Anda di halaman 1dari 2

TONSILITIS

>> Selasa, 16 Desember 2008


A.Pengertian
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman
streptococcusi beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes dapat juga
disebabkan oleh virus, pada tonsilitis ada dua yaitu :
-Tonsilitis Akut dan
-Tonsilitis Kronik

B.Etiologi
Disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan
streptococcus pyogenes yang menjadi penyebab terbanyak dapat juga disebabkan oleh virus.
Faktor predisposis adanya rangsangan kronik (rokok, makanan), pengaruh cuaca, pengobatan
radang akut yang tidak adekuat dan higiene, mulut yang buruk.

C.Patofisiologi
Penyebab terserang tonsilitis akut adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Bakteri lain yang
juga dapat menyebabkan tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari golongan
pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang – kadang ditemukan sebagai penyebab
tonsilitis akut.
1.Pada Tonsilitis Akut
Penularan terjadi melalui droplet dimana kuman menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila
Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan
radang dengan infiltrasi leukosit polimorfo nuklear.
2.Pada Tonsilitif Kronik
Terjadi karena proses radang berulang maka Epitel mukosa dan jaringan limpold terkikis,
sehingga pada proses penyembuhan jaringan limpold, diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini
akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan di isi oleh detritus
proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan
sekitar fosa tonsilaris.
Jadi tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak abu – abu atau kekuningan pada
permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak – bercak tersebut
sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman – kuman baik yang
hidup maupun yang sudah mati.

D. Manisfestasi Klinis
Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang – kadang pasien
tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit pada otot
dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan napas yang berbau, yaitu :
• Suhu tubuh naik sampai 40 oC.
• Rasa gatal atau kering ditenggorokan.
• Lesu.
• Nyeri sendi, odinofagia.
• Anoreksia dan otolgia.
• Bila laring terkena suara akan menjadi serak.
• Tonsil membengkak.
• Pernapasan berbau.

E. Komplikasi
• Otitis media akut.
• Abses parafaring.
• Abses peritonsil.
• Bronkitis,
• Nefritis akut, artritis, miokarditis.
• Dermatitis.
• Pruritis.
• Furunkulosis.

F. Pemeriksaan Penunjang
• Kultur dan uji resistensi bila perlu.
• Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil.

G. Penatalaksanaan Medis
Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta makan –
makanan yang berisi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan. Analgetik
diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran banyak beredar
analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk
menyegarkan badan.
Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan adalah
penisilin. Kadang – kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan
sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari.
Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta hemolitkus grup
A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan komplikasi nefritis
dan penyakit jantung rematik. Kadang – kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta
unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat.
• Terapi obat lokal untuk hegiene mulut dengan obat kumur atau obat isap.
• Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari.
• Antipiretik.
• Obat kumur atau obat isap dengan desinfektan.
• Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamigin.

DAFTAR PUSTAKA
Belden MD. THT : www. emedicine. com. Last Updated 24 Juni 2003.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FKUI. Jakarta.
Saten S. Chalazion. Taken From : www. emedicine. com. Last Updated : 5 Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai