebelum mendirikan UMKM sebaiknya dilakukan studi
kelayakan usaha terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk memperhitungkan
kemungkinan apakah usaha dapat bersaing dan bertahan diantara para
kompetitornya sekaligus melihat kemungkinan pengembangan usaha di masa
depan dilihat dari berbagai aspek atau sudut pandang.

1
Salah satu UMKM di Padang adalah Keripik Balado Sutan Pangeran.
Keripik Balado Sutan Pangeran merupakan usaha yang memproduksi oleh-oleh
khas minang. Pada usaha keripik balado ini dibuat dari ubi pilihan yang ditanam
di kebun sendiri sehingga menjamin kualitas dari ubi tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam jurnal ini adalah bagaimana kelayakan bisnis


pada Keripik Balado Sutan Pangeran serta pengembangan usaha keripik balado ini
dilihat dari aspek pasar, teknis & teknologi, lingkungan, MSDM, financial, hukum
dan sensitivitas.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini adalah :

1. Mengetahui aspek-aspek kelayakan yang ada pada Keripik Balado Sutan


Pangeran
2. Mengetahui apakah Keripik Balado Sutan Pangeran layak didirikan atau
tidak.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan laporan ini adalah :

1. Analisis kelayakan bisnis dilakukan pada Keripik Balado Sutan Pangeran


yang memproduksi keripik singkong, yang memiliki 3 jenis rasa.
2. Aspek kelayakan yang digunakan sebanyak 6 aspek yaitu pasar, teknis &
teknologi, lingkungan, MSDM, financial, hukum dan sensitivitas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisikan teori tentang studi kelayakan bisnis, tujuan kelayakan
bisnis dan aspek – aspek kelayakan bisnis.

2.1 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran
produk baru[4]

2.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan dibuat untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak dan masing-
masing pihak mempunyai kepentingan serta keinginan yang berbeda. Menurut
Studi kelayakan bisnis memiliki lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu
dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu [1]:

1. Menghindari resiko kerugian

Bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang


tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang penuh dengan
ketidakpastian sehingga perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk
menimimalisasi resiko

3
2. Mempermudah perencanaan

Dengan adanya peramalan masa yang akan datang, maka perencanaan akan
mudah untuk dilakukan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal yang
diperlukan, waktu pelaksanaan, lokasi, cara pelaksanaan, besarnya keuntungan
serta keuntungan serta bagaimana pengawasan bila terjadi penyimpangan.

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

Perencanaan yang disusun dapat mempermudah implementasi bisnis, proses


bisnis dapat dilakukan secara sistematik sehingga para karyawan dapat memiliki
pedoman dan tetap fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai
sesuai dengan apa yang direcanakan.

4. Memudahkan Pengawasan

Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka
pengawasan terhadap proses bisnis menjadi lebih mudah. Pengawasan dilakukan,
agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.

5. Memudahkan Pengendalian

Bila terjadi penyimpangan, maka akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat
langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.

2.3 Aspek – Aspek Kelayakan Bisnis

Aspek – aspek dalam studi kelayakan bisnis adalah :

4
1. Aspek Pasar Pemasaran

Aspek pasar menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan
dihasilkan oleh kegiatan usaha yang dilakukan, dapat dilihat dengan hal-hal
berikut :

a. Potensi pasar
b. Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau
hasrat untuk membeli.
c. Tentang perkembangan atau pertumbuhan penduduk
d. Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang
mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen,
kecenderungan permintaan masa lalu, dan lain-lain.
e. Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk dapat
meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar
pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah [4] :

a. Harga barang itu sendiri


b. Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti atau barang
pelengkap)
c. Pendapatan
d. Selera
e. Jumlah penduduk
f. Faktor khusus (akses)
Terdapat empat variabel utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi
pasar konsumen yaitu:

a. Segmentasi geografik

5
Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik
seperti negara, regional, negara bagian, kota atau kompleks perumahan.

b. Segmentasi demografik

Segmentasi demografik membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada


variabel seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga,
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.

c. Segmentasi psikografik

Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok berbeda


berdasarkan pada karakteristik sosial, gaya hidup atau kepribadian.

d. Segmentasi tingkah laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada


pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.

