Anda di halaman 1dari 20

KONSEP NUTRISI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

DENGAN GANGGUAN PRA-EKSLAMSIA

(MAKALAH GIZI DAN DIET)

Di susun oleh :

Tingkat II Reguler 3 (Kelompok 10)

1. IRNI SAVERA (1814401121)


2. ZAQIA KHOIRUNNISA (1814401122)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dari mata kuliah Gizi dan
Diet ini dengan judul “Konsep Nutrisi pada Ibu Hamil dan Menyusui dengan Gangguan
Kehamilan Pra-ekslamsia”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis menyadari bahwa memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan
maupun dari isi makalah, maka penulis memohon maaf dan kritik serta saran dari Dosen
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini
dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Terimakasih.

Bandar Lampung, 19 Juli 2019

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
a) Pengertian nutrisi ibu hamil
b) Nutrisi yang diperlukan ibu hamil
c) Pengertian Pra-eksalmsia
d) Tujuan diet Pra-ekslamsia
e) Menyusun menu diet ibu hamil dengan Pra-ekslamsia
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup


berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat
kurang baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan wanita hamil telah
dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan
memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat membuat berbagai
aturan makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang ditabukan,
yang mana hal tersebut ternyata sama sekali tidak benar dilihat dari segi
kesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan banyak-banyak dengan tujuan
agar bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan. Pendapat tersebut tidak dapat
dibenarkan (Soetjiningsih, 1995).
Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) lebih tiggi
dinegara-negara yang sedang berkembang daripada dinegara-negara yang sudah
maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah
mempengaruhi diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin
berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang
setelah dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan janin
sejak konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih, 1995).
Sayangnya, masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia masih kurang
menguntungkan. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Elvina
Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset kesehatan dasar 2007,
terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang energi kronis. Selain itu,
ada 11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia. Bahkan, berdasarkan
survei kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka kejadian) anemia pada
ibu hamil mencapai 40,1 persen (Amirullah, tempo.co).
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh-kembang janin, pemeliharaan kesehatan
ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Kekurangan nutrisi
dapat mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri,
pendarahan pascapersalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi
karena dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan,
preeklamsia, janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2006).
Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di Indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun, ini yang membuat kajian bagi pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 menunjukkan Angka Kematian Balita sebesar 44/1000, Angka Kematian
Bayi 34/1000, dan Angka Kematian Neonatal 19/1000 (neraca.co.id).

b) Rumusan Masalah
a. Apa pengertian ibu hamil?
b. Apa saja nutrisi yang diperlukan ibu hamil?
c. Pengertian ekslamsia?
d. Tujuan diet Pra-ekslamsia?
e. Menyusun menu diet ibu hamil dengan Pra-ekslamsia?
c) Tujuan
a. Mengetahui pengertian ibu hamil
b. Mengetahui nutrisi yang diperlukan ibu hamil
c. Mengetahui Pengertian ekslamsia
d. Mengetahui Tujuan diet Pra-ekslamsia
e. Mengetahui Menyusun menu diet ibu hamil dengan Pra-ekslamsia
BAB II

PEMBAHASAN

a) Pengertian Nutrisi Ibu Hamil

Menurut para ahli medis pengertian nutrisi adalah berikut ini:

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsi nutrisi
tersebut sebagai sumber energi. Energi inilah yang akan membuat makhluk hidup bisa
melakukan aktivitas dan kegiatan sehari- harinya.
Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi, pasien yang
mengalami kritis nutrisi enteral.
Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana tubuh
manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber kekuatan.
Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan kesehatan, menjaga
pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan tugasnya secara normal.
Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat hamil. Zat
gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh
agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membagun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu hamil
tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan sebagai
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dapat
dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Berdasarkan pengertian
status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila
status gizi ibu buruk dalam kehamilan akan mengakibatkan terhambatnya otak janin,
abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil sangatlah diperlukan. (Sri
Mulyani, dkk. 2013)
b) Nutrisi yang diperlukan Ibu Hamil

Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan persiapan
persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk: kesehatan ibu hamil,
pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan tumbuh kembang bayi.
Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum
hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama
hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita yang
tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang
dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan
makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan
lain-lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan
dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan
rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan
pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan
ibunya (Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13 kg.
Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang
rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan
(Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan
meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara
proporsional (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 g
dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38. Sehingga
dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan tersebut
(Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat

Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada


waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot
skelet meningkat pada akhir kehamilan.
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan oleh
frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada kebanyak
wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya, pada wanita
hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65% dari total kalori
sehingga perlu penambahan.
b. Protein

Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian


disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu,
dan persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
dengan berat badan 55 kg.
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus
yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan
masyarakatnya. Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan
dengan nilai hayati protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein,
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari protein
hewani.
c. Lemak

Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi mulai
bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun kemungkinan
dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid
esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel
saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh janin,
setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34 dan 16% sebelum
lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari ditimbun. Transport
asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin.
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada tiga bulan terakhir
kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak ditimbun
pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi atern 80% jaringan lemak tubuh
terdapat pada jaringan subkutan.

d. Zat Besi (Fe)

Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus


adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg atau
30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan, karena
pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan ibu/fetus
dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga dibutuhkan
tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari suplemen untuk
mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan plasenta. Ibu hamil
yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan berdampak meningkatnya
aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan (BBLR),
kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi sebelum dilahirkan. Sumber zat besi
diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur, daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna
hijau tua.
e. Kalsium (Ca)

Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya


peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan retensi
kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan
tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium, kebutuhan 30-40 g/hari
untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan total kebutuhan ibu hamil
selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat diperoleh dengan mengonsumsi
susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai kering atau basah, dan brokoli segar.
f. Asam Folat

Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu sehingga
kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat kekurangan asam
folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan oksigen. Bila
hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan oragna-organ tubuh.
Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat,
gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi mental).
Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama kehamilan
trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan 470 ug per hari pada trisemester III bisa
didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.
g. Kolin

Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu hamil,
terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat meningkatkan
kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang sedang tumbuh
pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi, kedelai, hati, otak,
ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E

Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal
bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel bayi, terutama
paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat ditemukan
pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan minyak jagung.
i. Vitamin A

Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI. Kekurangan
vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan perlambatan
pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan. Dampak negatif
kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati, susu, ikan laut, sayuran, dan
buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1

Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum waktunya dan
gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi kebutuhannya dengan
mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian, dan daging.
k. Iodine

Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan kebutuhan
iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada masa kehamilan akan
mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan
fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami down syndrome. Bahan makanan
sumber iodine adalah garam dapur yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan
makanan yang berasal dari laut, serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)

Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yang rendah
akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan untuk
meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa (penglihatan, penciuman,
dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging, hati, telur, ayam, seafood, susu,
dan kacang-kacangan.
c) Pengertian Pra-ekslamsia

 Pra-ekslamsia atau sering disebut juga toksemia adalah suatu kondisi yang bisa
dialami oleh setiap wanita hamil.

 Pra-ekslamsia adalah suatu kondisi yang terjadi pada masa kehamilan memasuki
minggu ke-20.

 Pra-ekslamsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai


dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

 Pra-ekslamsia (penyakit dengan gejala peningkatan tekanan darah disertai dengan


dijumpainya protein dalam urin dalam kadar berlebih, dan pembengkakakan tubuh
akibat penimbunan cairan setelah kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan).

 Pra-ekslamsia adalah suatu kelainan ibu hamil dengan umur kehamilan lebih dari 20
minggu, ditandai dengan gejala berat badan berlebih, hipertensi (>90/140 mmHg),
Proteinuria (0,3 gr/cc), oedem pada kaki, tangan, muka.

 Penyakit ini di tandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh
peningkatan kadar protein dalam urine.

Tanda dan Gejala :

 Nyeri kepala.

 Mual dan muntah, nyeri ulu hati, oedem pada kaki, tangan, tungkai, kelopak mata.

 Penglihatan kabur.

 Hipertensi.

 Proteinuria.
d) Tujuan Diet Pra-ekslamsia :

a. Mengganti protein yang hilang karna proteinuria.

b. Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air.

c. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal.

d. Memberi nutrisi secukupnya sesuai kemampuan penderita.

e. Menjaga agar tumbuh kembang bayi optimal.

Syarat diet pada Pra-ekslamsia

a. Dalam keadaan berat makanan diberikan secara berangsur sesuai keadaan penderita.

b. Cukup kalori dari semua nutrisi, penambahan berat badan diusahakan di bawah 3
kg/bulan atau dibawah 1 kg/minggu.

c. Rendah garam, menurut berat atau ringannya retensi garam dan air.

d. Tinggi protein (1,5-2 gr/kg/bb/hari).

e. Cairan diberikan kurang lebih 2500 ml/hari.

f. Bentuk makanan di sesuaikan dengan kemampuan penderita.

g. Vitamin cukup, vitamin C dan vitamin B6 diberikan sedikit lebih tinggi.

h. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.

i. Cairan diberikan 2500 ml/hari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan
dengan cara yang keluar melalui urine, muntah, keringat, dan pernafasan.
e) Menyusun Menu Diet Ibu Hamil dengan Pra-ekslamsia

a. Diet untuk Pra-ekslamsia I

 Untuk praeksalmsia berat.

