Modul Bendahara adalah sistem aplikasi yang digunakan oleh bendahara tingkat Satuan Kerja untuk mengelola kas (penerimaan dan pengeluaran) yang tidak dilakukan secara langsung oleh modul Pembayaran. Modul Bendahara merupakan salah satu dari tujuh Modul yang ada dalam aplikasi SAKTI. Kewenangan pengguna Operator dalam Modul Bendahara adalah melakukan perekaman, perubahan, dan penghapusan data transaksi bendahara pengeluaran dan penerimaan melalui SAKTI seperti pencatatan kuitansi, bon pengeluaran, SSP, SSBP, SSPB. Ouput yang dihasilkan seperti Buku Kas Umum, Buku Kas, Buku Bank, SPTB, LPJ Bendahara dan yang lain. B. Bendahara Penerimaan Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga. Bendahara Penerimaan berkedudukan di unit yang memiliki fungsi pengelolaan keuangan atau unit teknis yang memiliki fungsi penerimaan negara pada Satker. Bendahara Penerimaan secara fungsional bertanggungjawab kepada Kuasa BUN dan secara pribadi bertanggung jawab atas seluruh uang/surat berharga yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN. Bendahara Penerimaan memiliki tugas: 1. Menerima dan menyimpan uang Pendapatan Negara; 2. Menyetorkan uang Pendapatan Negara ke rekening Kas Negara seacar periodic sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan; 3. Menatausahakan transaksi uang Pendapatan Negara di lingkungan Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja; 4. Menyelengarakan pembukuan transaksi uang Pendapatan Negara; 5. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang Pendapatan Negara; dan 6. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada Badan Pemeriksan Keuangan dan Kuasa BU Bendahara Penerimaan melakukan penatausahaan transaksi - transaksi dalam aplikasi SAKTI, yakni (1) migrasi saldo awal Bendahara Penerimaan, (2) transaksi setoran PNBP Fungsional, (3) transaksi pengelolaan rekening pemerintah dan (4) transaksi pengelolaan dana titipan Bendahara Penerimaan. Migrasi saldo awal Bendahara Penerimaan dilaksanakan dalam hal penggunaan SAKTI untuk kali pertama dan/ atau terjadi pergantian tahun anggaran. Migrasi saldo awal Bendahara Penerimaan dilakukan melalui perekaman data saldo akhir tahun anggaran yang lalu kedalam saldo awal tahun anggaran berjalan oleh Operator. Transaksi kedua Bendahara Penerimaan yang dapat diakomodir dalam SAKTI adalah menatausahakan transaksi setoran PNBP Fungsional. PNBP Fungsional adalah PNBP yang dikelola oleh Bendahara Penerimaan Satuan Kerja yang bersumber dari pendapatan satuan kerja yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Satuan kerja lingkup Kementerian / Lembaga. Penatausahaan transaksi Setoran PNBP Fungsional dilakukan sesuai dengan pengaturan mengenai penatausahaan transaksi Setoran PNBP Umum. Bendahara Penerimaan menatausahakan semua uang yang dikelolanya baik yang sudah menjadi penerimaan negara maupun yang belum menjadi penerimaan negara. Penerimaan negara pada kantor/satker pada Kementerian Negara/Lembaga tidak dapat digunakan secara langsung untuk pengeluaran, kecuali diatur khusus dalam peraluran perundang-undangan tersendiri. Bendahara Penerimaan dilarang menerima secara langsung setoran dari wajib setor, kecuali untuk jenis penerimaan tertentu yang diatur secara khusus dan telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan Pengelolaan PNBP Fungsional dilakukan dengan menggunakan dua cara yakni setoran PNBP tanpa SBS dan setoran PNBP dengan SBS. SBS merupakan surat bukti setor. SBS adalah tanda bukti penerimaan yang diberikan oleh Bendahara pada penyetor. PNBP tanpa SBS dalam keadaan penyetoran PNBP Fungsional dilaksanakan secara mandiri oleh Wajib Bayar/Wajib Setor/yang mendapatkan