Strategi pemasaran pada Keripik Balado Sutan Pangeran memakai analisis


SWOT. Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan, analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats).

a. Strenghts (Kekuatan)

Strenghts merupakan karakteristik dari suatu perusahaan yang merupakan


keunggulan.
b. Weakness (Kelemahan)

6
Weakness merupakan karakteristik dari suatu perusahaan yang merupakan
kelemahan.

c. Opportunities (Peluang)

Opportunities merupakan kesempatan yang datang dari luar perusahaan tersebut.

d. Threats (Ancaman)

Threats merupakan elemen yang datang dari luar yang dapat mengancam bagi
perusahaan.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan,
lay out, serta pemilihan teknologi yang sesuai.

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan proses pembangunan
fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah bangunan fisik selesai
dibangun[2]. Pembahasan dalam aspek teknis meliputi penentuan lokasi proyek,
perolehan bahan baku produksi, serta pemilihan mesin dan jenis teknologi yang
digunakan untuk menunjang proses produksi.

3. Aspek Lingkungan

Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis terhadap lingkungan, apakah


dengan adanya bisnis tersebut lingkungan menjadi semakin baik atau sebaliknya.
Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu
bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak
ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan.
4. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia

7
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahap-tahap
pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kerja kasar maupun
tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk menjalankan bisnis.

5. Aspek Finansial

Aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan
rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan bisnis untuk membayar kembali dana tersebut dalam
waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah bisnis akan dapat berkembang
terus[3].

Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana


prakiraan aliran kas akan terjadi. Adapun
beberapa indikator yang sering digunakan untuk menentukan kelayakan usaha dari
aspek keuangan diantaranya[3] :

a. Payback Period (PBP)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas,
dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment
dengan cash inflow nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai
rasio ini dibandingkan dengan maksimum payback period yang dapat diterima.

8
b. Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa datang, atau penerimaan kas,
dengan mengeluarkan investasi awal

c. Minimum Attractive Rate of Return (MARR)

MARR adalah tingkat suku bunga pengebalian minimum yang menarik , di


mana tingkat suku bunga tersebut akan dijadikan dasar atau indikator
keputusan manajemen sehubunga dengan pemilihan alternatif-alternatif biaya
(cost alternatives), manfaat (benefit alternatives) atau kelayakan suatu
investasi (feasibility study)

Keterangan : i = tingkat suku bunga


f = inflasi
d. Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present
value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari
manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan dalam 16
perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang

9
e. Profitability Index (PI)

Pemakaian metode Profitability Index ini caranya adalah dengan menghitung


melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai
sekarang dari investasi yang telah dilaksanakan.

f. Break Event Point (BEP)

Break Event Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan
total cost (TR=TC), tergantung pada lama arus penerimaan sebuah bisnis dapat
menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya.
Selama suatu usaha masih di bawah BEP, maka perusahaan masih mengalami
kerugian. Semakin lama mencapai titik pulang pokok, semakin besar saldo rugi
karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang dikeluarkan.

g. Net Benefit – Cost Ratio

10
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang
menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari
bisnis tersebut.

h. Gross Benefit – Cost Ratio

Gross B/C Ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam
analisa bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan
menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya
tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima.

6. Aspek Hukum

Aspek hukum merupakan aspek penting dalam pendirian suatu perusahaan dimana
setiap usaha wajib memiliki legalitas, jika tidak memiliki maka perusahaan akan
dianggap ilegal. Sehingga tidak bisa melakukan usaha dan akan dikenakan sanksi
jika terdeteksi kemudian hari.

7. Aspek Sensitivitas

Aspek sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang
berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas
merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian[3]. Analisis sensitivitas
dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting,
masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu
persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai
seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada
hasil kelayakan (NPV, IRR, B/C).

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian bertujuan untuk mengetahui mekanisme dalam pembuatan


laporan. Tahapan metodologi penelitian terdiri dari studi literatur, perumusan

12
masalah, identifikasi masalah, pengumoulan data, pengolahan data, analisis data
dan penutup. Berikut adalah skema metodologi penelitian :

Gambar 1. Metodologi Penelitian

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berikut merupakan hasil dan pembahasan dari analisis kelayakan pada usaha
Keripik Balado Sutan Pangeran.

4.1 Aspek Pasar Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Keripik Balado Sutan


Pangeran adalah dengan melakukan strategi STP yaitu segmenting, targetting dan

13
positioning. Pada aspek pemasaran ini bertujuan untuk menguji serta menilai
sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat mendukung
perkembangan usaha yang akan dilaksanakan.

