KESETIMBANGAN KIMIA
Dosen Pembimbing: Drs. Haryadi M.sc., Ph.D
Disusun oleh :
SCN-(aq)
Dalam kesetimbangan dinamis, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, yaitu :
pengaruh konsentrasi zat yang bereaksi, suhu, dan perubahan tekanan atau volume.
No Alat Bahan
1 Gelas Kimia 500 mL Aquadest
2 Gelas Kimia 100 mL Larutan Fe(NO3)3 0,2 M
3 Labu Takar 50 mL Larutan KSCN 0,002 M
4 Pipet Ukur 10 mL Kristal Na2HPO4
5 Rak Tabung Larutan PbNO3 0,075 M
6 Tabung Reaksi Larutan KCL 0,5 M
7 Pipet tetes Larutan Amoniak 0,05 M
8 Bola Isap
9 Gelas ukur 10 mL
10 Termometer
11 Spatula
12 Buret 25 mL
13 Pipet ukur 5 mL
14 Pipet volume 5 mL
15 Pipet volume 10 mL
16 Penangas
V. Prosedur Kerja
Pipet 10 mL larutan KSCN 0,002 M dan masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
Bagikan larutan di atas ke dalam 5 buah tabung yang sudah disiapkan dalam rak tabung
reaksi dan diberi label.
Tambahkan satu tetes larutan KSCN 1,0 M (pekat) pada tabung reaksi kedua.
Gojok pelan-pelan tabung reaksi pertama sampai kelima dan diamkan selama 5 menit.
Pipet 10 mL larutan FeCl30,2 M dan masukkan ke dalam labu takar 25 mL dan encerkan
sampai tanda batas.
Pipet 5 mL larutan FeCl3encer dan tambahkan ke dalam tabung reaksi kedua.
Pipet 10 mL larutan FeCl3encer dan masukkan ke dalam labu takar 50 mL dan encerkan
sampai tanda batas.
Pipet 5 mL larutan FeCl3encer (no.6) dan tambahkan ke dalam tabung reaksi ketiga.
Bandingkan warna larutan tabung kedua sampai tabung kelima dengan tabung pertama
(standar) dan catat warna larutan dalam tabung reaksi.
5.3 Penentuan harga Ksp PbCl2
Tambahkan larutan KCl 0,5 M ke dalam tabung pertama dengan 0,50 m, tabung kedua 1,00
mL, tabung ketiga 1,25 mL, tabung keempat 1,50 mL, tabung kelima 1,75 mL, tabung
keenam 2,00 mL, tabung ketujuh 2,25 mL, tabung kedelapan 2,5 mL, tabung kesembilan
2,75 mL, dan tabung kesepuluh 3,00 mL.
Kojoglah campuran dan diamkan selama 5 menit amati apakah terbentuk endapan atau
belum, catat hasil pengamatan anda.
Siapkan penangas menggunakan gelas kimia yang diisi dengan air dan dipanaskan.
Masukkan tabung reaksi yang mengendap ke dalam gelas kimia dan ukur suhu dalam
tabung reaksi dan catat suhu pada saat endapan tepat larut.
1 2 3 4 5
10 mL KSCN
0,002 M + 2
tetes larutan Fe³ Bagi rata larutan ke dalam 5 tabung
0,002M
Tabung 1 : Pembanding
5 mL KSCN 0,02 M
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
*Pengenceran 1 dilakukan dengan 10 mL larutan Fe³ 0,2 M (larutan induk) ke dalam labu takar 50 mL
kemudian diencerkan hingga tanda batas.
*** Pengenceran 3 dilakukan dengan 10 mL larutan Fe³ pengenceran 2 ke dalam labu takar 50 mL
kemudian diencerkan hingga tanda batas.
**** Pengenceran 4 dilakukan dengan 10 mL larutan Fe³ 3 pengenceran 3 ke dalam labu takar 50 mL
kemudian diencerkan hingga tanda batas.
5 mL Pb(NO3)2 0,075 M
MM M Tabung 1 : (+) 0,5 mL t
Warna
Volume larutan Volume larutan
Tabung Perubahan endapan
Pb(NO3)2 (ml) KCl (ml) endapan
1 5 0,5 Belum
2 5 1,0 Belum
3 5 1,25 Belum
Putih
4 5 1,5 Belum
5 5 1,75 Belum
6 5 2,0 Belum
7 5 2,25 Sudah
8 5 2,5 Sudah
9 5 2,75 Sudah
10 5 3,0 Sudah
Tabung 1
n FeCl3 = M x V
= 0,2 x 0,1
= 0,02 M
n KSCN = M x V
= 0,002 x 10
= 0,02 M
0,02 𝑥 0,02
[FeSCN2+] =
10,1
= 3,96 x 10−5
Fe³+ + SCN → Fe(SCN)
Mengalami perubahan dari warna kuning bening menjadi jingga.
Tabung 2
n FeCl3 = M x V
= 0,2 x 0,1
= 0,02 M
n KSCN = M x V
= 0,002 x 10
= 0,02 M
0,02 𝑥 0,02
[FeSCN2+] = 10,1
= 3,96 x 10−5
Pada percobaan di tabung 2, larutan KSCN 0,002 M + 1 tetes KSCN. Terjadi perubahan
warna dari kuning bening menjadi jingga. Pada percobaan ini tidak terjadi pergeseran
signifikan karena penambahan KSCN yang tidak banyak. Sehingga perubahan warna
tidak signifikan
Tabung 3
Pada percobaan tabung 5 ini, ditambahkan 3 tetes amoniak. Sehingga terjadi perubahan
warna menjadi kuning bening dan mengalami endapan.
Tabung 1
Fe³+ + SCN → Fe(SCN)
5 mL KSCN 0,02 + 5 mL FeCl3 0,2 M
n KSCN = 0,02 M x 5 mL = 0,1 mol
n FeCl3 = 0,2 M x 5 mL = 1 mmol
Tabung 2
V1.M1 = V2.M2
10 mL x 0,2 M = 25 mL x M2
10 𝑚𝐿 𝑥 0,2 𝑀
M2 = 25 𝑚𝐿
M2 = 0,08 M
[Fe3+] = 0,08 M
Tabung 3
V1.M1 = V2.M2
5 mL x 0,08 M = 25 mL x M2
5 𝑚𝐿 𝑥 0,08 𝑀
M2 = 25 𝑚𝐿
M2 = 0,016 M
[Fe3+] = 0,016 M
Tabung 4
V1.M1 = V2.M2
5 mL x 0,016 M = 25 mL x M2
5𝑚𝐿 𝑥 0,016 𝑀
M2 = 25 𝑚𝐿
M2 = 0,0032 M
[Fe3+] = 0,0032 M
Tabung 5
V1.M1 = V2.M2
5 mL x 0,0032 M = 25 mL x M2
5 𝑚𝐿 𝑥 0,0032𝑀
M2 =
25 𝑚𝐿
M2 = 0,00064 M
[Fe3+] = 0,00064 M
Percobaan 1
n KCl = M . V
= 0,5. 0,5 ml
= 0,25 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 5,5
= 0,06
0,25
[KCl] = 5,5
= 0,04
= 0,000096
3 0,000096
S =√ 4
= 0,028
Percobaan 2
n KCl = M . V
= 0,5. 1,0 ml
= 0,5 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 6
= 0,0625 M
0,5
[KCl] = 6
= 0,083 M
= 0,004
Percobaan 3
n KCl = M . V
= 0,5. 1,25 ml
= 0,625 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 6,25
= 0,06M
0,625
[KCl] = 6,25
= 0,1 M
= 0,053
Percobaan 4
n KCl = M . V
= 0,5. 1,5ml
= 0,75 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = = 0,05 M
6,5
0,75
[KCl] = 6,5
= 0,11 M
= 0,053
Percobaan 5
n KCl = M . V
= 0,5. 1,75 ml
= 0,875 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 6,75
= 0,05 M
0,875
[KCl] = 6
= 0,12 M
= 0,056
Percobaan 6
n KCl = M . V
= 0,5. 2 ml
= 1 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = = 0,053 M
7
1
[KCl] = = 0,14 M
7
= 0,063
Percobaan 7
n KCl = M . V
= 0,5. 2,25 ml
= 1,125 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 7,25
= 0,051 M
1,125
[KCl] = 7,25
= 0,15 M
= 0,065
Percobaan 8
n KCl = M . V
= 0,5. 2,5ml
= 1,25 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 7,5
= 0,05 M
1,25
[KCl] = 7,5
= 0,16 M
= 0,068
Percobaan 9
n KCl = M . V
= 0,5. 2,75 ml
= 1,375 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 7,75
= 0,048 M
1,375
[KCl] = = 0,17 M
7,75
= 0,07
Percobaan 10
n KCl = M . V
= 0,5. 3 ml
= 1,5 mmol
n Pb(NO3)2 = M . V
= 0,075 M . 5 ml
= 0,375 mmol
0,375
[Pb(NO3)2 ] = 8
= 0,046 M
1,5
[KCl] = 8
= 0,18 M
Ksp PbCl2 = o,o46 . 0.18 ²
= 0,00149
3 0,00149
S =√ 4
= 0,071
Tabel kelarutan dan Ksp
Tabung Ksp S
1 0,000096 0,028
2 0,0043 0,040
3 0,006 0,053
4 0,00605 0,053
5 0,0072 0,056
6 0,00103 0,063
7 0,0014 0,065
8 0,00128 0,068
9 0,00138 0,070
10 0,00149 0,071
Ksp vs Suhu(K)
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
320 325 330 335 340 345 350 355 360
Pada percobaan 1, KSCN 0,002 M memiliki warna bening. Setelah ditetesi Fe3+ 0,2 M berubah
menjadi kuning . hal tersebut terjadi karena adanya pergeseran yang tidak signifikan sehingga hanya
menghasilkan perubahan yang sedikit Pada tabung 2, setelah ditetesi KSCN 1 tetes terjadi perubahan yang
sama seperti pada tabung 1 karena konsentrasi yang ditambahkan hanya sedikit sehingga perubahannya
tidak signifikan. Tetapi masih menglami perubahan warna sehingga sesuai dengan azas Le Chatelier, jika
salah satu zat konsentrasinya diperbesar, reaksi akan bergeser ke arah yang berlawanan. Jika salah satu zat
konsentrasinya diperkecil, reaksi akan bergeser kearah zat tersebut.
