Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Gizi Seimbang bagi Bayi dan Balita


Sub Pokok Bahasan : Gambaran Gizi Seimbang bagi Bayi dan Balita
Sub-sub Pokok Bahasan : - Pengertian bayi dan balita
- Karakteristik bayi dan balita
- Prinsip gizi seimbang bayi dan balita
- Macam-macam makanan bayi dan balita
- Zat gizi seimbang yang dibutuhkan bayi dan balita
- Pola pemberian makan
- Contoh-contoh makanan yang baik bagi bayi dan balita
- Dampak negatif tidak terpenuhinya gizi seimbang anak
Sasaran : Bayi dan Balita
Hari, Tanggal : Rabu, 10 April 2019
Waktu : 60 menit
Tempat : Posyandu Anggrek VIII, Jalan Ampera Selatan, Desa Skip
Penyuluh : Mahasiswa Program Studi D-IV Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

I. Analisa Situasi
a. Analisa Fisik
- Luas : Cukup
- Penerangan : Cukup
- Tempat Duduk : Tersedia
b. Peserta
- Jumlah : 30 orang
- Umur : 20-35 tahun
- Tingkat Pendidikan : SD-S1
- Jenis Kelamin : Perempuan
II. Tujuan
a) Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, para ibu-ibu dapat memahami pentingnya memnuhi
kebutuhan gizi seimbang bagi bayi dan balita mereka agar anak dapat tumbuh maksimal.
b) Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan gizi selama 2 x 30 menit, diharapkan peserta mampu:
1. Mengulangi lagi pengertian pentingnya gizi seimbang bagi bayi dan balita
2. Menyebutkan tentang zat-zat gizi yang penting bagi pertumbuhan bayi dan balita.
3. Menyebutkan cara memenuhi gizi seimbang bagi bayi dan balita.

III. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
IV. Media Dan Alat Bantu
Powerpoint, Video, LCD
V. Materi
- Pengertian bayi dan balita
- Karakteristik bayi dan balita
- Prinsip gizi seimbang bayi dan balita
- Macam-macam makanan bayi dan balita
- Zat gizi seimbang yang dibutuhkan bayi dan balita
- Pola pemberian makan
- Contoh-contoh makanan yang baik bagi bayi dan balita
- Dampak negatif tidak terpenuhinya gizi seimbang anak
VI. Rencana Kegiatan
No Pokok Sub Pokok Alokasi Metode Alat Evaluasi
Bahasan Bahasan Waktu Peraga
(menit)
1 Pembukaan Perkenalan 5 - - -
2 Penjelasan Gizi sembang 30 -ceramah -LCD Post Test
mengenai bagi bayi dan -diskusi -Video
gizi balita
seimbang
3 Cara Cara 20 -demonstrasi -LCD Post Test
mengatasi pemenuhan
atau gizi seimbang
memenuhi bagi bayi dan
kebutuhan balita
gizi
4 Penutup Ucapan 5 - - -
terimakasih
VII. Rencana Evaluasi
a. Input atau persiapan
Post test menjawab pertanyaan dari pemateri
b. Proses
Keikutsertaan ibu-ibu yang memiliki balita di Desa Skip. Partisipasi yang cukup besar dari
ibu-ibu yang memiliki balita karena pentingnya gizi seimbang bagi balitanya.
c. Hasil
Ibu-ibu dapat menjawab pertanyaan dari post test yang kami berikan. Serta memahami
materi yang telah diberikan