4.1.1 Segmenting

Segmentasi pasar adalah upaya memetakan pasar dengan memilah-milahkan


konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Segmentasi pasar di Keripik
Balado Sutan Pangeran terdiri dari beberapa aspek yang terlampir pada Tabel 1.

Tabel 1. Segmentasi Pasar di Keripik Balado Sutan Pangeran

4.1.2 Targetting

Target dari pasar pada Keripik Balado Sutan Pangeran adalah konsumen dari
kalangan bawah hingga kalangan atas, karena melihat dari harga produk mulai
dari Rp 20.000 sampai Rp 45.000. Selain itu produk ditargetkan pada masyarakat
umum terlebih kepada para masyarakat luar padang.

4.1.3 Positioning

Penempatan produk adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran


agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.

Perusahaan ingin bahwa tempat penjualan produk dapat mudah ditemukan naik di
mini market maupun swalayan. Produksi keripik balado ini memiliki variasi rasa
yang cocok di lidah masyarakat

14
4.1.4 Analisis SWOT

Berikut adalah tabel analisis SWOT Keripik Balado Sutan Pangeran yang
terlampir pada Tabel 3.
Tabel 2. Analisis SWOT

4.2 Aspek Teknis Teknologi

Aspek teknis teknologi menjelaskan tentang lokasi perusahaan dan penilaian


lokasi tersebut.

4.2.1 Lokasi perusahaan

Lokasi Keripik Balado Sutan Pangeran adalah di Jalan Veteran No. 75F.

15
Gambar 2. Lokasi Usaha

4.2.2 Bahan baku

Bahan baku langsung dari produksi kripik singkong ini adalah adalah ubi kayu,
cabai, gula, bumbu dan minyak kelapa. Sedangkan bahan baku tak langsungnya
adalah plastik, stiker dan karet. Bahan baku seperti ubi kayu didapatkan dari
kebun pribadi.

4.2.3 Proses produksi

Proses produksi pada Keripik Balado Sutan Pangeran terdiri dari 5 proses yaitu

1. Kupas, cuci dan potong singkong

Langkah awal dalam pembuatan keripik singkong ini adalah pengupasan kulit
singkong yang dilakukan secara manual oleh pekerja. Setelah mengelupaskan
kulit singkong, maka dicuci terlebih dahulu sampai bersih. Lalu singkong tersebut
dipotong dengan bantuan alat pemotong.

2. Proses penggorengan

Setelah semua singkong telah di potong, lalu dilanjutkan dengan proses


penggorengan singkong.

16
3. Proses pembumbuan

Setelah singkong telah digoreng, langkah selanjutnya adalah menambahkan


bumbu dengan berbagai rasa ke singkong yang telah jadi.

4. Proses pengemasan

Setelah keripik singkong telah dibumbui maka akan dikemas dengan plastic dan
kertas.

5. Promosi dan pemasaran

Selain produk yang telah dipesan oleh konsumen, promosi tetap harus dilakukan
baik secara langsung maupun tidak langsung agar nantinya semakin banyak
pesanan dari konsumen dan akan berefek pada meningkatnya profit yang
didapatkan oleh perusahaan.

4.2.4 Mesin dan peralatan

Keripik Balado Sutan Pangeran menggunakan beberapa mesin dan peralatan yang
digunakan. Berikut mesin dan peralatan yang digunakan yang terlampir pada
Tabel 3.

Tabel 3. Mesin dan peralatan

17
4.2.5 Kapasitas produksi (per tahun)

Perusahaan ini membuat tiga jenis rasa kripik balado dan untuk masing –masing
tipe diproduksi dalam jumlah yang berbeda yaitu 125 bungkus per hari pada rasa
rendang dan pedas manis, dan 99 bungkus per hari pada rasa extra pedas.
Sehingga dapat diketahui untuk ketiga tipe keripik diproduksi sebanyak 349
bungkus per hari. Total jumlah produksi untuk satu tahun untuk ketiga tipe adalah
125712 bungkus per tahun.

4.3 Aspek Hukum

Menurut Pasal 1 angka 3 UU 20/2008 Keripik Balado Sutan Pangeran merupakan


usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang- Undang ini.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang nomor 7 tahun 2015 tentang


bangunan gedung dinyatakan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
dalam melakukan pendirian sebuah bangunan. Keripik Balado Sutan Pangeran
telah memenuhi persyaratan dalam hal ini, dan dapat dikatakan bahwa Keripik
Balado Sutan Pangeran telah layak mendirikan usaha ditinjau dari aspek hukum.