Pada tabung 3, setelah ditetesi Fe3+ 0,2 M menunjukkan perubahan warna yang semakin pekat. Hal
ini juga disebabkan oleh penambahan konsentrasi pereaksi sehingga kesetimbangan bergeser ke arah kanan
(berlawanan arah). Pada tabung 4, setelah ditambahkan Na2HPO4 terjadi perubahan warna menjadi bening.
Hal ini disebabkan ion HPO42- berikatan dengan Fe3+ . Ion Fe(SCN)2+ akan terurai membentuk ion Fe3+ dan
SCN– atau kesetimbangan bergeser ke arah ion Fe3+ dan SCN–. Pada tabung 5, setelah ditetesi amoniak 0,5
M menunjukkan perubahan warna menjadi kuning bening. Hal ini menunjukkan jumlah ion dan konsentrasi
FeSCN2+ semakin berkurang.
Percobaan kedua mempelajari tentang kesetimbangan besi (III) – tiosianat yang direaksikan dengan
larutan Fe3+ dengan berbagai konsentrasi. Pada percobaan ini perubahan warna yang terjadi berbeda-beda
pada setiap larutan setelah dilakukan pengenceran atau penambahan volume. Tabung pertama dijadikan
sebagai standar yang berisi campuran antara KSCN dan Fe3+. Sedangkan pada tabung 2, 3, 4 dan 5
ditambahkan Fe3+ yang telah diencerkan.
Tabung pertama yang telah ditambahkan Fe3+ 0,2 M menunjukkan warna merah kehitaman. Tabung
kedua yang ditambahkan Fe3+ 0,08M menunjukkan warna merah kehitaman. Tabung ketiga yang
ditambahkan Fe3+ 0,016 menunjukkan warna merah pekat. Tabung keempat yang ditambahkan Fe3+ 0,0032
M menunjukkan warna merah bening. Tabung kelima yang ditambahkan Fe3+ 0,00064 M menunjukkan
warna kuning bening. Hal tersebut memperlihatkan jika konsentrasi diperbesar maka sistem akan
mengurangi komponen tersebut. Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu
komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan konsentrasi dan bila
salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu. Selain itu,
volume juga sangat berpengaruh pada kesetimbangan. Pengenceran pada larutan menyebabkan volum
menjadi besar.
Percobaan ketiga menggunakan prinsip hasil kali kelarutan (Ksp). Dasar teori dari percobaan ini
menyatakan bahwa hasil kali konsentrasi ion-ion pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah konstan,
dengan konsentrasi ion dipangkatkan dengan jumlah masing-masing ion yang bersangkutan. Penambahan
larutan KCl terhadap larutan Pb(NO3)2 dengan volume larutan KCl yang berbeda-beda dapat menyebabkan
pengendapan saat larutan telah jenuh, yaitu saat kemampuan pelarut telah mencapai titik maksimum untuk
melarutkan atau mengionkan zat terlarut, sehingga kelebihan sedikit zat terlarut akan menyebabkan
terjadinya endapan. Pengendapan ini dipengaruhi oleh konsentrasi zat-zat terlarut dalam larutan. Semakin
besar konsentrasi ion Cl-, maka larutan akan mengendap lebih cepat daripada larutan dengan konsentrasi
ion Cl- yang lebih rendah. Reaksi yang terjadi adalah :
IX. Kesimpulan
Dalam sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu komponennya ditambah maka
kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila salah satu komponennya dikurangi maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu. Bila pada sistem kesetimbangan volume diperkecil,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien yang kecil. Bila pada sistem kesetimbangan volume
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien yang besar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kesetimbangan dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi dan volume larutan dan hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan warna dan kepekatan larutan.
X. Daftar Pustaka