Anda di halaman 1dari 2

Menurut wikipedia, Beliau memiliki nama asli Bendara Pangeran Harya Dipanegara, namun sebelumnya

bernama Mustahar, dengan nama kecil Bendara Raden Mas Antawirya.

Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785, beliau memiliki 7 istri
(spouse) dengan selir yang tidak diketahui banyaknua. Beliau wafat pada usia 69 tahun di Makassar, pada
tanggal 8 Januari 1855, karena diasingkan oleh Hindia Belanda.

Makam Pangeran Diponegoro

Berikut ini adalah lokasi Makan Pangeran Diponegoro yang berlokasi di Jl. Diponegoro, Melayu, Kec.
Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90165

Pangeran Diponegoro adalah seorang bangsawan Keraton Yogyakarta dari keturunan ayahnya, yaitu
Sultan Hamengkubuwono III, terlahir di lingkungan Keraton tidak membuat Pangeran Diponegoro hidup
sebagai orang yang manja dan terbuai dengan kekuasaan duniawi.

bawah asuhan dari Neneknya Ratu Kedaton beliau belajar ilmu agama serta hidup sederhana di sebuah
desa terpencil, jauh dari hingar-bingar Keraton Jogjakarta.

Bergaul dengan rakyat jelata, membuat beliau belajar hidup dan memahami setiap keluhan dan
permasalahan yang dialami rakyat jelata secara mandiri.

Pangeran Diponegoro pun senantiasa menghormati para pemuka agama dan selalu berhasrat untuk
mendalami ilmu agama. Akan tetapi hidup di bawah tekanan penjajah Belanda tidak langsung mudah.

Pajak yang tinggi, serta perubahan secara besar-besaran tatanan adat Jawa, membuat rakyat semakin
menderita. Ditambah dengan kekalahan Inggris dan peralihan jajahannya kepada Belanda, membuat
rakyat Jawa khususnya semakin menderita akibat kerja rodi yang dijalankan untuk membayar semua
biaya perang Belanda.

Hal inilah yang menjadikan Pangeran Diponegoro tidak bisa diam berpangku tangan, Beliau kumpulkan
para pemuka agama juga pangeran-pangeran keraton yang memiliki tujuan yang sama, yaitu mengusir
Belanda dan mengembalikan tatanan jawa.

Desa Tegal Rejo, 20 Juli 1825

Saat sudah diketahui gerak geriknya, Belanda bergerak cepat dengan mengirimkan pasukannya, untuk
menangkap pasukan Pangeran Diponegoro.

Kemudian terjadilah pertempuran pertama, pasukan pasukan Pangeran Diponegoro mampu memutar
balikkan keadaan, dan berhasil kabur ke Gua Selarong karena tersesak.

Pasukan Belanda memang tidak dapat menangkap Pangeran Diponegoro, namun berhasil
menghancurkan desa dengan membakarnya.
Gua Selarong, 23 Juli 1825

Pangeran Diponegoro dan pasukan yang ikut berjuang, mengatur strategi malawan Belanda, “kemarin
kita sudah diserang, adat jawa sudah direndahkan, apakah kita tetap berpangku tangan setelah melihat
itu semua?” kira-kira itu yang disampaikan oleh Pangeran dalam menyemangati para pejuang.

Mergolunyu, Bagelan Barat, Juli 1825

Serangkaian kemenangan demi kemenangan dimenangkan oleh para penjuang, mereka berhasil merebut
beberapa Desa yang dahulu pernah diambil alih oleh Belanda dengan menggunakan siasat dan kesaktian
dan doa.

Jalur pembekalan milik Belanda berhasil diambil alih, sehingga berhasil memutus pasokan pembekalan
mereka.

Strategi Belanda Mengalahkan Diponegoro

Ditempat lain para petinggi Belanda berusaha keras mengatur strategi untuk menangkap dan
mengalahkan pasukan Diponegoro. Strategi yang digunakan untuk mengalahkan Pangeran Diponegoro
adalah strategi benteng stelsel.

Strategi benteng stelsel ini berhasil memukul mundur pasukan Diponegoro, setelah mengalami beberapa
kekalahan dan terjadi perselisihan di antara pemimpin pasukkan, Diponegoro masih terus berjuang,
sehingga berhasil memberikan inspirasi kepada pejuang yang lain untuk memerdekakan Indonesia,
walau akhirnya beliau di asingkan ke Makassar.

Anda mungkin juga menyukai