pelayanan yang menghasilkan PNBP setelah mendapat kode billing. Setoran PNBP tanpa SBS dilakukan dengan mencatat detil setoran dan NTPN. Kemudian untuk setoran PNBP dengan SBS dilakukan dengan mencatat uang masuk, mencatat setoran dan mencetak SBS. Penatausahaan transaksi Pengelolaan Rekening Pemerintah merupakan penatausahaan terhadap informasi rekening pemerintah berupa pengelolaan rekening Bendahara Penerimaan dan Rekening Pemerintah Lainnya. Rekening penerimaan adalah rekening giro pemerintah pada bank umum yang dipergunakan untuk menampung uang pendapatan negara untuk Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga. Pengelolaan rekening dimaksud terdiri atas (1) Pemberian Persetujuan Pembukaan Rekening, (2) Melakukan blokir rekening, (3) Menutup rekening dan (4) Memperoleh informasi atas rekening. Transaksi berikutnya yang diakomodir dalam modul bendahara adalah penatausahaan transaksi Pengelolaan Dana Titipan Bendahara Penerimaan yangmana merupakan penatausahaan terhadap dana titipan yang dikelola oleh Bendahara Penerimaan. Penatausahaan transaksi Pengelolaan Dana Titipan Bendahara Penerimaan dilakukan dengan pencatatan kas masuk Dana Titipan pada pembukuan Bendahara Penerimaan. Pengembalian Dana Titipan kepada pihak yang berhak menerima dilakukan dengan pencatatan kas keluar Dana Titipan. C. Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada Kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga. Bendahara Pengeluaran dan BPP berkedudukan di unit yang memiliki fungsi pengelolaan keuangan pada Satker. Modul bendahara mengakomodir transaksi-transaksi yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran. Penatausahaan transaksi Bendahara Pengeluaran dalam Modul Bendahara antara lain terdiri atas: 1. migrasi Saldo Awal Bendahara Pengeluaran; 2. transaksi Uang Persediaan (UP) 3. transaksi Penggantian Uang Persediaan (GUP)/GUP Nihil 4. transaksi Tambahan Uang Persediaan (TUP) 5. transaksi Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan (PTUP) 6. transaksi Uang Persediaan Kembali Pajak (UPKP) 7. transaksi Penggantian Uang Persediaan Kembali Pajak (GUPKP) 8. transaksi dan Pembayaran LS Bendahara/dana titipan 9. transaksi Setoran PNBP Umum 10. transaksi Pungutan dan Setoran Perpajakan 11. transaksi Setoran Pengembalian Belanja 12. transaksi Pengelolaan Kas Hibah 13. transaksi Pencatatan Dana Kas Masuk Badan Layanan Umum 14. Transaksi Pengelolaan Rekening Pemerintah Migrasi Saldo Awal Bendahara Pengeluaran dilaksanakan dalam hal penggunaan SAKTI untuk kali pertama dan/ atau terjadi pergantian tahun anggaran. Migrasi saldo awal bendahara pengeluaran dilakukan melalui perekaman data saldo akhir tahun anggaran yang lalu ke dalam saldo awal tahun anggaran berjalan oleh Operator. Penatausahaan transaksi UP pada Modul Bendahara terdiri atas membuat usulan UP dan mencatat pembukuan SP2D UP. Uang Persediaan (UP) adalah sejumlah uang yang disediakan untuk satker dalam melaksanakan kegiatan operasional kantor sehari-hari. UP merupakan uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran satker hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Usulan UP yang menjadi dasar pembuatan SPM UP diajukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai salah satu aktor di modul Pembayaran, yang selanjutnya PPK akan memproses lebih lanjut dengan membuat SPP UP. Setelah SPP UP mendapatkan nomor tagihan dari SPAN, selanjutnya Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar (PPSPM) membuat SPM yang kemudian diserahkan kepada SPAN untuk dibuatkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Dalam hal SPM UP telah diterbitkan SP2D, Bendahara Pengeluaran melakukan