JURDING
JURDING
Pembimbing
Oleh :
201704200326
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
Journal reading telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas
Pembimbing
Sp.M. Selaku pembimbing, dan semua pihak terkait yang telah membantu
Surabaya, 5 Noverber2018
Penulis
Perbandingan Hasil Operasi dan Penglihatan Setelah
Penggunaan Ulang atau Pengganti dari Dislokasi Kapsul
Lensa Intraokular (IOL)
1. Pendahuluan
Dislokasi lensa intraokular (IOL) biasanya diterapi dengan dua metode:
satu adalah ekstraksi dislokasi lensa intraokuler (IOL) dan penggantian
dengan lensa intraokular (IOL) baru di ruang anterior atau posterior, dan
metode yang lainnya yaitu menggunakan kembali dislokasi (IOL). Lensa
intra okular (IOL) difiksasi di sclera dengan jahitan nonabsorbabel. Pada
metode former, iris claw lensa intraokular (IOL) ditempatkan di ruang
anterior atau posterior. Dua metode ini memiliki komplikasi. Lensa
intraokular (IOL) ruang anterior dapat terjadi pengurangan densitas sel
endotel kornea dan keratopati bulosa. Di sisi lain, penggunaan kembali
lensa intraokuler (IOL) membutuhkan prosedur yang lebih rumit dan
operasi yang lebih lama, dan kerusakan jahitan dapat terjadi beberapa
kemudian setelah pembedahan.
Dua penelitian terbaru melaporkan fiksasi intrascleral haptics lensa
intraokular (IOL) dengan stabilitas lensa intraokular (IOL) jangka panjang
tidak membutuhkan jahitan. Meskipun pada dislokasi lensa intraokular
(IOL), fiksasi intrascleral dari IOL yang sama telah dilaporkan oleh Kim et
al. Mereka melaporkan bahwa sebagian besar kasus dengan lensa
intraokular (IOL) yang keluar dari kapsulnya, dan fiksasi ulang pada mata
karena dislokasi lensa intraokular (IOL) menggunakan metode teknik
fiksasi intraskleral yang tidak diketahui.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil
penglihatan setelah penggunaan kembali dari dislokasi kapsul lensa
intraokular (IOL) dan setelah mengganti dislokasi lensa intraokular
(IOL). Akibat dislokasi kasus tersebut dengan teknik fiksasi intrascleral
lebih muda dan lebih aman daripada dengan teknik jahitan lensa
intraokular (IOL) yang konvensional.
2. Metode
Pada penelitian ini digunakan 15 mata dari 15 pasien dengan dislokasi
kapsul lensa intraokular (IOL). Kasus ini diobservasi oleh seorang ahli
bedah tunggal (TB) di Rumah Sakit Universitas Chiba dari Agustus 2015
hingga Desember 2016. Kriteria eksklusif dari mata yaitu mata dengan
trauma atau dislokasi ringan yang tidak membutuhkan perbaikan dan
dislokasi lensa intraokuler (IOL) yang difiksasi pada sulkus siliaris.
Beberapa kasus memiliki penglihatan yang dapat dikoreksi dengan bagus,
tetapi mereka ingin menjalani operasi karena hiperopia yang parah.
Kasus ini dibagi menjadi dua kelompok : di grup A, pada dislokasi
lensa intraokular (IOL) difiksasi menggunakan teknik fiksasi intrascleral,
dan di grup B, dislokasi lensa intraokular (IOL) dihilangkan dan lensa
intraokular (IOL) baru disisipkan dan diperbaiki oleh teknik fiksasi
intrascleral. Jika dislokasi lensa intraocular (IOL) pada satu bagian, maka
diganti dengan lensa intraokular (IOL) baru. Jika tidak, dislokasi lensa
intraokular (IOL) digunakan kembali. Selain itu, semua 3-bagian pada
lensa intraokular (IOL) direncanakan untuk digunakan kembali. Namun,
dalam dua mata, dislokasi lensa intraokular (IOL) rusak selama operasi
dan diganti. Dua mata ini ditempatkan di grup B.