Aspek hukum merupakan aspek yang cukup menentukan dan menjamin


kelangsungan suatu usaha. Oleh karena itu, aspek ini tidak dapat diabaikan.
Karena aspek hukum merupakan legalitas kelangsungan usaha, sedangkan usaha
yang sedang berproduksi akan segera terhenti begitu saja atau terhenti perlahan
manakala produk yang dihasilkan tidak memiliki jaminan pasar.

18
Jenis badan hukum yang dipilih dalam usaha ini adalah perusahaan perseorangan.
Dengan proses perizinan pada pemerintah dengan mengajukan permohonan dan
ketentuan :
Dokumen yg diperlukan yaitu Daftar Perusahaan, Bukti Diri, Surat Keterangan
Usaha dari desa/kelurahan setempat.

4.4 Aspek Manajemen Dan Organisasi

Manajemen sumber daya manusia pada Keripik Balado Sutan Pangeran terdiri
dari 9 karyawan yang terdiri dari direktur, manajer keuangan, manajer marketing,
karyawan keuagan dan karyawan produksi.

Struktur organisasi yang digunakan adalah dengan menggunakan struktur


organisasi hirarrki yang terdiri atas high manager, middle manager dan low
manager. Tahapan dari perencanaan sumber daya manusia dimulai dari tahapan
rekrutmen karyawan, seleksi karyawan, pelatihan bagi para karyawan dan
pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan untuk peningkatan kinerja
perusahaan kedepannya.

Mengenai sumber ini perusahaan kami lebih banyak menggunakan sumber


eksternal daripada internal karena pada perusahaan kami pada umumnya kami
membutuhkan karyawan yang bekerja dibagian produksi.

Pada Keripik Balado Sutan Pangeran terdapat dua jenis imbalan yaitu makan
sebesar 15% dari gaji pokok dan transportasi sebesar 10% dari gaji pokok.

4.5 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan hidup harus dikaji sebelum suatu usaha dijalankan. Dampak
lingkungan hidup yang diteliti berupa berubahnya suatu lingkungan dari bentuk
aslinya seperti perubahan fisik, kimia, biologi, dan sosial. Limbah yang dihasilkan

19
Keripik Balado Sutan Pangeran berupa geram atau bahan – bahan sisa dari proses
pembuatan kripik singkong.

4.6 Aspek Finansial

Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan


rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat
dalam tahapan analisis usaha.” Pembahasan dalam aspek finansial ini yaitu biaya
investasi, biaya operational, dan biaya depresiasi.

1. Kebutuhan Dana

Pada usaha Kripik Balado Sutan Pangeran, sumber dana berasal dari dana pribadi
dan dana dari bank dengan persentasenya adalah 40% dana pribadi dan 60% dana
dari bank. Bank yang digunakan adalah bank BRI dengan besar bungnya 10,50%.

a. Biaya Investasi

Biaya inventasi terdiri dari semua biaya yang memiliki nilai ekonomis yang lama.
Diantaranya biaya pendirian perusahaan, biaya pemasangan listrik, biaya
perlengkapan kantor, biaya kendaraan dan biaya mesin.

b. Biaya Operasional

Biaya opersional berisikan semua biaya yang berefek langsung dalam proses
produksi. Diantaranya biaya material, biaya tenaga kerja, biaya reparasi, biaya
administrasi, biaya transportasi dan biaya utilitas.

2. Sumber Dana

Sumber dana terdiri dari dana pribadi dan dana dari lampiran. Berikut adalah tabel
sumber dana :

20
Tabel 4. Sumber Dana

3. Pajak Penghasilan

Tarif pajak tergantung dari tingkatan penghasilan yang sesuai dengan Direktorat
Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak 2010 yang terlampir pada Tabel 5.

Tabel 5. Pajak Penghasilan

4. Bunga dan Inflasi

Besarnya bunga bank yang diberikan berdasarkan kepada bank yang digunakan
sebagai sumber dana. Pada Keripik Balado Sutan Pangeran, perusahaan
menggunakan sumber dana dari bank BRI dengan besar bunganya 10,50%.
Sedangkan besarnya nilai inflasi didapatkan dari bank BI dengan besar inflasi
sebesar 4,2%. Berikut adalah tabel bunga dan inflasi.