pencatatan SP2D UP dalam pembukuan bendahara. Apabila UP telah digunakan minimal 50% dari jumlah UP, Bendahara pengeluaran dapat mengajukan Ganti Uang Persediaan (GUP) sebesar pengeluaran yang dilakukan dan atas pengeluaran tersebut resmi dicatat sebagai pengeluaran negara. Kemudian pada akhir tahun, apabila masih ada sisa UP yang belum digunakan, Bendahara mengembalikan uang tersebut ke kas negara melalui PNBP umum dan membuat pertanggungjawaban UP melalui GUP Nihil. Selain UP, Bendahara pengeluaran juga dapat melakukan transaksi TUP (Tambahan Uang Persediaan). TUP adalah uang yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Dalam penatausahaan transaksi TUP, Bendahara Pengeluaran merekam Rincian Pembiayaan TUP. Dalam rangka membuat Rincian Pembiayaan TUP, Bendahara Pengeluaran merekam rincian akun dan nilai TUP yang diminta. Dalam hal SPM TUP telah diterbitkan SP2D, Bendahara Pengeluaran melakukan pencatatan SP2D TUP dalam pembukuan bendahara. Tambahan UP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan secara bertahap. Dalam hal selama 1 (satu) bulan sejak SP2D TUP diterbitkan belum dilakukan pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, Kepala KPPN menyampaikan surat teguran kepada KPA. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu. Bendahara dapat melakukan transaksi LS seperti uang lembur, uang SPD, uang makan yang mana atas uang tersebut dapat ditransfer langsung ke rekening pihak ketiga, dalam hal ini adalah pegawai. Penatausahaan transaksi LS Bendahara/dana titipan dilakukan dengan membukukan SP2D LS Bendahara pada pencatatan kas masuk bendahara pengeluaran. Penataausahaan dana titipan selain LS Bendahara dilakukan dengan mencatat dana titipan pada pembukuan bendahara. Penyaluran Dana LS Bendahara/dana titipan kepada pihak yang berhak menerima dilakukan dengan pembayaran dana titipan. Penyaluran Dana titipan selain LS Bendahara kepada pihak yang berhak menerima dengan membukukan dana titipan pada pencatatan kas keluar Bendahara pengeluaran. Dalam menjalankan fungsinya, bendahara pengeluaran juga dapat melakukan penatausahaan transaksi Setoran PNBP Umum. PNBP Umum adalah PNBP yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja yang bersumber selain dari pendapatan satuan kerja yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Satuan kerja lingkup Kementerian / Lembaga, seperti Pemanfaatan BMN, jasa giro, sisa anggaran tahun anggaran yang lalu, sewa tanah dan bangunan, denda keterlambatan, dan hasil penjualan dokumen lelang. Penatausahaan PNBP Umum dilakukan dengan du acara yakni transaksi Setoran PNBP tanpa SBS (non SBS) dan transaksi Setoran PNBP dengan SBS. Penatausahaan Setoran PNBP non SBS dilakukan dengan mencatat detil setoran dan NTPN. Dalam penatausahaan Setoran PNBP dengan SBS, Bendahara Pengeluaran mencatat uang masuk, mencatat setoran PNBP umum dan mencetak SBS. Penatausahaantransaksi Pungutan dan Setoran Perpajakan merupakan penatausahaan terhadap pajak yang berasal dari transaksi uang persediaan Bendahara Pengeluaran. Penatausahaan Pungutan Perpajakan dilakukan dengan mencatat pungutan perpajakan atas dasar Surat Perintah Bayar atau dokumen lainnya yang ditentukan. Penatausahaan Setoran Perpajakan dilakukan dengan mencatat detil setoran atas pungutan pajak. Penatausahaan transaksi Setoran Pengembalian merupakan penatausahaan terhadap setoran pengembalian belanja yang telah dilakukan proses pencatatan SP2D. Penatausahaan Setoran Pengembalian Belanja dilakukan dengan mencatat detil setoran pengembalian belanja dan pengesahan pengembalian belanja. Penatausahaan transaksi Pengelolaan Kas Hibah merupakan penatausahaan terhadap dana