BERDASARKAN JENISNYA
DISUSUN OLEH :
Assalammualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmatNya, maka
kami dapat menyelesaikan tugas dengan judul “ Penggolongan Obat berdasarkan Jenisnya “ ini
dengan cukup baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Undang undang Kesehatan pada
studi kami di Akademi Farmasi Nusaputera Semarang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan tugas ini.
Wassalammualaikum wr.wb.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia
tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan
atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita
dapatkan.
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992, Obat adalah bahan atau
panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas
perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan
kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari
tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat
diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut :
a. Penetapan diagnose
b. Untuk pencegahan penyakit
c. Menyembuhkan penyakit
d. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
e. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
f. Peningkatan kesehatan
g. Mengurangi rasa sakit
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika.
Untuk mengawasi penggunaan obat dalam masyarakat dan untuk menjaga keamanan
penggunaannya, maka pemerintah menggolongkan obat berdasarkan jenisnya.
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui penggolongan obat berdasarkan jenisnya, dan dapat mengetahui tentang
peraturan yang ada dalam penggolongan obat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter, tidak
termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar
di Depkes RI.
Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, Tablet Vitamin C, B Compleks,
Vitamin E dan Obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983
tentang tanda khusus untuk untuk obat bebas dan untuk obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk
obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada gambar
berikut :
Andrenalinum
Antibiotika
Antihistaminika, dan lain-lain
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek tanpa resep
dokter.
Adapun undang-undang yang mengatur tentang obat wajib apotek, antara lain sebagai berikut:
1) Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 tentang kriteria OWA.
2) Keputusan Menteri kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/VII/1990 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1, yang kemudian diperbaharui dengan Permenkes RI No.
925/MENKES/PER/X/1993 tentang Perubahan Golongan OWA No.1
3) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 924/Menkes/SK/VII/1993 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 2
4) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib
Apotek No. 3
1) Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3) Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
4) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.
5) Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
pengobatan sendiri.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah
diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor924/Menkes/Per/X/1993 tentang dikeluarkan
pertimbangan-pertimbangan yang mendasari dikeluarkannya peraturan obat wajib apotek adalah:
a. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang
diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek dalam
pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
c. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk
pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek misalnya : obat saluran
cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.
Obat narkotika penggunaannya diawasi dengan ketat sehingga obat golongan narkotika
hanya dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy
resep). Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat
bius dan analgetik/ obat penghilang rasa sakit.
Contoh obat narkotika adalah : codipront (obat batuk), MST (analgetik) dan pethidin dan
fentanil (obat bius).
6. Obat Psikotropika
Contoh :
- Lisergida
- Amphetamin
- Codein
- Diazepam
- Nitrazepam
- Fenobarbital
Untuk Psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan penandaan untuk obat
keras, hal ini karena sebelum diundangkannya UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
maka obat-obat psikotropika termasuk obat keras, hanya saja karena efeknya dapat
mengakibatkan sidroma ketergantungan sehingga dulu disebut Obat Keras Tertentu.
Sehingga untuk Psikotropika penandaannya : lingkaran bulat berwarna merah, dengan
huruf K berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.
1. Golongan I
Sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan, dilarang
diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan.
Contohnya : metilen dioksi metamfetamin, Lisergid acid diathylamine (LSD) dan
metamfetamin
3.1 KESIMPULAN
1. Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fiiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi.
2. Penggolongan obat terdiri dari : obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek,
obat keras, psikotropika dan narkotika.
3. Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di apotek
tanpa resep dokter.
DAFTAR PUSTAKA
http://bukunee.wordpress.com/2012/12/09/penggolongan-obat-farmasetika/
http://damayantilinda.blogspot.com/2011/12/penggolongan-obat-menurut-uu-farmasi_08.html
http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/04/contoh-obat-bebas-terbatas.html
http://tumbango.blogspot.com/2013/06/penggolongan-obat.html
Katzung, G.Bertram. (2007) .Basic & Clinical Pharmacology-10th Ed. The McGraw-Hill
Companies.Inc,New York.
Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC
Tjay,T.H. dan Rahardja.K. 2002. Obat-Obat Penting. Edisi Kelima Cetakan Kedua.Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.