Tabel 6. Bunga dan Inflasi

5. Sales Ravenue

21
Nilai revenue didapatkan dari nilai harga produk yang dikalikan dengan jumlah
produksi dalam satu tahun. Jumlah produksi akan meningkat setiap tahunnya
karena berdasarkan pada pertumbuhan penduduk yang naik setiap tahunnya.

6. Net Cash Flow

Nilai cash flow didapatkan dari nilai revenue dan total pengeluaran yang mana
nantinya akan didapatkan laba bersih untuk digunakan dalam perhitungan analisis
kelayakan bisnis.

7. Kelayakan Investasi

Menentukan kelayakan investasi dapat dilakukan menggunakan 4 metode uji


kelayakan bisnis. Empat metode tersebut yaitu metode PP, NPV, IRR, dan PI.

Setiap metode ditelusuri analisis sensitivitasnya dengan melakukan 3 variasi yaitu


variasi harga produk yang dinaikkan 10% dari harga awalnya, jumlah produksi
yang dinaikkan 100 unit atau tipe untuk setiap bulannya dan sumber dana yang
diturunkan yang awalnya 60% menjadi 50%.

Tabel 7. Penurunan Pendapatan

Tabel 8. Analisis sensitivitas harga produk

Tabel 9. Analisis sensitivitas jumlah produksi

22
Tabel 10. Analisis sensitivitas peresen pinjaman

7.1 Diagram Tornado

Diagram tornado digunakan untuk bisa melihat lebih jelas apakah dari keempat
metode uji kelayakan bisnis semuanya sudah memberikan nilai layak atau tidak
untuk keberlangsungan usaha kripik singkong ini.

Gambar 3. Diagram Tornado berdasarkan Perubahan Harga Jual Produk

Gambar 4. Diagram Tornado berdasarkan Perubahan Jumlah Produksi

23
Gambar 5. Diagram Tornado berdasarkan Perubahan Persen Pinjaman

4.7 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat


dari perubahan kriteria – kriteria seperti PP, NPV, IRR, dan PI terhadap perubahan
kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan
analisis sensitivitas, maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan
tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.

BAB V
ANALISIS

Analisis terdiri dari analisis aspek pasar dan pemasaran, analisis aspek teknis
teknologi, analisis aspek hukum, analisis aspek manajemen dan organisasi,
analisis aspek lingkungan, analisis aspek finansial, analisis sensitivitas.

5.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Target produksi Usaha Kripik Balado Sutan Pamgeran sebesar 10476 bungkus per
bulan atau 125712 per tahun yang akan dipasarkan secara regional di Sumatra
Barat. Namun, tidak hanya usaha Kripik Balado Sutan Pangeran yang
memproduksi kripik singkong dengan berbagai rasa, sehingga mengharuskan

24
kami merencanakan strategi pemasaran agar tidak kalah saing dengan perusahaan
pesaing lainnya. Strategi yang dilakukan adalah harus memiliki tingkat penawaran
yang tinggi untuk setiap tahunnya yang sesuai dengan pertambahan masyarakat
luar dan masyarakat umum tiap tahunnya.

5.2 Analisis Aspek Teknis Teknologi

Analisis aspek teknis dan teknologi di awali dengan pemilihan lokasi usaha.
Lokasi berada pada di Jalan Veteran No. 75F. Teknologi yang digunakan adalah
menggunakan mesin-mesin dalam proses produksi seperti mesin molen untuk
mengaduk kerupuk, mesin sealer, mesin strapping dan mesin slicer.

5.3 Analisis Aspek Hukum

Keripik Balado Sutan Pangeran telah memenuhi persyaratan untuk pendirian


sebuah CV yang diatur dalam Pasal 16 – 35 Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata (KUHD). Persyaratan yang dibutuhkan adalah kelengkapan biodata
pendiri CV, nama CV, maksud dan tujuan CV, perencanaan CV dan dokumen –
dokumen yang harus dilengkapi seperti Surat Pengukuhan Perusahaan Kena
Pajak, Surat Izin Usaha Perdagangan, dan Tanda Daftar Perusahaan. Sehingga
Keripik Balado Sutan Pangeran layak didirikan dari segi aspek hukum.