hibah yang telah tercatat dalam DIPA. Penatausahaan transaksi kas hibah dilakukan dengan merekam transaksi masuk kas hibah dan kuitansi kas hibah. Transaksi berikutnya adalah Penatausahaan transaksi Pencatatan Dana Kas Masuk Badan Layanan Umum yang merupakan penatausahaan terhadap pencatatan uang masuk dana kas BLU. Penatausahaan transaksi kas BLU dilakukan dengan merekam transaksi uang masuk bendahara penerimaan. Dan yang terakhir, Penatausahaan transaksi Pengelolaan Rekening Pemerintah merupakan penatausahaan terhadap informasi rekening pemerintah berupa pengelolaan rekening Bendahara Pengeluaran dan Rekening Pemerintah Lainnya. D. Bendahara Pengeluaran Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah orang yang ditunjuk sebagai pembantu bendahara pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. Dalam menatausahakan transaksi, Bendahara Pengeluaran dapat dibantu oleh 1 (satu) atau beberapa Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dengan menggunakan kewenangan Operator Bendahara Pengeluaran Pembantu. Kewenangan Operator Bendahara Pengeluaran Pembantu meliputi seluruh kewenangan Bendahara Pengeluaran kecuali: 1. mencatat SP2D pada pembukuan bendahara 2. merekam transaksi hibah 3. membuat usulan UP 4. membuat rincian pembiayaan TUP E. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara meliputi dua kondisi, yaitu secara periodic dan secara insidentil/sewaktu-waktu. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara terdiri atas (1) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran, (2) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Pembantu dan (3) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara mencetak LPJ Bendahara Penerimaan LPJ Bendahara disampaikan ke KPPN sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai kedudukan dan tanggung jawab Bendahara pada Satker pengelola APBN. F. Hal – Hal yang Dapat Diakomodir dalam Modul Bendahara Modul Bendahara tidak hanya dapat diakses oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran saja, namun juga oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat Penandatangan SPM.
1. Aktifitas Pejabat Pembuat Komitmen
No Aktifitas Deskripsi Tugas
1 Uang Persediaan Melakukan monitoring UP
Menginformasikan kepada Bendahara terhadap adanya persetujuan dispensasi nilai UP dari Kanwil Perbendaharaan/ Dit. Pelaksanaan Anggaran
2 Tambahan Uang Melakukan monitoring TUP
Persediaan
3 Pengakuan dan Mengesahkan kwitansi
Pengesahan Membuat Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja Belanja (SPTB) Membuat Bon Pengeluaran Melakukan monitoring Bon Pengeluaran
4 Penyelesaian Melakukan monitoring UP dan TUP
Sisa UP dan TUP Mendapatkan informasi realisasi dan sisa UP/ TUP yang tidak di belanjakan
5 Dana Titipan Melakukan monitoring dana titipan
Mendapatkan informasi dana titipan yang dikembalikan ke kas Negara
2. Aktifitas Pejabat Pendandatangan SPM
No Aktifitas Deskripsi Tugas
1 Uang Persediaan Melakukan monitoring UP
2 Tambahan Uang Melakukan monitoring TUP Persediaan
3 Pengakuan dan Mendapatkan informasi ketersediaan dana UP
Pengesahan Membuat Perintah Bayar Belanja Melakukan monitoring Perintah Bayar
4 Penyelesaian Melakukan monitoring UP dan TUP
Sisa UP dan TUP Mendapatkan informasi realisasi dan sisa UP/ TUP yang tidak di belanjakan
5 Dana Titipan Melakukan monitoring dana titipan
Mendapatkan informasi dana titipan yang dikembalikan ke kas Negara
3. Aktifitas Bendahara Pengeluaran
No Aktifitas Deskripsi Tugas
1 Uang Persediaan Mengecek program, kegiatan, dan output hingga jenis
belanja/ akun yang dapat dimintakan Uang Persediaan Mengusulkan besaran UP yang akan dimintakan PPK ke KPPN .