3. Hasil
Demografi pasien disajikan pada Tabel 1. Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok A dan B jika dilihat dari usia, panjang aksial,
waktu setelah implantasi lensa intraokular (IOL), tajam penglihatan pra
operasi, dan IOP. Jumlah kasus dislokasi lensa intraokular (IOL) dengan
kapsul opak yang secara signifikan penglihatan sentral terganggu lebih
besar pada grup A. Tidak ada perbedaan yang signifikan di antara
keduanya dalam parameter pasca operasi termasuk tajam penglihatan (P
= 0 388, Tabel 2), kesalahan refraksi (P = 0 955), jumlah astigmatisme (P
= 0 689), dan IOP (P = 0 529). Perbedaan antara diopter tujuan dan
kelainan pasca operasi refraksi lebih besar pada grup A (5.1 ± 4.7 versus
−0.5 ± 0.4), tetapi perbedaannya tidak signifikan secara statistik (P = 0
607). Perubahan astigmatisme adalah 1,1 ± 0,7 di grup A dan 0,5 ± 0,2
pada grup B, dan perbedaan ini tidak signifikan (P = 0 364). Pengurangan
kepadatan sel endotel kornea adalah 1,8 ± 2,9% pada kelompok A dan 3,7
± 6,0% pada grup B (P = 0 940).
Dislokasi lensa intraokular (IOL) mengalami kerusakan selama
operasi terjadi pada dua mata kelompok B. Dislokasi lensa intraokular
(IOL) direncanakan digunakan kembali di dua mata tersebut, tetapi lensa
intraokular (IOL) yang rusak dihilangkan, dan lensa intraokular (IOL) baru
ditanamkan dan diperbaiki secara intrasclerally. Dua kasus dalam grup A
memiliki pemisahan optik dan haptik pada dua minggu dan satu tahun
setelah operasi (Gambar 1). Pasien ini tidak mengalami trauma pada
mata. Kasus lain dalam grup A memiliki kemiringan IOL pada satu minggu
setelah operasi. Komplikasi pasca operasi yang berhubungan dengan IOL
tinggi grup A (50%), dan perbedaannya signifikan secara statistik (P = 0
044). Ketiga kasus ini akhirnya menjalani operasi untuk menggantikan
IOL. Tidak ada komplikasi lain termasuk vitreous hemoragi, pelepasan
retina, glaukoma, dan endophthalmitis yang diamati selama masa studi.
4. Diskusi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
pada tajam penglihatan, kesalahan refraksi, TIO, dan kepadatan kornea
sel-sel endotel dalam dua kelompok mata. Di sisi lain, kemiringan lensa
intraokular (IOL) lebih tinggi dengan penggunaan kembali lensa
intraokular (IOL).
Keuntungan untuk menggunakan kembali lensa adalah sebagai
berikut : tidak perlu menggunakan sayatan sclerocorneal dan
menghasilkan astigmatisme yang lebih rendah, mengurangi risiko
hilangnya sel endotel karena lebih sedikit manipulasi dalam bilik anterior,
dan waktu operasi yang lebih pendek. Namun, astigmatisme pasca
operasi tidak berbeda secara signifikan antara kedua kelompok. Sebuah
sayatan kecil 3 hingga 4 mm yang dilakukan tidak menyebabkan
astigmatisme berat. Penghilangan sel endotel juga tidak berbeda secara
signifikan antara kedua kelompok. Pada manipulasi dislokasi lensa
introkular (IOL) yang dihilangkan mencegah penurunan massa jenis sel
endotel kornea. Terakhir, waktu operasi lebih lama pada grup A karena
penghapusan kapsul dan sisa-sisa lensa korteks dikonsumsi dalam waktu
yang signifikan. Secara kolektif, kelebihan penggunaan kembali dislokasi
lensa intraokular (IOL) tidak signifikan pada kasus ini.
Conflict of Interest
Acknowledgment