DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
D0019039
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi
dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi.
Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas, mengendalikan kadar glukosa
dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau
pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin, keadaan ini menimbulkan
hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes
ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK). Hiperglikemia
jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai
dengan peningkatan insidens penyakit makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke,
dan penyakit vaskuler perifer.
Diabetes terutama prevalens di antara kaum lansia. Di antara individu yang berusia lebih
dari 65 tahun, 8,6 % menderita diabetes tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti
lansia. Di Amerika Serikat, diabetes merupakan penyebab utama kebutaan yang baru di
antara penduduk berusia 25 hingga 74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi di
luar trauma kecelakaan. 30% pasien yang mulai mendapat terapi dialisis setiap tahun
menderita penyakit diabetes. Diabetes berada di urutan ke-3 penyebab utama kematian akibat
penyakit dan hal ini sebagian besar disebabkan oleh angka penyakit arteri koroner yang
tinggi pada para penderita diabetes melitus. (Brunner and Suddarth, 2006)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan proses pendidikan kesehatan selama 30 menit, pasien diharapkan
mampu memahami tentang penanganan Diabetes Mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus?
b. Pasien dapat mengetahui penyebab Diabetes Melitus
c. Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala Diabetes Melitus
d. Pasien dapat mengetahui komplikasi Diabetes Melitus
e. Pasien dapat mengetahui cara perawatan Diabetes Melitus
f. Pasien dapat mengetahui diet Diabetes Melitus
g. Pasien dapat mengetahui obat tradisional Diabetes Melitus
C. PENATALAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul Kegiatan
“Penyuluhan Diabetes Melitus”
2. Peserta
Pasien Ny. M dan Keluarga
3. Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
4. Media & Alat
a. Leaflet
b. Lembar Balik
5. Materi Terlampir
6. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Penyuluhan Kegiatan Penyuluh Kesehatan Sasaran
Kesehatan
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam
(10 menit) 2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan. 3. Mendengarkan
4. Menjelaskan Kontrak
Waktu
7. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Waktu penyuluhan sesuai dengan yang ditentukan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuaiwaktu yang direncanakan
b. Pasien dan keluarga berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi
3. Evaluasi hasil
Peserta dapat menjawab dan mengulang kembali tentang:
a. Definisi Diabetes Melitus
b. penyebab Diabetes Melitus
c. Tanda dan gejala Diabetes Melitus
d. Komplikasi Diabetes Melitus
e. Cara perawatan Diabetes Melitus
f. Diet Diabetes Melitus
DAFTAR PUSTAKA
Arisyi S.P.2011. pengaruh pemberian decota daun lidah buaya(Aloe vera L) terhadap
penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa.
Arryska Ayu P. 2008. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Etanol 7 % Buah
Jambu Biji (Psisium Guajava L) Pada Kelinci Jantan Lokal. Fakultas Faramsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jealntik Darma Putra. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak kering daun sukun (Artocarpus)
terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih diabetes melitus. Program Studi ilmu
keperawatan fakultas kedokteran universitas udayana.
Lanny lingga. 2010. Bebas diabetes tipe II tanpa obat. Jakarta. Pt agromedika pustaka.
LAMPIRAN MATERI
3. Obesitas/ kegemukan
Hal ini terjadi karena pada individu yang obesitas dapat mengakibatkan organ
pancreas bekerja lebih keras untuk menghasilkan insulin, akibatnya sel beta pancreas
mengalami kerusakan dan menghasilkan insulin semakin lama semakin sedikit untuk
tubuh.
4. Penuaan (usia)
Dengan meningkatnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Sehingga
untuk usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi . Pada usia lanjut
terjadi penurunuan sekresi insulin dan resistensi insulin.
5. Kerusakan kelenjar pancreas
Rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau
Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi
kekurangan insulin.
(Misnadiarly, 2006)
C. Tanda dan gejala Diabetes Melitus
1. Polidipsi (banyak minum)
Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan
dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi instrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel
merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan rasa haus.
2. Poliuri (banyak kencing)
Pada orang nondiabetes, semua glukosa yang difiltrasi ke dalam urin akan diserap
secara aktif kembali ke dalam darah. Pengangkat-pengangkat glukosa di ginjal yang
membawa glukosa keluar urin untuk masuk kembali ke darah akan mengalami kejenuhan
dan tidak dapat mengangkat glukosa lebih banyak. Karena glukosa di dalam urin
memiliki aktivitas osmtik, maka air akan tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan
bersama glukosa dalam urin sehingga terjadi poliuria.
3. Polipagi (banyak makan)
Akibat keadaan pasca absortif yang kronik, katabolik protein dan lemak, dan
kelaparan relatif sel-sel. Sering terjadi penurunan berat badan.
4. Kelemahan tubuh, mudah merasa lelah
Akibat katabolisme protein di dalam otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk
menggunakan glukosa sebagai energi.
5. Seringnya terjadi luka (infeksi), gatal- gatal, dan luka yang tidak sembuh-sembuh
Ini kadar gula yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit (Vasokonstriksi) dan menjadi kaku (elasitisannya menurun),
akibatnya sirkulasi darah menjadi terganggu. Transportasi nutrisi, oksigen pada luka
berjalan sangat lambat. Disamping itu kadar gula yang tinggi juga akan menghambat dan
mengurangi fungsi sel-sel darah merah (eritrosit) untuk membawa nutrisi ke seluruh
jaringan tubuh, dan juga mengurangi fungsi dari sel-sel darah putih yang mempunyai
peranan melawan infeksi.
6. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau kaki
Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak terkontrol lama
kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan pada saraf perifer hal ini terjadi
karena darah yang mengalir pada ujung saraf yang menurun.
(Misnadiarly, 2006)