2 Tambahan Uang Mendapatkan informasi realisasi dan sisa UP/ TUP
Persediaan yang tidak di belanjakan Membuat Rincian Pembiayaan TUP
3 Pengakuan dan Membuat kwitansi dan rekap kwitansi
Pengesahan Mencatat dan memonitor Uang Muka Belanja Mencatat dan menyetorkan pungutan pajak
4 Penyelesaian Sisa Mendapatkan informasi sisa UP/ TUP yang tidak di
UP dan TUP belanjakan Mencatat dan menyetorkan pengembalian UP atau TUP 5 Dana Titipan Mendapatkan informasi uang yang masuk berupa dana titipan Merekam dan memonitor realisasi pembayaran dana titipan Menyetorkan sisa dana titipan ke kas Negara melalui Setoran Pengembalian Belanja (SSPB)
4. Aktifitas Bendahara Penerimaan
No Aktifitas Deskripsi Tugas
1 Penerimaan Mencatat setoran PNBP yang diterima oleh Bendahara
Fungsional Penerimaan Mencatat dan meyetorkan PNBP yang diterima langsung atau tidak langsung Memonitor Realisasi Penerimaan
G. Integrasi Modul Bendahara dengan Modul Lainnya
SAKTI yang menggunakan Single Database untuk modul - modul di dalamnya
memungkinkan Modul Bendahara untuk berfungsi lebih baik dari sebelum diterapkannya SAKTI dan SPAN. Modul Bendahara mendapatkan input dari Database SAKTI berupa pagu ADK dan/atau DIPA, informasi posting dan closing akun. Modul bendahara mengelola transaksi masuk dan keluarnya kas di Satker atas transaksi penerimaan dan pengeluaran, termasuk menghasilkan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara. Modul Bendahara sendiri memberikan suplai data kepada beberapa modul lainnya. Modul Bendahara menyuplai data pembayaran yang dilakukan melalui mekanismen Uang Persediaan kepada Modul Pembayaran. SP2D sendiri yang menjadi hasil dari modul Pembayaran (hasil SPM), dicatat kembali pada Modul Bendahara. Selanjutnya, Modul Bendahara mendapatkan input berupa data pagu / locking anggaran dari Modul Penganggaran. Modul Penganggaran sendiri akan mendapatkan feedback berupa data dari database yang berasal dari Modul Bendahara berupa kwitansi/bon bukti pembayaran / transaksi, serta realisasi pendapatan. Dengan adanya input data dari Modul Bendahara ini, Modul Penganggaran dapat melakukan perhitungan Fund Available (FA). Dalam hal pembayaran yang ditatausahakan oleh Bendahara mengakibatkan diperolehnya barang / asset, maka pencatatan yang dilakukan Modul Bendahara akan mengirimkan informasi kepada Modul Persediaan dan/atau Modul Aset Tetap. Dalam integrasinya Modul Aset Tetap dan Modul Persediaan akan mengakses informasi detail aset tetap dan persediaan yang di beli dengan kontrak oleh Modul Komitmen, informasi aset tetap yang dibeli langsung dan dicatat oleh Modul Bendahara, informasi Posting dan Closing dari Modul GLP dan referensi dari Modul Administrasi. Informasi ini juga akan otomatis mempengaruhi informasi pada Modul GL dan Pelaporan.