Disusun Oleh :
Oleh :
Kaprodi Keperawatan
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK
KEPERAWATAN STASE MATERNITAS
RSUD KABUPATEN TANGERANG
Oleh :
Kaprodi Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, hanya
atas petunjuk, rahmat, nikmat, karunia, pertolongan serta kasih sayang Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kelompok dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Anemia dengan Pengaplikasian Teknik
Counter Pressure dan Terapi Musik pada Persalinan Kala I di Ruangan Kamar
Bersalin RSUD Kabupaten Tangerang”. Laporan ini disusun dalam rangka
menyelesaikan tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas.
Dengan selesainya penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu memberikan bimbingan,
pengarahan, dan nasihat dalam proses penyelesaian laporan ini, yaitu :
1. Ibu Ida Faridah, S.Kp, M.Kes, selaku Ketua STIKes YATSI Tangerang
2. Ibu Ns. Febi Ratnasi, S.Kep, M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan dan
Pembimbing Akademik
3. Ibu Ns. Ria Setia Sari, S.Kep, M.Kep selaku penanggung jawab akademik
profesi ners reguler
4. Ibu Titi Juhriati, S.,ST. selaku pembimbing lahan di ruangan Kamar Bersalin
RSUD Kabupaten Tangerang yang telah menerima dan membimbing kami
selama praktik di ruangan Kamar Bersalin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB III TINJAUAN KASUS ...............................................................
3.1 Pengkajian Data Pasien ...............................................................
3.2 Laporan Persalinan ......................................................................
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................
4.1 Aplikasi Jurnal ............................................................................
4.2 Kaitan Teori dengan Jurnal .........................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada Ibu Bersalin dengan
Pengaflikasian Tekhnik Counter Pressure dan Terapi Musik pada
Persalinan Kala I Tekhnik Counter Pressure yang bertujuan untuk
membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman dan terapi musik yang
3
bertujuan untuk tekhnik distraksi yang efektif yang dapat menurunkan nyeri
fisiologis, stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang
dengan nyeri untuk menimbulkan kenyamanan lingkungan saat wanita
melahirkan diruang bersalin.
1.4 Manfaat
1. Rumah Sakit
Diharapkan agar pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
khususnya terhadap pasien ibu hamil dengan anemia, agar tercapainya
derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.
2. Profesi Ners
Dapat menjadi masukan mengenai faktor-faktor yang dapat dilakukan
dalam melakukan pengkajian pada pasien ibu hamil dengan
anemia.Dengan demikian dapat menajadi bahan pertimbangan untuk
mencari topik makalah yang memang diminati dan memilih konsep yang
dapat dipahami sehingga dapat lebih termotivasi.
3. Pasien
4
5
6
2. Tali Pusat
Tali pusat atau tali pusar adalah tali kehidupan bayi waktu berada
dalam rahim ibu. Benda ini menghubungkan janin dengan aliran darah
ibu melalui plasenta. Tali pusat memberikan oksigen, zat gizi, anti body,
dan hormon sehingga janin benar-benar tergantung pada suplai tali ini.
Dalam 7 – 14 hari tali pusat lepas meninggalkan organ kecil yang
bergranulasi dan biasanya menghilang. Jaringan parut yang kecil menjadi
bentukkontraktur disebut dengan umbilikus atau pusar (Astuti Eny,
2018).
Tali pusat terlalu pendek atau panjang mempunyai hubungan dengan
berbagai macam problem janin seperti intrapartum distress dan atau
meninggal. Insersi tali pusat abnormal mempunyai hubungan dengan
plasenta lebih kecil dan densitas pembuluh darah lebih rendah, secara
signifikan menyebabkan asfiksia pada janin, yang menimbulkan efek
terhadap organ dan metabolisme janin baik akut maupun kronis, sehingga
pada akhirnya akan mempengaruhi luaran bayi lahir yang dapat
mempengaruhi berat badan bayi lahir. Tali pusat merupakan salah satu
struktur dalam amnion yang memfiksasi antara salah satu sisi plasenta
dan tali pusat bayi sebagai penghubung, dengan panjang normal 50 – 60
cm terdiri dari tiga pembuluh darah: dua arteri dan satu vena. Sebuah tali
pusat normal memiliki rata – rata 11 pilinan pembuluh darah tali pusat.