 Makanan hanya terdiri dari susu dan buah-buahan.

 Jumlah cairan paling banyak 1500ml/hari, kekurangannya diberikan secara


parental.

 Makanan ini kurang kalori dan nutrisi lainnya, kecuali vitamin A dan C.

 Di berikan dalam waktu 1-2 hari saja.

Makanan yang di berikan dalam sehari

JENIS GRAM (gr) TAKARAN RUMAH


TANGGA

Buah/sari buah 1200 6 gelas

Tepung susu 60 12 sdm

Gula pasir 80 8 sdm


Contoh Menu

Waktu pukul Jenis Takaran rumah tangga

Pukul 06.00 Air the 1 gelas

Pukul 08.00 Sari papaya 1 gelas

Susu 1 gelas

Pukul 10.00 Sari jeruk 1 gelas

Pukul 13.00 Sari tomat 1 gelas

Sari jeruk 1 gelas

Pukul 13.00 Susu 1 gelas

teh 1 gelas

Pukul 18.00 Sari jeruk 1 gelas

Sari papaya 1 gelas

Pukul 20.00 Air the 1 gelas

Susu 1 gelas

b. Diet Praekslamsia II

 Sebagai perpindahan dari diet PE I kepada penderita dengan PE tidak terlalu


berat.

 Makanan dalam bentuk lunak dan diberikan sebagai diet rendah gram I.

 Masih rendah kalori.


Makanan yang diberikan dalam sehari :

Jenis Berat (gr) Ukuran rumah tangga

Beras 150 3 gelas tim

Telur 50 1 butir

Protein nabati 100 2 potong

Protein hewani 50 2 potong

Sayuran 200 2 gelas

Buah 400 4 potong

Minyak 15 1,5 sdm

Tepung susu 20 4 sdm

Gula pasir 30 3 sdm

c. Diet Pra-eksalmsia III

 Sebagai perpindahan dari diet PE II atau kepada penderita dengan


praekslamsia ringan.

 Makanan dalam bentuk biasa atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah
garam II.

 Tinggi protein dan cukup nutrisi.

 Jumlah kalori harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan tidak boleh
melebihi dari 1 kg/bulan.
Makanan yang di berikan dalam sehari :

Jenis Berat (gr) Ukuran rumah tangga

Beras 200 4 gelas tim

Telur 100 2 butir

Protein nabati 100 2 potong

Protein hewani 100 4 potong

Sayuran 200 2 gelas

Buah 400 4 potong

Minyak 2,5 2,5 sdm

Tepung susu 40 8 sdm

Gula pasir 30 3 sdm

Bahan makanan sehari :

Diet PE I DIET PE II DIET PE III

Energy (kkal) 1032 1604 2128

Protein (gr) 20 56 80

Lemak (g) 19 44 63

Karbohidrat (g) 211 261 305

Kalsium (mg) 600 500 800

Besi (mg) 6,9 17,3 24,2

Vitamin A (RE) 750 2796 3035

Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0


Vitamin C ( mg) 246 212 213

Natrium (mg) 228 248


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

A. Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang ibu disaat hamil.
Nutrisi ibu disaat hamil dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil yang berdampak
pada pertumbuhan janin yang dikandungnya.
B. Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang adekuat
seperti karbohidrat, protein, lemak, zat besi, kalsium, asam folat, kolin, vitamin E,
vitamin A, vitamin B1, iodine, dan zinc (seng).
C. Faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu faktor
langsung seperti keterbatasan ekonomi, produk pangan, sanitasi makanan,
pembagian makanan dan pangan masyarakat, pengetahuan gizi yang kurang,
pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja, pantangan pada
makanan tertentu, selera makan, dan suplemen makanan. Faktor tidak langsung
seperti pendidikan keluarga, faktor budaya dan faktor fasilitas kesehatan.
D. Kecukupan gizi pada ibu disaat hamil sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya. Beberapa contoh akibat defisiensi gizi pada janin
diantaranya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian janin di dalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, janin diresorpsi, lahir mati, bayi lahir lemah, hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus, partus lama, prematuritas dan reterdasi
janin, beri-beri congenital, serta kelainan struktur tulang secara menyeluruh pada
bayi.

2. Saran

Kami menyarankan agar semua ibu hamil dan menyusui lebih memperhatikan
asupan nilai gizinya agar bayi yang dilahirkan tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/Wirauzumaki/kelompok-3-15676817
http://health.okezone.com/read/2012/05/18/483/631694/atur-gizi-seimbang-bagi-ibu-hamil

scribd.com/doc/6223587/Kebutuhan-Zat-Gizi-Sepanjang-Daur-Kehidupan-Manusia

Anda mungkin juga menyukai