LAMPIRAN 1 MATERI
A. Definisi Bayi
Bayi adalah anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda. Ketika bayi sudah
mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah bayi diberikan kepada anak manusia yang
berusia di bawah 12 bulan
B. Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh
kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat
makanan Makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung
dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya.
Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB.
Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
C. Macam – Macam Makanan Bagi Bayi
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
1. ASI (Air Susu Ibu)
Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau
segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
I. Manfaat ASI
i. Bagi Ibu
 Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post
partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi
anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
 Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat
menyusui.
ii. Bagi Bayi
 Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam
dan mineral serta vitamin.
 Mengandung zat protektif : antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
 Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan
menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi
kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
 Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan
berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan
mengurangi obesitas.
 Mengurangi kejadian karies dentis : karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula
lebih tinggi dibanding pada ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur
akan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
 Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
II. Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi.
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
2. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
3. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.
2. MP ASI (Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya :
a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya ,
jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI :
a. Perhatikan kebersihan alat makan.
b. Membuat makanan secukupnya.
c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
d. Membuat variasi makanan.
e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain
f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.
D. Cara Pengelolaan Makanan Bayi
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan
makanan pendamping ASI.
Berikut cara pengolahan makanan bagi bayi usia 6 bulan
1. Karbohidrat
Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam sumber karbohidarat, seperti
beras merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun maupun jagung.
Cara memasak:
 Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai matang dengan air
secukupnya agar tergelatinasi sempurna (pulen)
 Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen beras merah lebih
keras.
 Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi mentega, garam dan
gula.
 Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan).
2. Protein
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu. Pilih sumber
protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.
Cara memasak:
a. Telur
Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar gizinya akan
berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit) atau masak cepat menggunakan
sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran yang diiris halus.
b. Ayam
Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai campuran cap cay, disup,
digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau digoreng sejenak menjadi ayam pop. Jangan
lupa, buang kulit ayam karena mengandung minyak jenuh.
d. Daging-dagingan
Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat besi tidak terbuang,
jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis, karena itu potong tipis-tipis atau
cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya tidak sebaik daging segar.
Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso
dan sosis sebaiknya ditumis, disup atau sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan
digoreng karena akan menambah kadar lemak yang sudah tinggi.
3. Vitamin Dan Mineral
Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin
banyak vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminya semakin kaya.
Cara memasak sayur :
 Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong, kangkung, kacang panjang,
katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika dimasak bersama minyak goreng, seperti
ditumis, jangan terlalu lama sebab vitaminnya akan habis.
 Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk, melinjo, sawi, kentang,
seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut dalam air, karena itu jika direbus atau
disup, jangan terlalu lama sebab vitamin akan habis.
 Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih, bubuhi garam, angkat.
 Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar dan batangnya masih
renyah.
 Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan setelah dimasak. Jangan
tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak, dikhawatirkan ada reaksi kimia yang
menyebabkan sayur tidak layak dimakan.
4. Cara mengolah buah:
 Agar vitamin utuh sebaiknya buah dimakan langsung. Jika dijus, seratnya akan hilang, jika
disetup, vitamin berkurang saat dipanaskan. Diolah menjadi es buah baik, tetapi kadar gula
menjadi tinggi.
 Beberapa buah akan lebih banyak vitaminnya jika dimakan dengan kulitnya, seperti apel, pir
dan anggur. Tetapi jika Anda khawatir terhadap sisa pestisida pada kulit apel, sebaiknya
dikupas saja.
D. Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet),
sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian
makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat
tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan,
karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan
gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS.
Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan
kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi
lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh
pita warna hijau muda sampai hijau tua.
E. Dampak Kekurangan Dan Kelebihan Gizi Pada Bayi
Adapun penyakit yang dimaksud adalah:
1. Berat bayi lahir rendah (BBLR)
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu dampak dari ibu hamil yang menderita
kurang energi kronis dan akan mempunyai statuz gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita, juga berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu
akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak,serta berpengaruh pada
penurunan IQ.
2. Gangguan pertumbuhan
Telah disebutkan diatas bahwa status gizi yang buruk akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan. jika status gizi buruk tidak ditangani secara intensif maka generasi akan cenderung
mengalami gangguan mental, fisik, sosial, spritual, dan budaya. Tapi yang paling berpengaruh
adalah gangguan perilaku dan fungsi otak.
3. Kurang Energi Kronis (KEK)
KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan Ibu hamil (bumil). Tentunya selang waktu
dari KEK ini cukup lama. Karena mulai dari usia subur dengan status gizi buruk akan berdampak
pada rahimnya kemudian berdampak pada kehamilannya dan akhirnya berdampak pada janinnya,
masa persalinan sampai bayi dan anaknya yang akan tumbuh secara terus menerus dengan disertai
gangguan dan hambatan.
4. Gangguan pertahanan tubuh
Status gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stres
menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seseorang mudah terserang infeksi
seperti pilek, batuk, diare,. Pada usia balita, keadaan ini akan mengakibatkan kematian.
II. Pemenuhan Gizi Pada Balita
1. Pengertian Balita
Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun. Kelompok anak ini
menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian yang intensif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangannya. Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia adalah
fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, psikis,
maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah lima tahun
yang berumur 0-4 tahun 11 bulan.
2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa
yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan
berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada
anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering.
4. Peran Makanan Bagi Balita
a. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,
dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi
balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya.
Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-
organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan
seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam
lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
5. Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun
seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif
lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang
dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur


Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.
7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energy
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan.
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus
terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan
asupan yang memadai.
b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan lingkungan.
Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan. Obesitas
sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan
orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
J. Menu Makanan Balita
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
· Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas
ketiga golongan bahan makanan tersebut.
· Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
Pagi hari waktu sarapan.
 Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
 Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
 Pukul 16.00 sebagai selingan
 Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
 Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
 Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
· Makanan Selingan Balita
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan
termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertumbuhan sel otak
akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi
dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orang tua
sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Makanan selingan tidak kalah
pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu
jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Fungsi makanan selingan adalah :
1) Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
2) Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
3) Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
D. Makanan yang Tepat Bagi Bayi dan Balita
o Usia 0 – 6 bulan
Makanan pertama dan terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu atau ASI, dan semakin lama
seorang bayi mengkonsumsi ASI maka akan semakin baik. Apabila karena sesuatu dan lain hal
anda tidak dapat memberikan ASI maka susu kedelai (soy formula) adalah pilihan yang baik dan
mudah diperoleh. Tapi tentu saja ASI tetap merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI merupakan
makanan yang paling lengkap mengandung zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan bayi. Kebutuhan
kalori bayi antara 100-200 kkal/kgBB. Berikan ASI sesuai keinginan anak paling sedikit 8 kali
sehari, siang maupun malam(ASI saja).
o Usia 6 – 9 bulan
Selain ASI berikan makanan pendamping ASI 2 kali sehari. Makanan pendamping ASI
adalah bubur tim lumat ditambah kuning telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/
bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak. Perkenalkan sayur, sayur hendaknya dimasak dan
dihaluskan. Kentang, kacang hijau, wortel, dan kacang adalah pilihan pertama yang baik. Kemudian
perkenalkan buah, cobalah pisang, alpokat atau apel. Pada umur 8 bulan, kebanyakan bayi sudah
dapat memakan crackers,rotidan cereal kering. Juga, pada umur 8 bulan, bayi dapat mulai memakan
makanan tinggi protein seperti tahu atau kacang yang telah dimasak matang dan dilumatkan..
o Usia 9 – 12 bulan.
Selain ASI berikan bubur nasi ditambah kuning telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/
wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak. Makanan diberikan 3 kali sehari dan bubur susu tidak
diberikan lagi.
o Usia 12 – 24 bulan
Berikan ASI sesuai keinginan anak. Berikan nasi lembek yang ditambah telur/ ayam/ ikan/ tempe/
tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak. Makanan diberikan 3 kali sehari.
o Usia 2 tahun lebih
Diberikan makanan yang biasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Makanan
tersebut diberikan 3 kali sehari. Kebutuhan kalori kurang lebih 100 kkal/kgBB. Anjuran untuk
orangtua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah:
 Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan,misalnya memberi makan sambil
mengajaknya bermain.
 Beri kesempatan anak belajar makan sendiri.
 Jangan menuruti kecendrungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu.
 Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu besar.
 Kurangi frekwensi minum susu ,dianjurkan 2x sehari saja.
Anjuran buat orang tua :
* Berikan ASI selama 2 tahun
* Berikan ASI ekslusifselama 6 bulan
* Berikan makanan tambahan sesuai umur bayi/ balita anda
* Berikan makanan dengan gizi yang seimbang dan menimbang secara teratur

Anda mungkin juga menyukai