Panjang tali pusat yang sekitar 50 – 60 cm mempunyai makna bahwa
outcome bayi yang dilahirkan cukup baik terutama perihal berat badan
lahirnya (Thomas, dkk, 2018).
3. Uterus
Uterus (rahim) Bagian ini merupakan tempat pertumbuhan dan
perkembangan janin, Bentuknya seperti buah alpokat, agak gepeng.
Bagian ini memiliki berat normal 30-50 gram. Rahim bersifat elastis
Rahim akan membesar pada saat seorang wanita mengalami kehamilan
dan akan kembali mengecil setelah bayi lahir. Rahim diikat oleh 6
ligamen. Rahim terbagi menjadi dua bagian, yaitu serviks dan korpus
7
(badan rahim). Selama masa reproduksi, panjang korpus adalah dua kali
panjang serviks (Thomas, dkk, 2018).
Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk
menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya akan
mengerut. Dengan demikian, bayi terdorong keluar melalui serviks dan
vagina. Pada bagian dalam dari korpus terdapat lapisan yang disebut
endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan
menebal. Endometrium tersebut akan dilepaskan sehingga terjadi
pendarahan yang biasa disebut menstruasi, jika tidak terjadi kehamilan
(Thomas, dkk, 2018).
4. Cairan Amnion
Air Ketuban adalah bagian paling penting dalam masa kehamilan,
cairan ini melindungi bayi dari trauma, memberikan ruang untuk
pertumbuhan janin dan mencegah tali pusat mengalami kompresi dari
luar selain itu cairan ketuban adalah mediator utama untuk mengetahui
segala informasi tentang janin yang ada didalam uterus, cairan ketuban
menyediakan daya pantul akustik yang memfasilitasi pencitraan
ultasonografi dan pemanfaatan dopler untuk memantulkan detak jantung
janin.(Murphy, dkk,2018). Cairan ketuban juga memiliki sifat
bakteriostatik yang berfungsi melawan infeksi bakteri dari luar.(Luo et
al., 2018).
Kadar PH pada cairan ketuban adalah satusatunya informasi yang
digunakan di Fasilitas Kesehatan primer yang ada di Indonesia, cairan
ketuban memiliki kadar alkaline atau bersifat basa dengan nilai pH 6,9 -
8.2 (Murphy, dkk, 2018). Bahan yang digunakan sebagai indikator pH
adalah kertas litmus atau kertas lakmus, alat ukur ini digunakan karena
sifat membrane permiabitas yang ada pada kertas lakmus memudahkan
sisa air ketuban yang ada disarung tangan terserap dan memberikan
Air Ketuban adalah bagian paling penting dalam masa kehamilan,
cairan ini melindungi bayi dari trauma, memberikan ruang untuk
pertumbuhan janin dan mencegah tali pusat mengalami kompresi dari
8
luar (Pilliod et al., 2015). selain itu cairan ketuban adalah mediator utama
untuk mengetahui segala informasi tentang janin yang ada didalam
uterus, cairan ketuban menyediakan daya pantul akustik yang
memfasilitasi pencitraan ultasonografi dan pemanfaatan dopler untuk
memantulkan detak jantung janin (Murphy, dkk, 2018). Cairan ketuban
juga memiliki sifat bakteriostatik yang berfungsi melawan infeksi bakteri
dari luar (Luo et al., 2018). Adanya meconium pada kehamilan trimester
3 adalah informasi penting yang diperoleh dari cairan ketuban, bercak
mekonium pada ketuban tidak hanya memberi informasi terjadi kondisi
fetal distress (Pop & Kuppens, 2015). tetapi juga dapat memberikan
informasi usia kehamilan atau maturitas bayi.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Carr, dkk, (2018) pada 3.041
wanita melahirkan di Ausralia menyatakan bahwa usia kehamilan
memiliki hubungan kuat dengan cairan amnion bernoda meconium pada
kehamilan lebih atau sama dengan 42 minggu. Kadar PH pada cairan
ketuban adalah satusatunya informasi yang digunakan di Fasilitas
Kesehatan primer yang ada di Indonesia, cairan ketuban memiliki kadar
