PERILAKU KEORGANISASIAN
NIM : 201110170311138
AKUNTANSI
2015
TUGAS KEPERILAKUAN KEORGANISASI
Jabatan : Demisioner Ketua AL- Mulk Malang (Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku Malang)
Periode 2014 – 2015
Riwayat Organisasi :
Ketua OSIS SMA Negri 11 Ambon periode 2009 – 2010
KABID Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Malang Komisariat Hukum Periode 2014 – 2015
Ketua AL- Mulk Malang (Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku Malang) Periode 2014
– 2015
A. BIOGRAFI TOKOH
Muhamad Rizki Serang atau akrab di sapa Riski adalah sosok tokoh muda mahasiswa
maluku malang, ia sekarang sedang menempuh study Ilmu hukum di universitas
Muhamadiya Malang, pria yang lahir dari rahim keluarga sederhana tumbuh di antara sosok
ayah dan ibu yang berprofesi sebagai guru, tidak heran kalau budi pekerti yang baik
diturunkan oleh kedua orang tuanya, berbeda dengan kebanyakan mahasiswa maluku yang
ada di malang, yang terlihat begitu arogan dan komunal (berkelompok ), Riski adalah sosok
pemuda yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan, dan mandiri secara pemikiran
maupun tindakan, hal ini dapat dilihat ketika ia menjabat sebagai ketua Al – Mulk Malang
banyak kebijakan yang ia buat berlawanan dengan kehendak umum, hal ini begitu unik
mengingat banyak orang yang berpegangan dengan prinsip “Suara Mayoritas Adalah Suara
Tuhan “ ia berpegangan pada hal yang begitu berbeda yakni “Kebenaran selalu Muncul Dari
suara Minoritas “ sebagaimana para nabi maupun pemikir besar yang selalu menciptakan
kebenaran di saat pendangan mereka bertentangan dengan pandangan umum. Dari sini dapat
kita liat bahwa ia bukan merupakan penganut paham Ulitilitarian (kemanfaatan ) milik Jeremi
Bentham, pada era setelah reformasi atau pra reformasi indonesia di pengaruhi dengan pola
pikir dan pola hidup yang berkelompok atau komunal, sehingga seluruh tindakan maupun
pikiran hampir seluruhnya sama yakni tergantung kemauan kelompok, pada titik ini
peradaban indonesia begitu sama dengan peradaban barat pada abad 15 yang di kenal dengan
istilah pencerahan (reinanse) sekitar 600 tahun yang lalu dimana isi kepala individu begitu
klise atau sama. Hal ini di sebabkan dengan merosotnya cara berpikir yang rasional, belum
lagi munculnya gejala Romantisme di tengah generasi muda, sebagaimana di katakan oleh
filsuf muslim jalaludin rumi “Dinegeri Cinta Akal di Gantung “ pandangan ini menjelaskan
bahwasanya kebenaran di tentukan oleh intuisi bukan oleh akal atau rasionalitas, melihat
sosok riski kita menemukan sesuatu yang berbeda ia meyakini bahwasanya Kebenaran Hanya
dapat di temukan atas dasar komparasi antara akal, hati, dan teks.
Sebagaimana di katakan oleh pemikir islam lainnya yakni Mula Sudra bahwasanya
kebenaran hanya muncul ketika insan mampu mengkomparasikan antara, rasio, intuisi dan
syariat. Dari beberapa prinsip hidupnya ia dapat saya katakan sebagai tokoh Muda maluku
yang memiliki kesamaan dengan kebanyakan para pemikir islam pada abad ke 10. Di sisi lain
ia juga memiliki prinsip yang condong hampir sama dengan para Filsuf barat seperti Marx,
Sartre, ataupun Bourdieau, ketika melihat latar belakang keluarganya yang hidup dengan
berkecukupan, riski mampu menjadi sosok yang sederhana, ia di kenal sebagai pemimpin
yang bijak dan adil, satu ungkapannya yang masih teringat di dalam benak saya yakni pada
waktu ia menyampaikan sambutan pada peringatan hari Patimura tahun 2015, ketika itu ia
katakan bahwasanya “Generasi Muda malauku ialah mereka yang mampu berjuang atas dasar
kesadaran pribadi, tanpa melihat agama, ras golongan, maupun adat istiadat, karena
hakikatnya Agama selalu berbicara tentang perjuangan Intelektual untuk menciptakan
persamaan Kelas Sosial “. Dari pernyataannya ini dapat kita lihat bahwa ia juga di pengaruhi
oleh pemikiran Marx tentang pertentangan antara kelas sosial. Dari beberapa prinsip
hidupnya itulah dapat saya simpulkan bahwa riski merupakan tokoh muda maluku di
kalangan mahasiswa maluku yang ada di malang yang dapat di jadikan contoh dan tauladan.
B. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan muncul bersamaan dengan peradaban manusia sejak zaman dahulu
dimana orang-orang berkumpul bersama dan bekerja bersama untuk mempertahankan
eksistensi hidupnya. Mengutip pandangan Filsuf Yunani bahwasanya Manusia adalah Zon
Politic (Mahkluk Politik ) Sejak itulah terjadinya kerjasama antar manusia di dunia dan
munculnya unsur kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi
perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian
tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan
terhadap budaya organisasi yang lebih maju. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai
kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas
manajemen agar tujuan organisasi tercapai.
Seorang pemimpin harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang
dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku
orang lain. Pemimpin ada dua macam, yaitu pemimpin formal dan pemimpin informal.
Dimana pemimpin formal harus memiliki kekuasaan dan kekuatan formal yang ditentukan
oleh organisasi, sedangkan pemimpin informal walaupun tidak memiliki legitimasi kekuatan
dan kekuatan resmi namun harus memiliki kemampuan mempengaruhi yang besar yang
disebabkan oleh kekuatan pribadinya. Oleh karena itu, dalam proses kepemimpinan telah
muncul beberapa teori kepemimpinan. Teori kepemimpinan dalam organisasi telah berevolusi
dari waktu ke waktu ke dalam berbagai jenis dan merupakan dasar terbentuknya suatu
kepemimpinan. Setiap teori menyediakan gaya yang efektif dalam organisasi. Banyak
penelitian manajemen telah menemukan solusi kepemimpinan yang sempurna. Hal ini
menganalisis sebagian besar teori terkemuka dan mengeksplorasinya. Dalam teori
kepemimpinan ada beberapa macam teori, diantaranya Great Man Theory, teori sifat,
perilaku, kepemimpinan situasional dan kharismatik. Melihat pada fakta kehidupan
berbangsa dan bernegara, secara konstitusional Indonesia hanya mengatur persyaratan
Pemimpin secara Administratif, namun konstitusi tidak menjabarkan persyaratan pemimpin
yang kongkrit terkait Sifat atau perilaku. Dengan demikian dapat dilihat bahwasanya hingga
detik ini tidak ada tolak ukur yang ilmiah untuk menentukkan apakah seorang pemimpin
memenuhi syarat secara sifat ataukah tidak.
Dengan demikian dapat saya buktikan secara ilmiah bahwasanya Tokoh yang saya
jadikan sample dalam artikel ini sudah memenuhi unsur unsur kepemimpinan, atau
memenuhi standar untuk menjadi pemimpin, agar lebih jelasnya saya menggunakan sebuah
teori kepemimpinan yakni Great Man Theory kemudiaan akan di komperkan dengan sosok
pemimpin yang saya pakai dalam artikel ini,