Anda di halaman 1dari 18

PENGGOLONGAN OBAT

BERDASARKAN JENISNYA

DISUSUN OLEH :

Adina Eka Ariani ( A1151002 )


Bogi Aditya Permana ( A1151007 )
Farida Desy Aryani ( A1151019 )
Heni Widyawati L ( A1151022 )
Isti Charofah ( A1151024 )

AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA


SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmatNya, maka
kami dapat menyelesaikan tugas dengan judul “ Penggolongan Obat berdasarkan Jenisnya “ ini
dengan cukup baik.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Undang undang Kesehatan pada
studi kami di Akademi Farmasi Nusaputera Semarang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan tugas ini.

Wassalammualaikum wr.wb.

Semarang, 31 Maret 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia
tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan
atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita
dapatkan.
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992, Obat adalah bahan atau
panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas
perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan
kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari
tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat
diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut :
a. Penetapan diagnose
b. Untuk pencegahan penyakit
c. Menyembuhkan penyakit
d. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
e. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
f. Peningkatan kesehatan
g. Mengurangi rasa sakit

Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika.
Untuk mengawasi penggunaan obat dalam masyarakat dan untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat berdasarkan jenisnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah :


1. Bagaimana penggolongan obat berdasarkan jenisnya ?
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/ VI/2000

1.3 Tujuan

Dapat mengetahui penggolongan obat berdasarkan jenisnya, dan dapat mengetahui tentang
peraturan yang ada dalam penggolongan obat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya

Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


917/Menkes/Per/X/1993, yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
949/Menkes/Per/VI/2000 penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari : obat bebas,
obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak
termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar
di Depkes RI.
Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, Tablet Vitamin C, B Compleks,
Vitamin E dan Obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983
tentang tanda khusus untuk untuk obat bebas dan untuk obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk
obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar
berikut :

Penandaan Obat Bebas


2. Obat Bebas Terbatas

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-obatan kedalam daftar


obat “W” (Waarschuwing) memberikan pengertian obat bebas terbatas adalah obat keras yang
dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan. Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat
pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :

Peringatan Obat Bebas Terbatas

Penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83


tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna
hitam, seperti terlihat pada gambar berikut:

Penandaan Obat Bebas Terbatas


3. Obat Keras

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan/ memasukkan obat-obatan


kedalam daftar obat keras, memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang ditetapkan
sebagai berikut :
a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya
boleh diserahkan dengan resep dokter.
b. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk dipergunakan secara
parenteral.
c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara
tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
Contoh :

 Andrenalinum
 Antibiotika
 Antihistaminika, dan lain-lain

Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.


02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G adalah :
“ Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan hurup K yang
menyentuh garis tepi ”, seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Penandaan Obat Keras


4. Obat Wajib Apotek

Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep
dokter.

Adapun undang-undang yang mengatur tentang obat wajib apotek, antara lain sebagai berikut:
1) Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 tentang kriteria OWA.
2) Keputusan Menteri kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/VII/1990 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1, yang kemudian diperbaharui dengan Permenkes RI No.
925/MENKES/PER/X/1993 tentang Perubahan Golongan OWA No.1
3) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 924/Menkes/SK/VII/1993 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 2
4) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 3

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan yaitu:

1) Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3) Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
4) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5) Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
pengobatan sendiri.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah
diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor924/Menkes/Per/X/1993 tentang dikeluarkan
pertimbangan-pertimbangan yang mendasari dikeluarkannya peraturan obat wajib apotek adalah:
a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang
diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek dalam
pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
c. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk
pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek misalnya : obat saluran
cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.

DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.1

Berdasarkan Permenkes RI No. 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Golongan OWA No.1


JUMLAH TIAP JENIS OBAT PER
NAMA OBAT
PASIEN
Aminofilin Supp. maks 3 supp.
maks 20 tab
Asam Mefenamat
sirup 1 botol
Asetilsistein maks 20 dus
Astemizole
Betametason maks 1 tube
Bisakodil Supp. maks 3 supp.
maks 20 tab
Bromhexin
sirup 1 botol
Desoksimetason maks 1 tube
Dexchlorpheniramine maleat
Difluocortolon maks 1 tube
Dimethinden maleat
Ekonazol maks 1 tube
Eritromisin maks 1 botol
Framisetna SO4 maks 2 lembar
Fluokortolon maks 1 tube
Fopredniliden maks 1 tube
Gentamisin SO4 maks 1 tube
Glafenin maks 20 tab
Heksakklorofene maks 1 botol
Hexetidine maks 1 botol
Hidrokortison maks 1 tube
Hidroquinon maks 1 tube
Hidroquinon dgn PABA maks 1 tube
Homochlorcyclizin HCl
maks 20 tab
Karbosistein
sirup 1 botol
maks 10 tab
Ketotifen
sirup 1 botol
Kloramfenikol maks 1 tube
Lidokain HCl maks 1 tube
Linestrenol 1 siklus
maks 6 tab
Mebendazol
sirup 1 botol
Mebhidrolin maks 20 tab
Metampiron maks 20 tab
sirup 1 botol
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.2