alkaline atau bersifat basa dengan nilai pH 6,9 - 8.2. Bahan yang
digunakan sebagai indikator pH adalah kertas litmus atau kertas lakmus,
alat ukur ini digunakan karena sifat membrane permiabitas yang ada pada
kertas lakmus memudahkan sisa air ketuban yang ada disarung tangan
terserap dan memberikan perubahan warna, dikatakan ketuban possitive
apabila kertas lakmus berwarna merah berubah warna menjadi biru
(basa) atau kertas lakmus biru berubah warna menjadi pink. Kendala
pada metode ini adalah apabila cairan ketuban sudah kering atau
bercampur dengan cairan vagina dan lendir darah akan memberikan hasil
positive palsu (Carr, dkk, 2018).
5. Serviks
Serviks (leher rahim). Bagian ini terletak di puncak vagina. Serviks
biasanya merupakan penghalang masuknya bakteri kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di
9
dalam serviks sangat sempit sehingga selama masa kehamilan janin tidak
dapat melewatinya. Akan tetapi, saluran ini dapat meregang pada saat
persalinan, yang memungkinkan janin dapat melewati saluran tersebut.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir.
Lendir ini tebal dan tidak ditembus oleh sperma kecuali sesaat
sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah
sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan
(fertilisasi). Pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir tersebut juga
mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini
kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba
fallopi untuk membuahi sel telur. Oleh kerana itu, hubungan seksual
yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi dapat
menyebabkan kehamilan. Vagina berakhir pada serviks yakni leher
rahim. Dinding vagina terdiri dari otot-otot yang halus dan
jaringanjaringan ikat yang warnanya merah muda: dilapisi oleh lendir
tebal yang dinamakan epithelium. Biasanya, dinding-dinding ini saling
bersentuhan.
6. Vagina
Vagina adalah organ yang berbentuk tubulus, 10 sentimeter, terdiri
dari kanal fibromuskular panjang yang dilapisi oleh membran mukus
yang bermula dari bagian eksterior tubuh hingga ke serviks uterus. Ia
merupakan tempat keluarnya aliran darah menstruasi, jalan untuk
melahirkan anak, dan juga penerima penis sewaktu hubungan seksual.
Terletak di antara kantung kemih dan rektum, vagina bersambung dengan
uterus dari arah superior dan posterior (Thomas,dkk, 2018).
2.3.2 Etiologi
Menurut Keisnawati, dkk, (2015) penyebab anemia pada ibu hamil sebagai
berikut :
a. Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi.
b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang
banyak, perdarahan akibat luka.
2.3.4 Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah arena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara volume plasma meningkat 45-65% pada trimester II
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9, menurun sedikit
menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Keisnawati,
dkk, 2015)
12
Pada kala persalinan, wanita pada akan mengalami nyeri somatik yang
sering dideskripsikan sebagai nyeri yang tajam, intens, terasa panas
seperti dibakar, dan lokasinya jelas. Nyeri berasal dari peregangan dan
distensi jaringan perineal dan dasar pelvis agar vetus dapat lewat, dari
distensi dan tertariknya peritoneum dan jaringan pendukung utero serviks
saat kontraksi, dan laserasi dijaringan lunak. Faktor fisik lainnya pada
kala 2 persalinan adalah posisi vetus, kecepatan, turunnya vetus, posisi
ibu, durasi dan interval kontraksi, dan rasa lelah. Ranggsangan nyeri pada
kala 2 persalinan akan ditransmisikan lewat saraf pudendus lewat segmen
S-2 sampai S-4 tulang belakang dan syaraf parasimpatis (Blackburn,
2013).