5.4 Analisis Aspek Manajemen dan Organisasi

Aspek manjemen sumber daya manusia yang merupakan aspek penting dalam
kelayakan suatu bisnis. Keripik Balado Sutan Pangeran mempunyai 9 karyawan.
Tahapan dari perencanaan sumber daya manusia dimulai dari tahapan rekrutmen
karyawan, seleksi karyawan, pelatihan bagi para karyawan dan pengembangan.
Pada Keripik Balado Sutan Pangeran terdapat dua jenis imbalan yaitu makan dan
transportasi. Dimana semua jenis imbalan ini diberikan berbeda-beda. 15% untuk
makan dan 10% untuk transportasi sesuai dengan gaji pokok yang didapatkan.

25
Dengan demikian aspek manajemen dan organisasi Keripik Balado Sutan
Pangeran dapat terpenuhi.

5.5 Analisis Aspek Lingkungan

Keripik Balado Sutan Pangeran tidak menghasilkan limbah cair ataupun padat,
namun hanya menghasilkan limbah berupa geram atau bahan – bahan sisa dari
proses pembuatan kripik singkong. Dengan demikian pembanguan Keripik
Balado Sutan Pangeran ini tidak akan merusak lingkungan.

5.6 Analisis Aspek Finansial

Berdasarkan data yg telah dikumpulkan, dapat dikelompokkan biaya berdasarkan


biaya operasional, biaya depresiasi dan biaya investasi. Dari ketiga biaya tersebut
akan didapatkan total kebutuhan biaya yang mana nantinya akan menentukan
berapa jumlah pinjaman di bank dan berapa dana sendiri dari perusahaan. Dana
peminjaman di bank didapatkan dari pinjaman bank BRI dengan bunga sebesar
10,50%, perusahaan akan melunasi pinjaman beserta bunganya dalam rentang
waktu 10 tahun. Selain itu dibutuhkan nilai revenue untuk mendapatkan nilai cash
flow, yang mana nilai cash flow digunakan untuk mencari apakah bisnis ini layak
atau tidak melalui beberapa metode yaitu metode PP, NPV, IRR, dan PI dari data
awal perusahaan, dihasilkan bahwa untuk semua metode bisnis ini layak untuk di
jalankan.

5.7 Analisis Sensitivitas

Sensitivitas dilakukan dengan tiga variasi yaitu dari harga jual produk, jumlah
produksi, dan sumber dana. Ketika harga jual produksi dinaikkan untuk masing ke
3 tipenya sebesar 10%, untuk keempat metode manghasilkan bahwa bisnis ini
layak untuk dijalankan. Ketika jumlah produksi dinaikkan sebanyak 100 unit / tipe
untuk satu bulannya, didapatkan dari keempat metode bahwasanya bisnis ini layak
untuk di jalankan dan ketika sumber dana diturunkan dari 60% menjadi 50%, dari

26
keempat metode juga didapatkan bahwa bisnis ini layak di jalankan. Menurut
metode PP, bisnis ini layak dihalankan ketika didapatkan nilai yang kecil dari 10
tahun, karena nilai ekonomisnya adalah 10 tahun. NPV dikatakan layak ketika
nilainya positif, IRR dikatakan layak ketika nilainya besar dari MARR dan PI
dikatakan layak ketika nilainya > 1.

Pada diagram tornado dapat diketahui bahwa semua metode dengan beberapa
perbandingan seperti harga produk, jumlah produksi dan sumber dana. Dari
diagram tornado tersebut didapatkan hasil untuk keempat metode analisis
kelayakan bisnis dengan diagramnya berada di sebelah kanan yang menandakan
bahwa semua metode memberikan nilai layak untuk jalannya bisnis Keripik
Balado Sutan Pangeran.

6. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari analisis kelayakan bisnis pada Keripik Balado
Sutan Pangeran adalah :

1. Keripik Balado Sutan Pangeran telah memenuhi aspek uji kelayakan bisnis
suatu perusahaan yang dapat dilihat dari nilai investasi NPV, IRR, dan
payback period, dan investasi yang akan menguntungkan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Kasmir dan Jakfar (2007)


[2]. Ahmad,Kamaruddin, (2004), Dasar- dasar Manajemen Investasi dan
Portofolio, Jakarta: Rineka Cipta
[3]. Nurmalina, R. dkk. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen
Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB.
[4]. Umar, 2003, Metode Riset Akuntansi Terapan, Jakarta : Ghalia Indonesia,
Cetakan Pertama.

27

Anda mungkin juga menyukai