Berdasarkan Permenkes RI No. 924/Menkes/SK/VII/1993 tentang Daftar OWA No. 2

JUMLAH TIAP JENIS OBAT PER


NAMA OBAT
PASIEN
tab 200mg, 6 tab
Albendazol
tab 400mg, 3 tab
Bacitracin 1 tube
Benorilate 10 tablet
Bismuth subcitrate 10 tablet
Carbinoxamin 10 tablet
Clindamicin 1 tube
Dexametason 1 tube
Dexpanthenol 1 tube
Diclofenac 1 tube
Diponium 10 tablet
Fenoterol 1 tabung
Flumetason 1 tube
Hydrocortison butyrat 1 tube
tab 400 mg, 10 tab
Ibuprofen
tab 600 mg, 10 tab
Isoconazol 1 tube
kadar <2%
Ketokonazole krim 1 tube
scalp sol. 1 btl
Levamizole tab 50 mg, 3 tab
Methylprednisolon 1 tube
Niclosamide tab 500mg, 4 tab
Noretisteron 1 siklus
Omeprazole 7 tab
Oxiconazole kadar<2%,>
Pipazetate sirup 1 botol
Piratiasin Kloroteofilin 10 tablet
Pirenzepine 20 tablet
Piroxicam 1 tube
Polymixin B Sulfate 1 tube
Prednisolon 1 tube
Scopolamin 10 tablet
Silver Sulfadiazin 1 tube
Sucralfate 20 tablet
Sulfasalazine 20 tablet
Tioconazole 1 tube
Urea 1 tube
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.3
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar
OWA No. 3

JUMLAH TIAP JENIS OBAT PER


NAMA OBAT
PASIEN
Alopurinol maks 10 tab 100mg
Aminofilin supositoria maks 3 supositoria
Asam Azeleat maks 1 tube 5g
Asam Fusidat maks 1 tube 5g
maks 20 tab
Bromheksin
sirup 1 botol
Diazepam maks 20 tab
Diklofenak natrium maks 10 tab 25mg
Famotidin maks 10 tab 20mg/40mg
maks 1 tube 5 gr atau botol 5
Gentamisin
ml
Glafenin maks 20 tab
Heksetidin maks 1 botol
Klemastin Maks 10 tab
maks 1 tube 5 gr atau botol
Kloramfenikol (Obat Mata)
5ml
Kloramfenikol (Obat Telinga) maks 1 botol 5ml
maks 6 tab
Mebendazol
sirup 1 botol
Metampiron + Klordiazepoksid maks 20 tab
Mequitazin maks 10 tab atau botol 60ml
Motretinida maks 1 tube 5g
Orsiprenalin maks 1 tube inhaler
Piroksikam maks 10 tab 10mg
Prometazin teoklat maks 10 tab atau botol 60ml
Ranitidin maks 10 tab 150mg
Satirizin maks 10 tab
Siproheptadin maks 10 tab
Toisiklat maks 1 tube 5g
Tolnaftat maks 1 tube
Tretinoin maks 1 tube 5g
5. Obat Golongan Narkotika

Pengertian narkotika menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika


adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan I, II dan III.
Contoh :
- Tanaman Papaver Somniferum
- Tanaman Koka
- Tanaman ganja
- Heroina
- Morfina
- Ovium
- Kodeina

Obat narkotika penggunaannya diawasi dengan ketat sehingga obat golongan narkotika
hanya dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy
resep). Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat
bius dan analgetik/ obat penghilang rasa sakit.
Contoh obat narkotika adalah : codipront (obat batuk), MST (analgetik) dan pethidin dan
fentanil (obat bius).

Obat narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :


1. Obat narkotika golongan I
Hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan
untuk kepentingan lainnya.
Contoh: Tanaman Papaver somniferum L. (semua bagian termasuk buah & jerami,
kecuali bijinya), Erythroxylon coca, Cannabis sp. Zat/ senyawa : Heroin.
2. Obat narkotika golongan II
Dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, distribusi diatur oleh pemerintah.
Contoh: Morfin dan garam-gramnya Petidin.
3. Obat narkotika golongan III
Dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau pengembangan ilmu
pengetahuan. Distribusi diatur oeh pemerintah.
Contoh : Codein

Penandaan Obat Narkotika

6. Obat Psikotropika

Pengertian psikotropika menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Contoh :
- Lisergida
- Amphetamin
- Codein
- Diazepam
- Nitrazepam
- Fenobarbital
Untuk Psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat
keras, hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras, hanya saja karena efeknya dapat
mengakibatkan sidroma ketergantungan sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu.
Sehingga untuk Psikotropika penandaannya : lingkaran bulat berwarna merah, dengan
huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.

Golongan Psikotropika dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Golongan I
Sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang
diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan.
Contohnya : metilen dioksi metamfetamin, Lisergid acid diathylamine (LSD) dan
metamfetamin

2. Golongan II, III dan IV


Dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan.
Contohnya : diazepam, fenobarbital, lorazepam dan klordiazepoksid.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fiiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.

2. Penggolongan obat terdiri dari : obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek,
obat keras, psikotropika dan narkotika.

3. Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek
tanpa resep dokter.
DAFTAR PUSTAKA

http://bukunee.wordpress.com/2012/12/09/penggolongan-obat-farmasetika/
http://damayantilinda.blogspot.com/2011/12/penggolongan-obat-menurut-uu-farmasi_08.html
http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/04/contoh-obat-bebas-terbatas.html
http://tumbango.blogspot.com/2013/06/penggolongan-obat.html
Katzung, G.Bertram. (2007) .Basic & Clinical Pharmacology-10th Ed. The McGraw-Hill
Companies.Inc,New York.
Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC
Tjay,T.H. dan Rahardja.K. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan Kedua.Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai