Anda di halaman 1dari 2

Perjuangan Hidup Seorang Ustadz di Sebuah Pesantren

Judul buku : Pesantren Ilalang

Penulis : Amar De Gapi

Penerbit : DIVA Press (Anggota IKAPI)

Kota Penerbit : Jogjakarta

Cetakan : Februari 2009

Ketebalan : 306 halaman

ISBN : 9789799636393

Nama Pengarang : Amar De Gapi, Arini

Pesantren adalah salah satu sarana yang digunakan untuk menimba ilmu sama seperti sekolah
pada umumnya. Akan tetapi, pendidikan di pesantren lebih mengutamakan ilmu agama
daripada ilmu umum. Di pesantren, murid lebih dikenal dengan sebutan santri. Biasanya santri
yang rumahnya jauh dari pesantren, akan lebih memilih untuk menginap atau biasanya terkenal
dengan sebutan mondok. Kehidupan di pesantren sangat jauh berbeda dengan kehidupan para
remaja biasanya. Mereka dilatih untuk hidup mandiri, seperti mencuci pakaian sendiri,
memasak, menyetrika, dan lain-lain. Mereka juga dilarang menggunakan smartphone selama
berada di dalam pesantren. Bisa terbayangkan bagaimana rasanya santri yang mondok di
pesantren?

Novel Pesantren Ilalang mengambil latar Kota Aceh pada tahun 2001. Novel tersebut
mengisahkan seorang ustadz yang bernama Ustadz Kemal yang dulunya lulusan Fakultas MIPA
Matematika. Pada saat SMA, ia bercita-cita untuk menjadi seorang dokter. Akan tetapi, pada
kenyataannya ia harus menjadi seorang pengajar di Pesantren As-Salam, pesantren kecil di
wilayah terpencil Kota Aceh. Menjadi seorang guru dengan gaji Rp.300 ribu/bulan, mengajar
dua ratus santri hanya ditemani oleh empat orang guru lainnya.

Selama 3 tahun perjuangan hidupnya mengajar di sebuah pesantren yang sangat jauh dari hiruk
pikuk kota ia jalani dengan suka dan duka. Mengajar lebih dari dua ratus santri bukanlah hal
yang mudah. Banyak rintangan yang ia hadapi. Mulai dari adanya santri yang kerasukan jin
berjumlah lima puluh empat dan akan terus berganti lima menit sekali, kisah cinta segitiga
antara Ustadzah Ainun dengan Ustadzah Mutia yang menimbulkan konflik di pesantren, kisah
salah satu santri kesayangannya yang bernama Rahmad sempat membuatnya harus pergi ke
Medan untuk membawanya kembali ke pesantren, dan masih banyak lagi hingga ia diangkat
menjadi kepala sekolah Aliyah sekaligus Tsanawiyah di pesantren As-Salam.

Keterbatasan yang ada di Pesantren As-Salam membuat ia harus selalu berusaha sabar dalam
keadaan apapun. Mengabdikan diri sebagai guru pesantren, jauh dari cita-citanya saat duduk di
bangku SMA. Sebagai orang nomor satu di pesantren tersebut, ia dihadapkan oleh banyak sekali
masalah yang terus datang. Dengan bantuan guru-guru yang lain, membuat masalah tersebut
dengan mudah diselesaikan. Ustadz Kemal berkata bahwa hal yang membuatnya tetap ingin
mengabadikan diri menjadi guru di Pesantren As-Salam ialah karena ia tidak tega terhadap nasib
santrinya ketika ia berhenti menjadi guru. Santri di Pesantren As-Salam sudah ia anggap sebagai
anak sendiri. Meskipun hidup dengan sangat sederhana, ia tetap bersyukur dengan apa yang
ada dan ia yakin bahwa itu adalah takdir yang telah Tuhan berikan kepadanya.

Novel Pesantren Ilalang menyuguhkan kehidupan perjuangan seorang guru yang dituturkan
dengan begitu runtut dan menyentuh. Menghadirkan jalan cerita realitas hidup dengan ciri khas
konflik yang berbeda-beda dan cara penanganan yang unik. Sebuah cara hidup yang amat
penting untuk direfleksikan oleh siapapun di tengah zaman yang amat matre ini.

Keunggulan dari novel ini adalah penggambaran suasana yang begitu detail tentang Kota Aceh
tahun 2001. Novel ini juga memberikan kosa kata baru seperi marua' yang berarti jiwa
pemimpin dalam bahasa arab dan masih banyak lagi. Selain itu, novel ini secara tidak langsung
telah memberikan suatu pelajaran berharga bahwa, fokuslah menuntut ilmu sebanyak mungkin,
karena tujuan kita yang utama dalam bersekolah adalah untuk menuntut ilmu. Jangan terlalu
memikirkan akan kerja apa kita nantinya setelah tamat sekolah karena segala pekerjaan bisa kita
lakukan asalkan itu pekerjaan yang halal. Kekurangan dari novel ini adalah pergantian tokoh
yang secara tiba-tiba. Akhir dari cerita ini masih bisa dikatakan menggantung karena di akhir
cerita menjelaskan Ustadz Kemal yang menikah dengan kekasihnya tanpa dijelaskan apakah ia
akan tetap menjadi seorang guru atau memilih pekerjaan lain.

Bagi para pendidik, guru, atau siapa saja yang berjiwa muda dan menyukai tantangan dan
pengabdian, NOVEL PERJALANAN ini bisa untuk menemukan hakikat sebagai seorang guru
sejati.

Nama : M. Nasrul Wahabi

Kelas : XI A 4

No : 15

Anda mungkin juga menyukai