Anda di halaman 1dari 10

Diagnostik

1. TSH serum (biasanya menurun)


2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(Amin, Hardi:2013)

A. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh
obatnya: propil tio orasil (PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/
lebihatau pasien yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroid-nya
tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk
wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi terhadap
obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu setahun.
b. Terapi obat anti hiperteroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah:
1. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat mengurangi prodoksi hormon tiroid. Mula-mula
dosisnya bisa 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3 tablet saja
sehari. Obat ini cukup baik untuk hipertiroid.
Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel
darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Cirri-ciri
agranulositosis adalah sering terjadi sakit tenggorokan yang tidak
sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi dan demam.
2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)

1
Merupakan obat hormon kortikostiroid yang biasanya dipakai
sebagai obat anti peradangan. Obat ini bisa digunakan untuk
menghilangkan peradangan dikelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya abat anti Parkinson, yang dipakai untuk
mengatasi gejala-gejala Parkinson, seperti gerakan badan yang kaku,
tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid,
obat ini dipakai untuk mengobati tangan bergetar dan denyut jantung
yang meningkat. Namun penggunan obat ini pada pasien dengan
penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak
digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia).
Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali/menit)
dan tangan bergetar biasanya diberikan obat lain yaitu propanolol,
antenolol, ataupun verapamil.
c. Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah
mengkosumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat
kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan
metabolisme didalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk
mengobati kencing manis (diabetes militus), tekanan drah tinggi
(hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan pembuluh darah
jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati.
Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan
oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi
jaringan oto jantung.

B. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau
terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
2
agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid:
mortalitas.
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,
derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan
keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme
yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,
pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien
dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid,
menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormon
tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi,

3
tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.

4
1. Analisis Data
NO Symtom Problem Etiologi
1. Do : Gangguan Mekanisme
Pasien tampak: integritas jaringan perlindungan
a. sering berkeringat mata:
b. Tampak adanya ada eksoftalmus.
Ekshothalamus
DS :
Pasien mengeluh :
a. gatal

2. Do : Penurunan curah Perubahan


a. TD : 140/70 mmHg jantung denyut/irama
Ds: jantung
a. Klien mengatakan
jantungnya berdebar –
debar
b. Klien mengatakan
lelah
3. Do : Hypertermi Peningkatan
a. Suhu : 37.5ºC metabolik
b. Klien teraba sedikit
panas
Ds :
a. Klien mengatakan
badannya terasa panas
4. Do : Ketidakseimbangan Tidak dapat
a. Berat badan klien nutrisi kurang dari mengabsorbsi
turun meskipun nafsu kebutuhan tubuh makanan
makan bertambah
Ds :

5
a. Klien mengatakan
cepat mersa lapar
D. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme
perlindungan mata: eksoftalmus
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
3. Hypertermi
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

E. Intervensi dan Rasional


NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1 Gangguan Setelah dilakukan Observasi : Obsevasi:
integritas tindakan 1. Observasi periorbital, 1. Manifestasi umum dari
jaringan keperawatan selama gangguan penutup stimulasi adrenergik
berhubungan 1x8 jam, diharapkan mata, lapang pandang, yang berlebihan
dengan gangguan integritas penglihatan yang berhubungan dengan
mekanisme jaringan dapat sempit, air mata yang tirotoksikosis yang
perlindungan hilang. berlebihan. Catat memerlukan intervensi
mata: Kriteria Hasil: adanya fotophobia, rasa pendukung sampai
eksoftalmus 1. Flushing (-) adanya benda di luar revolusi krisis dapat
2. Tidak tampak mata dan nyeri pada menghilangkan
adanya pruritus mata. simpomatologis
lagi 2. Evaluasi ketajaman 2. Otfalmatopi infiltrat
3. Ekshothalamus(-) mata, laporkan adanya adalah akibat dari
pandangan yang kabur peningkatan jaringan
atau pandangan ganda ( retro-orbita, yang
diplopia ) menciptakan eksoftalmus
3. dan infiltrasi limfosit dari
otot ekstarokuler yang
menyebabkan kelelahan.
Mandiri :
Mandiri :