Nyeri yang dialami pada kala 3 persalinan dan masa awal setelah
melahirkan adalah nyeri yang berasal dari uterus, sama seperti nyeri yang
dialami pada awal kala 1 persalinan (Zwelling dkk, 2010).
2. Ekspresi rasa nyeri
Rasa nyeri akan mengakibatkan efek fisiologis, respon sensorik, dan
emosional. Selama persalinan, nyeri akan menimbulkan efek-efek
fisiologis yang dapat diidentifikasikan. Aktifitas sistem saraf simpatik
akan distimulasi sebagai respon terhadap rangsangan nyeri yang akan
meningkat, sehingga terjadi peningkatan kadar Katekolamin. Tekanan
darah dan denyut jantung akan meningkat. Pola respirasi ibu akan
berubah sebagai respon terhadap peningkatan konsumsi oksigen.
Hiperventilasi, kadang-kadang bersamaan dengan alkalosis respirasi,
dapat terjadi selama rasa nyeri meningkat. Pasien dapat terlihat pucat dan
berkeringat. Asam lambung meningkat dan rasa mual, muntah umum
terjadi pada fase aktif persalinan. Perfusi plasenta dapat berkurang, dan
aktifitas uterus berkurang, berpotensi untuk memperpanjang persalinan
dan mempengaruhi kesejahteraan fetus. Beberapa ekspresi emosional
(afektif) terhadap rasa nyeri seringkali dapat dilihat.
Perubahan tersebut termasuk meningkatnya rasa cemas ddengan
lapang pandang yang berkurang, menangis, meronta, merintih, gerakan-
14
11. Aromaterapi
Aromaterapi menggunakan suatu minyak yang terbuat ari tananman,
bunga, tumbuhan herbal, dan pohon untuk mengobati serta
meyeimbangkan tubuh, pikiran maupun jiwa. Minyak tersebut
mempunyai kosentrasi yang tinggi, ini yang kompleks, dan biasanya
dicampur dengan lotion dan krim sebelum dioleskan ke kulit. Beberapa
minyak aromaterapi dapat membantu tonus uterus, meningkatkan
kontraksi, mengurangi nyeri, mengurangi ketegangan, menghilangkan
rasa takut dan cemas, serta meningkatkan perasaan sejahtera. Minyak
aromaterapi juga dapat digunakan dengan memasukkan beberapa tetes ke
bak berisi air hangat, atau ke dalam air hangat untuk merendam,
kompres, atau diteteskan ke lampu aromaterapi yang menyebarkan wangi
ke seluruh ruangan.
18
19
DATA PSIKOSOSIAL
Penghasilan keluarga setiap bulan; Rp : 4.000.000,00
Bagaimana perasaan Anda terhadap kehamilan sekarang : klien
mengatakan senang karna diberi kesempatan oleh allah untuk hamil
namun klien mengatakan dirinya cukup takut untuk lahiran dan cemas
apakah nanti mampu mengurus anaknya sendiri
Bagaimana perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : senang dan
sangat menunggu akan kelahiran buah hatinya.
tipis lunak
27/12/2019 5x10’50” TD : 120/80 143 Setelah dilakukan VT
22:30 WIB mmHg x/menit didapatkan hasil
Nadi : 95 pembukaan lengkap,
x/menit persentasi kepala hodge
Suhu : 36,0℃ 3-4 posisi UKK (ubun-
RR : 20 ubun kecil kanan depan),
x/menit adanya pengeluaran
lendir bercampur darah,
timbul rasa keinginan
untuk mengejan
KALA II
Kala II mulai : tanggal 27-12-2019, jam 22:30 WIB
Lama kala II : ±30 menit dari pembukaan lengkap
Tanda dan gejala : Dorongan ingin meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol, vulva membuka
Jelaskan upaya meneran : Tarik nafas panjang, lalu ibu meneran
seperti BAB keras
Keadaan psikososial : Baik
Tindakan : Asuhan persalinan normal dan pemberian
oxytocin 0,5 cc (diberikan oxytocin karena untuk memperkuat kontraksi
dan merangsang bayi cepat keluar)
CATATAN KELAHIRAN
Bayi lahir jam : 23:00WIB
Nilai APGAR : menit I (8), menit V (9)
Perineum : rupture, tingkat 2
Bonding ibu dan bayi : IMD
24
KALA III
Tanda dan gejala : Semburan darah, tali pusat memanjang
Plasenta lahir jam : 23:15 WIB
Cara lahir plasenta : PTT (Peregangan tali pusat terkendali) dan
dilakukan massage setelah plasenta lahir
Ukuran : 20x20
panjang tali pusat : 32cm
pembuluh darah : 2 arteri, 1 vena
kelainan : Tidak ada
Perdarahan : 250 ml, karakteristik:Stosol
Keadaan psikososial : Cukup tenang
Kebutuhan khusus klien : Pantau TTV per 15 menit pada 1 jam
pertama, pantau TTV per 30 menit pada 1 jam kedua.
Tindakan : Memberikan oxitocyn 0,5 cc (diberikan
karena untuk memperkuat kontraksi dan membantu pengeluaran plasenta
)
Pengobatan : Misoprostol 1 tab untuk mencegah adanya
perdarahan.
KALA IV
Mulai jam : 23:30 WIB
Tanda-tanda vital :
Tanggal/ Jam Tekanan darah Nadi Pernafasan Suhu
27-12-2019
120/80 MmHg 95 x/menit 20 x/menit 36ºC
23:30
27-12-2019
120/80 MmHg 88 x/menit 22 x/menit 36 ºC
23:45
25
27-12-2019
100/70 MmHg 85 x/menit 22 x/menit 36 ºC
24:00
37,6 ºC
(masuk
28-12-2019
100/60 MmHg 85 x/menit 22 x/menit paracetamol
00:15
1 tablet 500
mg)
28-12-2019
100/70 MmHg 90 x/menit 23 x/menit 38,1 ºC
00:30
28-12-2019
100/70 MmHg 90 x/menit 22 x/menit 38,3 ºC
01:00
38,2 ºC
(masuk
28-12-2019
100/70 MmHg 92 x/menit 22 x/menit paracetamol
01:30
1 tablet 500
mg)
Kala 2
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 Ds: pasien mengatakan Domain 8 : seksualitas
- Ini adalah kehamilan pertamanya Kelas 3 : reproduksi
- Sangat ingin menjadi ibu yg baik Kesiapan peningkatan proses
- Ingin mengetahui tentang makanan- kehamilan-melahirkan (00208)
makanan yg baik setelah persalinan
- Ingin mengetahui makanan yg
mempercepat pengeluaran AS
Do: Pasien tampak antusias mendengarkan
pendidikan kesehatan.
kala 4
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 Ds: pasien mengatakan Domain 11:
- Tidak nyaman seperti banyak darah di keamanan/perlindungan
27
- Melakukan pijat
counterpressure
dan mendengarkan
musik klasik
Hasil :
- Melakukan pijat
conterpressure
sambil
menyetelkan musik
klasik.
Penggunaan teknik
non farmakologi
penurunan nyeri
menurut jurnal
Ayu matha, dkk.
(Skala nyeri
berkurang)
2 27 Des 22.30 - Mendengarkanklie S: Pasien mengatakan rileks
2019 n jika diusap punggung dan
Hasil : ditemani selama
Dengarkankeluhanke persalinan
cemasanklienselam
apersalinan O: Pasien tampak lebih
tenang tidak terlalu cemas
- Menggunakanpend
ekatan yang tenang A: Masalah sebagian teratasi
dan menyakinkan
Hasil :
27 Des 22.30 Lakukanpendekatan P: intervensi dilanjutkan oleh
2019 untukmenenangka perawatruangan ( 2 jam
setelah melahirkan pasien
nkliensaatcemas
dipindahkan keruangan
nifas/perawatan )
- Beradadisisipasien
22.35 untukmeningkatka
n rasa aman dan
32
mengurangikecem
asan
22.35 Hasil :
Mengusappunggung
klienuntukmengura
nginyeri dan
22.37 kecemasan
- Menginstruksikank
lienuntukmenggun
akantehnikrelaksas
i
Hasil :
Klienmengikutiinstr
uksiperawatuntuk
melakukantehiktari
knafasdalam
23.00 punggung.
- Hasil :
Memberikan posisi
yang nyaman
(dorsal recumben)
dan menggosok
punggung ibu
- Mendukung ibu
menempatkan bayi
kepayudara setelah
persalinan
Hasil :
Klien belum
mengeluarkan ASI
- Memberikan
kesempatan bagi
ibu untuk berada di
dekat bayi selama
rawat inap setelah
persalinan untuk
memfasilitasi
kedekatan dan
menyusui
Hasil :
Meletakkan
keranjang bayi di
dekat klien
4 27 Des 23.15 - Meningkatkanfrek S: Pasien mengatakan merasa
2019 uensipijatan fundus pembalutnya penuh
Hasil :
Setelah O: pasien tampak terdapat
lahirplasentalakuka luka hecting
npijitan fundus
untukmengeluarka A: Masalahsebagianteratasi
nsisa-
sisadarahataugump P: intervensidilanjutkan oleh
alanplasenta perawatruangan ( 2 jam
23.30 setelahmelahirkanpasiendi
- Memberikanoksito pindahkankeruangannifas/
34
- Monitor tanda-
tanda vital
maternal setiap 15
menitataulebih,
jikaperlu
Hasil :
TTV :
TD : 100/70mmHg
N : 85 x/menit
R : 22 x/menit
S : 36 oC
BAB IV
PEMBAHASAN
35
36
padahal terapi music merupakan yang efektif yang dapat menurunkan nyeri
fisiologis, stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang
dari nyeri, disamping itu music juga berfungsi sebagai pengontrol dan
merupakan untuk menimbulkan kenyamanaan lingkungan saat wanita
melahirkan diruang bersalin, yang digunakan yaitu musik klasik Mozart dan
tradisional gamelan jawa. (Oktavia 2015). Terapi music klasik Mozart
mampu menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
(Ernawati&Armini,2018).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kombinasi teknik
counter pressure dan terapi musik lebih efektif dilakukan untuk mengatasi
pasien nyeri persalinan dibandingkan yang hanya dilakukan counter
pressure saja, terapi musik saja, dan yang tidak dilakukan terapi apapun.
Hal ini dikarenakan pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endophrin
yang merupakan pereda sakit alami dan juga dapat menciptakan perasaan
nyaman dan enak, dan terapi musik yaitu salah satu teknik distraksi yang
efektif yang dapat menurunkan nyeri fisiologi, stress dengan mengalihkan
perhatian seseorang dari nyeri.
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan mahasiswa kebidanan
atau keperawatan dapat memberikan terapi kombinasi antara teknik pijat
counter pressure dan terapi musik yang diharapkan untuk mengurangi
rasa nyeri saat persalinan.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan mampu meningkatkan pelayanan rumah sakit diharapkan
menyediakan banner / lefleat tentang cara acupressure dan efektifitasnya
untuk menurunkan nyeri saat persalinan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan mampu menjadi sarana sumber informasi, bacaan serta acuan
tentang pengetahuan asuhan kebidanan pada pasien yang akan
melahirkan.
4. Pasien
39
40
Callister. 2013. What Has Literatur Tought Us About Culturally Competent Care
Of Women And Children Men American Journal Of Maternal Child
Nursing. 30(6) 380-388.
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta :
EGC