6
1. Anjurkan pasien 1. Melindungi kerusakan
menggunakan kaca kornea jika pasien tidak
mata gelap ketika dapat mentup mata
terbangun dan tutup dengan sempurna karena
dengan penutup mata edema atau karena
selama tidur sesuai fibrosis bantalan lemak.
kebutuhan
Kolaborasi : Kolaborasi:
1. Berikan obat sesuai 1. Sebagai lubrikasi mata ,
indikasi : diberikan untuk
Obat tetes mata menurunkan radang yang
metilselulosa, ACTH, berkembang dengan
prednison. capat.
2. Berikan obat sesuai 2. Dapat menurunkan
indikasi obat antitiroid tanda/gejala atau
mencegah keadaan yang
semakin memburuk.
2. Risiko tinggi Klien akan Observasi: Observasi :
terhadap mempertahankan 1. Pantau tekanan darah 1. Hipotensi umum atau
penurunan curah jantung yang pada posisi baring, ortostatik dapat terjadi
curah jantung adekuat sesuai duduk dan berdiri jika sebagai akibat dari
berhubungan dengan memungkinkan. vasodilatasi perifer yang
dengan kebutuhan tubuh. Perhatikan besarnya berlebihan dan
hipertiroid Kriteria Hasil: tekanan nadi. penurunan volume
tidak 1. Nadi perifer 2. Periksa kemungkinan sirkulasi.
terkontrol, dapat teraba adanya nyeri dada atau 2. Merupakan tanda adanya
keadaan normal. angina yang dikeluhkan peningkatan kebutuhan
hipermetaboli 2. Vital sign dalam pasien. oksigen oleh otot jantung
sme, batas normal. 3. Auskultasi suara nafas. atau iskemia.
peningkatan 3. Pengisian kapiler Perhatikan adanya 3. S1 dan murmur yang
beban kerja normal. suara yang tidak menonjol berhubungan
jantung 4. Status mental normal (seperti krekels) dengan curah jantung
baik. 4. Observasi tanda dan meningkat pada keadaan
5. Tidak ada gejala haus yang hebat, hipermetabolik.
disritmia mukosa membran 4. Dehidrasi yang cepat
kering, nadi lemah, dapat terjadi yang akan
penurunan produksi menurunkan volume
urine dan hipotensi. sirkulasi dan
5. Catat masukan dan menurunkan curah
haluaran jantung.
5. Rasi Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
7
dapat menimbulkan
dehidrasi berat

3 Hipertermia Tujuan : Setelah Mandiri: Mandiri :


berhubungan dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk 1. Untuk mempercepat
dengan suhu menggunakan pakaian penurunan suhu tubuh
keperawatan selama
tubuh yang tidak terlalu melalui proses konduksi
meningkat 1x8 jam suhu tubuh tebal.
stabil Observasi: Observasi
1. Pantau TTV (TD, HR, 1. Untuk mengetahui data
Kriteria hasil : RR). dasar parameter
hemodinamik
1. Suhu tubuh dalam 2. Pantau suhu tubuh 2. Untuk mengetahui
minimal setiap 2 jam, perkembangan suhu tubuh
batas normal
sesuai dengan
sekitar 36,5oC - kebutuhan dan pantau
37,5oC adanya diaporesis yang
2. Pasien berlebihan.
HE: HE :
mengatakan tidak
1. Motivasi asupan minum 1. Untuk menjaga
merasa panas peroral dan pastikan keseimbangan cairan tubuh
lagi. tetes infus sesuai saat penguapan karena
dengan yang dianjurkan peningkatan suhu tubuh
2. Lakukan dan ajarkan 2. Untuk mempercepat
keluarga untuk penurunan suhu tubuh
melakukan TWS (tepid melalui proses evaporasi
water sponge). dan konduksi
Kolaborasi:
1. Pemberian anti piretik:
a. Berikan kompres
hangat pada lipat
paha dan tangan
b. Selimuti pasien
tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
c. Anjurkan klien
untuk
mengkonsumsi air
minum.
4 Risiko tinggi Tujuan : Klien akan Observasi: Observasi :
terhadap menunjukkan - 1. Pantau masukan 1. Pantau masukan
perubahan makanan setiap hari, makanan setiap hari,
8
nutrisi kurang Tidak ada tanda- timbang berat badan timbang berat badan
dari tanda malnutrisi setiap hari setiap hari.
kebutuhan - 2. Catat adanya anoreksia, 2. Peningkatan aktivitas
berhubungan mual dan muntah adrenergic dapat
dengan menyebabkan gangguan
peningkatan sekresi insulin/terjadi
metabolisme resisten yang
(peningkatan mengakibatkan
nafsu hiperglikemia
makan/pemas Kolaborasi: Kolaborasi:
ukan dengan 1. Pemberian diet tinggi 1. Mungkin memerlukan
penurunan kalori, protein, bantuan untuk menjamin
berat badan) karbohidrat dan pemasukan zat-zat
vitamin makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
sesuai.

9
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media
Action.

Universitas Sumatra Utara. (2013). < BAB II Tinjauan Pustaka Hipotiroid


[Internet]. Bersumber dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40615/4/Chapter%20
II.pdf > [Diakses tanggal 07 Maret 2015. Jam 09.09]
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai